Anda di halaman 1dari 71

KODE ETIK & PEDOMAN PERILAKU

AUDITOR INTERN PEMERINTAH


INDONESIA
WWW.BISACPNS.COM
S-001/AAIPI/3/2014 tanggal 6 Maret 2014
KEP-063/AAIPI/DPN/2018 tanggal 17 Oktober 2018

1
JASA = KEPERCAYAAN
• Kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi ditentukan oleh
keandalan, kecermatan, ketepatan waktu, dan mutu jasa atau pelayanan
yang dapat diberikan oleh profesi yang bersangkutan.
• Untuk membangun kepercayaan tersebut, perilaku dan kualitas hasil
pekerjaan para pelaku profesi perlu diatur agar dapat
WWW.BISACPNS.COM
dipertanggungjawabkan.
• Kondisi ini menuntut penetapan standar tertentu sebagai alat bagi
masyarakat untuk dapat meyakini kualitas pekerjaan seorang profesional.
• Auditor yang bekerja di sektor publik, selain dituntut untuk mematuhi
ketentuan dan peraturan kepegawaian sebagai seorang pegawai
negeri sipil, juga dituntut untuk menaati kode etik Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) serta Standar Audit APIP atau standar audit
lainnya yang telah ditetapkan.
2
PEKERJAAN AUDIT ADALAH PEKERJAAN PROFESI
Suatu pekerjaan keahlian dapat digolongkan sebagai suatu pekerjaan profesi jika
memenuhi persyaratan tertentu.
Prof. Welenski di dalam buku Sawyers Internal Auditanng menyebutkan tujuh syarat agar
suatu pekerjaan disebut sebagai pekerjaan profesi, yaitu:
• pekerjaan tersebut adalah untuk melayani kepentingan orang banyak (umum);
• bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud harus melalui pelatihan yang cukup dan

WWW.BISACPNS.COM
berkelanjutan;
• adanya kode etik dan standar yang ditaati di dalam organisasi tersebut;
• menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi tersebut
• mempunyai media massa/publikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan
keterampilan anggotanya;
• kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi
anggota;
• adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk
mengeluarkan sertifikat

3
BEDA KODE ETIK DAN PERILAKU
• Kode Etik biasanya memuat nilai dan prinsip etis sebagai
pondasi suatu organisasi, sedangkan pedoman perilaku
mencakup panduan rinci tentang perilaku yang boleh dan tidak
boleh dikerjakan.
WWW.BISACPNS.COM
• Keduanya sama-sama bertujuan untuk menegakkan kredibilitas
organisasi, tetapi pedoman perilaku lebih memberikan tekanan
pada kredibilitas perorangan yang jika terpelihara akan
menopang kredibilitas organisasi.
• Selain itu pedoman etika bersifat ideal, sedangkan pedoman
perilaku bersifat operasional.

4
RUANG LINGKUP KODE ETIK
• Pendahuluan
• Prinsip Etika
• Aturan Perilaku
• Aturan perilaku dalam organisasi
WWW.BISACPNS.COM
• Hubungan sesama auditor
• Hubungan auditor dengan auditan
• Larangan
• Pelanggaran
• Sanksi atas pelanggaran

5
Pendahuluan
• Pasal 52 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2008 mewajibkan AAIPI sebagai organisasi profesi untuk menyusun kode
etik aparat pengawasan intern pemerintah (KE-AIPI)
• Untuk menjaga perilaku pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
WWW.BISACPNS.COM
pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian
sebagai auditor intern pemerintah
• Tugas Pengawasan APIP:
1. Audit
2. Reviu
3. Evaluasi
4. Monitoring
5. Kegiatan Pengawasan Lainnya

6
Tujuan Kode Etik

WWW.BISACPNS.COM

7
Fungsi Kode Etik

WWW.BISACPNS.COM

8
Ruang Lingkup
• auditor dan
• pejabat yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern
pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di
WWW.BISACPNS.COM
dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

9
Komponen
1. Prinsip etika yang relevan dengan profesi dan praktik
pengawasan intern pemerintah, dan
2. Aturan perilaku yang menggambarkan norma perilaku yang
diharapkan bagi auditor intern pemerintah dalam memenuhi
WWW.BISACPNS.COM
tanggung jawab profesionalnya. Aturan ini membantu untuk
menafsirkan prinsip dalam penerapan praktis dan
dimaksudkan sebagai pedoman perilaku etis bagi auditor
intern pemerintah

10
PRINSIP ETIKA

WWW.BISACPNS.COM

11
Prinsip Etika Aturan Perilaku Umum
a.Integritas kejujuran, ketekunan, Mentaati hukum dan membuat Menghormati dan
dan tanggung jawab pengungkapan yang berkontribusi pada
diharuskan oleh ketentuan tujuan organisasi
Tidak menerima perundang-undangan dan yang sah dan etis
gratifikasi terkait dengan profesi
jabatan dalam bentuk
apapun

WWW.BISACPNS.COM
b. Objektivitas Tidak berpartisipasi
dalam kegiatan atau
hubungan - konflik
Tidak menerima sesuatu dalam
bentuk apapun yang dapat
mengganggu atau patut diduga
Mengungkapkan
semua fakta
material yang
kepentingan, dapat mengganggu pertimbangan diketahui
menimbulkan prasangka profesionalnya
c. Kerahasiaan Berhati-hati dalam Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan
penggunaan dan pribadi atau dengan cara apapun yang akan
perlindungan informasi bertentangan dengan ketentuan perundang-
yang diperoleh undangan atau merugikan tujuan organisasi yang sah
dan etis

12
Prinsip Etika Aturan Perilaku
d. Kompetensi Memberikan layanan Melakukan Terus-menerus meningkatkan
sepanjang memiliki pengawasan sesuai keahlian serta efektivitas dan
pengetahuan, keahlian dengan Standar Audit kualitas pelaksanaan
dan keterampilan, serta Intern Pemerintah tugasnya, baik yang diperoleh
pengalaman Indonesia dari pendidikan formal,
pelatihan, sertifikasi, maupun
pengalaman kerja
e. Akuntabel menyampaikan pertanggungjawaban atau jawaban dan keterangan atas kinerja
WWW.BISACPNS.COM
dan tindakannya secara sendiri atau kolektif kepada pihak yang memiliki hak atau
kewenangan
f. Perilaku Tidak terlibat dalam segala aktivitas Tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi,
Profesional ilegal, atau terlibat dalam tindakan dan tanggung jawab manajemen auditan
yang menghilangkan kepercayaan dalam melaksanakan tugas yang bersifat
kepada profesi pengawasan intern konsultasi
atau organisasi

13
Contoh DO & Don’t

WWW.BISACPNS.COM
Contoh DO & Don’t

WWW.BISACPNS.COM
Contoh DO & Don’t

WWW.BISACPNS.COM
Contoh DO & Don’t

WWW.BISACPNS.COM
Contoh DO & Don’t

WWW.BISACPNS.COM
Contoh DO & Don’t

WWW.BISACPNS.COM
KENAPA INDEPENDENSI TIDAK
MASUK PRINSIP ETIKA?
Apa beda independensi dengan Objektivitas?

WWW.BISACPNS.COM

20
KONFLIK KEPENTINGAN
Auditor harus objektif dalam melaksanakan audit intern. Prinsip objektivitas
mensyaratkan agar auditor melaksanakan penugasan dengan jujur dan tidak
mengompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan
auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan profesionalnya.

WWW.BISACPNS.COM
Konflik kepentingan adalah situasi di mana auditor, berada dalam posisi yang
dipercaya, memiliki persaingan profesional atau kepentingan pribadi. Persaingan
kepentingan tersebut dapat menyulitkan dalam memenuhi tugas tanpa memihak.
Konflik kepentingan bahkan ada walaupun hasil tindakannya tidak terdapat
ketidaketisan atau ketidakpatutan. Konflik kepentingan dapat membuat
ketidakpantasan muncul yang dapat merusak kepercayaan auditor, aktivitas
audit intern, dan profesi. Konflik kepentingan dapat mengganggu kemampuan
auditor untuk melakukan tugasnya dan tanggung jawabnya secara obyektif.

