Anda di halaman 1dari 37

a

“Bahan Ajar SMA / MA Kelas X”

KD 3: 3.1 Memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya


dalam kehidupan sehari-hari

KD 4: 4.1 Menyajikan contoh penerapan pengetahuan dasar


geografi pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan

KELAS

10
Wisnu Sinartejo
2019
1
A. RUANG LINGKUP PENGETAHUAN GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi
dan graphien yang artinya gambaran atau pencitraan. Secara harfiah
geografi berarti ilmu yang mencitrakan atau menggambarkan tentang bumi.
Perkataan ini pertama kali diperkenalkan oleh Eratosthenes dengan nama
geographica yang kemudian dikenal sebagai peletak dasar ilmu geografi.
Geografi mengalami perkembangan pesat menjelang akhir abad ke-
18. Pada era ini, tokoh yang muncul adalah geograf terkenal dari USA, yaitu
Ellsworth Huntington. Beliau merupakan salah satu tokoh aliran fisis
determinis. Perkembangan ilmu geografi semakin pesat dengan munculnya
Paul Vidal de la Blache. Beliau adalah tokoh geograf Perancis yang
menganut paham posibilis.
Setelah beberapa abad kemudian muncullah konsep Geografi yang
dikemukakan para ahli berikut ini.
a. Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant
tertarik pada Geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan
filsafat. Semua gagasan Kant tentang hakikat Geografi dapat ditemukan
dalam buku Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya,
Geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda, hal-hal
atau gejala gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
b. Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik
Geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai
peletak dasar Geografi fisik modern. Ia menyatakan Geografi identik
atau serupa dengan Geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan
Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam ruang angkasa, gejala
cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan proses
terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
c. Karl Ritter (1779–1859)
Seperti halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak
dasar Geografi modern. Profesor Geografi Universitas Berlin ini
mengatakan bahwa Geografi merupakan suatu telaah tentang Bumi
sebagai tempat hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi

2
Geografi adalah semua fenomena di permukaan Bumi, baik organik
maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
d. Friederich Ratzel (1844–1904)
Ratzel adalah guru besar Geografi di Leipzig. Ia mengemukakan
konsep Geografi dalam bukunya yang berjudul Politische Geographie.
Konsep itu diberi nama Lebensraum yang artinya wilayah Geografis
sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu
Negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia
miliki.
e. Elsworth Huntington (1876–1947)
Huntington adalah geograf asal Amerika Serikat. Melalui bukunya
yang berjudul The Pulse of The Earth, ia memaparkan bahwa
kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh
iklim. Atas dasar teorinya itu, Huntington kemudian terkenal sebagai
determinis iklim (memandang iklim sebagai penentu kehidupan). Ia
mengatakan, Geografi sebagai studi tentang fenomena permukaan Bumi
beserta penduduk yang menghuninya. Ia menjelaskan adanya
hubungan timbal balik antara gejala dan sifat-sifat permukaan Bumi
dengan penduduknya.
f. Paul Vidal de la Blache (1845–1918)
Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah pelopor posibilisme
dalam Geografi. Posibilisme (teori kemungkinan) muncul setelah Vidal
melakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang sangat erat
antara manusia dan lingkungan pada masyarakat agraris pramodern. Ia
menegaskan bahwa lingkungan menawarkan sejumlah kemungkinan
(posibilities) kepada manusia untuk hidup dan berkembang. Atas dasar
itu, Vidal mengemukakan konsepnya yang disebut genre de vie atau
mode of live (cara hidup). Dalam konsep ini, Geografi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan manusia
terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
g. Halford Mackinder (1861–1947)
Mackinder adalah pengajar di Universitas Oxford. Pendapatnya
tentang Geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang berjudul The
Scopeand Methods of Geography yang berisi konsep man-land relation
(hubungan manusia dengan lahan) dalam Geografi. Ia menyatakan
bahwa Geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi

3
manusia dalam masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut
lokasinya.
h. Bintarto
Bintarto adalah guru besar Geografi di Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa Geografi
pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan,
menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan
penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari
unsur-unsur Bumi.
i. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas
hal-hal yang berkaitan dengan Geografi. Menurutnya, Geografi
merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup
tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah).
Dalam hal spasial, Geografi mempelajari persebaran gejala baik yang
alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi,
Geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, Geografi mempelajari
wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan
fisiografisnya.
j. Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang 1988
Dari seminar peningkatan kualitas pengajaran Geografi ini
dihasilkan rumusan Geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan
atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Geografi adalah studi tentang pola-pola dan proses-proses bentang
manusia (built) dan bentang lingkungan (natural), dimana bentang-bentang
tersebut tersusun atas komponen ruang nyata (objektif) dan ruang subjektif

2. Ruang Lingkup Geografi


Ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersusun secara sistematik
dan terlihat dari sisi objek studi yang jelas memiliki ruang lingkup tertentu,
mengembangkan metode tertentu, memiliki asas dan konsep serta
mengembangkan teori-teori terkait di dalamnya.

