Disusun Oleh :
Dewi Purwanti
140410080050
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
PERILAKU SERANGGA
Berikut ini akan dijelaskan tipe atau jenis-jenis perilaku pada serangga :
1. Ritme
Ritme pada serangga lebih dikenal dengan nama ritme circadian. Ritme
circadian sering disebut juga sebagai jam biologis, yang memungkinkan
serangga menentukan kapan waktu beraktifitas dan beristirahat. "Jam" itu
sebenarnya berjalan sepanjang waktu, namun setiap kali perlu dicocokkan
dengan siklus siang dan malam.
Adanya suatu ritme pada serangga mengakibatkan pembagian dua
kelompok hidup pada serangga, yaitu diurnal atau serangga yang hidup selama
periode harian contohnya ialah nyamuk Aedes aegypti, dan nokturnal atau
serangga yang aktif pada malam hari contohnya ialah ngengat Spodoptera
litura dan kutu Cimex lactularius.
Setelah sumber makanan ditemukan, terjadi proses penentuan makanan yang akan
dikonsumsi, biasanya dengan menggunakan organ reseptor di bagian mulut
(terutama di bagian palpi), antena atau tarsi, tergantung kepada jenis spesiesnya.
Lalat kuda (hose flies) merasakan makanan dengan menggunakan tarsi yang
kemudian membuat pemendekan pada proboscis, dilanjutkan dengan menentukan
makanan oleh reseptor yang ada di bagian labelum (bibir) dan akhirnya mulai
mengkonsumsi makanan tersebut. Tidak semua makanan dapat dikonsumsi oleh
serangga. Jika makanan tersebut tidak disukai oleh serangga, maka ia
meninggalkannya dan pergi mencari sumber makanan yang baru.
4. Oviposisi
Oviposisi adalah peristiwa peletakan telur oleh serangga. Peristiwa ini
melibatkan ovipositor atau sebuah organ yang digunakan untuk meletakkan
telur, biasanya terletak pada abdomen ke-8 dan ke-9. Serangga memilih media
atau substrat tertentu sebagai tempat peletakan telur, seperti air, tanah, dan
tumbuhan. Kebanyakan serangga herbivora meletakkan telurnya pada
tumbuhan yang merupakan makanan bagi larva. Pada serangga (sejenis kutu
daun) meletakkan telur di bagian permukaan bawah daun.
Diperlukan dua respon dalam proses peletakan telur. Respon pertama
melibatkan pembedaan terhadap daerah peletakan telur, seperti bentuk tanaman
atau hewan. Respon kedua membutuhkan indera tertentu untuk memulai
peletakan telur, seperti reseptor kimia dan reseptor peraba yang terletak pada
tarsi dan ovipositor, merasakan substrat tempat peletakan telur dengan
menggunakan bagian mulutnya dan juga melibatkan indera lainnya. Oviposisi
lainnya dapat dilihat pada tawon soliter (Sphex ichneumoneus) betina, mereka
mencari dan menggali lubang di tanah, untuk sementara waktu lubang tersebut
ditutup dan kemudian mencari beberapa mangsa spesifik. Mangsa tersebut
biasanya nimfa belalang yang dibawa atau diseret ke dalam lubang. Mangsa
kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan telur diletakkan pada mangsa.
Tahapan tersebut diulangi kembali hingga sarang memiliki persediaan makanan
yang cukup bagi perkembangan larva.
Belalang bertanduk panjang setelah menemukan tanaman, lalu ia
merasakan tanaman tersebut melalui gigitan, ketika ia merasa bahwa tanaman
itu adalah tanaman yang tepat, kemudian ovipositor ditarik mendekati daun dan
telur-telur pun mulai diletakkan pada daun. Pada tawon parasit, ovipositor
termodifikasi dengan baik dan berhubungan dengan kelenjar beracun. Kelenjar
tersebut berfungsi untuk melumpuhkan serangga inangnya sehingga telur-telur
dapat diletakkan tanpa perlawanan balik dari serangga inang dan untuk
mencegah adanya sistem imun inang yang dapat menghancurkan telur-telur
serangga.
5. Orientasi
Orientasi pada serangga digunakan sebagai titik acuan dalam
menemukan makanan maupun jalan pulang ke sarang. Benda-benda seperti
bulan, matahari juga pohon, sungai, jalan raya, dan bebatuan besar dapat
digunakan untuk penentuan posisi mereka. Pada lebah madu (Apis cerana)
menggunakan matahari sebagai orientasi dalam penentuan sumber makanan.