21
INDEPENDEN
• In Fact
• In Appearance
WWW.BISACPNS.COM
• In Competence

22
ATURAN PERILAKU DALAM ORGANISASI

a. Taat peraturan
b. Dukung visi, misi, tujuan, sasaran organisasi
c. Setia pada profesi dan organisasi
d. Mengikuti perkembangan peraturan, mengungkapkan sesuai
WWW.BISACPNS.COM
pertauran, etika, standar audit
e. Jujur, teliti, tanggung jawab, sungguh-sungguh
f. Tidak menjadi bagian kegiatan illegal, diskreditkan profesi dan
organisasi
g. Berani dan bertanggungjawab ungkapkan seluruh fakta
berdasar bukti audit

23
ATURAN PERILAKU DALAM ORGANISASI (Lanjutan)

h. Menghindarkan diri dari kegiatan yang akan membuat tidak obyektif


i. Percaya diri bertumpu pada prinsip-prinsip perilaku pengawasan
j. Bijaksana dalam menggunakan setiap data/informasi
k. Menyimpan rahasia jabatan, rahasia negara, rahasia pihak yang
WWW.BISACPNS.COM
diperiksa
l. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai standar audit; dan
m. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, efektivitas, dan
kualitas pengawasan.
n. melakukan inovasi atas cara-cara dan metode-metode kerja sesuai
dengan perkembangan jaman (PP-AIPI)

24
WWW.BISACPNS.COM

25
LARANGAN
a. Melakukan pengawasan di luar ruang lingkup yang
ditetapkan dalam surat tugas;
b. Menggunakan data/informasi yang sifatnya rahasia untuk
kepentingan pribadi atau golongan yang mungkin akan
WWW.BISACPNS.COM
merusak nama baik organisasi;
c. Menerima suatu pemberian dari auditan yang terkait dengan
keputusan maupun pertimbangan profesionalnya; dan
d. Berafiliasi dengan partai politik/golongan tertentu yang
dapat mengganggu integritas, obyektivitas, dan
keharmonisan dalam pelaksanaan tugas.
26
PELANGGARAN KE-AIPI DAN SANKSI

Pimpinan
Organisasi Katagori Pelanggaran:
a. Pelanggaran Ringan
b. Pelanggaran Sedang
Pengurus AAIPI
oran
Lap

c. Pelanggaran Berat
1. Laporan
Pimpinan APIP Komite Kode Etik

WWW.BISACPNS.COM
sank
si
Rekom

2
a.
Bentuk sanksi:
teguran tertulis,
b. usulan pemberhentian dari tim

4. KEP
FInal
pengawasan,
Auditor yang disangka c. tidak diberi penugasan
melanggar kode etik 3 pengawasan selama jangka
Majelis Kode Etik waktu tertentu.
Pejabat lain yang d. sanksi sesuai dengan peraturan
3
terkait perundang-undangan
Keanggotaan Majelis Kode Etik min: 5 org
1 Ketua merangkap Anggota, 1 Sekretaris
merangkap Anggota, dan 3 orang Anggota.
(Jlh harus ganjil)
27
WWW.BISACPNS.COM
TERIMAKASIH
 

KOD
K E  ETTIK
AUDIT
A TOR INTER
RN PEEMERINTAH IND
DONEESIA

ASOSIA
A ASI AUD
DITOR INTER
RN PEM
MERINTTAH IND
DONESSIA
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

SAMBUTAN
KETUA DEWAN PENGURUS NASIONAL AAIPI

Dengan diiringi puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, saya
menyambut baik berkenaan, dengan selesainya penyusunan Kode Etik auditor Intern
Pemerintah Indonesia (AAIPI) yang pada dasarnya merupakan system dari prinsip-
prinsip moral yang diimplementasikan dalam suatu organisasi Auditor Internal
Pemerintah.
Kode Etik AAIPI merupakan aturan prilaku dan etika yang harus dipatuhi oleh
setiap mereka yang menjalankan tugas profesi auditor Intern Pemerintah. Sungguh
merupakan suatu prestasi sendiri, bahwa penetapan kode etik Intern Pemerintah
Indonesia (AAIPI) mengayunkan langkah pertamanya sejak didirikan pada tanggal 30
November 2012 dengan susunan Dewan Pengurus Nasional (DPN) yang dikukuhkan
oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 19 Desember 2012.
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, adalah instansi pemerintah yang berhak
untuk mengemban tugas pengawasan intern yang meliputi : Audit, reviu, evaluasi,
monitoring, konsultasi, assistensi dan kegiatan pengawasan lainnya, dalam rangka
memberikan nilai tambah bagi effektifitas dan effesiensi organisasi, maka dengan
adanya implementasi Kode Etik bagi para auditor yang merupakan subyek dari
pengawasan tertentu tersebut, dipastikan akan membantu organisasi/instansi dalam
mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good gevermence) sebagai bagian dari
tugas nasional.
Demikian sambutan saya, mengiringi sejuta harapan semoga Kode Etik Auditor Intern
Pemerintah Indonesia yang selain akan menjadi pedoman prilaku, juga menjadi
pendorong semangat dan motivasi bagi para auditor intern pemerintah Indonesia dalam
mendharmabaktikan prestasi dan hanya pengabdiannya demi kejayaan Pertiwi.
Insya Allah.
Jakarta, ..... Februari 2014
Dewan Pengurus Nasional AAIPI
Ketua,

DR. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc.

Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia 


 
 
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

DAFTAR ISI

Halaman

DARTAR ISI i

KATA PENGANTAR iii

SAMBUTAN KETUA DEWAN PENGURUS NASIONAL AAIPI iv

1. PENDAHULUAN 1

2. PRINSIP ETIKA 2

a. Integritas 2

b. Obyektivitas 2

c. Kerahasiaan 2

d. Kompetensi 3

e. Akuntabel 3

f. Prilaku Profesional 3

3. ATURAN PERILAKU UMUM 3

4. ATURAN PERILAKU AUDITOR INTERN PEMERINTAH 4


DALAM ORGANISASI

5. HUBUNGAN SESAMA AUDITOR 4

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

6. HUBUNGAN AUDITOR DENGAN AUDITAN 4

7. LARANGAN 4

8. PELANGGARAN 5

9. PENGECUALIAN 5

10. SANKSI ATAS PELANGGARAN 5

Referensi

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)


ii 
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

KODE ETIK
AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

PENDAHULUAN
01. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2010 menetapkan kriteria
jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional ketrampilan memiliki etika
profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi. Etika profesi adalah norma-norma
atau kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan dan organisasi
profesi yang harus dipatuhi oleh pejabat fungsional di dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
02. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (disingkat AAIPI) dibentuk untuk
mengemban amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Pasal 13 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2004 mewajibkan organisasi profesi di
lingkungan Pegawai Negeri Sipil menetapkan kode etiknya masing-masing. Pasal
52 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 mewajibkan
AAIPI sebagai organisasi profesi untuk menyusun kode etik aparat pengawasan
intern pemerintah untuk menjaga perilaku pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian
sebagai auditor intern pemerintah.
03. Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (disingkat KE-AIPI) disusun
sebagai pedoman perilaku bagi auditor intern pemerintah dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya dan bagi pimpinan APIP dalam mengevaluasi
perilaku auditor intern pemerintah.
04. KE-AIPI disusun dengan tujuan sebagai berikut:
a. untuk mendorong sebuah budaya etis dalam profesi pengawasan intern
pemerintah;
b. untuk memastikan bahwa seorang profesional akan berperilaku pada tingkat
lebih tinggi dibandingkan pegawai negeri sipil lainnya;

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

c. untuk mewujudkan auditor intern pemerintah terpercaya, berintegritas, objektif,


akuntabel, transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi
pengembangan profesi secara berkelanjutan; dan
d. untuk mencegah terjadinya tingkah laku tidak etis, agar dipenuhi prinsip-prinsip
kerja akuntabel dan terlaksananya pengendalian pengawasan sehingga
terwujud auditor kredibel dengan kinerja optimal dalam pelaksanaan
pengawasan.
05. KE-AIPI memiliki fungsi sebagai berikut:
a. KE-AIPI memberikan pedoman bagi setiap anggota AAIPI tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Dengan KE-AIPI, auditor intern pemerintah
mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
b. KE-AIPI merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
pengawasan intern pemerintah. KE-AIPI dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar memahami arti pentingnya profesi
pengawasan intern pemerintah.
c. KE-AIPI mencegah campur tangan pihak di luar organisasi AAIPI tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi pengawasan intern pemerintah.
06. KE-AIPI berlaku bagi auditor dan pejabat yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada
instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
07. Pengawasan intern merupakan kegiatan memberikan jaminan (assurance) dan
konsultasi (consulting) yang independen dan objektif untuk menambah nilai dan
memperbaiki operasi organisasi. Pengawasan intern membantu organisasi
mencapai tujuannya dengan menghasilkan pendekatan sistematis untuk
mengevaluasi dan memprebaiki efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan
proses tata kelola. Pengawasan intern meliputi: audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya, seperti: konsultasi, sosialisasi,
dan asistensi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
08. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (disingkat APIP) adalah instansi
pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, terdiri dari: Inspektorat
Jenderal Kementerian yang menangani Urusan Pemerintahan yang nomenklatur
Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

Republik Indonesia Tahun 1945, Inspektorat/unit pengawasan intern pada


Kementerian Koordinator dan Kementerian yang menangani Urusan
Pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
Pemerintah; Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara
dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan unit pengawasan
intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
09. KE-AIPI meliputi dua komponen dasar, yaitu: 1) Prinsip etika yang relevan dengan
profesi dan praktik pengawasan intern pemerintah, dan 2) Aturan perilaku yang
menggambarkan norma perilaku yang diharapkan bagi auditor intern pemerintah
dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Aturan ini membantu untuk
menafsirkan prinsip dalam penerapan praktis dan dimaksudkan sebagai pedoman
perilaku etis bagi auditor intern pemerintah.