4
a. Objek Geografi
Setiap disiplin ilmu memiliki objek yang menjadi bidang kajiannya.
Objek bidang ilmu geografi terdiri atas objek material dan objek formal.
Objek material geografi berkaitan dengan substans materi yang dikaji.
Sementara itu, objek formal geografi berkaitan dengan pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam menganalisis objek material tersebut.
1) Objek material
Objek material geografi adalah sasaran atau "hal" yang dikaji dalam
studi geografi yaitu lapisan bumi dan lebih luasnya adalah fenomena
geosfer yang meliputi.
a) Atmosfer, yaitu lapisan udara yang terdiri atas berbagai
fenomena cuaca dan iklim yang dikaji lebih khusus dalam
Klimatologi dan Meteorologi.
b) Litosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kerak bumi yang dikaji
dalam bidang Geologi, Geomorfologi, Petrografi dan lainnya.
c) Hidrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di
laut dan dikaji khusus dalam Hidrologi, Oseanografi dan lainnya.
d) Biosfer, yaitu lapisan kehidupan berupa ekosistem, flora fauna
dan interaksi di dalamnya yang dikaji khusus dalam Biogerografi,
Ekologi dan lainnnya.
e) Antroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan "tema
sentral" dari tema lapisan geosfer lainnya. Manusia sebagai
mahluk dominan dalam ruang bumi tentunya sangat berperan
dalam perubahan struktur ruang itu sendiri.
2) Objek formal
Selain kita membahas tentang bahan kajian geografi objek material,
tentu kita memerlukan cara untuk mempelajari atau memecahkan
masalahnya. Metode atau pendekatan yang digunakan untuk
mengkaji suatu masalah dalam geografi disebut objek formal. Objek
formal inilah yang membedakan geografi dengan bidang ilmu
lainnya.
Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu metode, cara
pandang, atau analisis untuk memahami berbagai gejala dan
fenomena geosfer, khususnya interaksi antara manusia terhadap
lingkungannya. Setiap disiplin ilmu memiliki cara pandang yang
berbeda terhadap suatu kejadian yang sama dapat dilihat dari

5
berbagai sudut pandang. Terdapat tiga pendekatan yang digunakan
dalam kajian ilmu geografi yaitu: pendekatan spasial, pendekatan
ekologis, dan pendekatan kompleks wilayah.
b. Konsep Geografi
Dalam mengkaji peristiwa, geografi selalu menggunakan konsep.
Menurut Nursid Sumaatmadja, konsep geografi dalah pola abstrak yang
berkaitan dengan gejala-gejala nyata tentang geografi. Sementara itu,
Ikatan Geografi Indonesia (IGI) merumuskan sepuluh konsep geografi
yaitu sebagai berikut.
1) Lokasi
2) Jarak
3) Keterjangkauan
4) Pola
5) Morfologi
6) Aglomerasi
7) Interaksi dan interdependensi
8) Nilai kegunaan
9) Diferensiasi area
10) Keterkaiatan
keruangan c. Prinsip Geografi
Geografi sebagai sebuah disiplin ilmu memiliki prinsip-prinsip dalam
mempelajari objek kajiannya. Prinsip geografi dipergunakan untuk
menjelaskan fenomena atau permasalahan yang terjadi di dalam
kehidupan sehari hari dalam menemukan pemecahan masalah. Prinsip
geografi adalah dasar pemikiran tentang berbagai gejala yang ada di
bumi dan alam semesta, meliputi persebaran, interelasi, deskripsi, dan
korologi.
d. Aspek Geografi
Geografi memilki kajian yang sangat luas sehingga berkaitan dengan
disiplin ilmu lain. Keterkaitan geografi dengan ilmu lainnya dapat
dibedakan berdasarkan aspek-aspek geografi. Aspek-aspek geografi
terdiri atas dua kelompok, yaitu aspek yang berkaitan dengan
lingkungan fisik dan aspek yang berkaitan dengan lingkungan nonfisik.
1) Aspek Fisik

6
Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena geosfer yang
mempengaruhi kehidupan manusia, meliputi aspek topologi, biotik,
dan abiotik.
a) Aspek Topologi
Aspek ini membahas tentang hal yang berkenaan dengan letak
atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka bumi, luas area dan
batas-batas wilayah yang memiliki ciri-ciri khas tertentu.
b) Aspek Biotik
Aspek ini membahas tentang hal yang berkenaan dengan unsur
vegetasi seperti (tumbuh-tumbuhan atau flora, dunia binatang
atau fauna) dan kajian penduduk.
c) Aspek Abiotik
Aspek ini membahas tentang hal yang berkenaan dengan unsur
kondisi tanah, tata air (hidrologi) baik itu perairan, darat maupun
laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.
2) Aspek Sosial
Geografi mengkaji keterkaitan manusia dengan fenomena yang
terjadi di geosfer. Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis,
ekonomis, dan aspek yang berhubungan dengan pola hidup manusia
(kebudayaan). Pada aspek sosial manusia berperan sebagai fokus
utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran
manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan
lingkungannya.
Aspek-aspek sosial terdiri sebagai berikut.
a) Aspek Sosial
Aspek ini membahas tentang hal yang berkenaan dengan unsur
adat-istiadat, tradisi, komunitas, kelompok masyarakat dan
lembaga-lembaga sosial.
b) Aspek Ekonomi
Aspek ini membahas tentang hal yang berkenaan dengan unsur
pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan, perdagangan,
industri, transportasi dan pasar.
c) Aspek Budaya
Aspek ini membahas tentang hal-hal yang berkenaan dengan
unsur agama, pendidikan, kesenian dan bahasa.
d) Aspek Politik

7
Aspek ini membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
unsur kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan di
masyarakat.

