Anda di halaman 1dari 76

BAB 1

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

PETA KONSEP

Perkembangan
Geografi
Ruang Lingkup
Pengetahuan Geografi
Definisi
Geografi

Objek
Geografi
Objek dan
Aspek Geografi
PENGETAHUAN DASAR Aspek – Aspek
GEOGRAFI Geografi
Konsep Esensial
Geografi

Prinsip
Geografi

Pendekatan
Geografi

1
RUANG LINGKUP GEOGRAFI
1. Sejarah Perkembangan Geografi
Sebagai ilmu pengetahuan, geografi berkembang dari masa ke masa, di mana dalam hal ini dikategorikan ke
dalam 5 tahap perkembangan. Sejarah geografi itu dimulai dari geografi klasik yang berkembang di sekitar
abad VI – I SM; geografi abad pertengahan dan renaissance; geografi modern; geografi akhir abad XIX dan
awal abad XX; dan geografi mutakhir.

a) Geografi Klasik
Pada masa ini, pengetahuan tentang bumi masih dipengaruhi oleh mitologi dan cerita rakyat. Bangsa Romawi
memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri, dan menambahkan teknik
baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan, dan daratan sepanjang garis pantai
yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai. Beberapa tokoh geografi klasik antara lain: Amaximandaros, Thales,
Herodotus, Eratosthenes, Ptolomeus.
b) Geografi Abad Pertengahan dan Renaissance
Pada masa ini, bangsa Arab seperti Al-Idrisi, Ibnu Battuta, dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus
membangun warisan yang ditinggalkan bangsa Yunani dan Romawi di masa Geografi Klasik. Lewat perjalanan
Marcopolo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Saat itu, tujuan perjalanan para penjelajah sudah meliputi
gold, glory, dan gospel.
Pada akhir abad pertengahan perkembangan geografi banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa di dunia.
Bagian barat Wilayah-wilayah baru juga banyak ditemukan pada masa ini. Adapun beberapa tokoh geografi
pada masa ini adalah Marcopolo, Bartholomeus Diaz, Vasco Da Gama, Columbus, Amerigo Vespucci dan
Copernicus, Ibnu Khaldun.
c) Geografi Modern
Pada masa ini, geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap, dan menjadi bagian dari kurikulum di
universitas di Eropa, terutama yang ada di Perancis dan Jerman. Adapun beberapa tokoh geografi modern
lainnya adalah Immanuel Kant, Alexander Van Humbolt, Karl Ritter, Charles Darwin.
d) Geografi Akhir Abad XIX
Ciri pandangan geografi akhir abad ke 19 adalah terhadap iklim, tumbuhan, hewan serta terhadap bentang
alam. Kebanyakan ahli geografi pada periode ini memperdalam geologi pada penelitiannya dan kajian geografi
manusia semakin berkurang. Beberapa tokoh geografi zaman ini adalah Fiederich Ratzel, Ferdinand Von
Ritchoften, Hartshorne, Vidal De la Blache, Preston E. James, Frank Debenham.
e) Geografi Mutkahir
Perkembangan geografi saat ini lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapi manusia.
Geografi tidak bisa lepas dari ilmu lainnya dan sudah menggunakan metode kuantitatif dan peranti komputer
dalm penyelidikannya. Tokohnya antara lain Wrigley, Peter Hagget.

2. Pengertain Geografi
Pemahaman geografi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring kemajuan pemikiran
penelaahan manusia. Kata geografi berasal dari geo yang artinya bumi, dan graphein yang artinya gambaran.
Ungkapan itu pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenes (276-194 SM) seorang ilmuwan Yunani
memperkenalkan pengertian geografi dalam bukunya yang berjudul “Geographica”. Kata itu berakar dari geo
yang artinya bumi dan graphika yang artinya lukisan atau tulisan. Eratosthenes berpendapat bahwa Bumi
berbentuk bulat. Berikut adalah beberapa pengertian tentang geografi yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya yaitu:
a) Bernahadus Varenius (1622-1650)
Bernahadus Varenius dalam bukunya, Geographia Generalis, ia mengatakan bahwa geografi adalah campuran
dari matematika yang membahas kondisi Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda – benda langit

2
lainnya. Ia membagi bidang kajian geografi menjadi dua, yaitu geografi umum dan geografi khusus. Geografi
umum membahas tentang karakteristik Bumi mencakup tiga bagian yaitu:
1) Terestrial, merupakan pengetahuan tentang Bumi secara keseluruhan, bentuk, dan ukurannya.
2) Astronomis, membicarakan hubungan Bumi dengan bintang-bintang yang merupakan cikal bakal ilmu
Kosmografi.
3) Komparatif, menyajikan deskripsi lengkap mengenai Bumi, letak, dan tempat – tempat di permukaan
Bumi.
Sedangkan geografi khusus mendeskripsikan tentang wilayah yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:
1) Atmosfer, yang secara khusus membicarakan iklim.
2) Litosfer, yang secara khusus menelaah permukaan Bumi meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai
negeri.
3) Manusia, yang membicarakan keadaan penduduk, perniagaan, dan pemerintahan dari berbagai negeri.
b) Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik pada geografi karena menurutnya ilmu
itu dekat dengan filsafat. Semua gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku
Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-
benda, halhal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
c) Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik geografi ketika ia mulai mempelajari tentang
batuan. Ia diakui sebagai peletak dasar geografi fisik modern. Ia menyatakan geografi identik atau serupa
dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam
ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal
yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
d) Bintarto (1977)
Bintarto mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi,
menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha
mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
e) Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku – bukunya yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan geografi.
Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal pokok,
yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala
baik yang alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi mempelajari
bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi
mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.
f) Hasil Seminar Semarang (1988)
Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan
atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis
persebaraninterelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.

3. Ruang Lingkup Geografi


Karl Ritter berpendapat bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Berdasarkan
konsep itu, bumi sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki struktur, pola, dan
proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya
terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayahwilayah permukaan bumi
yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia. Menurut
Huntington (Bintarto, 1977), geografi terbagi menjadi empat cabang, yaitu:
a) Phisical Geography yang mempelajari faktor fisik alam;

3
b) Pitogeography yang mempelajari tanaman;
c) Zoogeography yang mempelajarai hewan;
d) Antropogeography yang mempelajari manusia.
Menurut Muller dan Rinner (Bintarto, 1977), cabang-cabang geografi terdiri atas: (1) Geografi Fisik yang
terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya,
geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan; (2) Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi
penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian; geografi transportasi dan
komunikasi) geografi politik; (3) geografi regional.
Luasnya ruang lingkup geografi menimbulkan kebutuhan spesialisasi. Oleh karena itu muncul cabang-cabang
ilmu geografi pendukung, yaitu sebagai berikut.
1) Geologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian, struktur, komposisi, sejarah, dan proses perkembangan
bumi.
2) Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan proses pembentukannya.
3) Klimatologi adalah imu yang mempelajari tentang iklim dan faktor – faktor pembentuknya serta
pengklasifikasian dalam sutau kelompok iklim.
4) Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lautan.
5) Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari pesrsebaran hewan dan tumbuhan.
6) Kartografi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pembuatan peta.
7) Penginderaan jauh adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik memperoleh informasi tentang suatu
objek dengan alat tanpa kontak langsung dengan objek tersebut.

A. Latihan
1. Pasangkanlah tahap perkembangan ilmu geografi beserta tokohnya pada tabel di bawah ini dengan
tepat!
JAWABAN TAHAP PERKEMBANGAN JAWABAN
A. Wrigley
1 C Geografi Klasik
Peter Hagget
B. Immanuel Kant
Alexander Von Humbolt
2 ........... Geografi abad pertengahan
Karl Rittel
Charles Darwin
C. Anaximander
Thales
3 ........... Geografi Modern Herodotus
Eratothenes dan
Dikaiarchos
D. Friederich Ratzel
4 ........... Geografi ahir abad ke – 19 s/d abad 20 Ferdinan Von Ritchoflen
Vidal De la Blache
E. Marcopolo
Bartholomaeus Diaz
5 ........... Geografi Mutakhir Vasco Da Gama
Nicolas Copernicus
Ibnu kaldun

4
2. Jelaskan masing-masing peta bumi menurut beberapa tokoh dibawah ini!
NO PETA BUMI TOKOH PENJELASAN

3. Kemukakanlah bentuk-bentuk aspek geografi yang kamu ketahui beserta contohnya!


NO ASPEK GEOGRAFI FENOMENA GEOSFER
1 Aspek Fisik 1. Letusan gunung api Sinabung
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

5
NO ASPEK GEOGRAFI FENOMENA GEOSFER
10.
2 Aspek Sosial 1. Konflik antar suku di Maluku
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

OBJEK, ASPEK, DAN KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI


1. Objek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki objek yang menjadi bidang kajiannya. Objek bidang ilmu tersebut berupa objek
material dan objek formal. Objek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan objek
formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (objek
material) tersebut.
a) Pada objek material
Antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat
memiliki substansi objek yang sama atau hampir sama. Objek material
ilmu geografi berkaitan dengan bentang lahan fisik dan bentang lahan
manusia. Objek material geografi adalah fenomena geosfer yang, dan
antroposfer. Objek material yang berkaitan dengan bentang lahan
fisik atau lingkungan alam meliputi litosfer (geologi, geomorfologi dan
pedologi), hidrosfer (aseanografi dan hidrologi), atmosfer
(meteorologi dan klimatologi), biosfer (botani dan zoologi). Objek
material yang berkaitan dengan bentang lahan budaya atau lingkunga
manusia meliputi geografi sosial, geografi penduduk, geografi kota, geografi ekonomi dan lain sebagainya.
b) Objek formal
Objek formal geografi berupa pendekatan (cara/sudut pandang) yang digunakan dalam memahami objek
material. Dalam konteks itu geografi memilki sudut pandang spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu
lain:
1) Sudut pandang keruangan,Melalui sudut pandang keruangan, objek formal ditinjau dari segi nilai suatu
tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita bisa mempelajari tentang letak, jarak, keterjangkauan
(aksesibilitas), dan sebagainya.
2) Sudut pandang kelingkungan, Sudut pandang ini diterapkan dengan cara mempelajari suatu tempat dalam
kaitannya dengan keadaan suatu tempat beserta komponenkomponen di dalamnya dalam satu kesatuan
wilayah. Komponenkomponen tersebut terdiri atas komponen abiotik dan biotik.
3) Sudut pandang kewilayahan, Pada sudut pandang ini, objek formal dipelajari kesamaan dan
perbedaannya antarwilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari sudut pandang ini kemudian muncul
pewilayahan seperti kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa dalam
komponen atmosfer.

6
4) Sudut pandang waktu, Objek formal dipelajari dari segi perkembangan dari periode ke periode waktu atau
perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Contoh: perkembangan wilayah dari tahun ke tahun
dan kondisi garis pantai dari waktu ke waktu.
Nah, salah satu contoh hubungan antar sudut pandang dalam studi objek formal dapat kalian cermati pada bagan
di bawah ini.

Berdasarkan cara
pandang objek formal, maka munculah enam pertanyaan pokok sebagai ciri khas geografi yang dikenal dengan
istilah 5W 1H, yaitu:
a) Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
b) Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
c) Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
d) Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
e) Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena
alam.
f) Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya fenomena alam.

Salah satu contoh kasus fenomena atau gejala alam adalah gempa bumi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah, pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang sangat
merugikan manusia. Analisis peristiwa gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dilakukan
dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan berikut.
1) Apa fenomena alam yang terjadi? Tsunami
2) Kapan terjadinya? 26 Desember 2004.
3) Di mana terjadi gempa bumi tersebut? Di Samudera Hindia tepatnya di Pantai Selatan Sumatera, sekitar 149
km Meulaboh, Naggroe Aceh darussalam.
4) Mengapa terjadi peristiwa itu? Peristiwa tersebut terjadi karena adanya pergerakan lempeng tektonik antara
lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
5) Siapa atau apa yang menyebabkannya? Adanya tumbukan antara dua lempeng tektonik.
6) Bagaimana tsunami itu dapat terjadi? Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman,
merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa-gempa besar yang mempunyai
magnitudo 9,0 berpusat di dasar laut pada kedalaman 10 kilometer-tergolong gempa dangkalitu telah
menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang wilayah pantai di Asia Tenggara dan Asia Selatan, yang

7
berada di sekeliling tiga pusat gempa tersebut. Pergeseran batuan secara tiba-tiba yang menimbulkan gempa
itu disertai pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau dan dasar laut. Dasar samudra yang naik di atas
palung Sunda ini mengubah dan menaikkan permukaan air laut di atasnya sehingga permukaan datar air laut
ke arah pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut. Proses ini juga akan
menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang laut yang disebut tsunami. Ukuran gelombang ini bisa
hanya beberapa puluh sentimeter hingga puluhan meter.

2. Aspek Geografi
Keterkaitan geografi dengan disiplin ilmu lain dapat dibedakan berdasarkan aspek-aspek geografi. Aspek
geografi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu aspek fisik dan aspek sosial.
a) Aspek Fisik
Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena geosfer yang mempengaruhi kehidupan manusia, meliputi
aspek kimiawi, biologis, astronomis dan semua fenomena alam yang dapat diamati langsung. Contohnya
sebagai berikut:
(1) Aspek topologi adalah aspek yang berkaitan dengan bentuk muka bumi (morfologi), letak atau lokasi
sutua wilayah, luas dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri khas tertentu.
(2) Aspek abiotik adalah aspek yang berkaitan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi, iklim dari suatu
wilayah
(3) Aspek biotik adalah aspek yang berkaitan dengan unsur tumbuhan, hewan dan manusia (penduduk).
b) Aspek Non Fisik / Sosial
Aspek sosial meliputi aspek antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang berhubungan dengan aktivitas
dan pola hidup manusia (kebudayaan). Pada aspek sosial, manusia berperan sebagai fokus utama dari
kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku
manusia dengan lingkungannya. Aspek sosial terdiri dari:
(1) Aspek sosial adalah aspek yang berkaitan dengan unsur tradisi, adatistiadat, komunitas, kelompok
masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.
(2) Aspek ekonomi meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, perdagangan, transportasi,
pasar dan kegiatan ekonomi lainnya.
(3) Aspek budaya dan politik adalah adalah aspek yang berkaitan dengan unsur pendidikan, agama,
bahasa dan kesenian, sedangkan aspek politik berkaitan dengan unsur kepemerintahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Kedua aspek dalam geografi ini menjadi dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama.
Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Geografi fisik
Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi. Gejala
fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik
adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia, misalnya gunung,
dataran rendah, sungai, dan pesisir. Geografi fisik menjelaskan penyebaran kenampakan alam yang
bervariasi serta mencari jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari kenampakan masa
lalu.
2) Geografi Sosial
Geografi sosial disebut juga geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya
keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termasuk kependudukan, aktivitas
manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya.
Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabangcabang geografi
penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial.
Antara geografi fisik dan geografi manusia sangat berkaitan. Lingkungan fisik membatasi dan mengatur
kondisi yang berpengaruh terhadap perilaku manusia dan budaya. Sebagai contoh, iklim tertentu cocok
untuk pertumbuhan jenis tanaman tertentu. Tanaman seperti padi, tumbuh subur di daerah yang banyak
8
menerima curah hujan. Akan tetapi, agar manusia tetap dapat menanam padi di daerah kurang hujan,
mereka melakukan modifikasi lahan dengan membuat saluran pengairan dan kadangkadang
mengeksplorasi lingkungan fisik. Penebangan hutan untuk memperluas lahan pertanian dan permukiman
adalah contoh eksplorasi lingkungan fisik lainnya. Keingintahuan tentang interaksi antara lingkungan fisik
dan manusia yang kompleks menjadi alasan penting dalam mempelajari geografi.
3. Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang merujuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan
pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari
obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu, konsep esensial merupakan elemen yang penting
dalam memahami fenomena yang terjadi. Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut:
1) Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua
yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
(a) Lokasi Absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis garis bujur (garis
astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena
berpedoman pada garis astronomis bumi. Contoh: Indonesia terletak antara 6 O LU sampai 11O LS dan
95O BT sampai 141O BT
(b) Lokasi Relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat
berganti – ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya. Contoh: Kota Magelang terletak di
sebelah Utara Kota Yogyakarta.
2) Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui
hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.
(a) Jarak Mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui
ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dan sebagainya. Jarak mutlak merupakan
jarak yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah. Contoh: Jarak Kota Palembang ke Bandar Lampung
sejauh 400 km.
(b) Jarak Relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau
waktu. Contoh: Jarak tempuh Jakarta ke Surabaya selama 12 jam melalui perjalan darat.
3) Morfologi adalah konsep yang berkaitan dengan bentuk permukaan bumi secara keseluruhan misalnya
dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dan sebagainya. Contoh; dieng merupakan daerah
dataran tinggi di Jawa Tengah.
4) Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain.
Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana
penunjang. Contoh: harga tanah di daerah yang dekat jalan raya lebih tinggi dibandingkan harga tanah di
daerah yang jaub dari jalan raya.
5) Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala
alam maupun gejala sosial. Contoh: pemukiman penduduk yang berada di sekitar aliran sungai akan
mengikuti pola aliran sungai
6) Aglomerasi adalah adanya suatu fenomena yang mengelompok menjadi satu bentuk atau struktur.
Contoh: Tangerang merupakan daerah kawasan Indiustri yang dikenal dengan sebutan kota 1000 pabrik.
7) Nilai Kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang dapat dikembangkan
menjadi potensi yang menunjang perkembangan suatu wilayah. Contoh: Dataran aluvial dimanfaatkan
untuk daerah pertanian karena tanahnya subur.
8) Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah
dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. Contoh: Pasar di kota membutuhkan pasokan
bahan mentah seperti sayuran dan buah-buahan dari desa.
9) Diferensiasi Area adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk menunjukkan adanya
perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas
masing – masing. Contoh: masyarakat di daerah pegunungan cenderung menggunakan pakaian yang

9
tebal, bebeda dengan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai lebih sering menggunakan pakaian yang
tipis.
10) Keterkaitan Ruang adalah konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan antar wilayah dan mendorong
terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah. Contoh: Jakarta sering digenangi banjir akibat hujan di
daerah Bogor.