PRINSIP ETIKA
10. Auditor intern pemerintah diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-
prinsip etika sebagai berikut:
a. Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan dan kejujuran.
Integritas auditor intern pemerintah membangun kepercayaan dan dengan
demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam pertimbangannya.
Integritas tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan
keadaan yang sebenarnya.
b. Objektivitas
Objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan
pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan.
Auditor intern pemerintah menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi
dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi
tentang kegiatan atau proses yang sedang diaudit. Auditor intern pemerintah
membuat penilaian berimbang dari semua keadaan yang relevan dan tidak

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingannya sendiri ataupun orang lain


dalam membuat penilaian. Prinsip objektivitas menentukan kewajiban bagi
auditor intern pemerintah untuk berterus terang, jujur secara intelektual dan
bebas dari konflik kepentingan.
c. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sifat sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang agar
tidak diceritakan kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya.
Auditor intern pemerintah menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang
diterima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang tepat,
kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban profesional untuk
melakukannya.
d. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang,
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
Auditor intern pemerintah menerapkan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan
pengawasan intern.
e. Akuntabel
Akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang
kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
Auditor intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
kinerja dan tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
f. Perilaku Profesional
Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan
kualitas suatu profesi atau orang yang profesional di mana memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Auditor intern pemerintah sebaiknya bertindak dalam sikap konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala perilaku yang mungkin
menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi.

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

ATURAN PERILAKU
11. Untuk menerapkan prinsip Integritas, auditor intern pemerintah wajib:
a. Melakukan pekerjaan dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab;
b. Mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan
perundang-undangan dan profesi;
c. Menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan etis; dan
d. Tidak menerima gratifikasi terkait dengan jabatan dalam bentuk apapun.
Bila gratifikasi tidak bisa dihindari, auditor intern pemerintah wajib melaporkan
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (disingkat KPK) paling lama dalam
waktu 7 (tujuh) hari setelah gratifikasi diterima atau sesuai ketentuan
pelaporan gratifikasi.
12. Untuk menerapkan prinsip Objektivitas, auditor intern pemerintah wajib:
a. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat
menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya, atau yang dapat
menimbulkan prasangka, atau yang meragukan kemampuannya untuk dapat
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya secara
objektif;
b. Tidak menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu atau
patut diduga mengganggu pertimbangan profesionalnya; dan
c. Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang jika
tidak diungkapkan dapat mengubah atau mempengaruhi pengambilan
keputusan atau menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.
13. Untuk menerapkan prinsip Kerahasiaan, auditor intern pemerintah wajib:
a. Berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh
dalam tugasnya; dan
b. Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara
apapun yang akan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau
merugikan tujuan organisasi yang sah dan etis.
14. Untuk menerapkan prinsip Kompetensi, auditor intern pemerintah wajib:
a. Memberikan layanan yang dapat diselesaikan sepanjang memiliki
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan;
b. Melakukan pengawasan sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia; dan

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

c. Terus-menerus meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas


pelaksanaan tugasnya, baik yang diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan,
sertifikasi, maupun pengalaman kerja.
15. Untuk menerapkan prinsip Akuntabel, auditor intern pemerintah wajib
menyampaikan pertanggungjawaban atau jawaban dan keterangan atas kinerja
dan tindakannya secara sendiri atau kolektif kepada pihak yang memiliki hak atau
kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
16. Untuk menerapkan prinsip Perilaku Profesional, auditor intern pemerintah wajib:
a. Tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan yang
menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi; dan
b. Tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen
auditan dalam melaksanakan tugas yang bersifat konsultasi.

ATURAN PERILAKU DALAM ORGANISASI


17. Aturan perilaku dalam organisasi, auditor intern pemerintah wajib:
a. Mentaati semua peraturan perundang-undangan;
b. Mendukung visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi;
c. Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal berkaitan dengan profesi dan
organisasi dalam melaksanakan tugas;
d. Mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan
mengungkapkan semua yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
serta etika dan standar audit yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan
bersungguh-sungguh;
f. Tidak menjadi bagian dari kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada tindakan-
tindakan yang mendiskreditkan profesi auditor intern pemerintah atau
organisasi;
g. Berani dan bertanggung jawab dalam mengungkapkan seluruh fakta yang
diketahuinya berdasarkan bukti audit;
h. Menghindarkan diri dari kegiatan yang akan membuat kemampuan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab menjadi tidak obyektif dan cacat;
i. Menanamkan rasa percaya diri yang tinggi yang bertumpu pada prinsip-prinsip
perilaku pengawasan;

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

j. Bijaksana dalam menggunakan setiap data/informasi yang diperoleh dalam


penugasan;
k. Menyimpan rahasia jabatan, rahasia negara, rahasia pihak yang diperiksa, dan
hanya dapat mengemukakannya atas perintah pejabat yang berwenang;
l. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai standar audit; dan
m. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, efektivitas, dan kualitas
pengawasan.

HUBUNGAN SESAMA AUDITOR


18. Dalam hubungan dengan sesama auditor, auditor intern pemerintah wajib:
a. Menggalang kerjasama yang sehat dan sinergis;
b. Menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan dan kekeluargaan; dan
c. Saling mengingatkan, membimbing, dan mengoreksi perilaku.

HUBUNGAN AUDITOR DENGAN AUDITAN


19. Dalam hubungan dengan auditan, auditor intern pemerintah wajib:
a. Menjaga penampilan/performance sesuai dengan tugasnya;
b. Menjalin kerja sama dengan saling menghargai dan mendukung penyelesaian
tugas; dan
c. Menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan kesan melanggar
hukum atau etika profesi terutama pada saat bertugas.

LARANGAN
20. Auditor intern pemerintah dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan di luar ruang lingkup yang ditetapkan dalam surat
tugas;
b. Menggunakan data/informasi yang sifatnya rahasia untuk kepentingan pribadi
atau golongan yang mungkin akan merusak nama baik organisasi;
c. Menerima suatu pemberian dari auditan yang terkait dengan keputusan
maupun pertimbangan profesionalnya; dan
d. Berafiliasi dengan partai politik/golongan tertentu yang dapat mengganggu
integritas, obyektivitas, dan keharmonisan dalam pelaksanaan tugas.

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

PELANGGARAN
21. Pelanggaran terhadap KE-AIPI dapat mengakibatkan auditor intern pemerintah
diberi peringatan atau diberhentikan dari tugas pengawasan dan/atau organisasi.
22. Tindakan yang tidak sesuai dengan KE-AIPI tidak dapat diberi toleransi meskipun
dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi atau
diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
23. Auditor intern pemerintah tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa
karyawan lain melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.
24. Pemeriksaan, investigasi, dan pelaporan pelanggaran KE-AIPI ditangani oleh
Komite Kode Etik. Komite Kode Etik melaporkan hasil pemeriksaan dan
investigasi kepada pimpinan APIP. Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran
KE-AIPI oleh auditor intern pemerintah kepada pimpinan organisasi.
25. Untuk menegakkan KE-AIPI, Komite Kode Etik membentuk Majelis Kode Etik.
Majelis Kode Etik bersifat temporer, yaitu hanya dibentuk apabila ada auditor
intern pemerintah yang disangka melakukan pelanggaran terhadap kode etik.
26. Keanggotaan Majelis Kode Etik sekurang-kurangnya 5 (lima) orang, terdiri atas: 1
(satu) orang Ketua merangkap Anggota, 1 (satu) orang Sekretaris merangkap
Anggota, dan 3 (tiga) orang Anggota. Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih
dari 5 (lima) orang, maka harus berjumlah ganjil. Jabatan dan pangkat Anggota
Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat auditor yang
disangka melanggar kode etik.
27. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memanggil dan memeriksa
auditor yang disangka melanggar kode etik. Keputusan Majelis Kode Etik diambil
secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam hal musyawarah tidak
mencapai mufakat, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak dari para
Anggota Majelis Kode Etik.
28. Untuk mendapatkan objektivitas atas sangkaan pelanggaran kode etik, di samping
dapat memanggil dan memeriksa auditor yang bersangkutan, Majelis Kode Etik
juga dapat mendengar keterangan pejabat lain atau pihak lain yang dianggap
perlu dan auditor yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
29. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final, artinya bahwa keputusan Majelis Kode
Etik tidak dapat diajukan keberatan dalam bentuk apapun. Majelis Kode Etik wajib
menyampaikan keputusan hasil sidang majelis kepada Ketua Komite Kode Etik

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

dan Pengurus AAIPI untuk diteruskan ke instansi auditor yang bersangkutan


sebagai bahan dalam memberikan sanksi kepada auditor yang bersangkutan.