3. Cabang-Cabang Ilmu Geografi


Luasnya ruang lingkup geografi menimbulkan kebutuhan spesialisasi. Oleh
karena itu, munculah cabang-cabang ilmu geografi yang mendukung, yaitu
sebagai berikut.

a. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari masalah atmosfer, misalnya,


suhu, udara, cuaca, angin, dan berbagai sifat fisika dan kimia atmosfer
lainnya.
b. Klimatologi adalah ilmu yang menye- lidiki masalah iklim.
c. Astronomi, adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit di luar
atmosfer bumi, misalnya, matahari, bulan, bintang, dan ruang angkasa.
d. Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan,
terutama batu- batuannya, misalnya, sejarah kejadian, komposisi,
struktur, dan proses perkem- bangan batuan.
e. Geomorfologi (morfo artinya bentuk) adalah ilmu yang mempelajari
tentang bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan
bentuk-bentuk tersebut.
f. Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari tanah-tanah secara
keseluruhan, mencakup sifat fisik dan kimia tanah, struktur tanah,
persebaran jenis tanah, dan sebagainya.
g. Hidrografi/hidrologi (hidro artinya air) adalah ilmu yang berhubungan
dengan pencatatan, survei, serta pemetaan siklus air (tawar) yang ada di
kerak bumi, baik yang berada di permukaan maupun yang ada di dalam
kerak bumi, mencakup di dalamnya pola distribusi, sifat-sifat, dan
karakteristik air. Turunan dari hidrologi, antara
h. lain, limnologi (mempelajari tentang danau),
hidrometeorologi (mempelajari kondisi air di udara), hidrologi
fluvial (sungai), dan groundwater hidrology (hidrologi air tanah).
i. Oseanografi (ocean artinya laut) adalah ilmu yang mempelajari tentang
sifat fisik dan sifat kimia kelautan. Sifat fisik meliputi arus laut,
gelombang, dan suhu air laut. Sifat kimia meliputi salinitas dan
keasaman air laut. Kedua sifat tersebut berpengaruh terhadap
ekosistem dan pemanfaatan laut.

8
j. Ekologi adalah ilmu tentang lingkungan hidup, mencakup di dalamnya
hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.
k. Biogeografi (bio artinya hidup) adalah cabang ilmu geografi yang
mempelajari tentang faktor-faktor alam yang memengaruhi penyebaran
makhluk hidup.
l. Geografi manusia adalah cabang ilmu geografi yang mengkaji tentang
aspek sosial, ekonomi, dan penduduk.
m. Geografi politik adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang
negara yang ditinjau dari sudut pandang letak negara tersebut di muka
bumi, sehingga dapat diketahui kondisi alamnya, karakteristik
penduduknya, dan dasar-dasar pengambilan kebijakan politik dari
negara tersebut.
n. Geofisika adalah ilmu yang mengkaji sifat-sifat bumi (bagian dalam)
dengan metode atau teknik fisika, misalnya dalam mengkaji gempa
bumi, gravitasi, dan medan magnet.
o. Geografi penduduk adalah cabang ilmu geografi yang mengkaji tentang
penduduk dan kaitannya dengan pengaruh lingkungan hidupnya
sehingga dapat menampilkan karakter dan sosial-budaya yang beraneka
ragam.
p. Geografi ekonomi adalah cabang ilmu geografi yang khusus mempelajari
tentang ekonomi penduduk meliputi distribusi perekonomian penduduk
yang dipengaruhi oleh kondisi alam.
q. Antropogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari
persebaran bangsa- bangsa di muka bumi dilihat dari sudut pandang
geografis, disebut juga etnografi.
r. Paleontologi adalah ilmu tentang fosil-fosil dari bentuk kehidupan di
masa purba yang berada di bawah lapisan-lapisan bumi.
s. Geografi regional merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari
kawasan tertentu secara khusus, misalnya, geografi Timur Tengah dan
geografi Asia Tenggara.
t. Geografi fisik adalah cabang ilmu geografi yang mengkaji bentuk dan
struktur permukaan bumi.
u. Geografi matematik adalah cabang ilmu geografi yang dapat digunakan
untuk memperlihatkan bentuk, ukuran, dan gerakan bumi, misalnya,
lintang dan bujur geografi, meridian, paralel, dan luas permukaan bumi.

9
v. Geografi historis adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari bumi
ditinjau dari sudut sejarah dan perkembangannya.

Sumber :

Aji Arifin. 2016. Geografi untuk SMA/MA XII Pemintaan Ilmu-Ilmu Sosial.
Surakarta: Mediatama

Gatot Hermanto. 2013. Geografi Untuk SMA/ MA Kelas X. Bandung: Yrama Widya

Yasinto Sindhu, P. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

1
B. OBJEK STUDI GEOGRAFI

Litosfer

Atmosfer

Material Hidrosfer

Antroposfer
Objek Studi
Geografi
Biosfer

Formal Pendekatan

Setiap disiplin ilmu memiliki objek yang menjadi bidang kajiannya.


Geografi sebagai disipin ilmu tidak lepas dari objek kajian yang berbeda
dengan disiplin ilmu yang lain. Objek geografi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu objek formal dan objek material. Objek material geografi yang mengkaji
tentang fenomena geosfer yang cakupannya sangat luas seringkali juga dikaji
oleh disiplin ilmu yang lain. Perbedaan yang sangat khas dari disiplin ilmu
geografi dengan disiplin ilmu yang lain adalah objek formalnya.

