Anda di halaman 1dari 5

STUDI PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

Tedy Dwi Cahyadi


tedydwic2@gmail.com

Nyimas Yunierti Prihatin, S.ag,. M.Pd.I.


nyimasyuniertiprihatin_uin@radenfatah.ac.id

Abstrak
Brotherhood teaches Muslims to help each other, respect each other, and not discriminate
between fellow Muslims. Muslims are like one another as a building that strengthens each
other. It is not permissible to offend or hurt their feelings, that is wickedness. Obligations in
maintaining friendship include answering greetings, fulfilling invitations, praying for goodness
and so on.
By practicing good Muslim brotherhood, Muslims will become people who are more faithful,
devout, noble before Allah SWT, and gain many advantages from Islamic brotherhood, because
we are not necessarily believers if we do not love our own brothers.
KEY WORD: Brotherhood, Ties of Friendship, Form of Brotherhood
Abstrak
Persaudaraan mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong-menolong, saling
menghargai, tidak membeda-bedakan sesama muslim. Umat muslim satu dengan lainnya ibarat
bangunan yang saling menguatkan. Tidak dibenarkan menyinggung maupun menyakiti
perasaan mereka, itu merupakan kefasikan. Kewajiban dalam memelihara silaturrahim
diantaranya adalah menjawab salam, memenuhi undangan, mendoakan kebaikan dan
sebagainya.
Dengan melakukan persaudaraan muslim yang baik maka umat islam akan menjadi insan yang
lebih beriman, bertaqwa, mulia di hadapan Allah SWT, dan mendapatkan banyak keutamaan
dari ukhuwah islamiyyah, karena belum tentu kita beriman jika kita mencintai saudara kita
sendiri.
KATA KUNCI: Persaudaraan, Tali Silaturahmi, Bentuk Ukhuwah

Pendahuluan
Persaudaraan (Ukhuwah) adalah persamaan di antara umat manusia, Dalam arti luas, ukhuwah
melampaui batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang sosial, dan keturunan, dan
sebagainya. Dengan konsep ukhuwah diharapkan ada persaudaraan dan persamaan yang tidak
membeda-bedakan umat manusia atas jenis kelamin, asal usul, etnis, warna kulit, latar belakang
historis, sosial, status ekonomi, mengingat umat Muhammad adalah umat yang satu
Secara bahasa Ukhuwah islamiyyah berarti persaudaraan islam. Adapun secara istilah
Ukhuwah islamiyyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada
hambanya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan ber-
ukhuwah akan timbul sikap saling menolong, saling pengertian dan tidak mendzhalimi harta
maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata.
Berikut hadis yang menjelaskan tentang persaudaraan dalam islam:
ُ ‫كالبنيان يشدُّ بعضهُ بعضًا و شبّك أصابعه‬
ِ ‫للمؤمن‬
ِ َ‫ إِ َّن المؤمن‬: َ‫ قَال‬,‫ي‬
ّ َ‫ع ِن النَب‬ َ ‫ْث أَبِي ُم ْو‬
َ , ‫سى‬ ُ ‫َح ِدي‬
Abu Musa r.a. berkata, Nabi saw. Bersabda: Seorang mukmin terhadap sesama mukmin
bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan setengahnya, lalu Nabi saw.
Mengeramkan jari-jarinya. (H.R. Bukhari dan Muslim, Sanadnya Shahih).1
Dalam menguraikan hadits diatas, Imam al-Qurthubi berkata sebagai berikut: ”Apa yang
disabdakan oleh Rasulullah SAW. Itu adalah sebagai suatu tamsil perumpaaan yang isi
kandungannya adalah menganjurkan dengan sekeras-kerasnya agar seorang mukmin itu selalu
memberikan pertolongan kepada sesama mu’minnya, baik pertolongan apapun sifatnya (asal
bukan yang ditujukan untuk suatu kemungkaran). Ini adalah suatu perintah yang dikokohkan
yang tidak boleh tidak, pasti kita laksanakan.

Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam kajian penelitian ini adalah kajian pustaka atau riset
kepustakaan. Penelitian pustaka merupakan penelitian yang menggunakan jurnal, buku-buku
serta majalah yang berhubungan dengan kajian penelitian yang diangkat sebagai data primer
untuk dijadikan sebagai sumber referensi. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif yang
memiliki fokus penelitian pada buku serta kajian pustaka yang tidak memerlukan penelitian
lapangan. Kemudian jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif sehingga dapat menghasilkan informasi dan juga catatan serta data
deskriptif yang berasal dari teks yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif diperlukan analisis
deskriptif sehingga dapat memberikan penjelasan dan juga gambaran secara jelas, sistematis,
objektif dan juga kritis tentang moderasi umat beragama dalam hubungan antar umat beragama.
Kemudian sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber
data primer berupa buku-buku yang secara khusus membahas tentang meoderasi beragama.

Pembahasan
Persaudaraan
Persaudaraan (Ukhuwah) adalah persamaan di antara umat manusia, Dalam arti luas, ukhuwah
melampaui batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang sosial, dan keturunan, dan
sebagainya. Dengan konsep ukhuwah diharapkan ada persaudaraan dan persamaan yang tidak
membeda-bedakan umat manusia atas jenis kelamin, asal usul, etnis, warna kulit, latar belakang
historis, sosial, status ekonomi, mengingat umat Muhammad adalah umat yang satu
Secara bahasa Ukhuwah islamiyyah berarti persaudaraan islam. Adapun secara istilah
Ukhuwah islamiyyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada
hambanya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan ber-
ukhuwah akan timbul sikap saling menolong, saling pengertian dan tidak mendzhalimi harta
maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata.
Berikut hadis yang menjelaskan tentang persaudaraan dalam islam:
ُ ‫كالبنيان يشدُّ بعضهُ بعضًا و شبّك أصابعه‬
ِ ‫للمؤمن‬
ِ َ‫ إِ َّن المؤمن‬: ‫ قَا َل‬,‫ي‬
ّ َ‫ع ِن النَب‬ َ ‫ْث أَبِي ُم ْو‬
َ , ‫سى‬ ُ ‫َح ِدي‬
Abu Musa r.a. berkata, Nabi saw. Bersabda: Seorang mukmin terhadap sesama mukmin
bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan setengahnya, lalu Nabi saw.
Mengeramkan jari-jarinya. (H.R. Bukhari dan Muslim, Sanadnya Shahih).2
Dalam menguraikan hadits diatas, Imam al-Qurthubi berkata sebagai berikut: ”Apa yang
disabdakan oleh Rasulullah SAW. Itu adalah sebagai suatu tamsil perumpaaan yang isi
kandungannya adalah menganjurkan dengan sekeras-kerasnya agar seorang mukmin itu selalu
memberikan pertolongan kepada sesama mu’minnya, baik pertolongan apapun sifatnya (asal

1
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan, (Surabaya: Pt. Bina Ilmu, 2006), Hal. 1017
2
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan, (Surabaya: Pt. Bina Ilmu, 2006), Hal. 1017
bukan yang ditujukan untuk suatu kemungkaran). Ini adalah suatu perintah yang dikokohkan
yang tidak boleh tidak, pasti kita laksanakan.