SANKSI ATAS PELANGGARAN


30. Auditor intern pemerintah yang terbukti melanggar KE-AIPI akan dikenakan sanksi
oleh pimpinan APIP atas rekomendasi dari Komite Kode Etik.
31. Bentuk-bentuk sanksi yang direkomendasikan oleh Komite Kode Etik, antara lain
berupa: teguran tertulis, usulan pemberhentian dari tim pengawasan, dan tidak
diberi penugasan pengawasan selama jangka waktu tertentu.
32. Pelanggaran terhadap KE-AIPI dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
33. Pelanggaran KE-AIPI terdiri atas 3 (tiga) kategori pelanggaran, yaitu:
a. Pelanggaran ringan,
b. Pelanggaran sedang, dan
c. Pelanggaran berat.
34. Keputusan pengenaan sanksi untuk auditor intern pemerintah yang disangka
melanggar kode etik berupa rekomendasi kepada instansi auditor intern
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)



Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) 

KOMITE KODE ETIK AAIPI


KETUA KOMITE:
Prof. DR. Haryono Umar, Ak., M.Sc.
ANGGOTA KOMITE:
Eddy Suseno, SH.
Gunarso, Ak.
Dadang Suwanda, SE., Ak.
Drs. Martua Sihombing, MM.
Andi Hartono, ST
Wawan Gunawan, Ak., MM.
Ir. Andajati Muljanti
Drs. Yanto Sugianto, Ak., MM.
R. Mauro Nugroho Putro, Ak.
Ratih Kuswartiwi, Ak., M.Com.
Didid Noordiatmoko, Ak., MM.
Agus Trisyuwanto, Ak.
Drs. H. Hermansyah, M.Si.
Untung Dwiyono, Ak., MBA., CIA., CCSA.
Isnaidi, SE.
DR. Nurdin

TIM PERUMUS
PENANGGUNG JAWAB:
Sidik Wiyoto, SH., MH.
KOORDINATOR:
Sunaryono, Ak., MM.
Drs. Eddy Rachman S, MM., Ak.
KETUA TIM:
Rini Wartini, Ak.
ANGGOTA TIM:
Sabastian, S.S.T., M.Si., Ak., CA.
Adi Sucipto, Ak., M.Si., CA.
Agus Purnomo, Ak., M.Si., CA.
Toni Triyulianto, Ak., MPP.
Robudi Musa, SE., ME., Ak., CIA.

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI)


10 
PEDOMAN PERILAKU
AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
KEPUTUSAN KETUA UMUM DPN AAIPI
NOMOR KEP-063/AAIPI/DPN/2018
17 OKTOBER 2018
ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
Gedung BPKP Lantai 11 Jalan Pramuka No. 33Jakarta 13120
Telepon 021 85910031 E-mail: pusbinajfa@bpkp.go.id Faksimili 021 85910209

KEPUTUSAN
NOMOR KEP-063/AAIPI/DPN/2018

TENTANG
PEDOMAN PERILAKU
AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

KETUA UMUM ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA AAIPI

Menimbang : a. bahwa untuk memastikan setiap Auditor Intern Pemerintah Indonesia


memiiiki integritas, objektivitas, kompetensi, akuntabilitas, dan berlaku
profesional, telah ditetapkan Kade Etik Auditor Intern Pemerintah
Indonesia;
b. bahwa agar terdapat kesamaan pengertian, bahasa, pemahaman, dan
penafsiran atas penerapan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
Indonesia sehingga dapat dijalankan dengan baik, perlu menetapkan
Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Ketua Umum Asosiasi
Auditor Intern Pemerintah Indonesia tentang Pedoman Perilaku Auditor
Intern Pemerintah Indonesia;

Mengingat 1. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa


Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4450).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4890).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6037).

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008
tentang Kode Etik Aparat Pengawas Intern lnstansi Pemerintah.
Memperhatikan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KETUA UMUM ASOSIASI AUDITOR INTERN


PEMERINTAH INDONESIA TENTANG PEDOMAN PERILAKU
AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
Pertama Menetapkan Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia ini berlaku untuk
seluruh Auditor Intern Pemerintah Indonesia baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.
Ketiga Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:

1. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;


2. Menteri Dalam Negeri;
3. Menteri Keuangan;
4. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
5. Kepala Sadan Kepegawaian Negara;
6. lnspektur Jenderal Kementerian/Lembaga Negara;
7. lnspektur Provinsi/Kabupaten/Kota.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Oktober 2018

Dewan Pengurus Nasional


Ketua Umum
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KETUA ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH
INDONESIA NOMOR: 063/AAIPI/DPN/2018 TENTANG PEDOMAN
PERILAKU AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

PEDOMAN PERILAKU
AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
-ii-

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ii
1. PENDAHULUAN 1
2. DEFINISI 1
3. TUJUAN PEDOMAN PERILAKU 2
4. HAKIKAT PEDOMAN PERILAKU 3
5. PRINSIP ETIKA 3
a. Integritas 3
b. Objektivitas 3
c. Kerahasiaan 3
d. Kompetensi 4
e. Akuntabel 4
f. Perilaku Profesional 4
6. ATURAN PERILAKU AUDITOR 4
7. ATURAN PERILAKU DALAM ORGANISASI 8
8. HUBUNGAN SESAMA AUDITOR 11
9. HUBUNGAN AUDITOR DENGAN AUDITAN 12
10. PELANGGARAN 14
TIM PERUMUS 15
TIM PENYUSUN 16
TIM PENDUKUNG 18
-1-

PENDAHULUAN
1. Pegawai Negeri Sipil selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Selain itu ASN juga berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
2. Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AIPI) selain memiliki hak-hak sebagai
ASN, juga mempunyai kewajiban untuk menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan, maka diperlukan suatu
pedoman perilaku untuk memastikan tugas, fungsi, dan peran Auditor
berjalan dengan baik.
3. Dengan adanya pedoman perilaku tersebut diharapkan para Auditor
sebagai warga negara melaksanakan etika berorganisasi secara baik,
dalam hubungannya dengan sesama Auditor dan dengan auditan harus
melaksanakan etika secara baik.
4. Berdasarkan pemikiran di atas, dipandang perlu untuk menyusun
Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia, yang selanjutnya
disebut Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia (PP-AIPI).
Dengan adanya pedoman perilaku ini, diharapkan pembinaan jiwa korps
Auditor sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2004, peraturan disiplin pegawai negeri
sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2010, serta Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

DEFINISI
5. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah
yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat
Jenderal/Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada
Kementerian/Kementerian Negara, Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada
Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Unit Pengawasan Intern pada Badan Hukum
Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Pengawasan intern adalah kegiatan yang independen dan objektif dalam
bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultansi
(consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan
-2-

meningkatkan operasional sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini


membantu organisasi (auditi) mencapai tujuannya dengan cara
menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan
meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol
(pengendalian), dan tata kelola (sektor publik).
7. Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang selanjutnya disebut Auditor
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah,
lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh
oleh pejabat yang berwenang.
Pengertian Auditor sebagaimana dimaksud di atas mencakup Jabatan
Fungsional Auditor (JFA), Jabatan Fungsional Pengawasan Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD), dan Auditor Kepegawaian.
8. Pedoman Perilaku, merupakan penjabaran nilai-nilai dasar yang
merupakan standar perilaku minimum yang harus dipatuhi oleh setiap
pribadi anggota organisasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia adalah pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan Auditor dalam melaksanakan tugasnya.
9. Pelanggaran Perilaku adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Auditor
yang melanggar etika yang diatur dalam Pedoman Perilaku ini, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja selama penugasan
pengawasan intern.
10. Kepatutan adalah sesuatu yang sudah sepantasnya dilakukan oleh Auditor.
11. Ketidakpatutan adalah sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh Auditor.
12. Majelis Kode Etik adalah majelis yang dibentuk oleh Komite Kode Etik
AAIPI, dalam rangka memeriksa dugaan pelanggaran kode etik dan
pedoman perilaku.
13. Sanksi adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Auditor yang melanggar
kode etik dan pedoman perilaku sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

TUJUAN PEDOMAN PERILAKU


14. Tujuan Pedoman Perilaku adalah sebagai berikut:
a. Menjaga martabat, kehormatan, dan kredibilitas Auditor;
b. Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa, pemahaman, dan penafsiran
atas penerapan kode etik AIPI;
c. Melindungi kepentingan Auditor sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
-3-

HAKIKAT PEDOMAN PERILAKU


15. Hakikat pedoman perilaku adalah sebagai berikut:
a. Pedoman Perilaku Auditor Intern Pemerintah Indonesia tidak
dimaksudkan untuk menggantikan ketentuan-ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun diharapkan dapat
dijadikan tuntunan bagi semua Auditor dalam rangka melaksanakan
kewajiban dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehingga Auditor terhindar dari
sanksi hukum.
b. Pedoman perilaku selain mengatur ketentuan-ketentuan yang sudah
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
juga mengatur ketentuan-ketentuan yang tidak diatur secara formal
dalam peraturan perundang-undangan namun merupakan perbuatan
yang wajib dilaksanakan dan atau perbuatan yang dilarang
dilaksanakan oleh Auditor.