1. Objek Material Geografi


Objek material geografi merupakan sasaran kajian dalam studi
geografi. Objek studinya adalah fenomena-fenomena geosfer. Cakupan
geosfer memang sangat luas sekali, meliputi fenomena alam dan fenomena
sosial yang berada di bumi. Contoh objek material geografi Antara lain
adalah iklim, jenis tanah, penggunaan lahan, kualitas air, distribusi hewan
dan tumbuhan, migrasi penduduk, mobilitas penduduk, serta struktur
keruangan desa dan kota. Fenomena geosfer dapat dikelompokan menjadi :

1
a. Litosfer (Lapisan Kulit Bumi)
Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang
paling luar yang terdiri dari lapisan
batuan dan tanah. Litosfer merupakan
tempat hidup makhluk hidup yang berada
di darat seperti hewan, tumbuhan, dan
manusia. Jika dilihat dari penampang
melintang lapisan kulit bumi
Gambar 1. Litosfer
dari luar sampai intinya terdapat enam lapi (Sumber:http://media.lonelyplanet.com/lpi/5268
sa/5268-1/681x454.jpg diakses tanggal 22 Mei
yang berbeda, yaitu litosfer, astenosfer, tran 2017 pukul 10.35 WIB)
n
lapisan bawah, inti besi cair, dan inti besi padat.
b. Atmosfer (Lapisan Udara)
Atmosfer adalah lapisan gas (udara) yang menyelimuti permukaan bumi.
Lapisan atmosfer terdiri atas troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer,
dan eksosfer. Lapisan yang paling dekat
dengan bumi adalah lapisan troposfer.
Lapisan udara ini digunakan oleh
manusia dan makhluk lainnya untuk
beraktivitas. Proses kejadian cuaca dan
iklim yang sangat mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup di bumi berada
Gambar 2. Awan (Fenomena Atmosfer)
di lapisan troposfer. Sumber:http http://3.bp.blogspot.com/-
s1600/Clouds7.JPG diakses tanggal 22 Mei 2017
pukul 10.43 WIB

c. Hidrosfer (Lapisan Air)


Hidrosfer adalah lapisan air meliputi
perairan yang ada di darat dan yang
berada di laut.
Tubuh air terdiri atas lautan, danau,
sungai, rawa, mataair dan sungai bawah
tanah.

Gambar 3. Laut (Fenomena Hidrosfer)


Sumber:http://www.premierholiday.co.id/wpconte
nt/uploads/2015/05/Download-Gambar-
Pemandangan-Ombak-Laut.jpg diakses tanggal 22
Mei 2017 pukul 10.47 WIB

1
d. Biosfer (Lapisan Hewan dan Tumbuh-Tumbuhan)
Biosfer merupakan gabungan ekosistem di
planet bumi yang mencakup seluruh
makhluk hidup yang berinteraksi dengan
lingkungan sebagai satu kesatuan. Dalam
objek studi geografi biosfer lebih
menekankan pada lapisan kehidupan
tumbuhan dan hewan (flora dan fauna),
karena manusia dikaji sendiri dalam kajian antro Gambar 4. Hutan (Lapisan Biosfer)
posfer.
Sumber: http://ilmuhutan.com/wp-
content/uploads/hutan.pngdiakses tanggal 22 Mei
2017 pukul 10.54 WIB
e. Antroposfer (Lapisan Manusia)
Antroposfer yaitu lapisan kehidupan manusia yang menekankan pada
kajian manusia dan segala aktifitasnya di permukaan bumi dengan
segala akal budinya dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Manusia merupakan faktor yang sangat
penting karena sebagai makhluk yang
dikaruniai akal pikiran, mereka bisa
merencanakan, membentuk, dan menguah
lingkungan, seperti mengubah kawasan
pertanian menjadi kawasan permukiman,
Gambar 5. Kegiatan Ekonomi Warga
kawasan hutan menjadi kawasan pertanian. (Fenomena Antroposfer)
Sumber:https://i2.wp.com/semarak.news/wpconten
t/uploads/2016/06/pasar.jpgdiakses tanggal 22 Mei
2017 pukul 11.02 WIB

2. Objek formal geografi


Selain kita membahas tentang bahan kajian geografi (objek material),
tentu kita memerlukan cara untuk mempelajari atau memecahkan
masalahnya. Metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengkaji
suatu masalah dalam geografi disebut objek formal. Objek formal
merupakan aplikasi dalam ilmu geografi. Segala permasalahan yang timbul
dalam bidang geografi dapat dikaji dalam objek formal. Objek formal
geografi adalah pendekatan geografi yang terdiri dari:
a. Pendekatan Keruangan
b. Pendekatan Ekologis
c. Pendekatan Kompleks Wilayah

1
C. ASPEK-ASPEK GEOGRAFI

Topografi

Fisik Biotik

Abiotik
Aspek
Geografi
Sosial

Non fisik
(Sosial ) Ekonomi

Budaya dan
Politik

Geografi merupakan ilmu pengetahuan dengan objek utamanya bumi


dan beserta isinya, meliputi didalamnya yaitu semua peristiwa atau fenomena
berupa adanya interaksi unsur fisik dan maupun sosial. Begitu juga dengan
aspek-aspek geografi, dapat dibedakan menjadi dua yaitu aspek fisik dan
aspek nonfisik.

1. Aspek fisik
Mengkaji unsur-unsur geosfer yang bersifat
fisik anatara lain meliputi aspek topologi,
aspek biotik dan nonbiotik. Aspek fisik
merupakan seluruh kenampakan fisik yang
ada di permukaan bumi. Aspek fisik
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Aspek Topologi
Pembahasan aspek topologi yaitu Gambar 6. Aspek fisik berupa
meliputi unsur letak, batas, luas dan pegunungan
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/- /perbukitan.jpg
bentuk muka bumi (morfologi) dari diakses tanggal 22 Mei 2017 pukul 13.22 WIB

suatu wilayah/daerah.
1) Letak geografis
2) Batas wilayah
3) Luas

1
4) Bentuk Muka Bumi

b. Aspek Biotik
Aspek biotik merupakan aspek geografi yang mengkaji karakter fisik
manusia, hewan dan tumbuhan.
c. Aspek non biotik
Aspek non biotik merupakan aspek geografi yang membahas tanah, air
dan iklim. Contohnya : air laut, air sungai.
2. Aspek Nonfisik (Sosial)
Aspek nonfisik geografi mengkaji tentang
manusia dan segala aktivitasnya seperti aspek
budaya, ekonomi, sosial dan politik.
a) Aspek Sosial
Aspek Sosial meliputi unsur tradisi, adat-
istiadat, komunitas, kelompok masyarakat,
dan lembaga-lembaga sosial. Gambar 7 . Tradisi Sekaten di
Yogyakarta
(Sumber: http://
http://lh3.googleusercontent.com/ =w1366-h768-
b) Aspek Ekonomi no diakses tanggal 22 Mei 2017 pukul 13.22