LATIHAN
1. Carilah 10 konsep geografi secara Vertikal, Horizontal dan diagonal pada kolom berikut ini!

D Z A K S E S I B I L I T A S S K
I I I M A B B C D E F G H P N M E
F T H S B G I J K K L K M E I T T
E K E E A H L P X Z E E W T L I E
R L P T R E H O V Y T T I R A G R
E F E R A L I L M O I E L I I O K
N H T I N O D A O E I R A A K T A
S J R J G D R K R G R J Y Y E E I
I K I A K E O O F E O A H U G D T
A L R R E S G T O O I N S T U U A
S M A A T A E A L G H G E I N O N
I E A K T N N A O R I K M A A R K
A R L O K A S I G A J A A T A I E
R T L I K I T O Z F U U N M N B R
E O I N T E R A K S I A G O V U U
A E M B O R E T N O S N A S E A A
I G N T E R V I E W U N T F N N N
U H R A N I U M Y R C R Z E N A G
K A A R T O G R A F I E H R Y M A
A B T L T I M E T E R A U R I B N
D Z A K S E S I B I L I T A S S K
I I I M A B B C D E F G H P N M E
F T H S B G I J K K L K M E I T T
E K E E A H L P X Z E E W T L I E
R L P T R E H O V Y T T I R A G R
E F E R A L I L M O I E L I I O K
N H T I N O D A O E I R A A K T A
S J R J G D R K R G R J Y Y E E I
I K I A K E O O F E O A H U G D T
A L R R E S G T O O I N S T U U A
S M A A T A E A L G H G E I N O N
I E A K T N N A O R I K M A A R K
A R L O K A S I G A J A A T A I E
R T L I K I T O Z F U U N M N B R
E O I N T E R A K S I A G O V U U
A E M B O R E T N O S N A S E A A
I G N T E R V I E W U N T F N N N
U H R A N I U M Y R C R Z E N A G
K A A R T O G R A F I E H R Y M A
A B T L T I M E T E R A U R I B N
10
2. Setelah ananda menemukan 10 konsep esensial geografi, kemudian pindahkan ke dalam tabel di bawah
ini dan jelaskan masing masing istilah tersebut!
Tabel Konsep Geografi
NO 1
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

NO 2
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

NO 3
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

11
CONTOH

NO 4
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

NO 5
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

12
NO 6
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

NO 7
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

NO 8
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

13
NO 9
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

NO 10
KONSEP GEOGRAFI
PENJELASAN

CONTOH

3. Pasangkanlah Pernyataan Dan Konsep Geografi Pada Tabel Berikut !


PANAH
PERNYATAAN PASANGAN
KONSEP GEOGRAFI PENJELASAN SINGKAT
Kota Palembang dapat JARAK
dijangkau dengan mudah
dari kota Prabumulih. Hal
ini didukung keberadaan
sarana angkutan umum
dan jaringan jalan
yang baik

Daerah kapur MORFOLOGI


kecendrungan kesulitan
dalam hal ketersediaan
air.
14
PANAH
PERNYATAAN PASANGAN
KONSEP GEOGRAFI PENJELASAN SINGKAT

Jika beranjak dari Kota INTERAKSI


Palembang untuk menuju
Kota wisata Pagaralam
membutuhkan waktu
lebih kurang 7 jam di
perjalanan dengan ongkos
tranportasi 120 ribu
rupiah.

Keadaan topografi kota KETERJANGKAUN


pagaralam bervariasi,
49,48% luas wilayah
daratan Kota Pagaralam
berada pada wilayah
kemiringan lebih dari 40%
dan 23,57% berada pada
wilayah kemiringan
landai.

Kota kecendrungan KETERKAITAN RUANG


menyediakan lapangan
kerja yang lebih beragam
sehingga hal itu menjadi
penarik terjadinya
urbanisasi. Disisi lain desa
sebagai penghasil pangan
sangat dibutuhkan oleh
kota untuk memasok
sayur mayor dan juga
beras

PRINSIP DAN PENDEKATAN GEOGRAFI


1. Prinsip Geografi
Setiap bidang ilmu mempunyai konsep dan prinsip tersendiri, meskipun terkadang ada kesamaan prinsip
antara beberapa bidang ilmu. Prinsip suatu ilmu digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi dengan memahami karakteristik yang dimiliki dan keterkaitan fenomena tersebut dengan
permasalahan lain. Adapun prinsip – prinsip yang dipegang dalam geografi sebagai berikut.
a) Prinsip Penyebaran
Geografi menganut prinsip ini karena adanya persebaran fenomena geografi yang tidak merata di muka Bumi
ini. Misalnya, penyebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya, penyebaran
limbah cair dalam tanah, penyebaran polusi udara, dan sebagainya.
b) Prinsip Interelasi
Permasalahan yang terjadi di alam dengan manusia saling terkait. Interelasi ini dapat terjadi antara alam
dengan alam itu sendiri maupun alam dengan manusia. Misalnya, fenomena banjir yang terjadi akibat
penebangan hutan di wilayah hulu atau kekeringan yang berkepanjangan sebagai dampak adanya La Nina.
c) Prinsip Deskripsi Seperti sudah kamu ketahui bahwa alam dan manusia saling berkaitan. Bentuk keterkaitan
ini dapat digambarkan dalam bentuk deskripsi seperti halnya awal kemunculan ilmu geografi yang dimulai
dari deskripsi yang dituangkan dalam catatan perjalanan.
d) Prinsip Korologi

15
Prinsip ini menganut kerterpaduan antara ketiga prinsip sebelumnya. Diterapkan dengan mengkaji
persebaran, interelasi, dan deskripsi suatu wilayah. Kondisi wilayah akan memberikan ciri khas pada kesatuan
gejala, fungsi, dan bentuk.

2. Pendekatan Geografi
Dalam geografi modern yang dikenal dengan geografi terpadu (Integrated Geography) digunakan tiga
pendekatan atau hampiran. Ketiga pendekatan tersebut, yaitu analisis keruangan, kelingkungan atau ekologi,
dan kompleks wilayah.
a) Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan menekankan pada keruangan. Ruang adalah seluruh atau sebagian dari permukaan
bumi yang menjadi tempat hidup tumbuhan, hewan dan manusia. Pendekatan keruangan menganalisis
gejalagejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam ruang.
Pendekatan ini mendasarkan pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat pentingnya seperti perbedaan struktur,
pola, dan proses. Struktur keruangan terkait dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik,
garis, dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengan lokasi distribusi ketiga elemen tersebut.
Distribusi elemen geografi ini akan membentuk pola seperti memanjang, radial, dan sebagainya. Nah, proses
keruangan sendiri berkenaan dengan perubahan elemen pembentuk ruang. Ahli geografi berusaha mencari
faktor-faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola sehingga dicapai penyebaran yang
lebih baik, efisien, dan wajar.
Analisis keruangan mempelajari perbedaan karakteristik suatu wilayah, baik yang menyangkut kondisi
maupun manusianya. Dalam analisis keruangan perlu diperhatikan:
- penyebaran penggunaan ruang yang telah ada;
- penyebaran ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang direncanakan.
Nah, dengan cara seperti ini kalian bisa menganalisis suatu gejala alam yang terjadi di sekitar wilayah kalian.
Bahkan bencana alam yang akhir-akhir ini mendera bangsa kita.
b) Pendekatan Kelingkungan/Ekologis
Ekologi adalah ilmu yang mepelajari inetraksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Pendekatan ini
tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan
fenomena yang ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua
sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan. Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan
dan kesadaran lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. Menggunakan
keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh
analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan
pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan
tindakan sebagai berikut.
(1) Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, seperti jenis tanah, topografi, dan
vegetasi di lokasi itu.
(2) Identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
(3) Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
(4) Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
(5) Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif pemecahan masalah ini.
c) Pendekatan Komplek Wilayah
Analisis ini mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini
menekankan pengertian ”areal differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah.
Perbedaan ini mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang
saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran. Contoh analisis kompleks wilayah
diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial
di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng.

16
Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka
panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.

3. Keterampilan Dasar Geografi


Sebagai seorang geograf, kalian harus memiliki keterampilan yang dapat menunjang kalian dalam memahami
pengetahuan dasar geografi. Keterampilanketerampilan tersebut meliputi:
a) Observasi adalah kemampuan utama dalam memahami konsep geografi. Halhal yang diamati dalam
prinsip observasi geografi adalah segala fenomena geosfer yang meliputi atmosfer, hidrosfer, litosfer,
biosfer dan antroposfer. Contohnya melakukan pengamatan fenomena hujan.
b) Deskripsi adalah kemampuan untuk menjelaskan fenomena geosfer yang terdapat di muka bumi secara
detail dan optimalsehingga orang lain yang mendengarkan atau membacanya seolah – olah melihat
fenomena alam itu secara langsung. Contohnya mendeskripsikan proses terbentuknya gunung api.
c) Mengelompokkan (klasifikasi) adalah kemampuan mengelompokkan fenomena – fenomena geosfer
berdasarkan syarat-syarat tertentu digunakan untuk melakukan analisis terkait interaksi antarfenomena.
Contohnya pengklasifikasian jenis tanah, lahan dan curah hujan.
d) Pemetaan, seorang ahli geografi harus mampu membuat dan membaca peta dengan baik. Contohnya
membuat peta pengunaan lahan, persearan barang tambang, dan lain – lain.
e) Analisis adalah kemampuan menganalisis hubungan interaksi dan interelasi antarfenomena geosfer.
Contohnya hubungan keterkaitan antara perilaku manusia dengan kondisi lingkungannya.

Latihan
1. Setelah menemukan 4 prinsip-prinsip geografi, kemudian pindahkan ke dalam tabel di bawah ini dan di
jelaskan masing masing istilah tersebut
No Prinsip – Prinsip Geografi SKOR
Jawaban Benar Jawaban Penjelasan
1 Persebaran

Penjelasan

Contoh

No Prinsip – Prinsip Geografi SKOR


Jawaban Benar Jawaban Penjelasan
2 Interelasi

Penjelasan

17
Contoh

No Prinsip – Prinsip Geografi SKOR


Jawaban Benar Jawaban Penjelasan
3 Deskripsi

Penjelasan

Contoh

No Prinsip – Prinsip Geografi SKOR


Jawaban Benar Jawaban Penjelasan
4 Korologi

Penjelasan

Contoh

2. Isilah tabel di bawah ini!

PENDEKATAN : KERUANGAN / SPASIAL


Penjelasan

18
Contoh penerapan dalam 1.
kehidupan
2.
3.
4.
5.

PENDEKATAN : KELINGKUNGAN / EKOLOGI


Penjelasan

Contoh penerapan dalam


1. Memahami banjir akibat pembuangan sampah sembarangan
kehidupan
2.
3.
4.
5.

PENDEKATAN : KOMPLEKS KEWILAYAH / REGIONAL


Penjelasan

Contoh penerapan dalam 1.


kehidupan
2.
3.
4.
5.

3. Bacalah artikel di bawah ini:

PAGAR ALAM - Gunung Dempo di Pagar Alam, Sumatera Selatan mengalami erupsi atau meletus pada Selasa
(31/5/2022) pukul 01.54 WIB. Erupsi abu Gunung Dempo yang termasuk gunung berapi kerucut (stratovolcano)
terekam di seimograf dengan amplitudo 35 mm dan lama gempa 239 detik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyebut, telah terjadi erupsi abu di di kecamatan Pagar Alam Utara
dan Kecamatan Dempo Utara pada radius sekitar 5 km dari puncak Gunung Dempo.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, endapan abu menempel di permukaan tanah dan
perkebunan di Pagar Alam dengan ketebalan sekitar 0,5 hingga 1 mm. Dengan tingkat aktivitas Gunung Dempo
yang memiliki ketinggian 3142 meter di atas permukaan laut (Mdpl) pada saat ini, maka potensi bahayanya
19
adalah erupsi freatik menghasilkan abu dan hujan lumpur, serta hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang
sebarannya terbatas di sekitar kawah atau puncak. "Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului
oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta
aliran lumpur ke arah 2 Km sektor utara searah bukaan kawah. Hujan abu bisa terjadi ke segala arah tergantung
arah dan kecepatan angin," kata Eko Budi Lelono dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022). Berdasarkan hasil
pemantauan visual dan kegempaan, status kegiatan Gunung Dempo hingga sampai 31 Mei 2022 tingkat aktivitas
masih Waspada (Level II).
Dalam tingkat aktivitas Waspada (Level II), masyarakat pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan
beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1 km dari kawah, serta arah bukaan kawah sejauh 2 km ke sektor
utara. Eko Budi Lelono mengimbau masyarakat yang berada di sekitar Gunungapi Dempo agar menyiapkan
masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Hal itu mengingat potensi bahaya abu vulkanik Gunung Dempo yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan
(ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 01 Juni 2022 - 12:31 WIB oleh Arif Budianto
dengan judul "Gunung Dempo Meletus, Hujan Abu Vulkanik Mengguyur Sejauh 5 Km". Untuk selengkapnya
kunjungi:
https://daerah.sindonews.com/read/785367/720/gunung-dempo-meletus-hujan-abu-vulkanik-mengguyur-
sejauh-5-km-1654060014

Analisislah Artikel di atas berdasarkan objek formal geografi dengan menjawab pertanyaan 5W +1H!

4. Ilmu penunjang geografi


No Ilmu Penunjang Keterangan
1. Geologi Ilmu yang mempelajari bumi secara menyeluruh, asal mula, struktur,
komposisi, dan proses alam yang sedang dan telah berlangsung
2. Geomorfologi

20
No Ilmu Penunjang Keterangan
6

10

11

12

13

21
No Ilmu Penunjang Keterangan

14

15

5. Keterampilan dasar geografi

a. Observasi

b. Deskripsi

c. Klarifikasi

d. Pemetaan

e. Analisis

BAB 2
PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN
22
PETA KONSEP

PENGETAHUAN DASAR
PEMETAAN

PEMETAAN PENGINDERAAN JAUH SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS (SIG)

Pengertian Pengertian Sistem


Pengertian peta Penginderaan Jauh (PJ
) Informasi Geografis (SIG)

Komponen- Komponen Subsistem Dalam


Komponen peta Mengelola SIG
Penginderaan Jauh

Komponen-
Jenis - jenis peta Jenis - Jenis Citra
Komponen SIG
Penginderaan Jauh

Proyeksi peta Interpretasi citra

DASAR-DASAR PEMETAAN, PENGINDERAAN JAUH DAN


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
23
1. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai kenampakkannya dari atas.
Peta umumnya digambarkan dalam bidang datar dan dilengkapi dengan skala, orientasi, dan simbol – simbol.
Dengan kata lain, peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil sesuai dengan skala. Supaya dapat
dipahami oleh pengguna atau pembaca, peta harus diberi tulisan dan simbol – simbol.
Menurut RM. Soetardjo Soerjonosoemarno peta merupakan suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala. Sedangkan
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL 2005) Peta merupakan wahana
bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana
dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

2. Komponen Peta
Komponen peta disebut juga disebut sebagai kelengkapan peta. Komponenkomponen peta dapat dilihat pada
gambar berikut :
Komponen peta terdiri dari:
a) Judul Peta
Judul peta memuat informasi yang ada di
peta, karena itu judul peta merupakan hal
pertama yang dilihat oleh pembaca. Judul
peta berguna untuk menggambarkan isi dan
jenis peta yang ditulis dengan huruf kapital.
b) Garis Tepi
Garis tepi adalah garis yang terletak di bagian
tepi peta dan ujung-ujung tiap garis bertemu
dengan ujung garis yang lain. Garis tepi
berguna untuk membantu dalam pembuatan peta agar terlihat lebih rapi.
c) Garis Astronomi atau Koordinat
berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat yang terdapat pada tepi peta berbentuk angka – angka
koordinat dalam satuan derajat, menit dan detik
d) Legenda dan simbol Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol – simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta. Sedangkan
simbol adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat
pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
(1) Simbol titik, digunakan untuk (2) Simbol garis, digunakan untuk (3) Simbol area, digunakan untuk
menyajikan tempat ata data menyajikan data yang mewakili suatu area tertentu
posisional. berhubungan dengan jarak. dengan simbol yang mencakup
area tertentu.

e) Inset
menunjukan kedudukan daerah yang dipetakan terhadap daerah sekitarnya yang berfungsi untuk
menjelaskan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lain di sekelilingnya. Misalnya : Peta Pulau Jawa

24
sebagai peta utama, sehingga untuk melihat posisi pulau sumatera dengan pulau-pulau lainnya di buat peta
Indonesia sebagai insetnya.
f) Skala
Skala dapat diartikan sebagai perbandingan (rasio) antara jarak dua titik pada peta dan jarak sesungguhnya
kedua titik tersebut di permukaan bumi atau di lapangan, dan pada satuan yang sama.

1) Jenis – jenis skala


(a) Skala Angka : Skala angka adalah skala yang menunjukkan perbandingan antara jaka di peta dan jarak
yang sebenarnya dengan angka, contohnya 1 : 500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000
cm di lapangan.
(b) Skala Garis : Skala garis/grafis adalah skala yang ditunjukkan dengan garis lurus yang dibagi dalam
beberapa ruas, dan setiap ruas menunjukkan dalam satuan panjang yang sama.

(c) Skala Verbal adalah skala yang dinyatakan dengan kalimat atau secara verbal. Skala yang sering ada di
peta-peta tidak menggunakan satuan pengukuran matrik, misalnya peta-peta di Inggris, contoh 1 inchi to
1 mile, artinya adalah bahwa 1 inchi di peta menyatakan jarak 1 mil di lapangan. Skala verbal biasanya
digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa.

2) Memperbesar dan Memperkecil Skala


(a) Menghitung Skala
Untuk mengetahui skala pada suatu peta yang tidak tercantum, dapat dilakukan dengan cara berikut:
(1) Membandingkan dengan peta lain dengan syarat cakupan wilayahnya sama.
Keterangan :
d1 : Jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya
d2 : jarak pada peta yang akan dicari
P1 : penyebut skala peta yang belum diketahui
P2 : penyebut skala peta yang akan dicari
Contoh soal:
Perhatikan dua peta berikut. Jika diketahui jarak peta dan
skala peta 1 seperti pada gambar,berapakah skala peta 2?
Penyelesaian: Diketahui :
P1 = 50.000
d1 = 4 cm
d2 = 2 cm
Ditanyakan : P2 ?
Jawab:
P2 = (d1/d2) x P1
= ( 4/2) x 50.000
= (2) x 50.000
= 100.000 , Jadi Skala Peta 2 adalah 1 : 100.00

(2) Membandingkan suatu jarak horizontal di peta dengan jarak di lapangan


Contoh: Jarak X dan Y pada peta adalah 8 cm, sedangkan jarak X dan Y di lapangan adalah 4 km.
Berapakah skala peta tersebut?
25
Penyelesaian:
Skala = jarak di peta /jarak sebenarnya Berarti:
Skala = 8 cm / 4 km(samakan satuannya menjadi cm)
= 8 cm / 400.000 cm (masing-masing dibagi 8)
= 1 cm / 50.000 cm
= 1 / 50.000 , Jadi skala peta nya adalah 1 : 50.000

(3) Menghitung interval kontur


Untuk mengetahui skala peta pada peta topografi yang belum diketahui skalanya kita juga bisa
menghitungnya dengan cara berikut:
Keterangan:
Ci = Contour Interval (selisih antara dua garis kontur)

Contoh soal:
Diketahui peta kontur sebagai berikut:
Berapakah skala peta tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : Ci (selisih antara dua garis kontur) = 40 Ditanyakan : skala peta?
Jawab:
Ci = (1/2000) x penyebut skala (pindah ruas)
Penyebut skala = 2000 x Ci
= 2000 x 40
= 80.000 , Jadi skala peta tersebut adalah 1 : 80.000

(b) Memperbesar dan Memperkecil Skala


Memperbesar dan memperkecil skala peta dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan
sistem grid, menggunakan alat pantograf atau dengan cara fotokopi.
(1) Sistem grid
Sistem grid digunakan untuk mempermudah
penghitungan luas area dalam peta. Sistem grid disajikan
dengan cara membuat petak-petak persegi dengan luas
area yang sama. Contoh:

(2) Menggunakan Pantograf


26
Pantograf adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur anhka yang tertera pada pantograf. Angka ini menunjukkan kelipatan
perbesaran atau pengecilan yang diinginkan.
(3) Menggunakan mesin fotokopi
Mesin fotokopi dapat digunakan untuk memperbesar atau memperkecil peta.

g) Orientasi
Orientasi merupakan petunjuk arah pada peta yang
menunjukan posisi dan arah suatu titik atau wilayah, biasanya
berbentuk tanda panah uang menunjuk ke arah utara.

h) Sumber Data dan Tahun Pembuatan


Sumber peta menunjukkan sumber data yang digunakan dalam pembuatan peta. Sementara itu tahun
pembuatan peta dapat membantu pembaca peta untuk menganalisis berbagai kecenderungan perubahan
dari waktu ke waktu dan dapat memberikan informasi keakuratan data yang digunakan per tahun
pembuatan.

i) Lettering Dan Warna Peta


Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta. Bentuk huruf meliputi huruf kapital,
huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, tegak dan miring. Penggunaan huruf pada peta:
(1) Huruf Kapita tegak untuk nama Benua, Provinsi.
(2) Huruf kapital miring untuk nama samudera atau lautan
(3) Huruf kapital-kecil tegak untuk nama Kota/Kabupaten dan nama wilayah.
(4) Huruf kapital-kecil miring untuk nama sungai, danau dan/atau rawa.

Warna peta lazim digunakan untuk menonjolkan perbedaan objek pada peta. Penggunaan warna berbeda itu
antara lain terlihat pada hal-hal berikut:
(1) Warna cokelat menggambarkan kenampakan relief permukaan bumi.
(2) Warna biru menggambarkan kenampakan wilayah perairan (laut, sungai, danau dan rawa).
(3) Warna hijau menggambarkan kenampakan vegetasi (hutan, perkebunan).
(4) Warna merah dan hitam menggambarkan kenampakan hasil budaya manusia (misal jalan kota,
pemukiman, batas wilayah, pelabuhan).
(5) Warna putih menggambarkan kenampakan permukaan bumi.

3) Jenis Peta dan Fungsi Peta


(a) Jenis peta berdasarkan skala
Berdasarkan skalanya, peta diklasifikasikan :
(1) Peta kadaster, berskala 1:100 – 1:5000 dipakai untuk membuat peta dalam sertifikat pembuatan
tanah.
(2) Peta skala besar: berskala 1:5.000 – 1:250.000 dipakai untuk menggambarkan wilayah yang relatif
sempit seperti peta kabupaten.
(3) Peta skala sedang: berskala 1: 250.000 – 1: 500.000 digunakan untuk menggambarkan wilayah yang
agak luas seperti peta provinsi.
(4) Peta skala kecil: berskala 1:500.000 – 1: 1.000.000 digunakan untuk menggambarkan daerah yang
cukup luas seperti Indonesia.
(5) Peta skala geografis berskala lebih besar dari 1:1.000.0000
(b) Jenis peta berdasarkan isi
(1) Peta umum

27
Peta umum/peta ikhtisar : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu wilayah
seperti sungai, danau, jalan Peta umum dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Peta topografi, adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi. Peta topografi dapat
digolongkan menjadi.
 Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa
penyajian informasi ketinggian.
 Peta kadaster, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan tanah, ukuran, dan
bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
 Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.
b) Peta chorografi, adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian kenampakan
permukaan bumi.

(2) Peta khusus


Peta khusus biasa disebut juga dengan peta tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan –
kenampakan tertentu seperti peta kepadatan penduduk, peta transportasi, peta tanah dll. Contoh
peta tematik adalah:
 Peta diagram, pada peta ini subyek tematik disajikan dalam bentuk diagram yang
proporsional.
 Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu informasi
yang spesifik dan memiliki kuantitas yang pasti.
 Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi yang kontinu dalam
bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang sama

(c) Jenis peta berdasarkan bentuk


Peta berdasarkan bentuk digolongkan menjadi 3, yaitu:
 Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya
peta relief.
 Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar, misalnya kertas, kain atau
kanvas.
 Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu pita magnetik atau disket,
sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer. Peta digital dapat
ditayangkan melalui monitor komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring
perkembangan teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.

(d) Jenis peta berdasarkan sumber data


Peta berdasarkan sumber datanya dibedakan menjadi:
 Peta Induk (Basic Map)
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai
peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-
peta lainnya.
 Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak
memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta
dasar.

(e) Fungsi Peta


Fungsi dan tujuan pembuatan peta adalah:
 Menunjukkan posisi atau lokasi relatif suatu tempat di permukaan bumi.

28
 Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan bumi.
 Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk pada permukaan bumi (misalnya bentuk
benua, negara, atau gunung).
 Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.
 Mengomunikasikan informasi keruangan.
 Menyimpan informasi keruangan.
 Membantu pekerjaan teknis, misalnya konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan.
 Membantu pembuatan desain, misalnya desain jalan dan bahan analisis spasial.

4) Proyeksi Peta
Permukaan bumi yang melengkung jika digambarkan pada bidang datar, maka sulit untuk melakukan
perhitungan dari hasil ukuran, dan juga akan menghasilkan kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil
kesalahan, dipilihlah cara menggambarkan peta dengan proyeksi. Proyeksi peta adalah cara memindahkan
permukaan bumi yang melengkung ke bidang datar. Di dalam melakukan kegiatan proyeksi peta, ada
beberapa hal yang tidak boleh terabaikan, yaitu:
 Peta harus equivalen, yaitu peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan bumi setelah
dikalikan dengan skala.
 Peta harus equidistance, yaitu peta harus mempunyai jarak-jarak yang sama dengan jarak sebenarnya
di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.
 Peta harus conform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta harus dipertahankan sesuai
dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi.

Jenis-jenis proyeksi peta dibredakan menjadi 3 jenis, yaitu:


(1) Proyeksi zenithal (azimuthal)
Proyeksi zenithal adalah proyeksi pada bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyinggung bola
bumi.
Berdasarkan arah sinar, proyeksi
(2) Proyeksi silinder
Proyeksi silinder ini bidang proyeksinya berupa silinder, Proyeksi seperti ini sangat baik untuk memetakan
daerah yang berada di daerah khatulistiwa, dan tidak sesuai digunakan untuk memetakan daerah yang
berada di sekitar kutub.
(3) Proyeksi kerucut
Proyeksi kerucut ini bidang proyeksinya berupa kerucut. Proyeksi seperti ini sesuai digunakan untuk
menggambarkan daerah yang berada pada lintang tengah pada negar-negara di Eropa.

Jenis proyeksi peta dapat diamati pada gambar berikut:

LATIHAN
1. Perhatikanlah gambar dibawah ini
29
Lengkapilah keterangan Unsur-unsur Peta berikut Ini
No Unsur Peta Keterangan
1 Judul Peta

2 Garis Tepi

3 Arah penunjuk mata angin

4 Skala Peta

5 Legenda

6 Inset

7 Garis Bujur dan Garis Lintang

Sumber data dan tahun


10
pembuatan peta

11 Warna Peta

2. Perhatikan gambar peta topografi berikut ini!

30
Diketahui:
Interval konturnya 25 M, tentukanlah:
1. Skala peta
2. Jarak A dan B sebenarnya
3. Gambarkanlah arah azimuth titik A dan B
4. Hitung beda tinggi A dan B
5. Hitung kemiringan lerengnya dalam bentuk persentase (%) dan derajat ( O )

DASAR – DASAR PENGINDERAAN JAUH


31
1. Pengertian Penginderaan Jauh
Berikut ini beberapa defenisi dari penginderaan jauh yang dikemukakan oleh para ahli:
a) Pengideraan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
daerah atau fenomena dengan jalan analisis data yang diperoleh melalui alat perekam (sensor) yang
menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantaranya tanpa menyentuh objek tersebut
(Lillesand dan Kiefer, 1979)
b) Penginderaan Jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan
menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatandaerah kajian (Avery, 1985).
c) Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi
tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa Penginderaan jauh adalah suatu teknik dan seni
untuk memperoleh informasi objek dari jarak jauh tanpa kontak langsung dengan objek, gejala atau daerah yang
akan dikaji dengan menggunakan sensor.

2. Komponen – Komponen Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak komponen yang saling terkait. Adapun
komponen-komponen penginderaan jauh sebagai berikut:
a) Energi
Kegiatan penginderaan jauh membutuhkan sumber energi agar objek dapat direkam dengan baik oleh
sensor. Ada dua energi yang umum digunakan dalam dalam penginderaan jauh. Kedua energi itu adalah
sebagai berikut:
1) Sumber energi aktif (dengan cahaya buatan)
Yang dimaksud dengan sumber tenaga aktif adalah sumber tenaga yang berasal dari radar yang aktif
pada saat pengambilan objek. Biasanya wujud dari cahaya ini adalah berbentuk kilatan yang cepat
dan berbentuk gelombang elektromaknetik.
2) Sumber energi pasif (cahaya matahari)
Tenaga pasif ini bersumber dari sinar matahari yang masuk kepermukaan bumi. Jumlah tenaga
matahari yang mencapai bumi dipengarui oleh waktu, lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang
diterima siang hari lebih banyak dibandingkan dengan pagi atau sore hari.
b) Atmosfer
Energi yang masuk ke permukaan bumi tidak seluruhnya sampai, tapi hanya sebagian kecil masuk ke
permukaan bumi. Energi tersebut dihambat oleh atmosfer melalui serapan, dipantulkan dan diteruskan.
Tidak semua spektrum gelombang elektromagnetik dapat sampai di permukaan bumi, karena dalam
atmosfer ada proses pembauran dan penyerapan. Penyerapan dilakukan oleh molekul atmosfer,
sedangkan spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi disebut dengan jendela
atmosfer. Panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh adalah sebagai
berikut:
1) Spektrum gelombang cahaya tampak (visible), yaitu spektrum gelombang cahaya yang mempunyai
panjang gelombang antara 0,4 µm – 0,7 µm.
2) Spektrum gelombang cahaya inframerah, yaitu spektrum gelombang cahaya yang memiliki panjang
gelombang antara 0,7 µm – 1,0 µm.
3) Spektrum gelombang mikro, yaitu spektrum gelombang yang mempunyai panjang gelombang antara
1.0 µm – 10 µm.
c) Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh. Objek meliputi atmosfer,
biosfer, hidrosfer dan litosfer. Setiap objek memantulkan panjang gelombang tertentu sehingga dapat

32
memiliki kenampakan yang berbeda pada sensor. Sebagai contoh, objek yang tampak lebih cerah adalah
objek yang memancarkan lebih banyak energi ke sensor.
Ada empat variasi yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek, yaitu:
1) Variasi spektral adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibta perbedaan
panjang gelombang. Umumnya variasi ini terdapat pada spektrum gelombang tampak, contohnya
warna suatu objek.
2) Variasi spasial adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat perbedaan
bentuk, ukuran dan tekstur suatu objek.
3) Variasi temporal adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat fungsi
waktu, bisa harian atau musiman. Variasi ini dapat digunakan untuk mengenal tumbuhan.
4) Variasi polarisasi adalah variasi pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik akibat polarisasi.
Polarisasi terjadi ketika gelombang elektromagnetik sebagai gelombang transversal mengalami
penyerapan sesuatu arah polarisasinya. Umumnya, variasi ini terjadi pada spektrum gelombang
mikro.
d) Wahana
Wahana adalah kendaraan yang berfungsi untuk meletakkan sensor saat dilakukan proses perekaman.
Merekam objek permukaan bumi bisa dilakukandi angkasa maupun di luar angkasa. Wahana yang
digunakan di penginderaan jauh di antaranya balon udara, pesawat terbang, pesawat ulangalik, dan
satelit. Setiap jenis kendaraan memiliki kerincian objek yang berbeda. Pesawat terbang memiliki kerincian
objek yang dapat terus ditingkatkan karenapesawat dapat terbang pada ketinggian yang berbeda,
sedangkan satelit memiliki kerincian objek yang bergantung pada pixel karena ketinggian wahana satelit
sudah ditentukan.
Wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Pesawat terbang rendah sampai medium (Low To Medium Altitude Aircraft), dengan ketinggian
antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra foto
(foto udara).
2) Pesawat terbang tinggi (High Altitude Aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari
permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners data.
3) Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan
ialah citra satelit.
e) Sensor
Sensor adalah benda yang digunakan untuk melacak, mendeteksi dan merekam objek-objek di alam
dalam jangkauan tertentu. Sensor ini bekerja dengan cara merekam gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan oleh permukaan bumi.
Beberapa kemampuan dasar yang dimiliki suatu sensor yang dapat digunakan untuk mengenali suatu
objek atau fenomena adalah sebagai berikut:
1) Resolusi spasial adalah kemampuan suatu sensor untuk menbedakan objek yang kecil. Semakin kecil
objek yang direkam sensor, semakin baik resolusi spasialnya.
2) Resolusi spektral adalah kemampuan sensor untuk merekam rentang panjang gelombang tertentu.
Semakin baik resolusi spektral suatu sensor semakin panjang gelombang yang direkam.
3) Resolusi radiometrik yaitu kemampuan sutau sensor untuk membedakan objek berdasarkan
perbedaan sifat pemantulan atau pancaran gelombang elektromagnetiknya.
4) Resolusi termal adalah kemampuan suatu sensor untuk mengenali objek berdasarkan perbedaan
suhu.

Berdasarkan proses perekamannya ada dua jenis sensor, yaitu:


1) Sensor fotografik
Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera. Cara kerja sensor ini berdasarkan pantulan
tenaga dari objek. Sedangkan detektornya adalah film sehingga sensor fotografik menghasilkan foto.

33
Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat udara menghasilkan citra yang disebut foto udara,
sedangkan sensor fotografik yang dipasang di satelit sering disebut citra satelit.

2) Sensor non fotografik


Sensor elektromaknetik/elektronik ini digunakan pada sistem penginderaan jauh nonfotografik
karena proses perekaman objek tidak berdasarkan pembakaran, tetapi berdasarkan sinyal elektronik
yang dipantulkan atau dipancarkan dan direkam oleh detektor. Detektor untuk sensor ini adalah pita
magnetik dan proses perekamannya didasarkan pada energi yang dipantulkan atau dipancarkan.
Sensor elektronik yang direkam pada pita magnetik selanjutnya diproses menjadi data visual (citra)
dan data digital dengan menggunakan komputer.
f) Perolehan data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara menginterpetasi foto udara secara
visual dan cara numerik atau digital, yaitu dengan cara menggunakan data digital melalui komputer.
g) Pengguna data
Pengguna data adalah orang atau lembaga yang memakai datapenginderaan jauh. Data penginderaan
jauh dapat dimanfaatkan dalamberbagai bidang. Data penginderaan jauh yang memiliki kerincian dan
keandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data.

Untuk lebih jelas tentang sistem dan komponen penginderaan jauh silahkan kalian lihat gambar berikut:

Sumber Komponen Penginderaan Jauh: https://www.geovolcan.co m

3. Jenis Citra Penginderaan Jauh


a. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan kamera sebagai sensor dan wahana berada
di udara ketika melakukan perekaman. Citra yang dihasilkan disebut dengan foto udara. Citra foto dapat
dibedakan berdasarkan :
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik
(a) Foto pankromatik
Foto udara pankromatrik adalah foto udara yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai
dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Pada
umumnya digunakan film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto,
tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih
dan foto udara pankromatik berwarna.
(b) Foto ortokromatik
Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari saluran biru
hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas. Foto ini
bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga
kedalaman kurang lebih 20 meter.

34
(c) Foto ultraviolet
Foto ultraviolet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan
panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk mengenali beberapa objek karena
perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak informasi
yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan
atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur juga untuk mengetahui, mendeteksi,
dan memantau sumber daya air.
(d) Foto inframerah
Foto inframerah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan
menggunakan spektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2
mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada
saluran merah dan saluran hijau. Cirinya dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto
infra merah daun tidak ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.
2) Berdasarkan posisi sumbu kamera
(a) Foto Vertikal
Foto vertikal atau yang sebt juga foto tegak yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamre tegak lurus
terhadap permukaan bumi. Kelemahan foto ini adalah foto yang ditampilkan hanya tampak atas.
Selain itu, gambar yang dihasilkan dapat terhalang oleh awan atau pohon. Kelebihna foto vertikal ini
adalah gambar yang dihasilkan serupa dengan peta serta memiliki skala yang konsisten.
(b) Foto Condong
Foto condong atau juga yang disebu foto miring yaitu foto yang dibuat dengn sumbu kamera
menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi dengan sudut condong sebesar 100 o atau
lebih besar. Foto condong terdiri dari dua jenis, yaitu:
 foto agak condong (Low Oblique Photograph) yaitu foto yang dibuat apabila cakrawala tidak
tampak pada foto.
 foto sangat condong (High Oblique Photograph) yaitu foto yang dibuat apabila cakrawala tampak
pada foto
3) Berdasarkan wahana yang digunakan citra foto dibedakan menjadi 3, yaitu:
 Foto udara, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan pesawat/balon udara, layang-layang,
drone, crane, dll.
 Foto satelit atau foto orbital yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan satelit.
 Foto antariksa, yaitu foto yang dibuat menggunakan pesawat ulang alik yang terbang ke luar
angkasa.
4) Berdasarkan warna yang digunakan citria foto dapat dibedakan atas:
 Foto berwarna semu, yaitu warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya
pohon pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spketrum infra merah, pada foto
tampak berwarna merah.
 Foto berwarna asli yaitu yang menggunakan warna asli atau sesuai dengan warna objek. Contoh:
foto pankromatik berwarna

b. Citra Non Foto


Citra non foto dihasilkan dengan sensor bukan dengan kamera. Citra non foto daapt dibedakan berdasarkan
spektrum elektromagnetik, sumber sensor dan wahana yang digunakan.
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra non foto dibedakan
atas:
(a) Citra inframerah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah thermal.
Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra
tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.

35
(b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spectrum gelombang mikro.
Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan,
sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber
tenaga alamiah.

2) Berdasarkan sumber sensor yang digunakan citra non foto terdiri dari:
(a) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.
(b) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit, yang
terdiri dari:
 Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk
foto karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.
 Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun
spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
3) Berdasarkan wahana yang digunakan citra foto dibedakan menjadi 3, yaitu:
(a) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara
(dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang
digunakan.
(b) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar.
Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:
 Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera
(Rusia).
 Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).
 Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz
(Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).
 Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang)

c. Perbedaan Citra Foto dan Non Foto


Berdasarkan paparan di atas maka dapat diambil kesimpulan perbedaan antara citra foto dan non foto,
sebagai berikut.

Tabel Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto

No Variabel Citra Foto Citra Non Foto


1. Sensor Kamera Non kamera, berdasarkan hasil scanning
2. Detektor Film Pita magnetik, termisor, foto konduktif, foto voltaik
3. Proses Perekaman Fotografi/kimiawi Elektronik
4. Mekanisme Perekaman Serentak Parsial
Spektrum Spektrum tampak dan perluasanya, termal dan
5. Spektrum tampak
Elektromagnetik gelombang mikro

4. Interpretasi Citra
a. Pengertian Interpretasi Citra
Perekaman interaksi antara tenaga dan objek oleh sensor memghasilkan data atau citra. Data ini
kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek tersebut. Proses analisis data
inilah yang diseut interpretasi citra. Menurut Este dan Simonett (1975), interpretasi citra merupakan
perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objekdan menilai arti
pentingnya objek tersebut. Jadi, di dalam interpretasi citra,penafsir mengkaji citra dan berupaya

36
mengenali objek melalui tahapan kegiatan:deteksi, identifikasi, dan analisis. Alat yang digunakan untuk
menginterpretasi citra disebut Stereoskop.
b. Unsur – Unsur Interpretasi Citra
1) Rona, adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra. Air laut
memantulakn rona gelap sedangkan pasir memantukan rona terang.
2) Warna, adalah wujud tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari
spektrum tampak. Misalnya warna cokelat kekuningan pada air menandakan air tersebut keruh.
3) Bentuk, merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau kerangka objek. Bentuk
merupakan atribut yang jelas dan khas sehingga banyak objek-objek di permukaan bumi dapat
langsung dikenali pada saat interpretasi citra melalui unsur bentuk saja.
4) Ukuran, adalah atribut objek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian tempat dan kemiringan
lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat digunakan untuk membedakan objek-objek
sejenis yang terdapat pada foto udara sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan
suatu objek.
5) Tekstur, sering dinyatakan dengan kasar, sedang, dan halus. Contohnya pohon besar memiliki tekstur
kasar, perkebunan sedang dan tanah kosong memiliki tekstur halus.
6) Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia
dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh aliran sungai di daerah pegunungan memiliki pola aliran
radial sentrifugal.
7) Bayangan, bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Objek atau gejala
yang terletak di daerah bayangan biasanya hanya tampak samar-samar atau bahkan tidak tampak
sama sekali. Meskipun bayangan membatasi gambaran penuh suatu objek pada foto udara, kadang
justru menjadi kunci penting dalam interpretasi terutama untuk mengenali suatu objek yang justru
kelihatan lebih tampak/jelas dengan melihat bayangannya.
8) Situs adalah tempat kedudukan suatu objek dengan objek lain di sekitarnya. Situs bukan merupakan
ciri objek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar. Contohnya pola
pemukiman yang memanjang sejajar dengan jalan.
9) Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek satu dengan objek lain. Adanya keterkaitan itu,
maka terlihatnya suatu objek sering merupakan petunjuk bagi objek lain. Contohnya stasiun kereta
berasosiasi dengan rel kereta di sekitarnya.
Contoh: Foto Udara dengan skala 1:25.000

Objek 1

Objek 2

Hasil interpretasi:
Objek Rona Warna Bentuk Ukuran Tekstrur Bayangan Pola Situs Asosiasi
Objek 1 Cerah Abu - abu Persegi 2 x 1 cm Kasar Ada Teratur Jalan Jalan
Objek 2 gelap Abu - abu Huruf L 0,1 cm x halus ada Teratur Jalan Gedung

37
gelap 5 cm perkantoran

5. Langkah – langkah Interpretasi Citra


Interpretasi citra penginderaan jauh dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a) Deteksi, yaitu upaya untuk mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkingankita dengan alat pengindera
atau sensor. Deteksi dapat menentukan ada tidaknya suatu objek ayau fenomena khusus, misalnya hutan
hutan tropis.
b) Identifikasi secara menyeluruh disebut juga dengan pembacaan foto (photo reading), Identifikasi foto
dilakukan denga cara mengklasifikasikan objek yang tampak berdasarkan pengetahuan tertentu. Identifikasi
objek pada citra dilakukan berdasarkan ciri spektral, spasial dan temporal yang terekam oleh sensor dengan
menggunakan stereoskop.
c) Analisis untuk mengelompokkan objek yang memiliki citra yang sama dengan identitas objek.
d) Deduksi yaitu pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah pada hal yang lebih khusus. Pada tahap
deduksi ini kesimpulan dan hipotesis dapat diambil.

LATIHAN

1. Jelaskanlah sistem dari penginderaan jauh

2. Tulislah perbedaan antara citra foto dan non foto pada tabel berikut ini :
Variabel pembeda/ Citra foto Citra non foto
Jenis citra
Sensor
Detektor
Proses perekaman
Mekanisme perekaman
Spektrum elektromagentik

3. Perhatikan citra penginderaan jauh berikut ini, citra


dibawah merupakan citra pankromatik hitam putih.
Lakukanlah interpretasi pada foto diatas! Tulis hasil
interpretasimu dengan menggunakan unsur-unsur
intrepretasi yang terdiri dari bentuk, ukuran, rona

38
dan warna, tekstur, bayangan, pola, situs, dan asosiasi. Objek-objek apakah yang kamu lihat dari intrepretasi
tersebut!

DASAR – DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, kita telah belajar tentang peta dan penginderaan jauh. Keduanya
tidak dapat dipidahkan dengan sistem informasi geografis (SIG). SIG merupakan sistem yang khusus untuk
mengolah databased yang berisi data dengan referensi geografis dan memiliki informasi spasial. Masukan
data SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh. Semua informasi itu diproses dengan menggunakan
komputer yang kemudian daapt dikombinasikan menjadi informasi yang diinginkan. Teknologi ini dapat
digunakan untuk pengelolaan perencanaan pembangunan, tata guna lahan, informasi-informasi kesehatan
dan untuk keperluan tanggap bencana. Singkatnya SIG merupakan sistem yang berfungsi untuk
mengumpulkan, mengatur, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala jenis data (informasi) yang
berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah. Terkait dengan definisi SIG, ada banyak ahli yang
menyampaikan pendapatnya Beberapa dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel Definisi SIG Menurut Para Ahli


No Tokoh Pandanan/Pendapat
1. Rice (2000) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di
permukaan bumi
2. Bern (1992) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data
geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi: a) Akuisi dan verifikasi data, b)
kompilasi data, c) penyimpanan data, d) perubahan dan updating data, e)
menyimpan dan pertukaran data, f) manipulasi data, g) pemanggilan dan
presentasi data, dan h) analisis data.
3. Guo Bo (2002) SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis, menhimpan, dan
menampilkan baik data spasial maupun non spasial.
4. BAKOSURTANAL (Badan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,
Koordinasi Survei Dan perangkat lunak, data geografi, dan personal yang didesain untuk
Pemetaan Nasional) memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi

2. Komponen – Komponen SIG


SIG dibentuk oleh komponen – komponen yang saling terkait satu sama lain. Dari komponen – komponen
tersebut terdapat tiga komponen penting, yaitu perangkat keras komputer, perangkat lunak dan manusia
sebagai pengguna (user).
a) Perangkat keras (Hardware) Komponen pearngkat keras yaitu komponen SIG yang berupa
perlengkapan yang mendukung kerja SIG. Perangkat keras ini terdiri dari seperangkat komputer
seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner, plotter, CD Room, floopy, dan flashdisk. Perangkat
keras lain yang digunakan adalah plastik transparan dan ballpoin warna transparan. Bagian-bagian
dari perangkat hardware beserta fungsinya :

39
(1) CPU (Central Processing Unit) : perangkat utama komputer untuk pemrosesan semua instruksi dan
program.
(2) VDU (Visual Display Unit) : komponen yang dxigunakan sebagai layar monitor untuk menampilkan
hasil pemrosesan CPU.
(3) Disk drive : bagian dari CPU untuk menghidupkan suatu program.
(4) Tape drive : bagian CPU yang menyimpang data hasil pemrosesan.
(5) Digitzer : alat mengubah data teristris menjadi data digital (digitasi).
(6) Printer : alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.
(7) Plotter : berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta tetapi keluarannya lebih lebar.
b) Perangkat lunak (Software)
c) Perangkat lunak (software), yaitu komponen SIG yang
berupa program- program yang mendukung kerja SIG,
seperti input data, proses data, dan output data,
contoh prangkat lunak dari SIG adalah program kerja
seperti Mapinfo, Arcview, R2V, ArcInfo dan
sebagainya.
d) Manusia (User/Brainware) Komponen manusia
sebagai pengguna (brainware), yaitu pelaksana yang
bertanggung jawab dalam hal pengumpulan, proses,
analisis, dan publikasi data geografis. Komponen
braiware inilah yang mengolah data hasil dari
lapangan untuk selanjutnya diproses atau di digitasi
menjadi sebuah peta yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai dengan fungsinya.
3. Subsistem SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh karena itu, SIG sama
halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Meskipun SIG melalui
komputerisasi memiliki kelebihan – kelebihan tertentu dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah
peta dapat disebut SIG karena juga menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi:
a) Masukan (input)
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data dari
mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data
terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
(1) Sumber Data : Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain:
(a) Data Pengindraan Jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber data
berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian disajikan
dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat
langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
(b) Data Teristris/lapangan adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara
lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan
dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
(c) Data Peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna keperluan SIG
melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk digital.
(2) Proses pemasukan data.
Ada 2 jenis data yang di input dalam SIG yaitu:
(a) Data spasial untuk memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).

40
 Digitasi. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu Penyiapan peta yang akan
didigitasi, Menentukan koordinat peta, mengedit data sebelum disimpan ke data dasar,
memasukan atribut dengan kode.
 Penyiaman (scanning) dapat dilakukan menggunakan detektor elektronik yang dapat
bergerak. Penyiaman yang terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan
penyiaman datar (Flatbed Scanner).
(b) Data Atribut. Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
 Kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yang
diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif berfungsi
untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam
peta tata guna lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan
hutan.
 Data Kuantitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bilangan. Data
kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
b) Proses Pengolahan Dalam proses pengolahan data meliputi manipulasi dan analisis data merupakan
aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis data baru, menghapus basis data, membuat tabel
basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam tabel, mengubah dan mengedit data, serta
membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
c) Keluaran (output) Subsistem keluaran merupakan penyajian data berfungsi untuk menayangkan
informasi atau hasil analisis data geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik,
bagan, dan hasil perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan identifikasi informasi
yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan.

4. Keunggulan dan kelemahan SIG


Sistem informasi geografi sebagai satu kesatuan sistem yang saling bekerja dalam menghasilkan berbagai
bentuk data digital memiliki berbagai kelemahan dan kelebihan. Adapun bentuk-bentuk kelebihan dan
kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel Keunggulan dan Kelemahan SIG


Kunggulan SIG Kelemahan SIG
Data dapat dikelola dalam format yang jelas Membutuhkan SDM yang tinggi dalam bidang TIK
Biaya murah dibandingkan dengan melakukan survey Karena sistemnya besar, sehingga sulit untuk
lapangan mengaturnya
Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan Mempermudah terjadinya plagiat
cepat
Data dapat diubah secara cepat dan tepat Pengembangan sistem informasi membutuhkan
waktu yang lama karena konsentrasi yang tinggi
Data spasial dan non spasial dapat dikelola secara Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator
bersamaan dan programmer
Analisis data dan perubahan data dapat dilakukan secara
efisien
Data yang sulit ditampilkan secara manual dapat
ditampilkan dengan pembuatan gambar 3 dimensi
Data SIG dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
secara cepat dan tepat

41
LATIHAN
1. Tuliskan perbandingan proses pembuatan peta secara manual dan digital yang telah didiskusikan!
Item pembeda Data manual Data digital
1. Kemudahan pengolahan data
2. Alat yang digunakan
3. Waktu yang dibutuhkan
4. Biaya pembuatan

2. Jelaskan Subsistem masukan (input)!


No Subsistem Keterangannya
1 Data Spasial Data Spasial adalah

a. Data Raster

b. Data Vektor

2 Data Atribut Data Atribut adalah

3 Sumber Data Sumber Data adalah

3. Jelaskan fungsi Komponen SIG


No Komponen Fungsinya
1 Perangkat Keras Komputer
2 Perangkat lunak komputer
3 Manusia

4. Pemanfaatan dan Penerapan Metode SIG


42
a. Bidang Sumber Daya Alam

b. Bidang Perencanaan Ruang

c. Bidang Kependudukan

d. Bidang Pendidikan

e. Bidang Militer

43
BAB 3
LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI

PETA KONSEP

44
PENGERTIAN PENELITIAN GEOGRAFI
1. Pengertian Penelitian Geografi
Penelitian adalah kegiatan menyelediki, mengembangkan dan menguji kebenaran secara mendalam untuk
memecahkan suatu permasalahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penelitian adalah kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan yang menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip – prinsip umum.
Menurut Soejono Soekanto penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan
konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan
kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa yang dihadapinya.
Sedangkan menurut Parson (1946) penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Adapun
penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk memguji kebenaran dan memecahkan
permasalahan georgafi (gejala alam), secara sistematis sebagai objek penelitian. Ciri khas penelitian geografi
adalah menggunakan pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah dalam mendapatkan masalah
penelitian dan memecahkan masalah tersebut.

2. Sifat-sifat Penelitian Geografi


Dalam melakukan penelitian geografi harus memahami sifat-sifatnya. Adapun sifat-sifat penelitian geografi
diantaranya:
a) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai landasan dan dilakukan secara sistematis.
b) penelitian diawali dengan penemuan masalah geosfer.
c) menganalisis lebih mendalam terhadap suatu kajian geosfer.
d) menguji hasil penelitian yang telah dilakukan agar hasilnya lebih akurat.
e) tujuan penelitian geografi adalah memecahkan suatu permasalahan.

3. Jenis – Jenis Penelitian


Jenis – jenis penelitian geografi dapat dibedakan berdasarkan tujuan, bentuk dan metode penelitian.
a. Berdasarkan tujuan, penelitian geografi dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan gagasan dasar
mengenai suatu topik permasalahan yang belum diketahui sebelummya, sehingga mampu
memberikan definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola. Penelitian ini dikembangkan
untuk menjawab pertanyaan what. Sifat dari penelitian ini adalah kreatif, fleksibel, terbuka dan
semua sumber dianggap penting.
2) Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap
mengenai fenomena geosfer dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkaitan dengan
fenomena yang diteliti. Penelitian ini menekankan pada cara menemukan makna baru, menjelaskan
sebiah kondisi dan mengkategorikan informasi geosfer sesuai fakta yang ada.
3) Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau
hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis pada penelitian sebelumnya.
Penelitian ini bersifat memberikan penjelasan tentang pengetahuan yang teorinya sudah ada
sebelumnya sehingga terkumpul berbagai generalisasi empiris.
b. Berdasarkan bentuk, penelitian geografi dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk
manusia yang dilakukan sedemikan rupa sehingga menghasilkan gambaran yang lengkap. Studi
kasus dilakukan dengan cara studi lapangan dan wawancara.
45
2) Survei adalah penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang jumlahnya banyak dan
dalamjangka waktu tertentu. Survei dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis dan
mendeskripsikan hubungan antarvariabel.
3) Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lainnya dalam kondisi terkontrol, atau dengan kata lain penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakukan terhadap subjek penelitian.

c. Berdasarkan metode penelitian geografi dapat dibedakan sebagai berikut:


1) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelediki, menemukan,
menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keunggulan dari suatu fenomena yang tidak dapat
diukur atau dihitung jumlahnya.
2) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data yang
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Latihan Soal

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penelitian geografi!
2. Sebutkan sifat-sifat penelitian geografi?
3. Jelaskan jenis-jenis penelitian geografi berdasarkan tujuan!
4. Jelaskan jenis-jenis penelitian geografi berdasarkan bentuk!
5. Jelaskan jenis-jenis penelitian geografi menurut metode yang digunakan!

46
MASALAH GEOGRAFI

1. Mengamati Fenomena Geosfer


Terdapat perbedaan antara fenomena geografi dengan gejala geografi. Fenomena geografi merupakan
kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam maupun manusia yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan gejala geografi merupakan keadaan atau peristiwa yang menjadi tanda-tanda akan terjadi sesuatu
di permukaan bumi. Inti dari fenomena dan gejala geografi yaitu geosfer yang terdiri dari atmosfer, hidrosfer,
litosfer, biosfer dan antroposfer.
a) Fenomena dan Gejala Atmosfer
Semua peristiwa yang terjadi di udara merupakan bagian dari fenomena dan gejala geografi. Fenomena
dan gejala atmosfer meliputi:
1) Pemanasan global berupa peningkatan suhu di permukaan bumi sebagai akibat dari aktivitas manusia
yang mengeluarkan gas karbon dioksida dari berbagai bahan bakar seperti minyak bumi dan batu
bara.
2) Perubahan iklim yang mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan bumi sehinggga menyebabkan
gelombang panas yang ekstrem dan curah hujan yang tidak menentu.
3) Perubahan cuaca berupa keadaan cuaca yang tidak menentu pada siang hari suhu udara sangat
panas, sedangkan pada malam hari sangat dingin.
4) El-Nino yang merupakan peningkatan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang menyebabkan
sedikit curah hujan dan terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia. Sebaliknya La-Nina menyebabkan
hujan lebat di Indonesia sehingga meyebabkan banjir.
Fenomena dan gejala tersebut di atas merupakan fenomena atmosfer yang dapat dijadikan bahan
penelitian untuk dicari akar permasalahan, dampak dan solusinya.
b) Fenomena dan Gejala Hidrosfer
Semua peristiwa yang terjadi di wilayah perairan baik perairan darat maupun perairan laut merupakan
bagian dari fenomena dan gejala geografi. Fenomena dan gejala hidrosfer meliputi:
1) Hujan asam berupa air hujan yang memiliki pH di bawah 6 menyebabkan korosi pada bangunan,
merusak tumbuhan dan menyebabkan gangguan pernapasan.
2) Penurunan muka air tanah berupa berkurangnya cadangan air tanah akibat pengambilan secara
berlebihan.
3) Intrusi air laut berupa masuknya air laut ke dalam air tanah sehingga air atanh menjadi asin.
4) Tsunami yang berupa gelombang tinggi yang menghantam daratan menyebabkan kerusakan pada
bangunan penggunaan lahan lainnya.
Fenomena dan gejala tersebut di atas merupakan fenomena atmosfer yang dapat dijadikan bahan
penelitian untuk dicari akar permasalahan, dampak dan solusinya.
c) Fenomena dan Gejala Litosfer
Semua peristiwa yang terjadi di permukaan bumi atau di dalam bumi merupakan bagian dari fenomena
dan gejala geografi. Fenomena dan gejala hidrosfer meliputi:
1) Terjadinya erosi dan sedimentasi dalam satu proses yang bersamaan.
2) aktivitas vulkanisme berupa keluarnya magma ke permukaan bumi yang menghasilkan material
piroklastik, lava, lahar dan ekshalasi.
3) aktivitas tektonisme berupa proses pergerakan lempeng yang menyebabkan patahan dan lipatan di
permukaan bumi.
d) Fenomena dan Gejala Biosfer
Fenomena biosfer berkaitan dengan segala peristiwa yang terjadi terhadap keadaan flora dan fauna yang
ada di permukaan bumi. Fenomena dan gejala biosfer meliputi:

47
1) Keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
2) Pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai bahan industri, pangan, obat – obatan dan tanaman
hias.
3) Kawasan konservasi berupa tempat pelestarian flora dan fauna.
4) Punahnya hewan endemik suatu daerah yang mengakibatkan terganggunya eksosistem.
5) Illegal logging yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup dan daur ekologi.
Fenomena dan gejala tersebut di atas dapat dijadikan penelitian geografi dikaitkan dengan aktivitas
manusia yang kemudian dapat dicari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
e) Fenomena dan Gejala Antroposfer
Fenomena dan gejala antropsfer berkaitan dengan segala aktivitas penduduk. Fenomena antroposfer
yang dapat dijadikan bahan penelitian geografi, diantaranya adalah:
1) Peningkatan jumlah penduduk suatu daerah akibat meningkatnya angka kelahiran.
2) Meningkatnya jumlah tenaga kerja di Indonesia akibat berkurangnya lapangan pekerjaan.
3) Kualitas pendidikan di Indonesia masih di bawah standar pendidikan di dunia.
4) Kemacetan lalu lintas di daerah pinggiran kota karena mobiltas penduduk sirkuler dari luar kota.

2. Menentukan Masalah Geografi


Setelah fenomena geografi diamati, selanjutnya adalah memilih masalah yang akan diteliti. Masalah adalah
kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, antara teori dan praktik, antara
aturan dan pelaksanaan. Sebuah masalah penelitian sangat berperan dalam mengarahkan seorang peneliti
untuk melakukan penelitiannya. Berikut adalah kriteria masalah geografi:
a) Masalah menyatakan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
b) Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya.
c) Memungkinkan adanya ketersediaan data.
Merumuskan pertanyaan penelitian geografi sangat berkaitan dengan masalah geografi. Masalah geografi
adalah suatu situasi yang sulit dipecahkan akibat ketidakseimbangan fenomena di permukaan bumi.
Fenomena yang menjadi masalah geografi seperti misalnya kerusakan hutan, illegal fishing, banjir, krisis
budaya daerah, kekurangan pangan, kematian hewan langka. Hal tersebut dapat dikaji berdasarkan
persebaran ruang.
Dalam merumuskan pertanyaan penelitian hendaklah diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan penelitian
geografi harus memenuhi persyaratan menarik untuk diteliti, penting untuk diteliti dan memberikan manfaat.
Selain itu pertanyaan penelitian membutuhkan jawaban yang dapat dijelaskan secara keilmuan. Ini berarti
bahwa seorang peneliti tidak membutuhkan pertanyaan yang mustahil untuk dijawab dalam batas – batas
penelitian. Masalah geografi sedikitnya memuat tiga pertanyaan pokok yang menjadi ciri khas geografi, yaitu:
1) Peristiwa atau fenomena apa (what) yang menjadi permasalahan.
2) Di mana (where) fenomena atau maslah tersebut terjadi. Hal ini menunjukkan suatu ruang atau lokasi
3) Penyebab (why) terjadinya fenomena atau masalah yang terjadi. Hal ini menunjukkan keterkaitan (relasi,
interelasi dan interaksi) fenomena tersebut dengan fenomena – fenomena yang lain.

3. Menyusun Rumusan Masalah Geografi


Masalah berbeda dengan perumusan masalah. Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari
jawaban dan kebenarannya melalui pengumpulan data dan penelitian yang akan dilakukan. Namun demikian
di antara keduanya terdapat hubungan yang erat karena masalah merupakan dasar dari perumusan masalah.
Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut harus berlandaskan
teori, konsep dan prisnip yang berlaku dalam geografi, yaitu harus mencerminkan keruangan dengan
menyebutkan lokasi, penyebaran, asosiasi antar fenomena gejala (relasi, interelasi, interaksi). Jika masalah
geografi tidak mudah dijawab atau sulit dipecahkan maka harus dilakukan penelitian ulang. Contoh dari
perumusan masalah sebagai berikut:
a) Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap longsor di daerah Puncak Bogor?

48
b) Mengapa masyarakat kota lebih mudah mengalami perubahan budaya?
c) Bagaimana hubungan antara faktor perubahan penggunaan lahan dengan Banjir di Jakarta?

Latihan Soal
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Mengapa fenomena perpindahan penduduk termasuk ke dalam penelitian geografi?
2. Apa perbedaan antara fenomena dengan gejala?
3. Berilah 3 contoh fenomena dan gejala yang terdapat pada bisofer!
4. Sebutkan kriteria masalah sosial!
5. Buatlah sebuah perumusan masalah dari penelitian geografi yang bertemakan dampak dari aktivitas
gunung api!

49
DATA GEOGRAFI
1. Mengumpulkan dan Mengolah Data Geografi
Data merupakan keterangan tentang suatu hal. Syarat data yang baik adalah sebagai berikut:
a) Data harus objektif, tidak boleh dimanipulasi dan harus sesuai dengan kondisi sebenarnya.
b) Data harus dapat mewakili semua kondisi.
c) Memiliki tingkat kesahalan seminimal mungkin.
d) Harus tepat waktu sehingga apabila terdapat kesalahan daapt dilakukan koreksi secepatnya.
e) Data yang dikumpulkan harus berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.

Selain itu, berdasarkan sumber yang diperoleh data penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama. Data ini dikumpulkan sendiri oleh
peneliti. Data ini disebut juga data asli yang bersifat baru. Contoh data primer adalah data yang diperoleh
oleh seorang peneliti dengan mewawancarai penduduk tentang sikap mereka dalam menghadapi
pandemi Covid-19.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya instansi pemerintah, buku
materi, laporan, dan peprustkaan. Contoh data sekunder adalah penggunaan foto citra satelit yang
dikemmbangkan LAPAN untuk melihat pembangunan proyek pekerjaan jembatan di suatu daerah secara
waktu nyata dan akurat.

Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian geografi yaitu obeservasi lapangan, wawancara,
kuesioner, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Penerapan masing-masing teknik bergantung kepada
kebutuhan yang harus dilakukan daya yang harus dukumpulkan dalam penelitian.
a) Survei lapangan merupakan teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian geografi. Pada
dasarnya pengetahuan geografi merupakan hasil pengumpulan data dan fakta di lapangan. Hal ini karena
gejala dan masalah geografi terdapat di lapangan. Alat pengumpul data pada waktu observasi yaitu
pedoman observasi, peta dasar, dan kamera. Dalam mengobesrvasi data lapangan harus
didokumentasikan melalui catatancatatan. Peta dasar digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui
posisi suau tempat di lapangan. Jenis pedoman observasi daapt berupa pedoman check list terbuka,
terstruktur dan tertutup.
b) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi data yang tdak terungkap dalam teknik
observasi. Wawancara menggunakan pedoman wawancara terbuka dan terstruktur. Dalam
pelaksanaannya orang yang melakukan wawancara dapat berhadapan langsung dengan orang yang
diwawancarai atau daapt melalui telepon. Dalam melakukan wawancara terdapat etika atau sopan santun
yang harus dijaga oleh pewawancara. Tahapan dalam wawancara antara lain memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan wawancara, menjelaskan materi isi dari wawancara dan mengajukan pertanyaan.
c) Kuesioner atau yang biasa disebut daftar pertanyaan dilakukan apabila data dan informasi yang
diperlukan membutuhkan jumlah yang sangat banyak, sehingga akan lebih efektif. Teknik kuesioner
berbeda dengan teknik wawancara, bahwa pengumpul data tidak berhadapan langsung dengan
responden, pengumpul data tidak menjelaskan secara langsung kepada responden dan pertanyaan hanya
bisa ditujukan kepada responden yang bisa membaca dan menulis. Oleh karena itu petunjuk pengisian
kuesioner harus jelas. Dalam penelitian terdaat tiga jenis kuesioner, yaitu kuesioner tertutup, kuesioner
terbuka dan kuesioner gabungan. Kuesioner tertutup merupakan jenis kuesioner yang jawaban dari
50
pertanyaannya sudah ditentukan oleh peneliti sehingg responden hanya memilih salah satu jawaban yang
ada. Kuesioner terbuka merupakan jenis kuesioner yang membutuhkan jawaban yang tidak terikat,
sehingga responden bebas menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Sedangkan kuesioner
gabungan adalah kuesioner yang terdiri dari pertanyaan yang jawabannya telah disediakan dan
pertanyaan yang membutuhkan jawaban bebas dari responden.
d) Studi Dokumentasi Untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian geografi, dapat
menggunakan dokumen dari berbagai instansi, seperti data kependudukan dari BPS (Badan Pusat
Statistik), data jumlah tenaga kerja dari Dinas Perindsutrian, data luas lahan pertanian dari Dinas
Pertanian.
e) Studi kepustakaan Dalam penelitian geografi harus menguasai teori, konsep, dan prinsip geografi yang
diperoleh melalui studi kepustakaan atau studi literatur. Studi kepustakaan berupa pendapat para ahli
yang mendukung atau memperkuat teori yang sedang diteliti.

2. Metode Penelitian Geografi


Metode penelitian berkaitan erat dengan langkah-langkah atau prosedur, teknik pengumpulan data dan
analisis data. Terdapat jenis-jenis dalam metode penelitian geografi, antara lain metode deskriptif, studi
kasus, survei, korelasional, eksperimen, dan penelitian tindakan.
a. Metode Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang berusaah mendeskripsikan suatu gejala dan
fenomena yang terjadi di suatu wilayah. Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan deskripsi terhadap
permasalah secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai kondisi alam dan manusia pada suatu
wilayah. Peneliti berusaha mendeskripsikan mengenai fenomena tanpa memberikan perlakuan pada
fenomena tersebut. Langkah penelitian deskriptif yaitu merumuskan masalah, menentukan jenis data dan
informasi yang ingin diperoleh, menentukan teknik pengumpulan dan analisis data, dan menarik
kesimpulan penelitian.
b. Metode Studi Kasus ,Penelitian studi kasus dilakukan secara intensif pada kondisi alam atau manusia pada
suatu wilayah yang mengalami kasus secara spesifik. Peneliti mempelajari kasus tersebut secara
mandalam yaitu mengungkapkan semua variabel yang berpengaruh pada kasus tersebut. Fokus utama
studi kasus yaitu mengkaji pengaruh manusia terhadap lingkungannya pada suatu wilayah tertentu yang
berbeda dengan wilayah lainnya.
c. Metode survei, Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh fakta suatu fenomena atau gejala di
lapangan. Tujuan utamanya yaitu mengumpulkan informasi mengenai variabel dari populasi penelitian,
baik populasi wilayah mau pun populasi penduduk. Hasil penelitian survei digunakan untuk pemecahan
masalah dan perumusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan wilayah. Survei
dengan cakupan seluruh populasi disebut sensus, sedangkan survei dengan cakupan sebagian populasi
disebut sampel. Salah satu alat ukur metode survei yaitu kuesioner untuk objek penduduk, dan pedoman
observasi untuk objek bentang alam.
d. Metode Historis digunakan untuk mengkaji fenomena geografi berdasarkan urutan waktu (kronologis).
Perspektif waktu merupakan kata kunci dalam menggunakan metode hsitoris. Metode historis akan lebih
efektif menggunakan teknologi penginderaan jauh dan system informasi geografi melalui pemodelan
spasial monitrong, yaitu membandingkan data spasial dari waktu yang berbeda (time series).
e. Metode Korelasional, Metode korelasional mengkaji fenomena atau masalah geografi dengan
menghubungkan antar dua variabel atau lebih. Tingkat hubungan antara variabel tersebut dinyatakan
dengan koefisien korelasi.
f. Metode Eksprimen, dilakukan untuk mengetahui sebab akibat atas permasalahan geografi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif berupa data angka melalui analisisi statistik. Metode ini lebih
menekankan perlakuan untuk melihat pengaruh atau perubahan variabel yang diberi perlakuan atau
tindakan dengan variabel yang tidak diberi tindakan. Dalam metode eksperimen penelitian harus
melakukan kegiatan kontrol, perlakuan (treatment), dan observasi. Metode ini banyak digunakan dalam
penelitian pendidikan geografi di kelas.

51
3. Menganalisis Data Geografi
Analisis data merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Analisis
data geografis berarti analisis keruangan. Analisis keruangan diantaranya analisis lokasi, analisis penyebaran
(distribusi), dan analisis interkasi keruangan.
a. Analisis Lokasi merupakan salah satu konsep esensial dalam kajian geografi karena dapat menjelaskan
lebih jauh mengenai kondisi suat wilayah. Misalnya daerah yang berada di antara 60 0 LU dan 1100 LS maka
daerah tersebut berada pada iklim tropis dengan segala dampak yang ditimbulkan.
b. Analisis Penyebaran membutuhkan alat bantu berupa peta untuk mengetahui persebaran suatu
fenomena atau gejala geografi yang dapat digambarkan dengan menggunakan simbol titik, garis ataupun
area. Namun sebelum memetakan fenomena atau gelaja tersebut peneliti haruslah mencari data yang
kemudia diklasifikasikan untuk membuat pola keruangan. Contohnya adalah analisis yang digunakan
untuk penyebaran daerah industri. Oleh karena itu analisis ini sangat mudah jika dibantu dengan peta,
citra penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada dasarnya pola penyebaran sebuag
fenomena daalm ruang mengikuti pola tertentu yaitu bergerombol (Cluster Pattern), tersebar tidak
merata (Random Pattern) dan tersebar merata (Dispersed Pattern).
c. Analisis Interaksi dan Difusi Keruangan, Analisis ini digunakan untuk mengkaji pergerakan baik penduduk,
barang, jasa maupun informasi dalam suatu ruang. Pergerakan ini dipengaruhi oleh sarana transportasi
dan kondisi morfologi atau topografi suatu wilayah. Contohnya dalam menganalisis persebaran barang di
daerah berbukit akan lebih lambat dibandingkan di daerah dataran rendah.

LAPORAN PENELITIAN
Sistematika dalam penulisan laporan penelitian terdiri atas bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian
pendukung.
1. Bagian Pembukaan
a) Lembar judul penelitian berisi nama judul penelitian, nama peneliti, nama sekolah/instansi dan tahun.
Judul penelitian harus berupa pernyataan yang mengandung masalah, subjek penelitian dan lokasi
penelitian.
b) Abstrak, berupa ringkasan esensi penelitian yang berisi permasalahan, tujuan, metode penelitian dan
hasil penelitian.
c) Kata pengantar, berupa kata yang dibuat oleh penulis berkaitan dengan maksud penulisan laporan
penelitian, ucapan terimakasih pada berbagai pihak atas dukungan penelitian.
d) Daftar isi terdiri dari daftar halaman, daftar table, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
a) Pendahuluan, berisi :
(1) Latar belakang penelitian, berupa uraian mengenai permasalahan umum, data pendukung,
pendapat pendukung yang melatarbelakangi pentingnya diadakan penelitian.
(2) Rumusan masalah, dinyatakan dalam kalimat Tanya terkait masalah yang timbul dari latar
belakang.
(3) Tujuan penelitian, dinyatakan dalam kali,mat pernyataan terkait dengan rumusan masalah
penelitian.
(4) Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang didapat setelah dilakukan penelitian, baik bagi
peneliti mau pun pihak lain.
b) Tinjauan pustaka, berisi:
(1) Teori atau konsep yang terkait dengan variabel penelitian.
(2) Tinjauan dari penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan objek yang diteliti.
(3) Hipotesis, berupa dugaan sementara terhadap hasil penelitian
c) Metode penelitian berisi langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, meliputi:
(1) Lokasi penelitian
52
(2) Variabel penelitian
(3) Teknik pengumpulan data
(4) Analisis data
d) Hasil dan pembahasan berisi:
(1) Hasil penelitian, berupa uraian hasil analisis data,
(2) Pembahasan, berupa pemikiran peneliti dsan didukung oleh teori atau pendapat oranglain. Dalam
pembahasan ini juga dibahas apakah hipotesis yang dibuat terbukti atau tidak.
e) Kesimpulan dan saran
(1) Kesimpulan berupa ringkasan jawaban pertanyaan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian
(2) Saran merupakan rekomendasi yang muncul dari hasil penelitian maupun rekomendasi penelitian
selanjutnya.
3. Bagian Pendukung
a) Daftar Pustaka, berisi kumpulan referensi atau bacaan yang menjadi rujukan dalam penelitian.
Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan pedoman tata cara penyusunan. Jenis pustaka daalm
penelitian geografi bersumber dari buku, jurnal, laporan penelitian dan internet.
b) Lampiran, berisi lembaran-lembaran pelengkap yang digunakan dalam penelitian, seperti instrument
penelitian, table data penelitian, surat perizinan dan biodata penulis.

Latihan Soal
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Sebutkan bagian-bagian dalam laporan penelitian geografi?
2. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
3. Apa yang dapat dijabarkan dalam tinjauan pustaka?

53
BAB 4
BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

PETA KONSEP

BUMI SEBAGAI
RUANG KEHIDUPAN

Teori Pembentukan Perkembangan Dampak Rotasi Dan Revolusi


Planet Bumi Kehidupan di Bumi Bumi Terhadap Kehiduan Di
Bumi

Teori Kontraksi
Teori Dua Benua
Teori Pergeseran Benua
Teori
Konveksi Teori
Lempeng Tektonik

54
PEMBENTUKAN PLANET BUMI
1. Fase Pembentukan Bumi
Fase-fase pembentukan bumi terdiri atas delapan fase, yaitu sebagai berikut.
1) Fase awal mula jadi alam semesta (Big Bang). Pada saat big bang, bumi terwujud tetapi bahan-bahannya
telah ada bersama dengan bahan-bahan buntang dan planet-planet lain.
2) Fase pembentukan bintang-bintang. Matahari dan bumi sebagai calon tata surya belum dilahirkan.
3) Fase supernova. Yaitu ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi yang teramat
besar.
4) Fase pendinginan nebula. Barulah setelah ada kejutan lagi dari supernova yang ada di sekitarnya, gravitasi
antarbahan nebula mulai aktif. Ketika gravitasi mulai bekerja, pembentukan sebuah bintang dan atau
matahari mulai terjadi.
5) Fase pembentukan matahari dan cincin planet. Sebagian debu dan gas di bagian dalam nebula mulai
berkumpul dan bergabung kemudian secara perlahan-lahan.
6) Fase akresi. Pada saat ini bumi dengan susunan materi yang seragam belum ada daratan dan atau lautan.
7) Fase pembentukan bumi. Bahan bahan dari meteor yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi mulai
tenggelam ke pusat bumi. Akibatnya, tebentuklah inti bumi.
8) Pembentukan atmosfer, samudera dan makhluk hidup.

2. Teori Pembentukan Tata Surya


Bumi merupakan planet tempat tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya. Dalam
Tata Surya, Bumi adalah planet ketiga dari Matahari setelah Merkurius dan Venus. Hingga saat ini, belum
ditemukan planet lain yang memiliki tanda-tanda makhluk hidup di dalamnya selain Bumi. Tapi, pernahkah
kalian berpikir tentang teori pembentukan Bumi?
Seperti alam semesta, tentunya Tata Surya dan Bumi memiliki awal mula pembentukannya. Karena hal
tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen, para ilmuwan mengemukakan teori mengenai
pembentukan Bumi. Saat ini, terdapat sebanyak 5 teori pembentukan Bumi yang umum dikenal. Apa saja?
Mari kita simak.

a) Teori Pasang Surut Gas


Teori pasang surut gas pertama kali dikenalkan oleh James Jeans
dan Harold Jeffreys tahun 1918. Menurut mereka, sebuah bintang
besar mendekati Matahari dalam jarak dekat dan menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih
berupa gas.Saat bintang tersebut mendekat, akan terbentuk
gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh
gaya tarik bintang. Gelombang tersebut mencapai ketinggian yang luar biasa dan menjauh dari inti
Matahari menuju bintang tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan
gas hingga terpecah menjadi planet - planet.
b) Teori Ledakan Besar
Teori ledakan besar atau big bang mungkin menjadi salah satu
yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa Bumi
terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
55
tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul
membentuk cakram raksasa. Di satu waktu, gumpalan kabut raksasa itu meledak membentuk galaksi dan
nebulanebula. Selama kurang – lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal
mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-
planet, termasuk Bumi.
c) Teori Kabut Nebula
Teori pembentukan Bumi yang selanjutnya dinamakan dengan
teori kabut nebula. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant di
tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace
di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori
kabut Kant-Laplace.
Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat gas yang
berkumpul menjadi kabut nebula. Gaya tarik-menarik antargas
membentuk kumpulan kabut ya ng sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini
mengakibatkan materi kabit di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena
pendinginan.
d) Teori Planetasimal
Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray
Moulton beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlain
mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa
Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik,
bintang lain yang berukuran hampir sama melintas dekat dengan
Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan
materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut
menjadi tertarik. Materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang
dinamakan dengan planetesimal. Planetesimal tersebut mendingin dan memadat hingga akhirnya
menjadi planetplanet yang mengelilingi Matahari.
e) Teori Bintang Kembar
Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan
teori bintang kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi
Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan
kombinasi dari bintan g kembar. Salah satu bintang tersebut
meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang
kuat, sebaran pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi
bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan –
pecahannya adalah planet yang mengelilinginya.

3. Teori Pembentukan Bumi


Kondisi Bumi pada awal terbentuknya berbeda dengan kondisi sekarang. Pada saat itu, bahan Bumi masih
homogen atau seragam tanpa benua dan samudera. Unsur yang ada di dalamnya terdiir dari silikon, oksida
besi, magma dan sebagian kecil berupa unsur kimia lainnya. Pada awal pembentukan seluruh bagian planet
Bumi relatif dingin, namun lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli
memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor penyebab naiknya suhu di Bumi, yaitu karena adanya
akresi, kompresi dan disintegrasi atau penguraian unsur – unsur radiokatif. Akresi adalah penambahan panas
karena bumi dihujani pleh benda – benda angkasa. Energi dari benda-benda angkasa tersebut berubah
menjadi panas. Kompresi adalah proses pemadatan Bumi karean gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima
tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti Bumi mengakibatkan

56
unsur besi mencair. Sedangkan disintegrasi adalah proses penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uraniu,
thorium dan potasium, dimana pada saat proses penguraian diiringi dengan proses pelepasan panas. Gaya
dan proses yang terjadi di dalam bumi akan dapat menyebabkan terbentuknya berbagai macam bentuk muka
bumi, seperti terjadinya daratan (benua), pegunungan dan perbukitan, cekungan, elmbah, tebing, dan lain-
lainnya yang merupakan relief muka bumi. Gaya dan proses yang terjadi didalam bumi tersebut tidak dapat
diamati atau diselidiki secara langsung dan oleh karena itu perlu suatu metode dan pendekatan yang dapat
menghasilkan suatu teori/hipotesis.

Berikut ini adalah beberapa teori pembentukan muka bumi menurut para ahli:
1) Teori Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expasion Theory)
Teori ini pada awalnya dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan kemudian di dukung oleh James Dana
(1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates menyebutkan bahwa bumi terus mengalami penyusutan
dari masa ke masa karena adanya proses pendinginan. Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi
mengkerut dan terbentuklah relief berupa gunung, lembah dan dataran. Analogi teori ini di adopsi dari
kulit buah apel yang mengering. Dari teori ini dapat dijelaskan mengenai proses terbentuknya lipatan
pada permukaan bumi, namun teori belum dapat menjelaskan proses terbentuknya daerah-daerah
tekanan.
2) Teori Dua Benua (Laurasia – Gondwana Theory)
Teori yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 ini menyebutkan bahwa bumi ini pada
awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di bagian kutub utara dan Gondwana
pada bagian kutub selatan. Kedua benua ini terus mengalami pergerakan ke arah ekuator bumi hingga
pada akhirnya terpecah menjadi beberapa benua yang lebih kecil. Disebutkan Laurasia terpecah menjadi
benua Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi benua Afrika, Australia
dan Amerika Selatan.
3) Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
Pada tahun 1912, Alfred Wegner mencetuskan teori pengapungan benua ini. Ia menyebutkan bahwa pada
awalnya hanya terdapat satu benua yang sangat besar dimuka bumi yang disebut Pangea. Kemudian
Pangea ini terpecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan sentripugal
dari rotasi bumi menyebabkan pecahan-pecahan pangea tersebut bergerak ke arah barat menuju
ekuator. Teori ini didukung dengan bukti – bukti bahwa terdapatnya kesamaan garis pantai, batuan dan
fosil antara Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur.
4) Teori Konveksi (Convection Theory)
Teori konveksi ini pertama kali dicetuskan oleh Arthur Holmes sekitar tahun 1927 dan kemudian
dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini menyebutkan bahwa terdapat arus konveksi
dari dalam mantel bumi yang terdiri dari massa berupa lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava
sampai ke permukaan bumi di bagian punggung tengah samudra (mid oceanic ridge), akan menyebabkan
lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan
menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian
mid oceanic ridge itu sendiri, seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific Atlantic Ridge. Selain itu berdasarkan
sebuah penelitian mengenai umur laut juga dibuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah
samudera, umur batuan-batuannya semakin tua.
5) Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa kulit bumi terdiri
atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, dan lempeng – lempeng
pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer.
Litosfer bumi terdiri dari dua lempeng yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samufdera
tersuusn oleh batuan basa yang dapat dijumpai di dasar samudera, sedangkan lempen benua tersusun
oleh batuan asam.
Berdasarkan arah pergerakan lempeng tektonik ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

57
a) Gerak konvergen yaitu berupa gerakan saling bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng
benua maupun lempeng samudra. Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan
Andes disebut merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.
Ada tiga jenis gerkan konvergen yaitu:
 Subduksi : Pergerakan konvergen antara lempeng benua dan lempeng samudera, dengan
lempeng samudera jatuh di bawah lempeng benua, karena gravitasi spesifik lempeng benua
kurang dari lempeng samudera. Contohnya adalah parit yang membentang dari barat Sumatra,
selatan Jawa, ke selatan Nusa Tenggara.
 Obduksi : Pergerakan konvergen diantara kerak benua dan kerak samudera, tempat kerak benua
tenggelam/ menunjam di bawah kerak samudera. Penunjaman ini terjadi yakni karena adanya
perubahan dari batas lempeng divergen kemudian
menjadi konvergen, menimbulkan terjadinya kerak
benua berbenturan dengan kerak samudera.
 Kolisi : Gerakan konvergen antara lempeng benua
dan lempeng benua. Kedua pelat memiliki massa
jenis yang tidak berbeda untuk membentuk
pegunungan yang tinggi, seperti Pegunungan
Himalaya.
b) Gerak divergen, yaitu Gerakan lempeng dimana
lempeng bergerak saling menjauh, dengan gaya yang
bekerja pada gerakan ini adalah gaya tarik (tensional). Perbedaan ini menyebabkan magma naik dari
pusat bumi, membentuk dasar lautan atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR ( Mid Ocean
Ridges) di dasar Samudera Atlantik;
c) Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan terjadinya
pergesekan antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang sepanjang 1.200 km
merupakan salah satu relief yang terbentuk akibat adanya proses transform ini.

LATIHAN
1. Isikan tabel dibawah tentang teori proses terbentuk jagat raya
Nama Teori Isi Teori Tokoh
Teori ledakan besar

Teori keadaanTetap

Mengembang dan memampat

58
2. Isikan tabel dibawah tentang macam macam galaksi beserta bentuk dan ukurannya
Nama Galaksi Bentuk Ukuran
1.
2.
3.
4.

3. Jelaskan gambar teori pembentukan tata surya yang sesuai dengan gambar!
Gambar Keterangan

59
Gambar Keterangan

4. Jodohkanlah isi teori penciptaan tata surya (bumi ) dengan tokohnya pada tabel di bawah ini dengan tepat!
Jawaban Isi Teori Teori / Tokoh
1........ Di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan.
a. Hipotesis pasang
Bagian tengah kabut itu semakin lama menjadi gumpalan gas yang surut gas (Thomas C.
kemudian menjadi matahari, bagian kabut disekitarnya menjadi planet- Chamberlin dan R.
planet kecil dan satelit” Moulton)
2........ Bahwa dalam kabut terdapat material padat yang berhamburan yang b. Hipotesis ledakan
dinamakan palnetisimal, benda padat inilah yang kemudian saling tarik- bintang (Fred Hoyle )
manarik diantara sesamanya, karena gaya rarik masing-masing lama-
kelamaan terbentuknya gumpalan yang besar dinamakan planet
3........ pada suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarya dengan c. Hipotesis kabut
matahari melintas di dekat matahari. Hal ini menyebabkan pasang pada (Immanuel Kant dan
matahari. Pierre-Simon Laplace)
Pasang itu berbentuk seperti cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu yang
sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan pecah
menjadi sejumlah butir-butir kecil. Butir-butir yang terbesar dapat menarik
butir-butir yang kecil sehingga akhirnya membentuk gumpalan yang
menjadi planet-planet. Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan
satelit”
4........ matahari memiliki kawan sebuah bintang dan pada mulanya berevolusi satu
d. Hipotesis pasang
sama lain. Ada juga di antaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke surut gas (James
dalam orbit matahari. Banyak bintang yang meledak di ruang angkasa. Jeans dan Harold
Teori ini didukung oleh banyak ahli astronomi karena bintang ganda atau Jeffries )
bintang kembar memang ada

60
5. lengkapilah tabel dibawah ini sesuaikan dengan karakteristik planetnya.
Diameter Massa
Diameter Rata- Jarak Rata-Rata dari Periode Periode Jumlah
Nama matahari = (Bumi =
Rata dalam km Matahari dalam km Revolusi Rotasi Satelit
1000 1)
Merkurius 4.862 58.000.000 ………… 59 hr ……….. 0,05 -
Venus …….. ……………… 225 hari -223 hr 9 ………. -
Bumi 12.725 ……………… 365 hari 24 jam ………… 1,00 ……
Mars …….. 228.000.000 …………. ……….. 5 0,11 2
Jupiter 142.860 779.000.000 11,9th 9,8 jam 100 ………. ……..
Saturnus ……… …………… 29,5 th 10,6 jam ………… 9,3 10
Uranus …….. 2.875.000.000 84 th ………. 36 ……… 5
Neptunus 48.600 ……………… ……… 22jam ……… 17,2 ……

6. Perhatikan gambar susunan Tata surya Berikut ini !


a. Tentukanlah susunan tata surya tersebut

Jawaban
1 6
2 7
3 8
4 9

b. Berdasarkan susunan tata surya di atas. Tunjukkan lah klasifikasi planet


1. Outer Planet :
2. Inner Planet :
3. Inferior :
4. Superio :
5. Planet Jovian :
6. Planet Teresterial :

61
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN DI BUMI
1. Zaman Arkaekum
adalah zaman tertua yang berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun. Pada zaman itu bumi masih merupakan
bola gas sangat panas yang berputar pada porosnya. Sehingga pada masa itu kehidupan di bumi belum ada.
Ciri – ciri zaman arkaekum:
 Belum ada kehidupan
 Bumi masih berupa bola gas yang sangat panas
 Berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun yang lalu

2. Zaman Paleozoikum
adalah zaman dimana keadaan bumi masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat
besar. Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Pada zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan
seperti makhluk bersel satu (mikroorganisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, jenis ikan,
dan jenis ganggang atau rumput-rumputan.
Ciri-ciri zaman Paleozoikum:
 Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme
 Keadaan bumi masih belum stabil
 Iklim masih berubah-ubah
 Curah hujan sangat besar
 Berlangsung sekitar 340 juta tahun
Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada zaman ini diketahui dari sisasisanya yang telah membatu yang
disebut fosil. Fosil ini umumnya ditemukan di batu karang. Zaman ini disebut juga zaman primer (Zaman
pertama). Zaman paleozoikum dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua, Kambrium,
Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm.
a) Periode Kambirum (500-570 juta tahun yang lalu)
Zaman Kambrium ini terbagi lagi menjadi tiga macam, diantaranya yaitu:
 Fauna Kambrium Bawah yaitu sifatnya kosmopolit, yang dimaksud kalo binatang – binatang masih
tersebar di banyak bagian dunia.
 Fauna Kambrium Tengah yaitu daerah kambrium ini terbagi menjadi daerah – daerah fauna di
Pasifik dan Atlantik.
 Fauna Kambrium Atas yaitu daerahnya meliputi fauna Pasifik dengan ciri Diclocephalus dan
menembus Eropa, tiongkok, Tibet sampai Spanyol. Ciri Olenus ada di daerah fauna Atlantik.
b) Periode Ordovisium (435 – 500 juta tahun yang lalu)
Ciri – ciri dari periode ini yaitu penampilan ikan tanpa rahang, yang merupakan vertebrata tertua dan
penampilan pertama beberapa vertebrata seperti tetracoral, graptolite, bryozone, asteroid (bintang laut),
econoid (landak laut), dan crinoid (teratai laut). Zaman ini juga terjadi perkembangan yang pesat pada
Graptolit dan Trilobit, sedangkan echinodermata dan branchiopoda mulai mengalami penyebaran.
Samudera dari zaman es meluap, yang akibatnya Gondwana dan benua lain menutup celah disekitarnya.
c) Periode Silur (395 – 435 juta tahun yang lalu)

62
Dalam periode awal yang udah ditentukan dengan berdasarkan terjadinya kepunahan sebesar 60% dari
jenis spesies laut atau yang sering disebut dengan kepunahan Ordivician – Silurian. Selama waktu itu,
dalam adanya sebuah tanda – tanda yang tertua terhadap kehidupan vertebrata muncul.
d) Periode Devon (345 – 395 tahun yang lalu)
Periode devon ini ditunjukkan, vertebrata dan juga antropoda mulai melakukan kolonisasi diatas daratan.
Kolonisasi dilakukan dengan memaksimalkan oksigen yang dihirup dan mengantisipasi kekurangan air,
jadi penyebarannya bisa sampai ke seluruh dunia. Ikan Hiu dan ikan yang mempunyai rahang pemangsa di
lautan mengalami perkembangan besar-besaran pada masa ini. Binatang sejenis serangga dan juga amfibi
mulai berinvasi ke daratan dan tumbuhan daratan mulai berkembang. Tumbuhan – tumbuhan biji, juga
mulai tersebar pada Zaman Paleozoikum di periode devon ini dan tersebar lalu berkembang jadi hutan
yang luas. Selain itu, juga mulai bermunculan ikan bersirip, terumbu karang, trilobit dan brachiopoda.
Pada masa ini, bumi terbagi menjadi tiga benua utama, yaitu benua Eropa dan benua Amerika Utara.
e) Periode Karbon (280 – 345 tahun yang lalu)
Dinamai periode karbon, karena ada lapisan batu kapur yang tebal di batu. Saat itu, banyak benua
bergabung sebagai membentuk dalam wilayah yang lebih luas dan ada koneksi darat antara Eropa,
Amerika Utara, dan koneksi Amerika Selatan dengan benua Afrika, Antartika, dan juga Australia.
f) Periode Perm (225 – 280 juta tahun yang lalu)
Dalam periode permian ini terbagi menjadi tiga, yaitu di Cisuralian, Guadalupian, dan Lopongian. Dimana,
ada perkembangan pesat reptil yang mirip sekali dengan mamalia.

3. Zaman Mesozoikum
adalah masa yang berlangsung sekitar 150 juta tahun. Pada zaman itu perkembangan reptil mencapai
puncaknya terutama dinosaurus. Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua –
benua secara perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti
keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting
lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode juga memegang peranan penting bagi evolusi dan
diversifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk.
Ciri-ciri zaman mesozoikum:
 Terdapat banyak hewan reptil seperti dinosaurus
 Iklim bumi mulai hangat
 Merupakan dasar dari kehidupan modern
 Berlangsung sekitar 150 juta tahun
Era Mesozoikum terbagi menjadi 3 periode, yaitu:
a) Periode Trias (195 – 225 juta tahun yang lalu)
Periode ini menjadi awal dari era Mesozoikum. Pada periode ini gurun dan gunung yang diselimuti oleh
semak membentang di sebagian besar lahan bumi.
b) Periode Jura (135 – 195 juta tahun yang lalu)
Pada periode ini kebanyakan lahan terdiri dari hutan atau dataran rawa dengan danau dan sungai yang
berkelok-kelok.
c) Periode Kreta (64 – 136 juta tahun yang lalu)
Pada periode ini sungai-sungai mulai mengalir perlahan dan membentuk delta-delta besar.

4. Zaman Neozoikum
Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Saat itu keadaan bumi sudah semakin memungkinkan
untuk mendorong munculnya makhluk hidup lainnya seperti binatang menyusui, sejenis kera dan monyet.
Ciri-ciri zaman neozoikum:
a) Merupakan puncak dari hewan mamalia
b) Hewan reptil besar telah punah
c) Iklim bumi sudah mulai stabil

63
d) Terbagi menjadi dua zaman yaitu zaman tersier dan zaman kuarter
e) Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu
a. Periode Tersier
adalah zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun yang ditandai dengan munculnya beragam jenis
binatang menyusui (mamalia) termasuk primata seperti kera. Sedangkan jenis reptil raksasa lambat laun
lenyap. Zaman tersier terbagi menjadi zaman Pliosen, Miosen, Oligosen. Eosen, Paleosen.
Orangutan mulai muncul pada masa Miosen. Daerah asalnya mungkin dari Afrika. Saat itu Benua Afrika. Saat
itu benua Afrika masih bersatu dengan Jazirah, Arab. Daerah Afrika Timur belum gersang seperti sekarang.
Orangutan merupakan kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar. Makanannya terutama buah dan daun-
daunan. Mereka menyebar ke hutan di Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Di akhir masa Miosen terjadi perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan alamnya. Benua Afrika lepas
dari benua Asia sehingga muncul Laut Merah. Dareah hutan di Afrika Timur berubah menjadi sabana.
Beberapa bagian Jazirah Arab menjadi gurun dan hutan di India juga berkurang. Orangutan tidak
menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan lingkungannya. Mereka kemudian berpindah ke Asia Tenggara
yang masih memiliki hutan yang lebat. Sisa-sisanya masih dapat kita temukan di Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Barat.
Pada zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan yang lebih besar daripada gorilla yang
disebut dengan Giganthropus (kera manusia raksasa). Hewan ini ditemukan di Bukit Siwalik di kaki
Pegununggan Himalaya dan Selat Himla (sebelah utara India). Giganthropus hidup berkelompok, sehingga
mereka dapat berkembang biak dan menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Giganthropus
akhirnya punah karena sebab yang tidak jelas.
Selain Giganthropus, dari masa yang sama hidup makhluk lain yang disebut dengan Australopithecus (manusia
kera dari selatan). Ada sekitar 65 fosil Australopithecus telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur.
Sedangkan di Kalimantan Barat dari kala Eosen Akhir ditemukan fosil vertebrata yaitu Anthrcotherium dan
Choeromus (sejenis babi hutan purba) yang juga ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil ini membuktikan
bahwa kala Eosen terakhir, Kalimantan Barat bergabung dengan Daratan Asia.
Ciri-ciri zaman tersier:
 Berlangsung sekitar 60 juta tahun
 Telah muncul berbagai jenis manusia purba
 Terdapat banyak migrasi hewan ke seluruh bagian dunia untuk menyesuaikan
 iklim
b. Zaman Kuarter
adalah zaman yang ditandai dengan adanya kehidupan manusia seperti sekarang. Zaman Kuarter berlangsung
sekitar 600.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri zaman kuarter:
 Sudah terdapat manusia modern (Homo sapiens)
 Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu
 Keadaan alam masih liar dan labil
 Bumi masih diselimuti es dan mencair pada akhir kala pleitosen 5. Daratan di bumi mulai terpecah
karena es mencair
 Manusia purba sudah punah.

Zaman kuarter sendiri juga terbagi menjadi zaman pleistocen dan zaman Holocen (Holosin)
a) Kala Pleitosen (Dilivium)
Kala Pleitosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Kala Pleitosen menjadi sangat penting karena
pada masa ini mulai muncul manusia purba. Keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil karena silih
bergantinya dua zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman Interglasial.
Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa dan Amerika bagian
utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun.

64
Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya permukaan bumi diberbagai tempat. Karena adanya
pergeseran bumi dan kerja gununggunung berapi, banyak hutan, termasuk Indonesia menjadi kering,
akibatnya muncul Paparan Sunda (Sunda Plat) dan Paparan Sahul (Sahul Plat). Sumatra, Kalimantan,
Jawa, dan Malaysia barat bergabung dengan Filipina dan Formossa, Taiwan dan kemudian ke benua Asia.
Begitu pula Sulawesi melalui Minahasa, Pulau Sangir terus ke Filipina. Antara Jawa Timur dengan
Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara.
Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur naik hingga lapisan es di kutub
utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi berbagai banjir besar di berbagai tempat.
Hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah oleh laut dan selat. Pada kala Pleistosen ini hanya hewan
berbulu tebal saja yang mampu bertahan hidup. Salah satunya adalah Mammouth (gajah berbulu tebal).
Sedangkan hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Perpindahan binatang dari Asia Daratan ke
Jawa, Sulawesi dan Filipina ada yang melalui Malaysia (Jalan Barat), ada pula yang melalui Formosa,
Filipina, ke Kalimantan , Jawa dan Sulawesi (jalan timur). Garis Wallace adalah garis antara selat makassar
dan lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyeberangan binatang tersebut. Selain itu juga,
terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil
Sinanthropus pekinensis dalam jumlah besar di Peking (China) yang sejenis dengan Pitecanthropus
erectus dari Trinil, Ngawi, (Jawa Timur). Bukit lainnya adalah ditemukannya alat-alat pacitan di China,
Burma (Myanmar) dan Malaysia. Sedangkan Homo wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa
Austrolid pada masa Pleitosen Tengah dan Pleitosen Atas menyebar dari Asia ke selatan. Sebagian besar
dari mereka sampai ke Benua Australia dan menurunkan penduduk asli Australia yaitu suku Aborigin.
b) Kala Holosen (Olivium)
Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub utara sudah lenyap, sehingga permukaan air laut naik
lagi. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan Sunda dan Paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut
transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap, kemudian
muncul manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang.

LATIHAN

1. Perintah soal
a. Amatilah gambar dibawah ini
b. Lengkapi nama-nama lapisan bumi dari gambar berikut ini, kemudian sajikan kedalam tabel secara
berurutan!

No Nama Lapisan Ciri atau karakteristik


1 Inti Bumi
2
3
4

65
5

2. Buatlah keterangan gambar teori apungan benua menurut Wegener dibawah ini. Diskusikan dengan teman
kelompokmu!

Nama Daratan
I
II
III
IV
V
VI
VII

3. Amatilah gambar gerakan lempeng dibawah ini!

Deskripsikanlah pergerakan lempeng kedalamtabel di bawah ini!


Gambar Pergerakan Lempeng Penjelasan
A Divergen Dua lempeng saling bergerak menjauh satu sama lain
B
C

4. Lengkapilah tabel berikut!


Konvergen/
Keterangan gambar Divergen Sesar mendatar/transform fault
Subduksi
Gerakan ……………. Bertumbuka ………………………………
n
Dampak Pembentukan tanggul dasar …………………. ………………………………
samudera
Topografi …………….. Tinggi ………………………………
Aktivitas vulkanik …………….. ………………… Tidak ada
66
5. Bentuklah kelompok beranggotakan 4 orang, kemudian diskusikanlah tiga dari teori pergerakan lempeng
diatas. Lalu presentasikan hasil diskusi anda didepan kelas!
6. Bedakanlah sejarah perkembangan bumi
Zaman Prakambium Zaman Prakambium Zaman Prakambium Zaman Prakambium

ROTASI DAN REVOLUSI BUMI


1. Rotasi Bumi
Rotasi Bumi adalah pergerakan Bumi pada porosnya. Artinya,
Bumi selalu berputar sambil mengelilingi Matahari. Tapi,
mengapa kita tidak merasakannya ya? Karena sejak kita lahir,
Bumi sudah berotasi dan kita sudah terbiasa. Sama seperti
halnya ketika kita naik mobil. Kita tidak merasa bahwa isi mobil,
seperti jok mobil atau pengemudinya bergerak. Dari dalam
mobil, justru kita melihat seakan-akan objek-objek di luarlah
yang bergerak. Rotasi Bumi pun mirip dengan itu, hanya saja
pergerakan Bumi lebih stabil. Bukti bahwa Bumi berputar adalah
waktu siang dan malam.
Dari gambar di atas, kita bisa melihat bahwa poros bumi berada pada Kutub Utara dan Kutub Selatan. Ketika
Bumi berputar, sebagian permukaan akan terkena matahari, sementara sebagian lainnya tidak. Wilayah yang
terpapar cahaya matahari akan mengalami siang dan wilayah yang tidak akan mengalami malam. Akibat
perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) maka akan terjadi beberapa peristiwa di bumi yaitu:
a) Terjadinya siang dan malam
Bagian bumi yang menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan mengalami siang,
sebaliknya bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami malam, dan hal ini terjadi secara
bergantian yaitu panjang waktu siang dan malam rata-rata 12 jam. Perbedaan waktu siang dan malam
akan menjadi lebih besar pada tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa.
b) Terjadinya perbedaan waktu diberbagai tempat di muka bumi
Orang-orang yang berada disebelah timur akan mengalami matahari terbit dan terbenam lebih dahulu.
Hal ini dikarenakan bumi berputar dari arah barat ke timur. Daerah yang berada pada sudut 15 derajat
lebih ke timur akan melihat matahari terbit lebih dahulu selama 1 jam, maka jika di Nusa Tenggara Barat
matahari telah terbit, maka kita di Jakarta baru melihat matahari terbit satun jam setelahnya. Atau jika di
Nusa Tenggara Barat pukul 06.00 WITA, maka di Jakarta baru pukul 05.00 WIB.
c) Gerak semu harian bintang
Akibat rotasi bumi maka kita yang ada di bumi melihat seolah-olah mataharilah yang bergerak berputar
dari timur kebarat mengelilingi bumi. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah matahari tidak bergerak,
tetapi bumilah bergerak berputar mengelilingi matahari dari barat ke timur .Gerak yang tidak sebenarnya
ini dinamakan gerak semu harian bintang. Disebut gerak semu harian karena kita dapat mengamatinya
setiap hari atau setiap saat.
d) Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Dampak selanjutnya dari rotasi Bumi adalah perbedaan dalam percepatan gravitasi bumi. Rotasi bumi
menghasilkan gerakan yang tidak teratur pada logam cair di dalam inti bumi. Kondisi ini mengakibatkan
massa bumi tidak terdistribusi secara merata dan mengakibatkan percepatan gravitasi berbeda nilainya di
berbagai tempat di belahan bumi. Hal ini kemudian juga berdampak pada bentuk Bumi yang tidak
menjadi bulat sempurna, tetapi mengembang di tengah dan mampat di kutub.
e) Perubahan arah angin

67
Perubahan arah angin juga merupakan dampak dari rotasi Bumi. Angin bergerak menuju area dengan
tekanan minimal. Ini menyebabkan perubahan arah angin sebagai efek dari gaya Coriolis di angin. Di
belahan bumi utara angin akan berbelok ke kanan. Sebaliknya, di belahan bumi selatan angin akan
berbelok ke kiri. Efek dari gaya Coriolis ini juga berdampak pada beberapa hal lain di bumi seperti
perubahan arah aliran laut.

2. Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari.
Revolusi bumi memerlukan waktu 365,25 hari atau 1 tahun.
Arah revolusi bumi berlawanan arah dengan perputaran jarum
jam. Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya
mengelilingi Matahari. Bidang orbit Bumi mengelilingi
Matahari disebut ekliptika. Selama mengitari Matahari, poros
Bumi selalu miring 23,5O terhadap garis yang tegak lurus
ekliptika. Orbit planet-planet lain tidak sebidang dengan ekliptika. Sudut antara bidang orbit planet lain
dengan ekliptika disebut inklinasi. Dilihat dari matahari sebagai kerangka acuan, bumi melakukan suatu
revolusi dlam 365,256 hari, dalam sebuah orbit elips yang mendekati lingkaran. Tiap planet memiliki bidang
orbit sendiri-sendiri, sudut yang dibentuk oleh bidang ekliptika dengan bidang orbit planet tertentu disebut
sudut inklinasi. Waktu yang diperlukan oleh bumi untuk sekali mengelilingi matahari adalah 365 hari 5 jam 48
menit 46 detik atau satu tahun. Bumi berevolusi dalam arah negatif (berlawanan arah jarum jam), artinya jika
kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas kutub utara maka kita akan melihat Bumi mengitari
Matahari dalam arah yang berlawanan arah jarum jam. Gerak revolusi Bumi ini pun mengakibatkan beberapa
peristiwa yang dapat dirasakan oleh para penghuni planet ini. Akibat revolusi bumi adalah:

a) Gerak Semu Tahunan Matahari


Matahari yang terbit setiap pagi tidak selalu muncul ditempat yang sama, tetapi bergesar sedikit demi
sedikit mulai dari atas katulistiwa sampai garis
balik utara dan garis balik selatan. Pergeseran
titik terbit matahari mengikuti garis edar
matahari, yaitu mulai dari katulistiwa ke garis
balik utara kemudian ke garis balik selatan dan
kembali lagi ke katulistiwa. Pergeseran ini
berlang sung selama satu tahun. Gambar
matahari terbit diambil dari tempat yang sama
berturutturut dari kiri ke kanan pada tanggal Gerak Semu Matahari
Sumber: https://www.silabus.web.id
10, 11 dan 12 Februari 1970. Pada gambar
terlihat jelas titik terbit matahari bergeser ke kiri. Matahari tidak setiap saat berada di khatulistiwa.
Perhatikan gambar.
Pada gambar gerak semu matahari diatas ditunjukkan bahwa pada tanggal 21 Maret,matahari berada di
khatulistiwa untuk waktu tiga bulan (21 Maret– 21 Juni), matahari mulai bergeser dari khatulistiwa
menuju ke GBU (Garis Balik Utara = garis 23,5 o LU). Tiga bulan berikutnya (21 Juni–23 September)
matahari bergeser lagi dari GBU menuju ke khatulistiwa. Tiga bulan berikutnya lagi (23 September–22
Desember) matahari bergeser lagi dari khatulistiwa menuju ke Garis Balik Selatan (garis 23,5 o LS).
Akhirnya, tiga bulan berikutnya (22 Desember–21 Maret) matahari bergeser lagi dari GBS menuju kembali
ke khatulistiwa. Gerak semu ini berupa pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22

68
Desember-21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21
Juni-21 Desember). Disebut gerak semu karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu
diakibatkan oleh terjadinya revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.

b) Perubahan Musim
Pergantian musim Selain mengakibatkan perbedaan lamanya siang dan malam, pergeseran garis edar
matahari juga mengakibatkan perubahan musim. Didaerah tropis secara garis besar dapat dibedakan
menjadi 2 musim, yaitu musim kemarau yang kering dan musim penghujan yang basah. Sedang didaerah
sub tropis dapat dibedakan menjadi 4 musim, yaitu musim semi, musim hujan, musim panas dan musim
gugur. Musim-musim baik di daerah tropis maupun sub tropis berulang dalam satu tahun.
Belahan bumi utara dan selatan mengalami 4 musim, yaitu musim semi (spring), musim panas (summer),
musim gugur (autumn), dan musim dingin (winter).
Setiap tanggal 21 Maret, belahan bumi utara dan selatan mendapatkan penyinaran matahari dalam
jumlah yang sebanding. Matahari tampak mulai bergerak ke utara. Daerah di belahan bumi utara mulai
mendapatkan penyinaran matahari lebih banyak. Pada saat ini daerah di belahan bumi utara mulai
memasuki musi semi. Sebaliknya, daerah di belahan bumi selatan mulai menerima penyinaran matahari
yang makin sedikit. Saat ini daerah terebut memasuki musim gugur. Musim ini berlangsung hingga tanggal
21 Juni.
Pada tanggal 21 Juli, matahari mulai berada di kedudukan paling utara dan mulai bergerak ke bagian
selatan. Belahan bumi utara mulai memperoleh penyinaran matahari yang makin berkurang. Pada saat ini
bagian bumi utara mulai memasuki musim panas. Sebaliknya, daerah di belahan bumi selatan mulai
menerima penyinaran matahari yang bertambah. Saat ini daerah tersebut mulai memasuki musim dingin.
Musim dingin ini berlangsung hingga tanggal 23 September.
Pada tanggal 23 September matahari kembali mencapai khatulistiwa dan mulai bergerak ke belahan
selatan. Sinar matahari di bagian bumi utara terus berkurang dan di belahan bumi selatan semakin
bertambah. Saat tersebut bagian bumi utara memasuki musim gugur. Sebaliknya, bagian bumi selatan
mengalami musim semi. Musim ini berlangsung hingga tanggal 22 Desember.
Pada tanggal 22 Desember matahari berada pada kedudukan paling selatan dan sekarang mulai bergerak
ke utara. Daerah di bagian bumi utara mulai memperoleh penyinaran matahari yang bertambah.
Sebaliknya, daerah di bagian bumi selatan mulai mendapatkan penyinaran matahari yang berkurang. Saat
ini bagian bumi utara memasuki musim dingin dan bagian bumi selatan memasuki musim panas. Musim
ini berlangsung hingga tanggal 21 Maret tahun berikutnya

c) Perbedaan lama siang dan malam


Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan
beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.
(1) Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September
 Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari.
 bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.
 Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan.
 Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar
kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.
 Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.
 Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di
khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5 o ke utara.
(2) Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret
 Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi
matahari.
 Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.

69
 Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.
 Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah di sekitar
kutub selatan mengalami siang 24 jam.
 Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.
 Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember.
Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5 o ke selatan.

(3) Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember


 Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.
 Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.
 Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.
 Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.

a) Perubahan kenampakan Rasi Bintang


Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu.
Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan, karena
letak bintangbintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah – olah tampak berdekatan.
Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain – lain. Ketika bumi
berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur
matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang
berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi
selalu berubah Ada bulan-bulan dimana saat itu di langit terlihat rasi bintang waluku, pada bulan
selanjutnya terlihat rasi bintang scorpio, dan begitu seterusnya terjadi perubahan. Perbedaan ini
diakibatkan oleh posisi kita sebagai pengamat di bumi berubah akibat adanya gerakan revolusi bumi ini.
Terjadinya paralaks bintang Paralaks merupakan gerakan atau pergeseran suatu benda jauh ketika dilihat
dari dua atau lebih tempat yang berjauhan.

b) Penentuan Kalender Masehi


Akibat revolusi bumilainnya adalah mempengaruhi penetapan kelender masehi. Berdasarkan pembagian
bujur, yaitu bujur barat dan timur, maka batas penanggalan internasional ialah bujur 180 derajat,
akibatnya apabila di belahan timur bujur 180 derajat tanggal 14 maka di belahan barat bujur 180 derajat
masih tanggal 13, seolah-olah melompat satu hari. Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk
menampung kelebihan ¼ hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366
hari pada setiap empat tahun.Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari.Tahun yang lebih
panjang sehari ini disebut tahun kabisat.Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun
kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984, 2000, dan lain – lain.

70
LATIHAN

1. Apa perbedaan rotasi bumi dengan revolusi bumi?


2. Mengapa rotasi bumi dapat mengakibatkan perbedaan arah angin?
3. Salah satu dampak rotasi adalah perbedaan waktu di setiap wilayah. Jelaskan perbedaan dan zona waktu di
Indonesia!
4. Mengapa revolusi bumi mengakibatkan perbedaan musim?
5. Sebutkan 2 contoh pengaruh pergantian musim bagi kehidupan!

71
Amati gambar berikut!

1. Deskripsikanlah gambar diatas tentang proses dan faktor yang mempengaruhi terjadinya gerhana matahari
dan gerhana bulan!
2. Analisislah gambar dibawah ini, hal-hal apa saja yang mempengaruhi kelayakan bumi sebagai planet untuk
kehidupan. Diskusikan bersama kelompok hal-hal dibawah ini:

72
3. Kelayakan planet bumi untuk kehidupan?
4. Keseimbangan yang memungkinkan kehidupan di bumi?
5. Bagaimana cara menjaga bumi agar tetap nyaman dan layak huni dengan baik?
6. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!

73
74
75
76

Anda mungkin juga menyukai