PRINSIP ETIKA
16. Auditor diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip etika
sebagai berikut:
a. I ntegritas
Integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh dan melekat pada diri seseorang sehingga memiliki potensi
dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Integritas tidak hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan
wajar dan keadaan yang sebenarnya. Dengan menegakkan integritas
maka pertimbangan profesional (professional judgement) seorang
Auditor akan lebih dipercaya kehandalannya.
b. Objektivitas
Objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan
pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau
tindakan. Auditor menunjukkan objektivitas profesional tingkat
tertinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan
informasi tentang kegiatan atau proses yang sedang diaudit. Auditor
membuat penilaian berimbang dari semua keadaan yang relevan
dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingannya sendiri
ataupun orang lain dalam membuat penilaian. Prinsip objektivitas
menentukan kewajiban bagi Auditor untuk berterus terang, jujur
secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan.
c. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sifat sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang
agar tidak diceritakan kepada orang lain yang tidak berwenang
-4-

mengetahuinya. Auditor menghormati nilai dan kepemilikan informasi


yang diterima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan
yang tepat, kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban
profesional untuk melakukannya.
d. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seseorang, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
Auditor menerapkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan, serta
pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan pengawasan
intern.
e. Akuntabel
Akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki hak
atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Auditor wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas kinerja dan
tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
f. Perilaku Profesional
Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri,
mutu, dan kualitas suatu profesi atau orang yang profesional di mana
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Auditor sebaiknya bertindak dalam sikap konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menahan diri dari segala perilaku yang mungkin
menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi.

ATURAN PERILAKU AUDITOR


17. Aturan perilaku ini merupakan landasan yang dapat mewujudkan etika
Auditor yang menjunjung tinggi kehormatan serta keteladanan sikap,
tingkah laku, perbuatan dalam melaksanakan tugas kedinasan. Dalam
pelaksanaan tugas kedinasan setiap Auditor wajib bersikap dan
berpedoman pada etika dalam berorganisasi, serta etika sesama Auditor,
dan etika antara Auditor dan auditan.
18. Untuk menerapkan prinsip Integritas, Auditor wajib:
a. Melakukan pekerjaan dengan kejujuran, ketekunan, dan bertanggung
jawab
Kejujuran adalah perpaduan dari keteguhan watak dalam menerapkan
prinsip-prinsip moral (lurus hati), tabiat suka akan kebenaran (tidak
-5-

curang), tulus hati (ikhlas), serta etika keadilan dan kebenaran yang
dilandasi pada ajaran agama dan/atau kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Ketekunan adalah sifat rajin, keras hati dan bersungguh-sungguh
(dalam bekerja).
Bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung segala sesuatu
dalam lingkup penugasan.
Untuk melaksanakan etika ini setiap Auditor wajib:
1) selalu tanggap terhadap kepentingan bangsa dan negara;
2) bersikap dan bertindak transparan;
3) melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4) menggunakan daya dan upaya yang maksimal agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat menyebabkan kerugian negara; dan
5) berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dalam waktu yang
tersedia sehingga hasil kerja dapat dimanfaatkan secara optimal.
b. Menaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh
ketentuan perundang-undangan dan profesi
Menaati hukum adalah memandang dan menyelesaikan masalah
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Pengungkapan adalah menunjukkan, membuktikan, menyingkapkan
tentang sesuatu yang tadinya masih menjadi rahasia atau tidak banyak
diketahui orang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor harus:
1) menaati segala peraturan yang berlaku yaitu memandang dan
menyelesaikan masalah berdasarkan ketentuan yang berlaku; dan
2) berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku
ditaati oleh masyarakat.
c. Menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan
etis
Menghormati dan berkontribusi adalah menghargai, menjunjung tinggi
dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menurunkan
harkat dan martabat organisasi serta meningkatkan etos dan
produktivitas kerja dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Tujuan yang sah dan etis adalah tujuan organisasi yang sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan norma-norma yang berlaku.
Untuk melaksanakan etika ini setiap Auditor wajib:
1) menghormati apa yang menjadi visi, misi dan tujuan organisasi.
2) menghargai pendapat sesama Auditor, auditan dan organisasi lainnya
dalam pelaksanaaan tugas.
-6-

3) memberikan rekomendasi yang dapat meningkatkan nilai tambah


organisasi.
d. Tidak menerima gratifikasi terkait dengan jabatan dalam bentuk
apapun.
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-
cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun
di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor:
1. Wajib menolak gratifikasi berupa pemberian uang atau yang
disetarakan, hadiah atau pemberian dengan bentuk dan nilai tertentu,
dimana diketahui atau patut diduga pemberian tersebut diberikan
dalam kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan Auditor yang
bersangkutan.
2. Apabila gratifikasi tidak bisa dihindari, Auditor wajib melaporkan
kepada pihak yang berwenang.
19. Untuk menerapkan prinsip objektivitas, Auditor wajib:
a. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat
menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya, atau yang
dapat menimbulkan prasangka, atau yang meragukan kemampuannya
untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab
profesinya secara objektif.
b. Tidak menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu
atau patut diduga mengganggu pertimbangan profesionalnya.
c. Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang
jika tidak diungkapkan dapat mengubah atau mempengaruhi
pengambilan keputusan atau menutupi adanya praktik-praktik yang
melanggar hukum.
20. Untuk menerapkan prinsip Kerahasiaan, Auditor wajib:
a. Berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang
diperoleh dalam tugasnya.
b. Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan
cara apapun yang akan bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan atau merugikan tujuan organisasi yang sah dan etis.
21. Untuk menerapkan prinsip Kompetensi, Auditor wajib:
a. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas
Kompetensi adalah suatu kepandaian khusus yang dimiliki seorang Auditor
yang mampu menggunakan teori dan praktik untuk melaksanakan
tugasnya. Setiap Auditor harus menggunakan keahlian dan keterampilan
-7-

semaksimal mungkin sehingga dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan


tugas. Disamping itu, setiap Auditor juga harus meningkatkan keahlian dan
ketrampilannya sejalan dengan perkembangan teknologi berdasarkan prinsip
pengembangan diri.
Kompetensi Auditor yang dimiliki sebelum dan selama seorang Auditor
menjadi Auditor harus mencukupi dan digunakan secara optimal dalam
melaksanakan tugas.
Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor:
1) bersedia mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman (baik
pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain) untuk
menyelesaikan tugas;
2) mampu menyusun perencanaan dan melaksanakannya dengan efektif; dan
3) bersedia menggunakan daya imajinasi dan ketrampilan
konseptualnya dalam melaksanakan tugas.
b. Memberikan layanan yang dapat diselesaikan sepanjang memiliki
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, serta pengalaman yang
diperlukan.
c. Melakukan pengawasan sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia.
d. Terus-menerus meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas
pelaksanaan tugasnya, baik yang diperoleh dari pendidikan formal,
pelatihan, sertifikasi, maupun pengalaman kerja.
22. Untuk menerapkan prinsip Akuntabel, Auditor wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atau jawaban dan keterangan atas kinerja dan
tindakannya secara sendiri atau kolektif kepada pihak yang memiliki hak
atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor wajib:
1) menyelesaikan pekerjaan secara tuntas dan melaporkan setiap tugasnya tepat
waktu.
2) selalu menghindarkan diri dari perilaku yang dapat menyebabkan timbulnya
ketidakpercayaan masyarakat terhadap Pegawai Negeri Sipil.
23. Untuk menerapkan prinsip Perilaku Profesional, Auditor wajib:
a. Tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan
yang menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern
atau organisasi;
b. Tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab
manajemen auditan dalam melaksanakan tugas yang bersifat konsultasi.
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan standar audit yang berlaku.
d. Tidak terlibat dalam politik praktis atau perbuatan yang tidak netral yang
dapat mempengaruhi hasil penugasan.
-8-