Aspek ekonomi yaitu aspek yang membahas tentang pertanian,


perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan,
transportasi, dan pasar.
c) Aspek Budaya
Aspek Budaya yaitu aspek yang membahas tentang pendidikan, agama,
bahasa, dan kesenian.
d) Aspek Politik
Aspek Politik yaitu aspek yang membahas pemerintahan dan
kepartaian.
Hubungan geografi dengan aspek ilmu yang lain melahirkan ilmu baru.
Sebagai contoh, hubungan geografi dengan biologi melahirkan ilmu baru yaitu
biogeografi, hubungan geografi dengan antropologi melahirkan antropogeografi,
dan hubungan geografi dengan fisika melahirkan geofisika.Kedua aspek dalam
geografi ini menjadi dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama
yaitu geografi fisik dan geografi manusia.
Geografi fisik mempelajari lanskap atau bentang alam fisik Bumi,
misalnya gunung, dataran rendah, sungai, dan pesisir. Geografi fisik

1
menjelaskan penyebaran kenampakan alam yang bervariasi serta mencari
jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari kenampakan masa
lalu.
Geografi manusia mempelajari lanskap atau bentang lahan manusia
(budaya), misalnya komponen-komponen buatan manusia seperti jalan,
saluran air, permukiman, pusat kegiatan, dan bangunan. Geografi manusia
mencoba mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola kenampakan manusia
dan kegiatannya serta meneliti hubungan antara manusia dan lingkungannya

Sumber :
Pabundu Tika, dkk. 2016. Geografi SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan IPS.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Yasinto Shindhu P. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

1
D. KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI

Lokasi

Jarak

Keterjangkauan

Pola

Morfologi
Konsep Esensial
Geografi
Aglomerasi

Nilai Kegunaan

Interaksi dan
Interdependensi

Diferensiasi Area

Keterkaitan
Keruangan

Konsep esensial geografi merupakan unsur penting dalam memahami


fenomena atau kejadian geografi. Konsep esensial ilmu geografi menurut
seminar IGI Tahun 1988 mencakup konsep lokasi, jarak, keterjangkauan,
pola, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi,
deferensiasi area, dan keterkaitan keruangan.

Hafalan Luar Kepala

( JK dan Mr ApoLo gangGu aDIK ) J

= Jarak

K = Keterjangkauan

Mr = Morfologi

A = Aglomerasi

1
Po = Pola

Lo = Lokasi

Gu = Nilai KeGunaan

D = Diferensiasi area

I = Interaksi

K = Keterkaitan ruang

1. Lokasi
Lokasi adalah posisi suatu objek dalam ruang. Secara pokok, konsep lokasi
dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :

a. Lokasi absolut
Lokasi absolut merupakan letak atau tempat dilihat dari garis lintang
dan garis bujur ( garis astronomis ). Lokasi absolut keadaannya tetap
dan tidak dapat berpindah karena berpedoman pada garis astronomi
bumi.
Contoh :

Titik Lokasi Tugu Yogyakarta terletak pada 7° 46’ 58,4” LS dan 110° 22’ 01,4” BT.
Gambar 8. Citra CNES pada Wikimapia Kota Yogyakarta.

1
b. Lokasi relatif
Lokasi relatif sering disebut dengan letak geografis, merupakan posisi
sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah di sekitarnya. Kondisi
dan stuasi dapat berupa kondisi fisik, sosial, budaya, ekonomi, maupun
keberadaan sarana transportasi dengan daerah sekitarnya. Letak relatif
dapat berubah sesuai sudut pandang penggunaannya karena
digambarkan melalui obyek –obyek yang diberi nama, mislanya nama
benua, samudra, pulau, laut, dan sebagainya.

Gambar 9. Peta Administrasi Provinsi DIY


Contoh : Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta,
kabupaten Bantul terletak di sebelah Timur Kabupaten
Kulonprogo

2. Jarak
Konsep jarak mengacu pada ruang yang terdapat di antara dua obyek.
Konsep jarak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak
relatif.

a. Jarak absolut
Jarak absolut menunjukkan jarak antar wilayah yang diukur
menggunakan satuan panjang.

1
Gambar 10. Google Map Rute SMA N 1 Sleman dan Polres Sleman
Contoh : jarak antara SMA N 1 Sleman dengan Polres Sleman adalah 1,8
Km
b. Jarak relatif
Jarak relatif menunjukkan jarak antar wilayah yang
mempertimbangkan rute, waktu dan biaya.

Gambar 11. Google Map Rute Jogja – Solo Via Mobil

2
Gambar 12. Google Map Rute Jogja – Solo Via Kereta
Contoh : jarak antara Kota Yogyakarta dengan Kota Solo adalah 62,8 Km,
bila ditempuh menggunakan mobil adalah 2 Jam paling cepat
dengan beberapa pilihan rute perjalanan, bila menggunakan
kereta mempunyai waktu tempuh 46 Menit.

3. Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan / aksesibiltas yaitu terkait dengan kemudahan
untuk menjangkau suatu objek. Keterjangkauan tidak hanya tergantung
pada jarak tetapi juga tergantung pada kondisi geografis suatu wilayah
dan ada tidaknya sarana transportasi dan komunikasi.
Contoh : Dari kota Yogyakarta kita mudah menjangkau Kabupaten
KulonProgo daripada Kabupaten Gunungkidul. Dilihat dari
kemudahan rute perjalanan, biaya, ketersediaan prasarana
sarana jalan, pilihan moda transportasi dan topografi walaupun
jaraknya sama.

4. Pola
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam
ruang muka bumi. Fenomena yang dipelajari adalah fenomena alami dan
fenomena sosial. Fenomena alami seperti aliran sungai, persebaran
vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial misalnya,
persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain.

2
Contoh :

- Pola pemukiman penduduk di pesisir Bantul memanjang /


linier sepanjang garis pantai.
- Aliran sungai di gunung merapi mempunyai pola radial
sentrifugal.

Gambar 13. Peta Aliran Sungai Utama di Wilayah Merapi

5. Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil
pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau
sedimentasi. Melihat peristiwa tersebut ada wilayah yang berbentuk pulau,
pegunungan, dataran, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi
dataran adalah perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia
sebagai tempat bermukim, untuk usaha pertanian, dan perekonomian.
Pada umumnya, penduduk terpusat pada daerah-daerah lembah sungai
besar dan tanah datar yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng
terjal sangat jarang digunakan sebagai permukiman.

2
Contoh :

- Daerah selatan Kabupaten Gunung Kidul merupakan daerah


perbukitan kapur ( karst Pegunungan Sewu).

Gambar 14. Pegunungan Karst Gunung Sewu

6. Aglomerasi
Merupakan kecenderungan pengelompokan fenomena atau objek suatu
wilayah.
Contoh : Kawasan Pecinan Magelang merupakan pemusatan pertokoan
peranakan orang Cina yang ada di Magelang.

Gambar 15. Pecinan Magelang

7. Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan terkait dengan manfaat atau kelebihan yang dimiliki
suatu wilayah. Nilai kegunaan atau sumber – sumber dimuka bumi bersifat
relatif, tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.

2
Contoh : Pantai Parangtritis mempunyai nilai kegunaan sebagai sarana
rekreasi bagi wisatawan, tetapi bagi masyarakat sekitar
digunakan untuk menopang sektor ekonomi.

Gambar 16. Pantai Parangtritis Bantul

8. Interaksi dan Interdependensi


Konsep ini berkaitan dengan hubungan dan kebergantungan timbal balik
antar wilayah.
Contoh : hasil pertanian dari kabupaten Bantul didistribusikan ke Kota
Yogyakarta. Begitupun sebaliknya, masyarakat kabupaten
Bantul juga membutuhkan teknologi pertanian yang dipasok
dari kota Yogyakarta.

Gambar 17. Gambar Panen Padi dan Showroom traktor di Yogyakarta.

2
9. Diferensiasi Area
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur,
baik unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan
menghasilkan ciri khas bagi suatu wilayah (region).
Contoh : wilayah pedesaan dengan corak khas area persawahan sangat
berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri atas area
pemukiman, pusat-pusat perdagangan dan terkonsentrasinya
berbagai utilitas kehidupan.

Gambar 18. Kondisi pedesaan di lereng Sumbing yang didominasi oleh persawahan
dan gambar gedung-gedung di kawasan tugu Kota Yogyakarta.

10. Keterkaitan Keruangan


Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau
ruang. Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam dan fenomena
kehidupan sosial.

Contohnya :
 Keterkaitan kemiringan lereng dengan ketebalan tanah, makin terjal
lereng, tentuny a akan disertai makin tipisnya tanah. Karena pada
lereng yang terjal maka terjadi erosi yang lebih intensif.
 Daerah hilir mengalami banjir karena rusaknya DAS di hulu.

2
Gambar 19. Lereng Bukit Yang Miring di Flores.
Sumber :

Gatot Hermanto. 2013. Geografi Untuk SMA/ MA Kelas XII. Bandung: Yrama
Widya.

K Wardiyatmoko, P. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Ika Femilia P. 2013. Metode Bimbel Privat Kuasai Materi Geografi SMA Kelas X, XI,
dan XII. Yogyakarta: Planet Ilmu.

2
E. PRINSIP-PRINSIP GEOGRAFI

membandingkan 2
prinsip persebaran wilayah atau lebih

prinsip interelasi / terjadi hubungan


keterkaitan sebab akibat

Prinsip geografi
penyajiandata berupa
prinsip deskripsi grafik, tabel, peta
(data kuantitatif)

penggabungan dari
prinsip korologi berbagai prinsip
sebelumnya

Goegrafi sebagai sebuah disiplin ilmu memiliki prinsip-prinsip dalam


mempelajari objek kajiannya. Prinsip geografi dipergunakan untuk
menjelaskan fenomena atau permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan
sehari hari dalam menemukan pemecahan masalah. Prinsip geografi adalah
dasar pemikiran tentang berbagai gejala yang ada di bumi dan alam semesta,
meliputi persebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi.

1. Prinsip Persebaran
Prinsip persebaran adalah suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak
merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan,
dan manusia dengan memperhatikan dan menggambarkan penyebaran
fenomena dan fakta dalam ruang, penelaahan persoalan yang berkenaan
dengan fenomena dan fakta keruangan dapat terarah dengan baik.
Hubungan antargejala dapat terungkap secara menyeluruh dan dapat
diprediksikan lebih lanjut dengan menganalisis dan menggambarkan
berbagai fenomena pada peta.
Wilayah permukaan bumi antara wilayah yang satu dengan wilayah
yang lainnya mempunyai keadaan yang berbeda, misalnya di suatu wilayah
terdapat hutan hujan tropis, sedangkan di wilayah lain terdapat hutan
musim, sabana, stepa, maupun tundra. Begitu pula dengan jenis hewan
yang tersebar di wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda-beda.