Bila letak sumber makanan dekat dengan sarang mereka, maka lebah madu
akan melakukan tarian berputar, dan bila letak sumber makanan terletak jauh
dari sarang maka lebah madu melakukan tarian waggle (waggle dance).
6. Migrasi
Fungsi utama dari migrasi pada kebanyakan spesies adalah untuk
penyebaran individu menuju tempat baru yang sesuai. Contoh migrasi dapat
dilihat pada kupu-kupu raja (Danaus plexippus) di Amerika. Mereka tidak
mampu bertahan pada musim dingin dan bermigrasi ke selatan untuk
menghindari musim dingin. Populasi di bagian barat, terbang menuju daerah
San Fransisco selatan yg lebih sejuk, dimana pada populasi di bagian tengah
dan timur bermigrasi sejauh ribuan mil melewati Amerika Serikat dan Teluk
Meksiko menuju daerah pegunungan barat dari Mexico City.
Musim dingin selanjutnya, kelompok tersebut bubar dan bermigrasi ke
arah utara dan meletakkan telurnya pada daun milkweed sebagai makanan
spesifik bagi larva. Beberapa kupu-kupu raja dapat terbang kembali ke tempat
asalnya, tetapi hanya sebagian yang kembali ke tempat asalnya dan populasi
yang ada di daerah utara kemudian membentuk generasi baru. Di akhir musim
panas, populasi kupu-kupu raja di Amerika Serikat dan Kanada bagian selatan
meningkat. Kebanyakan individu yang mencapai daerah perkembangbiakan di
bagian utara, bukan individu-individu yang sama yang meninggalkan daerah itu
pada akhir musim panas sebelumnya. Diperkirakan bahwa banyak kupu-kupu
raja dapat terbang 1500 mil atau lebih ke selatan pada akhir musim panas dan
sampai sejauh 1000 mil lagi ke utara pada musim semi berikutnya. Ketika
musim gugur datang, generasi tersebut melanjutkan siklus migrasi dengan
bermigrasi ke daerah selatan. Diperkirakan sekitar 100 – 200 juta kupu-kupu
selamat ketika bermigrasi dikarenakan besarnya persediaan lemak yang
dimiliki oleh kupu-kupu tersebut, mereka mengkonsumsi nektar, sehingga
hanya 50% lemak dalam tubuhnya yang tersisa ketika mereka tiba. Lemak
tersebut merupakan satu-satunya sumber energi selama musim dingin.
7. Perilaku Perlindungan
a. Autotomi
Serangga tongkat, memiliki suatu daerah yang lemah di bagian
trochanter (daerah tonjolan tulang paha, tempat melekatnya otot), yang
dapat dilepas di bawah tekanan yang ekstrim. Hal ini terjadi ketika
anggota badannya dicengkram oleh predator besar. Gerak refleks yang
terjadi bersamaan dengan pemindahan anggota badan yang menyebabkan
kaki menjadi kejang digunakan untuk mengalihkan perhatian agar dapat
melarikan diri. Terdapat suatu membran khusus yang mencegah terjadinya
perdarahan dan terjadi regenerasi kaki di saat molting berikutnya.
b. Gerak Refleks
Kumbang memiliki eksoskeleton yang keras, mereka berpura-pura
mati ketika diganggu dan tidak bergerak selama beberapa detik hingga
beberapa jam. Selama periode gerak refleks ini, aktivitas normal berhenti
dan rangsangan gagal untuk menginduksi respon. Eksoskeleton yg keras
dan pergerakan yang sedikit dapat melindungi individu yang tidak
bergerak karena kebanyakan predator membutuhkan pergerakan mangsa
sebagai rangsangan untuk menyerang. Pada akhirnya refleks ini hilang dan
serangga kembali ke aktivitas normal.
c. Perdarahan Refleks
Ketika terancam, beberapa serangga mampu menekan hemolimfa
dari kelenjar dengan struktur yang khusus. Kumbang koksi dan kumbang
blister adalah contoh dari perdarahan refleks. Biasanya hemolimfa tersebut
mengandung substansi racun seperti malachiines, chantarides dan zat
penolak.
8. Sekresi Pertahanan
Sekresi pertahanan atau allomone dapat dikeluarkan oleh serangga-
serangga tertentu sebagai mekanisme pertahanan dirinya. Meskipun beberapa
sekresi pertahanan berbahaya secara langsung bagi predator tertentu,
kebanyakan dari sekresi tersebut memiliki spektrum luas yang efektif terhadap
musuh, baik vertebrata dan invertebrata. Sekresi pertahanan pada rayap family
Nasutitermes dikeluarkan dari organ berbentuk kerucut yang disebut nasut
(yang berarti hidung dan penampilannya seperti tusuk. Organ ini merupakan
perbesaran kelenjar tulang dahi dan sebagian dari masa kepala yang menonjol
keluar. Nasut mengeluarkan sekresi pertahanan yang berupa racun terhadap
musuhnya.
9. Perilaku Suara
Perilaku suara dapat dilihat pada ngengat Arctiid (Noctuidae,
Geometridae). Ngengat ini memiliki tympana metatoraks yang dapat
mendeteksi gaung yang dikeluarkan oleh kelelawar untuk mencari mangsa.
Saat suara ultrasonik dikeluarkan oleh kelelawar maka ngengat akan segera
menghindar.
Adaptasi lainnya ditemukan pada ngengat arctiid tertentu ialah melalui
mekanise keributan, yang dihasilkan dari rangkaian gerigi kutikula di bagian
toraks yang melapisi rongga dan dipenuhi udara. Saat rongga ini ditekukkan
secara cepat dan diluruskan kembali selama terbang, suatu rangkaian bunyi
ultrasonik diproduksi dan dapat didengar oleh kelelawar.
12. Mimikri
Bagi kebanyakan hewan, termasuk serangga, terdapat permasalahan
bagaimana cara untuk memangsa tanpa dimangsa. Dengan cara melakukan
mimikri, mereka memperoleh perlindungan dan meningkatan kesempatan
untuk hidup. Mimikri adalah perubahan yang dilakukan oleh suatu organisme
untuk menyerupai organisme lain ataupun benda tertentu. Spesies yg ditiru atau
aposematik disebut dengan model, sementara spesies yang mendapat
perlindungan dan kemiripan disebut mimik.
Ada 2 tipe mimikri, yaitu :
a.Batesian mimikri, dinamakan sesuai dengan nama naturalis Inggris, Henry
W. Bates. Mimik terbatas pada spesies-spesies tertentu yang disukai oleh
predator dimana spesis tersebut mendapat keuntungan karena predator
tertipu oleh kemiripan mimik dengan model yang tidak disukai. Contoh :
lalat dronefly adalah lalat penghisap nektar bunga. Untuk melindungi dirinya
pada saat makan ia melakukan mimikri menyerupai lebah agar tidak
dimangsa oleh predator dan juga agar tidak disengat oleh lebah pencari
makan.
b. Mullerian mimikri, dinamakan oleh Fritz Muller, seorang naturalis
Jerman. Pada tipe ini baik model maupun mimik tidak disukai oleh predator
dan keduanya akan dihindari oleh vertebrata predator. Contoh : kupu-kupu
viceroy (Limenitis archippus) melakukan mimikri menyerupai kupu-kupu
raja (Danaus plexippus) yang beracun, dikarenakan pada bagian sayap
terdapat akumulasi racun dari tanaman milkweed yang merupakan pakan
utama bagi larva kupu-kupu raja. Namun kupu-kupu viceroy dapat
dibedakan dari kupu-kupu raja dengan adanya garis hitam di bagian sayap
belakang dan pada saat terbang kepakan sayapnya mendatar.
Pada Batesian mimikri cenderung bersifat merugikan pada model jika
mimik yang disukai oleh predator dimangsa dan predator tersebut secara aktif
mencari pola warna yang serupa, sedangkan pada Mullerian mimikri, model
dan mimik sama-sama diuntungkan, karena keduanya tidak disukai oleh
predator dan jika memakan salah satu dari keduanya akan menimbulkan sifat
menghindar pada predator.
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Putri Marissa (140410080001)
Selain kupu-kupu, apakah ada serangga air yang melakukan migrasi?
Jawaban:
Ada, pada Family Corixidae. Nimfa dan dewasa sering terdapat di kolam
berlumpur yang airnya menggenang. Umumnya merupakan penerbang
yang kuat, dapat tinggal landas langsung dari permukaan air dan
melakukan migrasi apabila suhu meningkat atau populasi terlalu padat.
Pejantan dewasa pada beberapa spesies dapat berbunyi seperti jangkrik.