ATURAN PERILAKU DALAM ORGANISASI


24. Aturan perilaku dalam organisasi, Auditor wajib:
a. Menaati semua peraturan perundang-undangan.
Seorang Auditor harus dapat menjadi teladan dan terus menerus
mendorong a n g g o t a o r g a n i s a s i agar mematuhi semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan a t u r a n p e r i l a k u ini, setiap Auditor:
1) Wajib menaati segala peraturan yang berlaku yaitu memandang dan
menyelesaikan masalah berdasarkan ketentuan yang berlaku;
2) berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku
ditaati oleh a n g g o t a o r g a n i s a s i .
3) wajib memberi contoh yang baik dalam menaati dan
melaksanakan peraturan perundang-undangan
4) dilarang menerima dan/atau memberikan imbalan dalam bentuk
apapun dari dan/atau kepada pihak-pihak yang secara langsung
ataupun tidak langsung terkait penugasan tersebut;
5) dilarang menyalahgunakan wewenangnya sebagai Auditor dengan tujuan
untuk memperkaya/menguntungkan diri sendiri/pihak lain; dan
6) dilarang terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan
perundang-undangan, ketertibaan umum, dan/atau kesusilaan.
b. Mendukung visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi
Setiap Auditor wajib mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan
sasaran organisasi masing-masing.
c. Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal berkaitan dengan profesi
dan organisasi dalam melaksanakan tugas.
Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor:
1) wajib melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh
atasan yang berwenang termasuk mengikuti kegiatan lain yang
diwajibkan kantor;
2) dilarang meninggalkan penugasan kecuali dengan alasan yang jelas dan
dengan izin atasan yang berwenang;
3) dilarang menunda-nunda tugasnya kecuali dengan alasan yang jelas
dan dengan izin atasan yang berwenang;
4) wajib memakai tanda pengenal dalam lingkungan kerja (diperjelas kapan
pemakaian tanda pengenal, pengecualian unit investigasi); dan
5) wajib mematuhi/menaati ketentuan jam kerja.
d. Mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan
mengungkapkan semua yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan serta etika dan standar audit yang berlaku.
-9-

e. Melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan


bersungguh-sungguh.
Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor wajib:
1) menyadari bahwa setiap perbuatannya akan dipertanggung-jawabkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu harus menyatakan
sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tidak menambah
maupun mengurangi fakta yang ada
2) bersedia/berkemauan menggunakan daya analisis dan evaluasinya
3) bekerja secara sungguh-sungguh dan dengan tulus hati sesuai dengan
tugas yang diemban masing-masing
f. Tidak menjadi bagian dari kegiatan ilegal atau mengikatkan diri (terlibat)
pada tindakan-tindakan yang mendiskreditkan profesi Auditor atau
organisasi
Untuk menerapkan aturan perilaku Auditor:
1) dilarang terlibat dalam politik praktis berarti sikap atau perbuatan yang
tidak netral, yaitu turut serta secara langsung maupun tidak langsung
dalam kegiatan partai politik maupun mendukung salah satu kandidat
dalam pelaksanaan pemilihan anggota legislatif, calon presiden dan atau
calon wakil presiden, serta calon kepala daerah dan atau calon wakil
kepala daerah. Keterlibatan tersebut dapat berupa ucapan, tindakan,
sikap yang memihak atau pemberian sumbangan dalam bentuk
apapun yang merupakan bentuk dukungan baik yang berasal dari
sumber pribadi maupun dinas,
2) berhak menggunakan hak politiknya dengan cara memilih salah satu
partai politik atau kandidat tertentu dalam Pemilu atau Pilkada tidak
dianggap sebagai terlibat dalam politik praktis.
g. Berani dan bertanggung jawab dalam mengungkapkan seluruh fakta
yang diketahuinya berdasarkan bukti audit.
Sebagai abdi masyarakat, A u d i t o r harus b e r a n i menyatakan kebenaran
yaitu sesuatu dikatakan benar jika hal tersebut memang benar dan salah
jika hal tersebut memang salah.
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor wajib bekerja sesuai dengan
keadaan sebenarnya, tidak menambah atau mengurangi fakta yang ada,
yaitu berdasarkan pada bukti-bukti yang sah, lengkap, dan akurat.
h. Menghindarkan diri dari kegiatan yang akan membuat kemampuan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab menjadi tidak obyektif
dan cacat
i. Menanamkan rasa percaya diri yang tinggi yang bertumpu pada
prinsip-prinsip perilaku pengawasan
-10-

Sebagai aparatur negara, seorang Auditor harus mempertahankan


kebenaran tanpa takut risiko apapun yang mungkin akan ditanggungnya
demi kepentingan bangsa dan negara.
Untuk melaksanakan etika ini setiap Auditor:
1) tidak dapat diintimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena
tekanan yang dilakukan oleh orang lain untuk mempengaruhi sikap dan
pendapatnya;
2) berani menghadapi risiko yang berhubungan dengan pekerjaannya, tidak
takut untuk mengemukakan hal-hal yang menurut pertimbangan dan
keyakinannya perlu dilakukan; dan
3) bersikap mantap dan percaya diri dalam menghadapi berbagai kesulitan.
j. Bijaksana dalam menggunakan setiap data/informasi yang diperoleh
dalam penugasan.
Informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tugas yang merupakan
rahasia negara/jabatan hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang
berwenang dan harus disampaikan melalui prosedur yang telah ditetapkan.
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor dilarang membocorkan
dan/atau memanfaatkan rahasia jabatan/rahasia negara yang diketahui
karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain yang tidak berhak berdasarkan peraturan yang berlaku. Termasuk
di dalamnya tidak memberi jalan atau memberi kesempatan dengan dalih
apapun kepada yang tidak berhak, untuk mengetahui rahasia
jabatan/rahasia negara.
k. Menyimpan rahasia jabatan, rahasia negara, rahasia pihak yang
diperiksa, dan hanya dapat mengemukakannya atas perintah pejabat
yang berwenang.
Yang dimaksud rahasia jabatan/rahasia negara/rahasia pihak yang diperiksa
adalah informasi atau data yang diketahui oleh seorang Auditor karena atau
yang ada hubungannya dengan jabatan atau tugasnya yang hanya boleh
diberitahukan kepada pihak-pihak tertentu sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Rahasia tersebut antara lain dapat berbentuk:
1) dokumen tertulis baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy,
seperti surat, notulen rapat, laporan hasil pelaksanaan tugas, kertas
kerja pelaksanaan tugas, dan dokumen lainnya;
2) informasi secara lisan dan/atau rekaman suara; atau
3) perintah atau keputusan lisan dari atasan.
Auditor juga harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan
informasi yang diperoleh dalam tugasnya dan tidak menggunakan
informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apapun yang akan
-11-

bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau merugikan


tujuan organisasi yang sah dan etis;
l. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai standar audit
Standar audit dan tata kerja diciptakan untuk melaksanakan suatu
kebijakan dan perlu dimutakhirkan sesuai dengan perkembangan yang
terjadi.
Yang dimaksud dengan standar audit adalah kriteria atau ukuran mutu
minimal untuk melakukan kegiatan audit intern yang wajib dipedomani oleh
Auditor.
m. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, efektivitas, dan
kualitas pengawasan
Untuk melaksanakan aturan perilakuini, Auditor:
1) mempunyai inisiatif dan kemauan keras untuk belajar tanpa diperintah
atau tidak bersifat menunggu;
2) bersedia mengikuti program latihan yang diselenggarakan instansinya
atau instansi lain; dan
3) selalu belajar pengetahuan dan teknologi baru yang b erhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan beban tugasnya.
n. melakukan inovasi atas cara-cara dan metode-metode kerja sesuai dengan
perkembangan jaman.