Bentuk-bentuk Ukhuwah
Sesuia pemaknaan ukhuwah menurut Al-Quran dan as-Sunnah, maka ukhuwah dapat
dibedakan menjadi 4 bentuk,3 yaitu:
1. Ukhuwah Fi Al-Ubudiyyah
Yaitu seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki kesamaan. Persamaan ini antara
lain, bahwa semua manusia merupakan ciptaan Allah dan tunduk kepada-nya (QS. Al-Baqarah:
28).
Bentuk ukhuwah model ini mirip dengan ukhuwah alamiyah, yaitu adanya kesesuaian manusia
dengan alam semesta, mengingat manusia merupakan bagian kecil (alam mikro) dari alam
makro, walaupun maikro sebagai intinya.konsekuensi bentuk ukhuwah ini adalah keharusan
manusia unutk melestarikan semua ciptaan Allah SWT. Menggunakan karunia Allah melalui
pemanfaatan alam secara proporsional, tidak kikir dan tidak berlebihan.
2. Ukhuwah Fi Al-Insaniyyah
Yaitu seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka bersumber dari ayah ibu yang
satu (QS. Al-Hujurat: 12). Model ukhuwah ini cakupannya lebih sempit dari ukhuwah yang
pertama, karena lingkup persaudaraan sebatas manusia dengan manusia yang hidup di dunia,
tanpa membedakan apapun. Semuanya adalah saudara tanpa terkecuali.
3. Ukhuwah Fi Al-Wathoniyyah Wa Al-Nasab
Yaitu saudara dalam seketurunan dan kebangsaan seperti yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an.
Ukhuwah ini juga lebih sempit dari bentuk kedua ukhuwah diatas, karena lingkup persaudaraan
hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air. Lebih lanjut ukhuwah ini tidak
mengkosentrasikan pada pemerintahan islam, hanya saja masing-masing warga negara
mempunyai kewenangan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan negara.
Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada “altasamuh” (toleransi), yaitu
adanya interaksi timbal balik antar umat beragama, menghargai kebebasan beragama bagi
orang yang tidak sepaham, tidak mengganggu peribadatan serta tetap menjaga Ukhuwah
wathaniyyah-nya
4. Ukhuwah Fi Din Al-Islam
Yaitu persaudaraan antar interen umat Islam. Sebagaimana sabda nabi muhammad SAW.,
“Antum ashaby, ikhwanuna al-ladzina yu’tuna ba’dhi” (Kalian adalah sahabatku, saudar-
saudara kita adalah setelah wafatku)
Dilihat dari sifatnya, ukhuwah model ini ruang lingkupnya lebih sempit dari ketiga ukhuwah
diatas, karena hanya mencakup umat islam saja. Namun jika dilihat dari isinya, maka cakupan
Ukhuwah fi din al-Islam lebih luas, karena tidak dibatasi wilayah Negara bahkan tidak dibatasi
alam yang ditempati, apakah masih hidup atau sudah mati, kesesamanya saudara dalam
seagama, sehingga masing-masing orang muslim mempunyai kewajiban terhadap muslim
lainnya. Misalnya mengucapkan salam, mengurus dan mengantarkan jenazah dan lainnya.
Keempat bentuk ukhuwah diatas esensial mempunyai kesamaan yaitu adanya anjuran untuk
hidup rukun salng menghormati, saling membantu, kerja sama, tenggang rasa, solidaritas,
sosial, dengan mendudukkan pada posisinya masing-masing sesuai dengan ciri khas bentuk
ukhuwah yang dilakukan keempat ukhuwah yang dilakukan keempat bentuk ukhuwah diatas
pada hakikatnya merupakan pengenjawantahan dari prinsip tauhid yang harus ditegakkan
dalam hidup dan kehidupan sehari-hari

3
Muhammad Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), hal. 358-359
Memelihara tali silaturahmi
Menjalin silaturahmi antar umat Islam sangat diwajibkan oleh Allah SWT. Keutamaan menjaga
silaturahmi sangat bermanfaat bagi kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Oleh sebab itu,
silaturahmi yang baik harus selalu dijalin. Dengan adanya silaturahmi maka akan tercipta suatu
hubungan yang baik. Kerukunan akan terjalin dan suasana tentram tercipta saat bertemu satu
sama lain.
Dalam memelihara silaturahim seorang muslim setidaknya melakukan 5 hal ini agar
silaturahmi tidak terputus, yaitu:
1. Menjawab salam
Mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya, dan perintah mengawali salam itu
wajib. Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab salam
hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan
menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata “As-salamu” itu merupakan bagian
dari asma Allah, ketika kita mengucapkan “As-salamu Alaikum” itu berarti semoga engkau
dalam bimbingan Allah. Ketika seorang muslim mendapatkan salam, wajib untuk
menjawabnya tetapi ketika muslim lainnya wajib kifayah untuk menjawab salam.
2. Ketika diundang wajib datang atau memenuhinya.
Memenuhi undangan itu wajib pada setiap undangan, namun ulama merinci atau
mengkhusukan pada undangan walimah. Apabila ada dua undangan dalam waktu yang sama,
undangan yang pertama diterima wajib untuk di penuhi sedangkan yang kedua sunnah untuk
dipenuhi.
3. Mendoakan kebagusan untuk orang yang bersin dan memuji kepada Allah. Etika orang yang
bersin adalah menutup hidup dan menelan suaranya.
4. Menjenguk orang sakit, hukumnya sunnah, khususnya saudara atau tetangga, guru-guru,
teman. Maka jika seorang muslim mendengar salah satu dari mereka yang sakit maka jenguklah
untuk mengetahui bagaimana keadaan dan untuk menghiburnya dan mendoakan
kesembuhannya.
5. Ketika ada seorang muslim meninggal, hendak nya mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi
roji’un dan berkunjung untuk menyatakan berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan
dengan menghiburnya bahwa setiap musibah pasti ada hikmah.
Seorang muslim dituntut untuk bermuamalah dengan saudaranya sesama muslim dengan cara
yang dapat melahirkan pertautan hati. Allah swt. Berfirman, “orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Al-Hujurat:10)

Kesimpulan
Persaudaraan (Ukhuwah) adalah persamaan di antara umat manusia, Dalam arti luas, ukhuwah
melampaui batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang sosial, dan keturunan, dan
sebagainya. yang tidak membeda-bedakan umat manusia atas jenis kelamin, asal usul, etnis,
warna kulit, latar belakang historis, sosial, status ekonomi, mengingat umat Muhammad adalah
umat yang satu.
Bentuk-bentuk ukhuwah ukhuwah menurut Al-Quran dan as-Sunnah, maka ukhuwah dapat
dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu
1 .Ukhuwah Fi Al-Ubudiyyah
2. Ukhuwah Fi Al-Insaniyyah
3. Ukhuwah Fi Al-Wathoniyyah Wa Al-Nasab
4. Ukhuwah Fi Din Al-Islam
Menjalin silaturahmi antar umat Islam sangat diwajibkan oleh Allah SWT. Keutamaan menjaga
silaturahmi sangat bermanfaat bagi kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Oleh sebab itu,
silaturahmi yang baik harus selalu dijalin. Dengan adanya silaturahmi maka akan tercipta suatu
hubungan yang baik. Kerukunan akan terjalin dan suasana tentram tercipta saat bertemu satu
sama lain.
Seorang muslim dituntut untuk bermuamalah dengan saudaranya sesama muslim dengan cara
yang dapat melahirkan pertautan hati. Allah swt. Berfirman, “orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Al-Hujurat:10).

DAFTAR PUSTAKA
Baqi, M. Fu’ad Abdul, Al-Lu’lu Wal Marjan, Surabaya: Pt. Bina Ilmu, 2006
Syihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996.
Santoso, Keutamaan Menjaga Tali Silaturahmi dan Cara Bersilaturahmi,
https://yatimmandiri.org/blog/inspirasi/keutamaan-menjaga-silaturahmi/, diakses pada tanggal
22 November 2023
Muhaimin, DKK, 2005. studi islam dalam ragam & pendekatan. jakarta: prenadamedia
group.

Anda mungkin juga menyukai