Anda di halaman 1dari 3

BAGAIMANA SEHARUSNYA SEORANG AUDITOR PROFESIONAL

SEORANG AUDITOR DALAM MENJALANKAN TUGASNYA HARUS BERPEGANG


TEGUH DENGAN ATURAN , ATURAN TERSEBUT MERUPAKAN “KODE ETIK
THE INSTITUE OF INTERNAL AUDITOR (IIA) INI ADALAH STANDART YANG
DIGUNAKAN UNTUK SELURUH AUDITOR YANG ADA DIPENJURU DUNIA,
NAMUN UNTUK AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA MEMILIKI
PEDOMAN YANG BERBEDA , YAITU BERDASARKAN ASOSIASI AUDITOR
INTERN PEMERINTAH INDONESIA (AAIPI) PADA TAHUN 2014. ATURAN INI
BERDASARKAN KODE ETIK IIA NAMUN ADA 2 ASPEK TAMBAHAN YAITU
AKUNTABEL DAN PERILAKU PROFESIONAL
DALAM HAL INI IIA MENYEBUTKAN ADA DUA HAL POKOK YAITU
MENJUNJUNG TINGGI PRINSIP YANG RELEVAN DAN ATURAN PERILAKU
YANG MENJELASKAN NORMA DAN PERILAKU YANG SEHARUSNYA
DITERAPKAN OLEH PARA AUDITOR INTERNAL DALAM LINGKUNGAN SEKTOR
AUDIT

ADAPUN PRINSIP PRINSIP TERSEBUT YAITU

 Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor internal sehingga dapat


memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang dilakukannya.
 Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang tinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi terkait aktivitas
dan proses yang sedang diperiksa. Auditor internal menilai secara seimbang atas
semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau
pihak lainnya dalam memutuskan.
 Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang mereka dapatkan
dan tidak membuka informasi tersebut tanpa kewenangan yang jelas kecuali terdapat
kewajiban hukum atau profesional yang mengharuskan untuk melakukannya.
 Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal.

ATURAN PERILAKU YAITU


1. INTEGRITAS
a. harus melaksanakan pekerjaan secara jujur, hati-hati dan bertanggung jawab;
b. harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sesuai ketentuan hukum
atau profesi;
c. tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau organisasi;
d. harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis.
2. OBJEKTIVITAS
a. tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat, atau
patut diduga dapat, menghalangi penilaian secara adil, termasuk kegiatan atau
hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya pertentangan kepentingan
dengan organisasi;
b. tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat,
mengganggu pertimbangan profesionalnya;
c. harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang apabila
tidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu.
3. KERAHASIAAN
a. harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh
selama melaksanakan tugas;
b. tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi, atau untuk hal-
hal yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan organisasi yang
sah dan etis.
4. KOMPETENSI
a. hanya terlibat dalam pemberian layanan yang sesuai dengan pengetahuan,
keahlian dan pengalaman yang dimilikinya;
b. harus memberikan layanan audit internal sesuai dengan standar praktik
profesional audit internal;
c. harus senantiasa meningkatkan keahlian, efektivitas dan kualitas layanannya
secara berkelanjutan.

KINERJA KINERJA SEORANG AUDITOR BISA SAJA MENURUN DAN


BERTENTANGAN DENGAN ATURAN KARENA BEBERAPA FKTOR
PENYEBABNYA, ADAPUN FAKTOR YANG BISA MENYEBABKAN SEORANG
AUDITOR MELANGGAR BAHKAN MELAKUKAN FRAUD YAITU :

 Melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensi dari auditor.


 Mengungkapkan suatu informasi rahasia klien.
 Membahayakan integritas auditor dengan melakukan pemalsuan, penggelapan,
penyuapan, dan sebagainya.
 Mendistorsi objektivitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang menyesatkan.

Seorang auditor akan menemui banyak masalah selama melakukan proses kerja. Masalahnya
juga beragam mulai dari masalah etis maupun tidak etis yang berhubungan dengan profesi
auditor. Kesalahan yang umum terjadi adalah seorang auditor melakukan masalah kecil dan
menganggapnya sepele sehingga masalah tersebut akan menumpuk dan menjadi semakin
banyak. Ini yang membuat auditor berada dalam kesulitan Sebagai seorang auditor harus
waspada dan mengetahui tanda-tanda dari masalah kecil tersebut agar tidak menumpuk dan
menimbulkan masalah yang lebih besar. Oleh karena itu pengetahuan tentang masalah kecil
harus dipahami untuk melindungi profesi auditor.

Anda mungkin juga menyukai