HUBUNGAN SESAMA AUDITOR


25. Dalam hubungan dengan sesama Auditor, Auditor wajib:
a. Menggalang kerja sama yang sehat dan sinergis
Auditor mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing dalam
menjalankan kebijakan pemerintah. Untuk menghindari tidak tertanganinya
suatu masalah atau sebaliknya terjadinya duplikasi pekerjaan, diperlukan
koordinasi yang baik antar sesama Auditor.
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor:
1) sanggup bekerja sama secara sehat dengan Auditor lain dalam
melaksanakan tugas dan mencapai tujuan;
2) mengomunikasikan permasalahan yang relevan dalam tugas sehari-
hari dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia;
3) mengomunikasikan informasi penting mengenai permasalahan
tugasnya kepada Auditor lain yang akan melaksanakan tugas yang sama;
4) bersedia membantu Auditor lainnya yang mendapat kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya;
5) wajib mementingkan kepentingan organisasi di atas pribadi, kelompok
maupun golongan;
6) wajib menghormati kepentingan pribadi, golongan dan kelompok lain;
-12-

7) dapat berkomunikasi secara efektif dengan pribadi, golongan dan


kelompok lainnya;
8) dilarang mencela hasil pekerjaan Auditor lain;
9) memberikan apresiasi positif terhadap keberhasilan orang lain;
10) bersedia membantu sesama pegawai dalam hal peningkatan
kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan etika Auditor;
11) bersedia menerima saran, kritik yang sehat atau tindakan korektif
dari sesama Auditor;
12) mendorong sesama Auditor untuk bertanggung jawab pada tugasnya
masing-masing; dan
13) mengingatkan sesama Auditor untuk selalu mengacu pada aturan
perilaku ini dengan cara yang bijaksana.
b. Menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan dan kekeluargaan
Sebagai sesama abdi negara dan abdi masyarakat seluruh Auditor
merupakan satu keluarga yang mengabdikan dirinya pada tempat dan tugas
yang berbeda. Auditor harus bersatu padu untuk mewujudkan pelayanan
yang optimal kepada masyarakat.
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor:
1) dilarang melakukan intimidasi terhadap Auditor lain;
2) dilarang melakukan tindakan yang mengancam kehidupan Auditor lain;
3) memiliki rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan di antara sesama
Auditor;
4) wajib menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun
golongan termasuk di dalamnya adalah keterlibatan dalam politik praktis;
dan
5) dilarang mengadu domba sesama rekan Auditor.

c. Saling mengingatkan, membimbing, dan mengoreksi perilaku.


1) Auditor harus melakukan review berjenjang sebagai upaya untuk
mengingatkan, membimbing Auditor lainnya,
2) Setiap Auditor dalam melakukan pembahasan bersama dapat
melakukan sharing knowledge.

HUBUNGAN AUDITOR DENGAN AUDITAN


26. Dalam hubungan dengan auditan, Auditor wajib:
a. Menjaga penampilan/performance sesuai dengan tugasnya;
Sikap dan perbuatan seseorang sering dicerminkan dari penampilannya
sehari-hari, oleh karena itu untuk memberikan kesan dan memelihara citra
-13-

sebagai abdi masyarakat, Auditor perlu berpenampilan sederhana, rapi dan


sopan.
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor:
1) sederhana dalam kehidupan sehari-hari;
2) berpakaian sederhana, sopan, rapi sesuai dengan kelaziman;
3) bersikap dan bertingkah laku sopan dan santun.
b. Menjalin kerja sama dengan saling menghargai dan mendukung
penyelesaian tugas.
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor:
1) Mampu berkomunikasi secara persuasif dengan auditan dan
dilaksanakan dengan cara menarik simpati sehingga tugas dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya;
2) bersedia/berkemauan untuk meyakinkan mengenai arti penting tugas
yang akan dilaksanakan dengan tetap menghargai tugas rutin auditan dan
memperhatikan kelancaran dan ketepatan tugas yang diembannya;
3) bersedia/berkemauan untuk membina kerja sama yang sehat dengan
auditan dalam kelancaran tugas;
4) dilarang memberikan perintah-perintah untuk kepentingan pribadi
kepada auditan;
5) wajib menghormati/menghargai senioritas dalam pengertian umur,
pangkat, dan jabatan auditan.
6) selalu memberikan sikap positif terhadap setiap pendapat yang muncul
7) menghargai pendapat orang lain yang lebih ahli dalam bidang
tertentu setelah dinilai bahwa pendapat tersebut rasional
c. Menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan kesan
melanggar hukum atau etika profesi terutama pada saat bertugas
Untuk melaksanakan aturan perilaku ini, Auditor:
1) dalam melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari harus selalu
rendah hati (tidak sombong), tenggang rasa, dan tidak merendahkan
auditan;
2) menggunakan gaya bicara yang wajar, tidak berbelit-belit, dan
menguasai pokok permasalahan;
3) menggunakan nada suara yang wajar, sopan, dan tidak membentak-
bentak atau pun dibuat-buat; dan
4) menggunakan atau terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.
-14-

PELANGGARAN
27. Pelanggaran terhadap PP-AIPI dapat mengakibatkan Auditor diberi
peringatan atau diberhentikan dari tugas pengawasan dan/atau organisasi
setelah dilakukan prosedur penanganan pelanggaran yang berlaku.
28. Tindakan yang tidak sesuai dengan PP-AIPI tidak dapat diberi toleransi
meskipun dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan
organisasi atau diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
29. Prosedur penanganan pelanggaran dan pengenaan sanksi atas pelanggaran
diatur dalam Pedoman Penanganan Pelanggaran dan Pengenaan Sanksi.
-15-
TIM PERUMUS
PEDOMAN PERILAKU AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
KOMITE KODE ETIK AIPI

Jabatan
Nama Unit Kerja Instansi
No. Nama Dalam Tim
Pemerintah
Perumus
Inspektorat Jenderal
1 Heri Sudarmadji Ketua
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
2 Sofandi Arifin Wakil Ketua
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
3 Muh. Anto Julianto Wakil Ketua
Kementerian Perhubungan
Badan Pengawasan
4 Bambang Suryawirya Anggota
Keuangan dan Pembangunan
Inspektorat Jenderal
5 Dudung Rudi Hendratna Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
6 Renowidya Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
7 Peter Umar Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
8 Endang lndarwati Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
9 Maizar Radjin Anggota
Kementerian Perhubungan
-16-

TIM PENYUSUN
PEDOMAN PERILAKU AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
KOMITE KODE ETIK AIPI

Jabatan
Nama Unit Kerja Instansi
No. Nama Dalam Tim
Pemerintah
Penyusun
Inspektorat Jenderal
1 Wahyu Satrio Utomo Ketua
Kementerian Perhubungan

2 Kementerian PAN dan RB Muhammad Yusuf Ateh Wakil Ketua

Inspektorat Kabupaten
3 I Nyoman Swardana Anggota
Jombang
Inspektorat Jenderal Kementerian
4 Eny Puji Astuti Anggota
Perhubungan
Inspektorat Jenderal
5 Kementerian Kelautan Lina Herlina Anggota
Perikanan
Inspektorat Jenderal
6 Kementerian Kelautan Umar Sholeh Anggota
Perikanan
Badan Pengawasan Keuangan
7 Ratih Kusmartiwi Anggota
dan Pembangunan
Inspektorat Jenderal
8 Gunarso Joko Santoso Anggota
Kementerian Koordinator Kesra

9 lnspektorat Provinsi Banten H. Takro Jaka Roosena Anggota

Inspektorat Jenderal
10 Jimmi Lapotulo Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
11 M. Hisyam Haikal Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
12 Kementerian Pendidikan dan Maretono Anggota
Kebudayaan
Inspektorat Jenderal
13 Kementerian Pendidikan dan Raisa Anggota
Kebudayaan
Inspektorat Jenderal
14 Haruddin Anggota
Kementerian Kesehatan
-17-
Inspektorat Jenderal
15 Umar Firdous Anggota
Kementerian Kesehatan
Inspektorat Jenderal
16 Helma Agnes Dinantia Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
17 Abadi Dwi Saputra Anggota
Kementerian Perhubungan
-18-
TIM PENDUKUNG
PEDOMAN PERILAKU AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
KOMITE KODE ETIK AIPI

Nama Jabatan Unit Kerja Jabatan Dalam


No. Nama
Instansi Pemerintah Tim Pendukung
Inspektorat Jenderal
1 Indrie Yuli Pratiwi Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
2 Syefira Sal Sabilla Anggota
Kementerian Keuangan
Inspektorat Jenderal
3 Diyono B. Ledoh Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
4 Wijayanto Aris Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
5 Irwan Fanani Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
6 Didi Supriadi Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
7 M. Hadad Hafiani Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
8 M. Ari Setyaningsih Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
9 Teguh Pribadi Anggota
Kementerian Perhubungan
Inspektorat Jenderal
10 Nihayatul Muna Anggota
Kementerian Perhubungan
1. Berikut ini merupakan tujuan disusunnya Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia,
kecuali …
a. mendorong sebuah budaya etis dalam profesi pengawasan intern pemerintah
b. memastikan bahwa seorang profesional akan berperilaku pada tingkat lebih tinggi
dibandingkan pegawai negeri sipil lainnya
c. mewujudkan auditor intern pemerintah terpercaya, berintegritas, objektif, akuntabel,
transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi pengembangan profesi
secara berkelanjutan
d. mencegah terjadinya tingkah laku tidak etis, agar dipenuhi prinsip-prinsip kerja
akuntabel dan terlaksananya pengendalian pengawasan
e. memberikan pedoman bagi setiap anggota AAIPI tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan

memberikan pedoman bagi setiap anggota AAIPI tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan merupakan salah satu fungsi dari KE-AIPI.