2
Gambar 20. Sebaran endemik fauna di indonesia

Salah satu contoh fenomena geosfer yang mengkaji menggunakan


prinsip persebaran (distribusi) adalah terdapatnya perbedaan fauna yang
ada di wilayah Indonesia barat, wilayah peralihan, dan Indonesia timur.

2. Prinsip Interelasi
Prinsip interelasi adalah suatu hubungan saling keterkaitan atau
timbal balik dalam ruang antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
Hubungan antara faktor fisis dengan faktor manusia dapat terungkap
setelah pola persebaran dan fakta geografi dalam ruang terlihat, melalui
hubungan tersebut, pengungkapan karakteristik gejala atau fakta geografi
di tempat atau wilayah tertentu juga dapat dilakukan. Contohnya:
a. Hubungan gejala alam dengan sosial
Contohnya: Banjir menyebabkan masyarakat terjangkit penyakit kulit,
diare, dan demam.

Gambar 21. Banjir di sebuah Permukiman

b. Hubungan gejala alam dengan alam


Contohnya: tanah longsor yang terjadi karena hutan gundul

2
Gambar 22. Tanah longsor

c. Hubungan gejala sosial dengan sosial


Contohnya: banyaknya pengangguran menyebabkan terjadinya
kemiskinan

Gambar 23. Pengangguran

3. Prinsip Deskripsi
Prinsip deskripsi adalah penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala
yang diselidiki atau dipelajari. Prinsip deskripsi selain disajikan dengan
tulisan atau kata-kata, prinsip deskripsi dapat juga dilengkapi dengan
diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta. Penjelasan atau deskripsi
merupakan satu prinsip dan studi pada geografi untuk memberikan
gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang dipelajari.
Salah satu contoh fenomena geosfer yang daam megkajinya
menggunakan prinsip deskripsi adalah sebagai berikut :

2
Gambar 24. Grafik perbandingan jumlah penduduk laki – laki dan
perempuan provinsi Kaltim

4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi adalah fenomena, fakta, ataupun masalah geografi di
suatu tempat ditinjau berdasarkan persebaran, interelasi, interaksi, dan
integrasi dalam ruang tertentu. Ruang tersebut akan memberikan
karakteristik kepada kesatuan gejala yang ada. Prinsip korologi merupakan
prinsip geografi yang komprehensif karena merupakan perpaduan dengan
prinsip-prinsip lainnya. Melalui prinsip korologi kita dapat mempelajari
wilayah-wilayah di permukaan bumi dengan perbedaan dan keterkaitan
keruangannya.
Salah satu contoh fenomena geosfer yang daam megkajinya
menggunakan prinsip korologi adalah letak astronomis suatu negara yang
menyebabkan terjadinya perbedaan iklim.

Gambar 25. Perbedaan iklim berdasarkan letak astronomis tempat di Bumi

3
DAFTAR PUSTAKA

Gatot Hermanto. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X Peminatan. Bandung:


YramaWidya
Bambang Nianto. 2013. Geografi 1 untuk Kelas SMA dan MA Kelompok Peminatan
Ilmu Ilmu Sosial
K. Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

3
F. PENDEKATAN GEOGRAFI

Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu metode, cara


pandang, atau analisis untuk memahami berbagai gejala dan fenomena
geosfer, khususnya interaksi antara manusia terhadap lingkungannya. Setiap
disiplin ilmu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu kejadian
yang sama dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian ilmu geografi ada tiga yaitu:

1. Pendekatan Spasial (Keruangan)


Pendekatan spasial dilakukan dengan mengetahui karakteristik atau
fenomena suatu wilayah. Pendekatan ini mengkaji variabel yang berbeda
dari suatu tempat ke tempat lain, kemudian mengkaji faktor-faktor yang
memengaruhi perbedaan tersebut. Pendekatan keruangan menjadi ciri khas
yang membedakan ilmu geografi dengan ilmu lainnya. Pendekatan analisis
keruangan menekankan ruang sebagai kajiannya. Ruang dalam perspektif
geografi dapat dilihat dari struktur, pola, dan proses. Dalam pendekatan ini,
penting untuk memperhatikan persamaan, perbedaan, dan penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan penyebaran ruang yang akan
digunakan untuk berbagai kegiatan yang direncanakan.
Analisis pendekatan keruangan contohnya pada saat musim hujan,
sering terjadi banjir. Bencana tersebut sering terjadi di wilayah Jakarta.
Pertanyaan yang muncul dapat dirumuskan menggunakan 5W+1H, yaitu:
a. What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
b. When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
c. Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
d. Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
e. Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan
terjadinya fenomena alam.
f. How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya fenomena alam.

Contoh lain penggunaan pendekatan keruangan misalnya di daerah


kita ada perencanaan pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang
baru. Maka yang harus kita perhatikan adalah segala aspek yang
berkorelasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya
adalah morfologi, ini kaitannya dengan banjir, longsor, air tanah. Hal itu

3
diperlukan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat
adaptasi manusia yang akan menempatinya.

