DISUSUN OLEH :
SITI FATIMAH AZZAHRA
X
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Obat-Obatan Antiemetik” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh guru. Saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan
Saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual dan muntah pada pasien kanker dapat merupakan gejala dari penyakit
kanker atau efek samping dari pengobatan kanker. Mual muntah dapat
mempengaruhi status nutrisi, asupan makanan dan pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien (Ballatori and Roila, 2003). Mual muntah akibat
kemoterapi (MMK) merupakan efek samping yang paling ditakuti oleh pasien kanker
baik yang mendapat kemoterapi ataupun radioterapi (Schnell, 2003). Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh antiemetik yang tidak efektif dalam mencegah mual
muntah. Efikasi antiemetik dalam mencegah mual muntah berkisar sekitar 70%-80%
pada pasien yang medapat kemoterapi dengan emetogenik berat (Wit dkk, 2005).
Salah satu hal yang berpengaruh terhadap respon obat adalah variasi individu
dalam biotransformasi obat. Polimorfisme gen yang berperan serta dalam
biotransformasi obat merupakan prediktor dalam efektivitas terapi antiemetik selain
faktor risiko jenis kelamin, usia dan emetogenik dari obat sitotoksik (Kaiser dkk,
2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antiemetik ?
2. Apa saja jenis jenis obat antiemetik ?
3. Apa mekanisme mual dan muntah ?
4. Apa saja efek samping pada masing masing obat antiemetik ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan antiemetik
2. Mengetahui apa saja jenis jenis obat antiemetik
3. Mengetahui mekanisme mual dan muntah
4. Mengetahui efek samping pada masing masing obat antiemetik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Jenis Jenis obat antiemetik dalam berbagai kondisi
Berikut ini jenis-jenis obat antiemetik yang bisa membantu mengatasi mual dan muntah
berdasarkan penyebabnya:
1. Obat antiemetik untuk mabuk perjalanan
Beberapa obat antihistamin memiliki efek antiemetik untuk mencegah mual dan muntah
akibat mabuk perjalanan. Obat-obatan tersebut mampu menurunkan kepekaan telinga
bagian dalam terhadap gerakan kepala.Beberapa contoh antiemetik untuk atasi mabuk
perjalanan, yaitu:
Dimenhydrinate
Diphenhydramine
Meclizine
Promethazine
Dexamethasone
Droperidol
Granisetron
Metoclopramide
Ondansetron
3
Natrium sitrat
Asam fosfat
Bismuth subsalisilat
Aprepitant
Dexamethasone
Dolasetron
Ondansetron
Palonosetron
Prochlorperazine
Rolapitant
Granisetron
Dimenhydrinate
Prochlorperazine
Promethazine
Vitamin B6
4
Apabila pilihan obat di atas tidak efektif, dokter mungkin akan memberikan
metoclopramide.
5
Gastrointestinal
Obat sitotoksik Pelepasan serotonin darisel enterokromafin 5-
HT3, SP
CTZ
5-HT3, D2, SP, M VAP
AR 5-HT3 ,
Antagonis histamin, antagonist NK1
antagonis dopamin,
antagonis
kanabioid,
antagonis NK1
Pusat Muntah
Benzodiazepin
Kortisol
Emesis
6
sedikitnya 14 subtipe reseptor. Uniknya, dari empat belas subtipe tersebut, hanya satu
yang terkait dengan kanal ion (reseptor ionotropik)
7
yaitu reseptor 5-HT3, sedangkan sisanya adalah metabotropik. Reseptor 5- HT3
mulanya dijumpai pada saraf otonom, saraf sensorik, dan saraf enterik yang ada di
saluran pencernaan. Selanjutnya reseptor ini juga dijumpai di SSP seperti spinal cord,
korteks, hippokampus, dan di ujung saraf dan berperan mengatur pelepasan
neurotransmitter, termasuk serotonin. Reseptor 5-HT3 terikat dengan kanal ion yang
tidak selektif. Aktivasinya oleh serotonin menyebabkan kanal kation membuka dan
memicu arus depolarisasi yang cepat dan singkat sebagai akibat dari pergerakan ion K +
dan Na+ kanal (Ikawati, 2008).
Pengikatan agonis pada serotonin menyebabkan perubahan konformasi dan
aktivasi reseptor 5-HT3. Hal ini menyebabkan gerakan ion bermuatan positif dari celah
sinaptik ke dalam sitoplasma. Pengikatan antagonis di situs pengikatan serotonin
mencegah aktivasi dan depolarisasi sel terhambat. Sehingga rangsang muntah tidak
akan dilanjutkan ke pusat muntah (Gambar 2) (Ikawati, 2008).
8
5-HT3 sehingga dapat mencegah muntah (Ikawati, 2008).
Antagonis reseptor 5-HT3 sering digunakan bersama dengan steroid
glukokortikoid seperti dexamethasone pada induksi mual dan muntah akibat
kemoterapi. Penggunaan bersama antagonis reseptor NK1, secara signifikan
meningkatkan efektivitas antagonis 5-HT3 secara akut atau kronik pada induksi mual
dan muntah akibat kemoterapi. Dalam sebuah studi meta analisis, antagonis reseptor
5-HT3 dinyatakan efektif dalam mencegah mual dan muntah pasca operasi payudara
(Singhal, et al, 2012).
Frazon Ferron
Narfoz Pharos
Kliran Bernofarm
Trovensis Sanbe
(Anonim, 2012)
2. Granisetron
Nama Branded Generik Produsen
Gramet Pharos
Kytril Roche
9
(Anonim, 2012)
3. Palonesetron
Nama Branded Generik Produsen
(Anonim, 2012)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antagonis reseptor 5-HT3 bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor 5-
HT3 mencegah aktivasi dan depolarisasi sel terhambat, sehingga rangsang muntah
tidak akan dilanjutkan ke pusat muntah. Contoh obat golongan antagonis reseptor 5-
HT3 antara lain ondansetron, granisetron, dolasetron, dan palonostreon.
Mual sering kali di artikan sebagai keinginan untuk muntah atau gejala yang
dirasakan ditenggorokan dan di daerah sekitar lambung yang menandakan kepada
seseorang bahwa ia akan segera muntah. Muntah diartikan sebagai pengeluaran isi
lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan dorongan yang sangat kuat.
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual
dan muntah. Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas
refleks muntah menggunakan satu dari dua cara, yaitu secara lokal, untuk
mengurangi respons lokal terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu
terjadinya muntah, atau secara sentral, untuk menghambat CTZ secara langsung atau
menekan pusat muntah
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga pembaca
bisa memvalidasi dengan referensi yang tersedia untuk mendapatka teori yang lebih
benar. Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan makalah yang memuat
keracunan ini.
11