2. Dua komponen dasar dalam Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI) yaitu …
a. Kode Etik dan perilaku
b. Skeptisme profesional dan Integritas
c. Independen dan Integritas
d. Prinsip Etika dan Aturan perilaku
e. Prinsip objektivitas dan Independensi

KE-AIPI meliputi dua komponen dasar, yaitu: 1) Prinsip etika yang relevan dengan profesi
dan praktik pengawasan intern pemerintah, dan 2) Aturan perilaku yang menggambarkan
norma perilaku yang diharapkan bagi auditor intern pemerintah dalam memenuhi tanggung
jawab profesionalnya. Aturan ini membantu untuk menafsirkan prinsip dalam penerapan
praktis dan dimaksudkan sebagai pedoman perilaku etis bagi auditor intern pemerintah

3. Mampu menyusun perencanaan dan melaksanakannya dengan efektif adalah salah satu
penerapan dari prinsip Etika auditor, yaitu …
a. Integritas
b. Objektivitas
c. Kompentensi
d. Independen
e. Perilaku Profesional

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya. Untuk menerapkan prinsip Kompetensi, auditor wajib memiliki kompetensi dalam
pelaksanaan tugas.

Untuk melaksanakan etika ini, setiap Auditor:

1) bersedia mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman (baik pengalaman diri sendiri


maupun pengalaman orang lain) untuk menyelesaikan tugas;
2) mampu menyusun perencanaan dan melaksanakannya dengan efektif; dan
3) bersedia menggunakan daya imajinasi dan ketrampilan konseptualnya dalam
melaksanakan tugas
4. Budi adalah seorang Auditor Internal Pemerintah. Saat ini ia ditugaskan melakukan Audit
Tujuan Tertentu di suatu proyek Strategis yang di kerjakan oleh Perusahaan Swasta. Saat
kunjungan lapangan, Budi disuguhkan berbagai macam fasilitas dan jamuan makan yang
cukup fantastis, namun Budi menolak dengan halus dan memilih mencari tempat tinggal dan
makan dengan biaya sendiri untuk menghindari prasangka. Sikap yang Budi lakukan sesuai
dengan aturan perilaku auditor, yaitu …
a. Integritas
b. Mandiri
c. Profesional
d. Objektivitas
e. Akuntabel

tidak menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu atau patut diduga
mengganggu pertimbangan profesionalnya merupakan aturan perilaku “objektivitas” bagi
Auditor.

5. Saat implementasi aplikasi New SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dari Pemerintah
Pusat, Soni sebagai APIP dan instruktur aplikasi mencermati bahwa SDM di Pemda tersebut
kewalahan dan sulit mengimplementasikannya. Padahal, implementasi aplikasi tersebut cukup
mudah karena sudah ada template-nya. Untuk memudahkan prosesnya, pada akhirnya Soni
meminta data dari Pemda tersebut dan mengisi sendiri template aplikasinya.
Sikap yang dilakukan Soni …
a. Sesuai dengan aturan perilaku profesional
b. Tidak sesuai dengan aturan perilaku profesional
c. Sesuai dengan aturan perilaku Akuntabel
d. Tidak sesuai dengan aturan perilaku Kompentensi
e. Sesuai dengan aturan perilaku Kompetensi

Untuk menerapkan prinsip Perilaku Profesional, auditor intern pemerintah wajib:

1) tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan yang
menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau organisasi;
2) tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen auditan dalam
melaksanakan tugas yang bersifat konsultasi.

6. Dalam hubungan dengan auditan, auditor intern pemerintah wajib:


a. Menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan dan kekeluargaan
b. Menjalin kerja sama dengan saling menghargai dan mendukung penyelesaian tugas
c. Menggalang kerjasama yang sehat dan sinergis
d. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai standar audit
e. Berani dan bertanggung jawab dalam mengungkapkan seluruh fakta yang diketahuinya
berdasarkan bukti audit

HUBUNGAN AUDITOR DENGAN AUDITAN


Dalam hubungan dengan auditan, auditor intern pemerintah wajib:
a. Menjaga penampilan/performance sesuai dengan tugasnya;
b. Menjalin kerja sama dengan saling menghargai dan mendukung penyelesaian
tugas; dan
c. Menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan kesan melanggar
hukum atau etika profesi terutama pada saat bertugas
7. Dikarenakan ada beberapa temuan yang tidak berpengaruh signifikan dan akan memakan
waktu untuk melakukan pengujian, maka Deni memutuskan tidak memasukkan temuan
tersebut ke dalam laporannya. Hal ini mengingat tenggat waktu audit yang singkat dan ruang
lingkup yang luas. Sikap yang Deni lakukan bila dikaitkan dengan aturan perilaku auditor?
a. Bertentangan dengan aturan perilaku Independensi
b. Tidak Bertentangan dengan aturan perilaku Profesional
c. Bertentangan dengan aturan perilaku Integritas
d. Tidak Bertentangan dengan aturan perilaku Objektivitas
e. Bertentangan dengan aturan perilaku Kerahasiaan

Tidak bertentangan dengan aturan perilaku objektivitas karena bersifat tidak material/tidak
signifikan.
Salah satu penerapan prinsip Objektivitas, auditor intern pemerintah wajib:
Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang jika tidak diungkapkan
dapat mengubah atau mempengaruhi pengambilan keputusan atau menutupi adanya praktik-
praktik yang melanggar hukum.

8. Menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan etis merupakan salah
satu penerapan prinsip …
a. Integritas
b. Perilaku profesional
c. Independensi
d. Akuntabel
e. Kompetensi

Untuk menerapkan prinsip Integritas, auditor intern pemerintah wajib:

a. Melakukan pekerjaan dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab;


b. Mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan
perundang-undangan dan profesi;
c. Menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan etis; dan
d. Tidak menerima gratifikasi terkait dengan jabatan dalam bentuk apapun. Bila gratifikasi
tidak bisa dihindari, auditor intern pemerintah wajib melaporkan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi (disingkat KPK) paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
gratifikasi diterima atau sesuai ketentuan pelaporan gratifikasi

9. Yang termasuk aturan perilaku auditor dalam organisasi adalah …


a. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, efektivitas, dan kualitas pengawasan
b. Menghindari setiap tindakan dan perilaku yang memberikan kesan melanggar hukum atau
etika profesi terutama pada saat bertugas
c. mengikatkan diri pada tindakan-tindakan yang mendiskreditkan profesi Auditor atau
organisasi
d. Menggalang kerjasama yang sehat dan sinergis
e. Menjaga penampilan/performance sesuai dengan tugasnya

Aturan perilaku dalam organisasi, auditor intern pemerintah wajib:


a. Mentaati semua peraturan perundang-undangan;
b. Mendukung visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi;
c. Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal berkaitan dengan profesi dan organisasi dalam
melaksanakan tugas;
d. Mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan semua
yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan serta etika dan standar audit yang
berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh;
f. Tidak menjadi bagian dari kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada tindakantindakan
yang mendiskreditkan profesi auditor intern pemerintah atau organisasi;
g. Berani dan bertanggung jawab dalam mengungkapkan seluruh fakta yang diketahuinya
berdasarkan bukti audit;
h. Menghindarkan diri dari kegiatan yang akan membuat kemampuan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab menjadi tidak obyektif dan cacat;
i. Menanamkan rasa percaya diri yang tinggi yang bertumpu pada prinsip-prinsip perilaku
pengawasan;
j. Bijaksana dalam menggunakan setiap data/informasi yang diperoleh dalam penugasan;
k. Menyimpan rahasia jabatan, rahasia negara, rahasia pihak yang diperiksa, dan hanya
dapat mengemukakannya atas perintah pejabat yang berwenang;
l. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai standar audit; dan
m. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, efektivitas, dan kualitas pengawasan
n. melakukan inovasi atas cara-cara dan metode-metode kerja sesuai dengan
perkembangan jaman.
10.
1. KE-AIPI mewujudkan auditor intern pemerintah terpercaya, berintegritas, objektif,
akuntabel, transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi pengembangan
profesi secara berkelanjutan
2. KE-AIPI merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi pengawasan intern
pemerintah
3. KE-AIPI mencegah terjadinya tingkah laku tidak etis, agar dipenuhi prinsip-prinsip kerja
akuntabel dan terlaksananya pengendalian pengawasan
4. KE-AIPI mencegah campur tangan pihak di luar organisasi AAIPI tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi pengawasan intern pemerintah
5. KE-AIPI memberikan pedoman bagi setiap anggota AAIPI tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.

Yang termasuk fungsi Kode Etik-Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI) adalah …

a. 1–3–5
b. 2–3–4
c. 2–4–5
d. 1–2–3
e. 3–4–5

Anda mungkin juga menyukai