Gambar 26. Alih fungsi lahan

2. Pendekatan Ekologis
Menurut Woster (1977), secara garis besar ekologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya.
Pendekatan ekologi didasarkan pada salah satu prinsip yaitu interelasi
antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Analisis lingkungan atau
ekologi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal
(alamiah) dengan nonfisik (sosial).
Pendekatan kelingkungan tidak hanya mengaitkan hubungan antara
mahluk hidup dan lingkungan alam saja, tetapi juga mengaitkan dengan
fenomena yang ada di dalamnya, termasuk fenomena alam beserta
tindakan manusia dan perilaku manusia yang meliputi perkembangan
nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Contoh pendekatan lingkungan adalah masalah banjir di Jakarta.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan, selain
mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir, juga
mengidentifikasi gagasan dan perilaku masyarakat setempat dalam
mengelola alam di lokasi tersebut.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah


Perpaduan antara pendekatan keruangan dan pendekatan
kelingkungan disebut pendekatan kompleks wilayah. Kajian pendekatan ini

3
bersifat horizontal dalam artian keruangan, bersifat vertikal dalam artian
kelingkungan. Hubungan fungsional antarunit wilayah terjadinya karena
adanya perbedaan-perbedaan antara wilayah yang satu dan wilayah yang
lain sehingga tercipta suatu wilayah sistem yang kompleks sifatnya serta
pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang kompleks.
Contoh pendekatan wilayah adalah pembangunan yang dilakukan di
daerah hulu sungai akan menyebabkan banjir di daerah hilir sungai
apabila tidak dilakukan perencanaan yang baik. Selain aspek fisik, juga
perlu diperhatikan aspek kegiatan manusia di sekitar bagian hulu dan hilir
yang dapat menyebabkan banjir.
Dari contoh tersebut, tampak jelas adanya penyebaran fenomena
dalam ruang (pendekatan keruangan) dan interaksi manusia dengan
lingkungannya (pendekatan ekologi).

Gambar 27. Banjir

3
G. KETERAMPILAN GEOGRAFI

Menurut Momon Sudarma, keterampilan dasar (basic skill) yang harus


dimiliki oleh sesesorang yang belajar geografi adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan observasi
Adalah kemampuan awal dan kemampuan utama dalam membangun
kompetensi geografi. Ada hukum jelas dalam kemampuan ini. Tidak
dikatakan geografi bila tidak memiliki kemampuan mengamati fenomena
geosfera. Hal ini memberikan gambaran bahwa geografi itu adalah ilmu
empirik yang mengutamakan dan mengedepankan prinsip observasi dalam
menemukan dan mengkonstruksi informasi. Geografi adalah ilmu impirik.
Ilmu geografi berkembang dari hasil pengamatan dan penjelajahan wilayah.
Karena itu, keterampilan observatif menjadi penting dan menjadi
keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang geograf. Seorang geograf
dituntut memiliki kemampuan mengamati berbagai fenomena geosfera dan
merekonstruksinya sebagai pengetahuan geografi. Contohnya, melakukan
pengamatan terhadap fenomena hujan dan musim.

2. Keterampilan deskriptif
Keterampilan ini ditujukan dalam bentuk menjelaskan fenomena
geosfera yang ada di muka bumi. Setiap fenomena muka bumi dijelaskan
secara detail dan optimal, sehingga orang yang membaca seolah-olah
melihat fenomena alam itu secara langsung. Disinilah kemampuan
deskriptif seorang geograf menjadi penting. Dalam penelitian kualitatif,
keterampilan seperti ini disebutnya dengan tick description, yaitu merinci
dan menjelaskan secara detail mengenai fenomena geosfera terkait.
Contohnya, menggambarkan proses terjadinya hujan.

3. Klasifikasi / Mengelompokkan
Setelah penggambaran, keterampilan selanjutnya yang dibutuhkan itu
adalah kemampuan mengelompokkan (clacification). Misalnya, mana yang
disebut lahan pertanian, lahan perindustrian, dan lahan perumahan.
Pengelompokkan ini, dapat dilakukan pada fenomena geosfera yang
lainnya. Kemampuan mengelompokkan ini, akan menjadi bahan untuk
melakukan analisis lanjutan terkait dengan interaksi antarfenomena
geosfera.

3
4. Keterampilan pemetaan
Kelompok-kelompok fenomena geosfera itu sudah tentu digambarkan
dalam konteks lingkungan hidupnya. Karena berada pada konteks
lingkungan, maka dia pun akan menempati ruang. Oleh karena itu,
seorang geograf dituntut untuk mampu memetakan sebaran (distribution)
dari fenomena-fenomena geosfera.
Keterampilan pemetaan ini, mencakup pada dua bentuk. Bentuk
pertama, pemetaan dalam pengertian konvensional, yaitu membutuhkan
keterampilan kartografi (cartogpraphy), sedangkan pada teknik terbaru
yaitu penguasaan dalam pemanfaatan IPTEK dalam pembuatan peta digital
(digital map). Kedua teknik ini merupakan keterampilan-keterampilan dasar
yang dibutuhkan geograf, dalam memaksimalkan kemampuannya saat
melakukan analisis geografi terhadap berbagai fenomena yang ada.

5. Analisis
Melakukan analisis keterkaitan antara satu komponen dengan
komponen lain, kaitannya dengan lingkungan terkait. Geograf adalah
seseorang yang berupaya memahami, fenomena manusia kaitannya dengan
kondisi lingkungan yang ada. Kemampuan ini ditandai dengan pola pikir
yang jelas, yang dimiliki oleh seorang geograf, yaitu mampu menemukan
benang merah keterkaitan antara perilaku sosial manusia dalam kaitannya
dengan karakteristik lingkungan.

3
DAFTAR PUSTAKA

Yasinto Sindhu P. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.


https://dede.wordpress.com/2012/01/04/keterampilan-dasar-geografi/ Diakses
pada tanggal 17 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai