Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

OBAT OBATAN ANTIEMETIK

DISUSUN OLEH :
SITI FATIMAH AZZAHRA
X

SMK RAFLESIA BOGOR


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Obat-Obatan Antiemetik” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh guru. Saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan
Saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mual, Muntah, Antiemetik................................................................ 2

B. Pengertian Obat Antiemetik................................................................................ 2

C. Jenis Jenis obat antiemetik dalam berbagai kondisi........................................... 3

D. Efek Masing Masing Obat Antiemetik............................................................... 5

E. Mekanisme Mual, Muntah dan Antiemetik........................................................ 5

F. Obat Antiemetik dan Sifat Obat Golongan Antagonis Serotonin....................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 10

B. Saran................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual dan muntah pada pasien kanker dapat merupakan gejala dari penyakit
kanker atau efek samping dari pengobatan kanker. Mual muntah dapat
mempengaruhi status nutrisi, asupan makanan dan pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien (Ballatori and Roila, 2003). Mual muntah akibat
kemoterapi (MMK) merupakan efek samping yang paling ditakuti oleh pasien kanker
baik yang mendapat kemoterapi ataupun radioterapi (Schnell, 2003). Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh antiemetik yang tidak efektif dalam mencegah mual
muntah. Efikasi antiemetik dalam mencegah mual muntah berkisar sekitar 70%-80%
pada pasien yang medapat kemoterapi dengan emetogenik berat (Wit dkk, 2005).
Salah satu hal yang berpengaruh terhadap respon obat adalah variasi individu
dalam biotransformasi obat. Polimorfisme gen yang berperan serta dalam
biotransformasi obat merupakan prediktor dalam efektivitas terapi antiemetik selain
faktor risiko jenis kelamin, usia dan emetogenik dari obat sitotoksik (Kaiser dkk,
2004).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antiemetik ?
2. Apa saja jenis jenis obat antiemetik ?
3. Apa mekanisme mual dan muntah ?
4. Apa saja efek samping pada masing masing obat antiemetik ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan antiemetik
2. Mengetahui apa saja jenis jenis obat antiemetik
3. Mengetahui mekanisme mual dan muntah
4. Mengetahui efek samping pada masing masing obat antiemetik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mual, Muntah dan Antiemetik


Mual sering kali di artikan sebagai keinginan untuk muntah atau gejala yang
dirasakan ditenggorokan dan di daerah sekitar lambung yang menandakan kepada
seseorang bahwa ia akan segera muntah. Muntah diartikan sebagai pengeluaran isi
lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan dorongan yang sangat kuat
(Sukandar, 2008).
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual
dan muntah. Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas
refleks muntah menggunakan satu dari dua cara, yaitu secara lokal, untuk
mengurangi respons lokal terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu
terjadinya muntah, atau secara sentral, untuk menghambat CTZ secara langsung atau
menekan pusat muntah. Anti emetik yang bekerja secara lokal dapat berupa anastid,
anastesi lokal, adsorben, obat pelindung yang melapisi mukosa GI, atau obat yang
mencegah distensi dan menstimulasi pereganan saluran GI. Agen ini sering kali
digunakan untuk mengatasi mual yang ringan(Mutschler,1991).

B. Pengertian obat antiemetik


Antiemetik atau antimuntah adalah jenis obat-obatan yang membantu mengatasi
gejala mual dan muntah. Obat antiemetik juga digunakan dalam penanganan mual
dan muntah yang disebabkan oleh obat lain, serta mual dan muntah akibat morning
sickness, infeksi, mabuk perjalanan, maupun flu perut.Obat antiemetik bekerja
dengan menghambat senyawa dan neurotransmitter spesifik di dalam tubuh. Senyawa
tersebut dapat memicu reaksi seperti mual dan muntah pada banyak kondisi.Obat
antiemetik sendiri banyak jenisnya karena masing-masing obat memiliki kegunaan
unik pada berbagai kondisi. Walau terlihat sederhana, rasa mual yang kita rasakan
merupakan proses yang kompleks. Pemicu yang berbeda akan membutuhkan jenis
obat yang berbeda pula.

2
C. Jenis Jenis obat antiemetik dalam berbagai kondisi
Berikut ini jenis-jenis obat antiemetik yang bisa membantu mengatasi mual dan muntah
berdasarkan penyebabnya:
1. Obat antiemetik untuk mabuk perjalanan
Beberapa obat antihistamin memiliki efek antiemetik untuk mencegah mual dan muntah
akibat mabuk perjalanan. Obat-obatan tersebut mampu menurunkan kepekaan telinga
bagian dalam terhadap gerakan kepala.Beberapa contoh antiemetik untuk atasi mabuk
perjalanan, yaitu:

 Dimenhydrinate
 Diphenhydramine
 Meclizine
 Promethazine

2. Obat antiemetik saat menjalani operasi


Pasien yang menerima tindakan anestesi saat hendak operasi kerap mengalami mual dan
muntah. Untuk itu, beberapa jenis kelompok obat antiemetik pun mungkin akan
diberikan dokter. Obat-obat tersebut ada yang berasal dari penghambat reseptor
serotonin, penghambat reseptor dopamin, dan kortikosteroid.Beberapa contoh obat
antiemetik saat menjalani operasi, termasuk:

 Dexamethasone
 Droperidol
 Granisetron
 Metoclopramide
 Ondansetron

3. Obat antiemetik untuk flu perut


Flu perut atau gastroenteritis terjadi ketika lambung atau usus mengalami iritasi atau
peradangan, sebagai dari akibat infeksi virus atau bakteri. Muntah menjadi salah satu
gejala flu perut yang dapat berbahaya jika tak dikendalikan.Beberapa contoh antiemetik
yang mungkin diresepkan dokter untuk penderita flu perut, yaitu:

3
 Natrium sitrat
 Asam fosfat
 Bismuth subsalisilat

4. Obat antiemetik untuk pasien yang menjalani kemoterapi


Terapi kometerapi untuk penanganan kanker sering menimbulkan efek samping mual dan
muntah bagi pasiennya. Dokter biasanya akan meresepkan obat antiemetik sebelum dan
sesudah kemoterapi demi mencegah efek samping tersebut serta membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.Obat antiemetik untuk pasien kanker pun
dapat bermacam-macam, seperti obat yang berasal dari kelompok penghambat reseptor
serotonin, penghambat reseptor dopamin, penghambat reseptor NK1, dan
kortikosteroid.

 Aprepitant
 Dexamethasone
 Dolasetron
 Ondansetron
 Palonosetron
 Prochlorperazine
 Rolapitant
 Granisetron

5. Obat antiemetik untuk ibu hamil


Ibu hamil mungkin sangat akrab dengan morning sickness. Kondisi ini ditandai dengan
mual bahkan muntah di jam berapa pun, walau namanya "morning". Obat antiemetik
mungkin akan diberikan dokter jika gejala yang dirasakan sangat parah serta
mengganggu aktivitas sehari-hari ibu hamil.Beberapa contoh obat antiemetik untuk
atasi morning sickness, yaitu:

 Dimenhydrinate
 Prochlorperazine
 Promethazine
 Vitamin B6

4
Apabila pilihan obat di atas tidak efektif, dokter mungkin akan memberikan
metoclopramide.

D. Efek Masing Masing Obat Antiemetik

Antiemetik dapat berasal dari berbagai kelompok obat-obatan. Masing-masing kelompok


obat tersebut akan memicu efek samping tertentu sehingga pastikan Anda
memahaminya sebelum obat digunakan.Berikut ini efek samping yang khas pada
berbagai kelompok obat yang memiliki efek antiemetik:

 Antihistamin: mengantuk, mulut kering, dan hidung kering


 Bismuth subsalisilat: Feses gelap dan kehitaman serta perubahan pada warna
lidah
 Kortikosteroid: Gejala gangguan pencernaan, peningkatan dahaga dan nafsu
makan, serta jerawat
 Pemblokir reseptor dopamin: Kelelahan, sembelit, telinga berdenging, mulut
kering, gelisah, dan kejang otot
 Penghambat reseptor NK1: Mulut kering, Penurunan volume urine,
dan heartburn
 Penghambat reseptor serotonin: kelelahan, mulut kering, dan sembelit

E. Mekanisme Mual, Muntah dan Antiemetik


Dalam penanganan kemoterapi menggunakan obat-obat yang bersifat
sitotoksik. Obat sitotoksik dapat menimbulkan mual muntah melalui beberapa
mekanisme, yaitu:1] pusat muntah, 2] chemoreceptor trigger zone (CTZ), 3] syaraf
aferen vagus yang berasal dari gastrointestinal menuju area postrema. CTZ. CTZ
sangat sensitif terhadap stimulus kimia dan merupakan target utama dari antiemetik.
Obat sitotoksik akan mengaktifkan syaraf aferen vagus dan menghasilkan input
sensori yang akan mengaktifkan otot perut, diafragma, lambung dan esophagus
untuk menimbulkan muntah. Mekanisme dari obat sitotoksik dalam menimbulkan
muntah (Rubenstein dkk, 2006).

5
Gastrointestinal
Obat sitotoksik Pelepasan serotonin darisel enterokromafin 5-
HT3, SP

CTZ
5-HT3, D2, SP, M VAP

AR 5-HT3 ,
Antagonis histamin, antagonist NK1
antagonis dopamin,
antagonis
kanabioid,
antagonis NK1
Pusat Muntah

Benzodiazepin
Kortisol

Emesis

5-HT3: 5 Hidrokstriptamin, D2 : dopamin, SP : Substansi P, H : Histamin,


M : Muskarinik, CTZ : chemoreceptor trigger zone, VAP :vagal afferent pathway. AR 5-HT3 :
Antagonis reseptor 5 HT3
Jalur muntah :
Mekanisme aksi obat :

Neurotransmiter yang berperan dalam mual muntah adalah dopamine,


serotonin dan senyawa P. Reseptor dopamine, serotonin dan senyawa P terletak di
dorsal vagus, area postrema dan gastrointestinal. Antiemetik yang digunakan dalam
terapi MMK adalah antagonis reseptor 5 HT3 (AR5HT3), antagonis dopamine dan
antagonis neurokinin. AR5HT3 terikat secara selektif dan kompetitif memblok
AR5HT3, sehingga dapat mencegah input sensori ke pusat muntah dan CTZ.
Aktivitas antiemetik dari AR5HT3 dapat tercapai dengan menghambat reseptor
5HT3A dan 5HT3B baik yang terletak di sentral maupun perifer. Obat yang termasuk
golongan AR5HT3 adalah ondansetron, dolasetron, granisetron, dan palanosetron
(Lohr, 2008;Wit dkk, 2005).
Reseptor 5-HT merupakan reseptor yang sangat kompleks, karena memiliki

6
sedikitnya 14 subtipe reseptor. Uniknya, dari empat belas subtipe tersebut, hanya satu
yang terkait dengan kanal ion (reseptor ionotropik)

7
yaitu reseptor 5-HT3, sedangkan sisanya adalah metabotropik. Reseptor 5- HT3
mulanya dijumpai pada saraf otonom, saraf sensorik, dan saraf enterik yang ada di
saluran pencernaan. Selanjutnya reseptor ini juga dijumpai di SSP seperti spinal cord,
korteks, hippokampus, dan di ujung saraf dan berperan mengatur pelepasan
neurotransmitter, termasuk serotonin. Reseptor 5-HT3 terikat dengan kanal ion yang
tidak selektif. Aktivasinya oleh serotonin menyebabkan kanal kation membuka dan
memicu arus depolarisasi yang cepat dan singkat sebagai akibat dari pergerakan ion K +
dan Na+ kanal (Ikawati, 2008).
Pengikatan agonis pada serotonin menyebabkan perubahan konformasi dan
aktivasi reseptor 5-HT3. Hal ini menyebabkan gerakan ion bermuatan positif dari celah
sinaptik ke dalam sitoplasma. Pengikatan antagonis di situs pengikatan serotonin
mencegah aktivasi dan depolarisasi sel terhambat. Sehingga rangsang muntah tidak
akan dilanjutkan ke pusat muntah (Gambar 2) (Ikawati, 2008).

Gambar 2. Mekanisme kerja dari antagonis reseptor 5-HT3 (Katzung, 2001).

Gambar 3. Obat golongan antagonis reseptor 5-HT3 akan menempati reseptor

8
5-HT3 sehingga dapat mencegah muntah (Ikawati, 2008).
Antagonis reseptor 5-HT3 sering digunakan bersama dengan steroid
glukokortikoid seperti dexamethasone pada induksi mual dan muntah akibat
kemoterapi. Penggunaan bersama antagonis reseptor NK1, secara signifikan
meningkatkan efektivitas antagonis 5-HT3 secara akut atau kronik pada induksi mual
dan muntah akibat kemoterapi. Dalam sebuah studi meta analisis, antagonis reseptor
5-HT3 dinyatakan efektif dalam mencegah mual dan muntah pasca operasi payudara
(Singhal, et al, 2012).

F. Obat Antiemetik dan Sifat Obat Golongan Antagonis Serotonin


a. Obat Antiemetik
1. Ondansetron
Nama Branded Generik Produsen

Frazon Ferron

Narfoz Pharos

Kliran Bernofarm

Ondarin Yarindo Farmatama

Ondavell Novell Pharma

Trovensis Sanbe

Vomceran Kalbe Pharma

Vometraz Dexa Medica

Vometron Mahakam Medika Farma

(Anonim, 2012)
2. Granisetron
Nama Branded Generik Produsen

Gramet Pharos

Granon Dexa Medica

Kytril Roche

9
(Anonim, 2012)
3. Palonesetron
Nama Branded Generik Produsen

Paloxi Kalbe Farma

(Anonim, 2012)

b. Sifat Obat Golongan Antagonis Serotonin

Obat Kimia Alam Antagonis Waktu Dosis


Reseptor Paruh
Ondansetron Carbazole Antagonis 3,9 jam 0,15 mg/ kg
derivatif resptor 5-HT3
dan antagonis
lemah 5-HT4
Granisetron Indazole Antagonis 9-11,6 jam 10 mg/ kg
reseptor 5-
HT3
Dolasetron Indole Antagonis 7-9 jam 0,6-3 mg/ kg
reseptor 5- HT3

Palonosetron Isoquinolone Antagonis 40 jam 0,25 mg x 1


reseptor 5- dosis
HT3
(Goodman and Gilman, 2011)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Antagonis reseptor 5-HT3 bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor 5-
HT3 mencegah aktivasi dan depolarisasi sel terhambat, sehingga rangsang muntah
tidak akan dilanjutkan ke pusat muntah. Contoh obat golongan antagonis reseptor 5-
HT3 antara lain ondansetron, granisetron, dolasetron, dan palonostreon.
Mual sering kali di artikan sebagai keinginan untuk muntah atau gejala yang
dirasakan ditenggorokan dan di daerah sekitar lambung yang menandakan kepada
seseorang bahwa ia akan segera muntah. Muntah diartikan sebagai pengeluaran isi
lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan dorongan yang sangat kuat.
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual
dan muntah. Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas
refleks muntah menggunakan satu dari dua cara, yaitu secara lokal, untuk
mengurangi respons lokal terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu
terjadinya muntah, atau secara sentral, untuk menghambat CTZ secara langsung atau
menekan pusat muntah

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga pembaca
bisa memvalidasi dengan referensi yang tersedia untuk mendapatka teori yang lebih
benar. Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan makalah yang memuat
keracunan ini.

11

Anda mungkin juga menyukai