Anda di halaman 1dari 38

KOSMOGRAFI DAN KOSMOLOGI

Kosmografi

berasal

dari

katacosmos yang

berarti

alam

semesta,

dan graphein yaitu tulisan. Dengan demikian kosmografi berarti ilmu yang
memguraikan dan memberikan gambaran tentangalam semesta serta menjelaskan
fenomena dan hukum yang terjadi di alam semesta. Kosmografi adalah uraian
tentang gejala-gejala umum dalam alam semesta terutama mengenai ilmu bintang.
Ilmu Kosmografi adalah bagian Ilmu Bintang. Dalam Ilmu Kosmografi
diperbincangkan keadaan-keadaan yang telah ada dalam alam-raya. Tugas ilmu
kosmografi mernberi pelajaran kepada kita tentang riwayat pertumbuhan kosmos.
Kosmografi mengkaji penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi
(atau benda-benda langit lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai
peta

langit

maupun

bumi.

Kosmografi memberi pergetahuan hubungan antara alam semesta, benda-benda


langit, matahari, bulan, bintang-bintang, bumi dan sebagainya. Tetapi objek-objek
langit ini hanya dipandang sebagai bagian alam yang amat kecil terhadap kosmos
yang maha besar itu. Ilmu kosmografi memberi pelajaran tentang riwayat
pertumbuhan kosmo.
Kosmografi pada khususnya, ilmu bintang-bintang pada umumnya,
dipergunakan diberbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti: ilmu pelayaran, ilmu
penerbangan, ilmu ukur tanah, penetapan waktu, penetapan musim, perhitungan
tinggi air pasang, perhitungan gerhana, dll.
Kosmografi mengkaji fenomena jagat raya yang menekankan pada sistem tata
surya dan aspek dinamikanya dengan gejala yang diakibatkan oleh fenomena alam
dan kehidupan dibumi. Tujuan kosmografi ini mempelajari mengenai semua
benda-benda yang ada di alam semesta ini atau angkasa. Kosmografi merupakan
bagian dari ilmu-ilmu bintang atau Astronomi.
Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam
kosmografi dalam bentuknya yang paling awal juga telah lama dimanfaatkan oleh
berbagai bangsa dunia di masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk
menunjukkan arah atau posisi pengamat atau sebagai panduan untuk penentuan
suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu
mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai
1

petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan
arah. Dukun dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit
dan alam sekitarnya untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan
penanaman dimulai.
Dari

pengetahuan

mengenai

sistem penanggalan dibuat.

kosmografi-lah

berbagai

Ilmu-ilmu

modern

seperti geografi, geodesi, kartografi, serta astronomi mendapat banyak kontribusi


dari kosmografi. Kajian dari ilmu ini juga dapat menghasilkan berbagai peta langit
maupun bumi.
Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam kosmografi
dalam bentuknya yang paling awal telah lama dimanfaatkan oleh berbagai bangsa
dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk menunjukkan arah
atau posisi pengamat; atau sebagai panduan untuk penentuan suatu kegiatan
budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu mengandalkan
pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai petunjuk untuk
memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah. Dukun dari
suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan alam sekitarnya
untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan penanaman dimulai. Dari
pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan dibuat. Ilmuilmu

modern

seperti geografi, geodesi, kartografi,

serta astronomi mendapat

banyak kontribusi dari kosmografi.


Ilmu kosmografi dan ilmu Astronomi mempunyai banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai berikut :
a.

Sebagai penentu kalender, waktu, musim di Bumi

b.

Perhitungan gerhana matahari atau bulan

c.

Perhitungan pasang surut air laut

d.

Pengaturan sistem pelayaran dan atau penerbangan

e.

Sebagai ilmu untuk penjelajahan ruang angkasa dan sebagainya.


Ada beberapa ilmuan dalam bidang Astronomi yang mencetuskan pendapat
dalam bidang kosmografi di antaranya adalah :

a.

Ptolomaeus, seorang sarjana Mesir di Iskandaria yang menemukan teori


geosentris (bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa)

b.

Nicolaus Copernicus, seorang sarjana Rusia yang mengemukakan teori


Heliosentris (Matahari sebagai pusat peredaran planet-planet)

c.

Galileo Galilei, seorang sarjana Italia yang mendukung teori Heliosentris

d.

Johanes Kepler, sarjana Jerman yang mempelajari prinsip-prinsip teori


Copernicus (Heliosentris) dengan teori mengenai hukum peredaran planet
mengitari matahari (Hukum kepler I, II ,dan III)

e.

Isaac Newton, sarjana Inggris yang mengemukakan teori gaya tarik menarik
benda termasuk benda luar angkasa

f.

William Herschel, orang pertama yang mengatakan bahwa beberapa objek


yang tampak dilangit pada malam hari adalah galaksi.
Kosmologi
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi
dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
Istilah kosmologi berasal dari bahasa Yunani kosmos yang dipakai oleh
Pythagoras (580-500 SM) untuk melukiskan keteraturan dan harmoni pergerakan
benda-benda langit. Istilah ini dipakai lagi dalam pembagian filsafat Christian
Wolff (1679-1754).Kosmologi (dari Yunani - , kosmos, "alam
semesta", dan-,-logia, "studi"), dalam penggunaan yang ketat, mengacu pada
studi tentang alam semesta dalam totalitasnya seperti sekarang (atau setidaknya
seperti yang dapat diamati sekarang), dan dengan perluasan, tempat manusia di
dalamnya.
Dalam penggunaan modern oleh para ilmuwan, kosmologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berupaya memahami struktur ruang-waktu dan komposisi alam
semesta skala besar dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan alam. Ini
berarti kosmologi memanfaatkan pengamatan rinci untuk memperoleh data dan
memanfaatkan teori-teori fisika untuk menafsirkan data tersebut, serta
mempergunakan penalaran matematika atau penalaran logika lainnya yang

terkandung dalam teori-teori tersebut untuk memperoleh pengetahuan lengkap


mengenai alam semesta fisik.
Kosmologi bukan astronomi yang membagi-bagi seluruh alam semesta menjadi
galaksi, bintang, planet, bulan, lalu menelaahnya satu demi satu. Kosmologi
memadukan semua cabang dan ranting pohon ilmu pengetahuan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai alam semesta. Kosmologi
menelaah ruang dan waktu, menyelidiki asal-usul semua materi pengisi alam,
mempelajari peristiwa kosmis penting, termasuk asal mula kehidupan dan
kemungkinan perkembangan kecerdasan
Kosmologi juga merupakan salah satu cabang ilmu astronomi, dengan
fokus utama pada alam semesta skala besar (cosmos). Yang dipelajari dalam
kosmologi antara lain bagaimana terbentuknya alam semesta, proses-proses apa
saja yang mungkin terjadi sejak awal terbentuk sampai sekarang, dan juga
memprediksi bagaimana akhir alam semesta ini kelak kalau ternyata alam
semesta memiliki akhir
Meskipun kata kosmologi baru (pertama kali digunakan tahun 1730 dalam
Kristen Wolff's Cosmologia generalis), studi tentang alam semesta memiliki
sejarah panjang yang melibatkan ilmu pengetahuan, filsafat, esoterisme, dan
agama.
Dalam beberapa kali, fisika dan astrofisika telah memainkan peran sentral
dalam membentuk pemahaman alam semesta melalui observasi ilmiah dan
percobaan, atau apa yang dikenal sebagai kosmologi fisik berbentuk baik melalui
matematika dan observasi dalam analisis seluruh alam semesta.
Kosmologi ini sering merupakan aspek penting dari mitos penciptaan
agama yang berusaha untuk menjelaskan keberadaan dan sifat realitas. Dalam
beberapa kasus, pandangan tentang penciptaan (kosmogoni) dan perusakan
(eskatologi) dari alam semesta memainkan peran sentral dalam membentuk
kerangka kosmologi agama.
Posted by Fakhrurrazi Hasan at 22:41
Kosmologi atau yang juga dikenal dengan philosophy of nature (filsafat
alam semesta), secara etimologis berasal dari akar kata bahasa Yunani,

yakni kosmos yang berarti susunan atau keteraturan; dan logos yang berarti
telaah atau studi (Siswanto, 2005: 1). Sedangkan secara terminologis, Runes
mendefinisikannya sebagai a branch of philosophy which treats of the origin and
the structure of the universe (Runes, 1971: 60). Yakni cabang filsafat yang
membicarakan asal-usul dan struktur alam semesta.
Louis Kattsoff mempergunakan istilah kosmologi dalam dalam dua
pengertian, yaitu: pertama,penyelidikan filsafat mengenai istilah-istilah pokok
yang

terdapat

dalam

fisika,

ruang,

waktu,

dan

lain

sebagainya. Kedua, praaggapan-praanggapan yang terdapat dalam fisika sebagai


ilmu tentang jagat raya. Dan untuk membedakannya dengan ontologi, bidang ini
disebut juga dengan filsafat fisika atau filsafat ilmu-ilmu alam (Kattsoff, 2004:
231-232).
A. F. Taylor dalam elements of metaphysic (1924: 3-30), memerikan
problem-problem

kosmologi

dalam

beberapa

aspek,

yakni:

ruang (space), waktu (time), gerak (motion), jarak


bintang(magnitude), gaya (force), materi (matter), perubahan (change), interaksi (
interaction), bilangan(number), kualitas (quality), dan kausalitas (causality).
Jadi, dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan istilah kosmologi secara
umum memiliki pengertian sebagai berikut, yakni: pertama, ilmu tentang alam
semesta sebagai sistem yang rasional dan teratur. Kedua, merupakan cabang ilmu
pengetahuan, khususnya bidang astronomi yang berupaya membuat hipotesis
mengenai asal, struktur, ciri khas, dan perkembangan alam fisik berdasarkan
pengamatan dan metodologi ilmiah. Ketiga, ilmu yang memandang bahwa alam
semesta sebagai keseluruhan yang integral; dan bagian dari alam semesta itu
berdasarkan pengamatan astronomi, merupakan suatu bagian dari keseluruhan
tersebut. Keempat, secara tradisional kosmologi diposisikan sebagai cabang
metafisika yang menelaah mengenai asal dan susunan alam semesta, penciptaan
dan kekekalannya, vitalisme dan mekanisme, kodrat hukum, ruang, waktu, serta
kausalitas. Analisis kosmologi mencoba mencari apa yang berlaku bagi dunia ini,
dan ontologi berusaha mencari relasi-relasi dan diferensiasi-diferensiasi yang
mungkin berlaku dalam dunia (Bagus, 2002: 499).

Disiplin keilmuan kosmologi telah mengalami perkembangan pesat, seiring


dengan perjalanan sejarah sebagaimana cabang keilmuan lain. Berawal dari tradisi
pemikiran Yunani kuno, dipelopori oleh filsuf-filsuf alam, sampai kekinian kita,
telah lahir pelbagai corak pemikiran kosmologi yang beragam sesuai dengan titikpijak, orientasi, dan perspektifnya. Ditelaah dari watak dan karakternya,
pemikiran kosmologi dapat diklasifikasi dalam enam mainstream (arus besar)
pemikiran yakni; spekulatif, ilmiah, kritik, matematis, baru (pasca-Einstein), dan
sintesis.
Pertama, kosmologi spekulatif. Pemikiran kosmologi jenis ini dibangun atas
dasar kerangka epistemologi yang menitikberatkan pada kemampuan kontemplasi
yang bersifat spekulatif. Meskipun begitu, pada tahap pemikiran ini sudah
dilakukan pengamatan langsung atau observasi dalam pengertian yang paling
sederhana. Misalnya pandangan Demokritos yang menegaskan bahwa arkhealam
semesta ialah atom dan ruang kosong; ini jelas merupakan hasil olah nalar
spekulatif murni. Sejarah menuturkan bahwa waktu itu belum ditemukan alat apa
pun yang memungkinkan seseorang dapat mengetahui keberadaan atom dan ruang
kosong.
Kedua, kosmologi ilmiah. kosmologi model ini bekerja dengan alat dan
kerangka

atau

desain

metode

yang

kerja

dan

produknya

dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


Ketiga, kosmologi kritik. Model kosmologi yang lahir sebagai jawaban atas
keberatan-keberatan terhadap kosmologi spekulatif. Tokoh yang dikategorikan
sebagai pemikir kosmologi kritik ialah Emmanuel Kant, karena ia memiliki ciri
yang unik dan berbeda dengan model pemikiran kosmologi lain. Ia berusaha
mengatasi kelemahan-kelemahan kosmologi spekulatif dengan metode kritisisme.
Keempat, kosmologi matematis. Merupakan pemikiran kosmologi yang
fondasinya dirancang berdasarkan asumsi epistemologis ilmu-ilmu kealaman
seperti astronomi, fisika, dan matematika.
Kelima, kosmologi baru (pasca Einstein). Mayoritas ilmuwan mengatakan
bahwa sesudah Albert Einstein mewariskan prinsip-prinsip kosmologi matematis,
terjadi debat metodologis yang luar bisa. Dari debat tersebut justru kosmologi

dianggap sebagai ilmu baru yang memberikan sumbangan cukup signifikan


kepada perkembangan ilmu dewasa ini.
Keenam, kosmologi sintesis. Model kosmologi yang mencoba membuat
sintesis-sintesis baru atas dasar hasil penemuan ilmu-ilmu kealaman dengan
mempertimbangkan keterangan-keterangan filsafat (Siswanto, 2005: 12-13).
Perjalanan sejarah pemikiran kosmologi mengalami dinamisasi menuju
kesempurnaan pengetahuan manusia tentang jagat raya. Proses dinamis ini, sesuai
dengan

epistemologi problem

solving Karl

Popper

dengan

metode falsifikasi, bahwa sifat kemungkinan salah dari ilmu mendorong manusia
selalu belajar untuk maju (Taryadi, 1989: 32). Selaras dengan pandangan di atas,
Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time dan The Theory of
Everything, The Origin and Fate of the Universe, ia berusaha memadukan
pelbagai teori tentang jagat raya untuk menemukan sebuah teori kosmologi yang
paripurna. Dalam kerangka dan problem inilah, penulis melakukan studi
pemikiran kosmologi Stephen Hawking.

Dalam beberapa ratus tahun terakhir, kosmologi telah didominasi oleh fisika dan
astrofisika.
Masalah yang dihadapi para kosmolog modern adalah mempersatukan sifat-sifat
alam semesta teramati untuk memperoleh model-model alam semesta yang akan
mendefinisikan struktur dan evolusinya. Model alam semesta menjadi sarana yang
dibangun manusia untuk memperoleh gambaran mengenai alam semesta yang
demikian luas. Model ini dibentuk dengan bertumpu pada data empiris dan teoriteori fisika. Model alam semesta pun senantiasa diujikan. Hasil-hasil amatan baru
atau teori-teori baru akan mengubah model alam semesta dari waktu ke waktu.
Apakah model yang dibangun para kosmolog merupakan cermin Alam Semesta?
Kita mungkin tidak pernah dapat memastikannya. Dalam membuat model alam
semesta, para kosmolog ibarat seorang pembuat topeng yang harus memasangkan
topeng buatannya pada seraut wajah tak dikenal, Alam Semesta. Ia hanya
mempunyai satu Alam Semesta, dan ia berada di dalamnya. Ia tidak pernah

mengetahui seperti apakah Alam Semesta sesungguhnya. Kosmolog bukan


membuat potret alam semesta, ia hanya membuat analoginya. Upaya ini tidak
sederhana, namun terbukti berhasil melahirkan teori-teori tentang asal usul,
struktur dan evolusi alam semesta yangdari waktu ke waktu menambah
pemahaman kita mengenai ruang maha besar yang kita huni ini.
Dari Kosmos Magis ke Mitologi
Kosmologi modern didukung oleh piranti pengamatan astronomis dan sarana
penghitung yang amat canggih, sehingga bahkan wilayah-wilayah alam semesta
yang luar biasa jauh pun dapat dimasukkan ke dalam jangkauan pengetahuannya.
Namun sebetulnya, selama ribuan tahun sebelumnya, manusia berjuang membuat
model alam semestanya dengan hanya bertumpu pada mata telanjang dan
perhitungan sederhana.
Model alam semesta paling dini dalam sejarah kosmologi adalah kosmos magis
yang dipenuhi oleh emosi gaib. Kosmos ini melahirkan kisah-kisah menakutkan
yang sering kita jumpai dalam dongeng masa kecil. Tidak jelas kapan era ini
berawal, tetapi yang jelas masa ini berakhir ketika manusia mulai membangun dan
menghuni kota-kota sekitar 10.000 tahun lalu.
Pada era ini, kekuatan magis yang bergentayangan dari pohon ke pohon, meloncat
dari satu gumpalan awan ke gumpalan lainnya, yang mendebur dari lautan ke
daratan, atau di mana pun mereka bersemayam, menjelma ke dalam tubuh dewa
dan dewi penguasa kosmos. Inilah era mitologi. Mitologi menjadi kosmologi
prailmu, karena mitologi adalah upaya tertua manusia untuk mulai menjelaskan
kosmos dengan cara yang sistematik.
Mitologi tertua mengenai alam semesta yang dapat ditelusuri sejauh ini, berasal
dari Sumeria (sekarang Irak), Babilonia, Yunani Cina, Suku Maya dan India. Isi
mitologi amat beragam, tetapi umumnya dapat ditarik sebuah kesimpulan
sederhana bahwa semua model itu bersifat antroposentrik, yaitu menjadikan
manusia sebagai pusat segala kegiatan di dalam alam semesta. Para dewa dan

dewi yang sedemikian kuasanya pun hanya disibukkan oleh urusan manusia dari
waktu ke waktu.
Awal untuk sebuah Kosmologi Modern
Mitologi merupakan upaya menjelaskan gejala yang tampil di alam dengan cara
mencari penyebabnya di luar alam, yaitu kehendak para dewa dan dewi. Era
mitologi mulai berakhir ketika manusia tidak lagi mencari penyebab gejala di luar
alam, melainkan dari dalam alam sendiri. Para filsuf Yunani mulai memikirkan
air, atau udara, atau api, sebagai penyebab segala sesuatu di dalam. Inilah tahap
filsafat alam yang dimulai kira-kira abad ke-6 SM.
Sekalipun demikian, gagasan kosmos antroposentrik tetap melekat dalam
pemikiran Yunani kuno dan terwujudkan dalam gagasan kosmos geosentrik.
Bermacam-macam model alam semesta muncul dan tenggelam sejak itu, tetapi
ada satu kosmos geosentrik yang diyakini kebenarannya selama lebih dari 14
abad. Kosmos itu adalah kosmos geosentrik Ptolomaues yang diajukan tahun 140.
Ptolomaues yakin bahwa bukan saja Bumi itu adalah pusat tata surya, tetapi pusat
gerak seluruh alam semesta. Dengan bantuan aturan-aturan geometri yang rumit,
ia mencoba menjelaskan gerak benda-benda langit yang tampak sepanjang tahun.
Kosmos geosentrik ini terasa nyaman untuk manusia, karena bukan saja berarti
bahwa ia tetap menjadi pusat kegiatan kosmos, tetapi juga bahwa ia adalah
mahluk yang pantas mendapat perhatian khusus.
Penggeseran posisi manusia dari tempat yang dipertahankan selama hampir
sepanjang sejarah pemikiran manusia itu berlangsung melalui konsep heliosentris
yang diajukan Copernicus. Copernicus mengatakan bahwa gerak benda-benda
langit sepanjang tahun yang seakan-akan mengelilingi Bumi sesungguhnya adalah
gerak semu akibat peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Semua planet dan
bulan-bulannya mengedari Matahari dalam suatu tata surya; di luar planet yang
terjauh terdapat selubung bintang-bintang yang semuanya berpusat di Matahari.
Seluruh semesta berpusat di Matahari.

Gagasan radikal Copernicus yang menggeser posisi manusia ini tidak mudah
untuk diterima; namun ketika diterima dan dilengkapi dengan hukum gerak planet
dari Kepler, tafsiran matematis atas alam oleh Galileo, serta pemahaman
mengenai gaya gravitasi oleh Newton, pemikiran Copernicus menjadi sebuah
revolusi pemikiran besar yang melandasi perombakan hubungan manusia dengan
alam. Keseluruhannya membentuk suatu paduan pemahaman mengenai hukumhukum mekanika yang bekerja di seluruh alam semesta. Alam semesta pun
terpahami melalui hukum-hukum mekanika yang berlaku sama di wilayah mana
pun di dalamnya. Konsepsi alam yang terbelah antara wilayah duniawi yang fana
dan wilayah langit eterial yang kekal serta tak terjangkau oleh hukum-hukum
alam, runtuh bersama hukum-hukum yang dapat dipelajari itu.
Dari Kosmos Statik ke Kosmos Dinamik
Newton memperkenalkan konsep gaya ke dalam alam-semestanya; gaya itu
adalah gaya gravitasi yang bertindak sebagai pengatur gerak dalam alam semesta.
Sekalipun bersifat menarik, di dalam kosmos menurut konsepsi Newton ini terjadi
keseimbangan yang luar biasa sehingga alam semesta tetap statik dan tidak
bergerak mengerut oleh gravitasi. Penyebabnya adalah alam semesta ini tidak
mempunyai pusat dan terentang takhingga sehingga gaya-gaya yang lahir dari
setiap obyek di dalamnya saling meniadakan.
Kosmos Newton dengan gravitasi universalnya yang berlaku di mana-mana ini
bertahan lebih dari dua setengah abad. Perubahan mendasar di dalam gagasan
mengenai alam semesta muncul bersama teori kenisbian khusus dan umum yang
dilahirkan Einstein pada permulaan abad ke-20. Teori ini melandasi hampir
seluruh upaya pemahaman mengenai alam semesta skala besar di tempat-tempat
teori Newton tidak bekerja lagi dengan cemat atau bahkan mengalami kegagalan.
Einstein memperkenalkan kosmologi statik, yaitu sebuah alam semesta yang tidak
bergerak ke manapun. Berbeda dengan kosmos Newton, Kosmos Einstein ini
berhingga namun tak berbatas dan mengandung di dalamnya sebuah gaya
misterius yang ia beri lambang lambda (8). Mengapa ia memperkenalkan gaya
ini?
10

Di atas kertas, kosmos Einstein sebetulnya bergerak memuai. Namun Einstein


menolak temuannya sendiri itu karena tidak seorang pun pada masa itu pernah
memperkenalkan gagasan kosmos yang dinamik. Untuk menghentikan gerak
itulah ia menambahkan 8 (sesuatu yang kemudian ia sesali sebagai kesalahan
bodoh terbesar yang pernah ia lakukan).
Selama perkembangan model-model alam semesta itu pula, para astronom
menemukan bahwa kosmos dipenuhi oleh berbagai ragam bentuk galaksi.
Pengamatan yang dilakukan sendiri-sendiri oleh Edwin Hubble dan Vesto Slipher
menunjukkan bahwa garis-garis pada spekra galaksi-galaksi itu ternyata
cenderung bergeser ke panjang gelombang yang lebih merah daripada seharusnya.
Gejala inilah yang kemudian ditafsirkan sebagai petunjuk bahwa alam semesta
ruang dinamik yang bergerak dari waktu ke waktu, galaksi-galaksi saling
menjauh. Pada tahun 1929, Hubble menghitung bahwa kian jauh galaksi kian
tinggi laju menjauh galaksi tersebut.
Tafsiran ini melahirkan perdebatan yang cukup panjang. Bayangkan bahwa
sebuah galaksi berjarak sekitar 10 milyar tahun cahaya akan menjauh dengan laju
200.000 km/detik atau 0,6 kali laju cahaya. Laju setinggi itu untuk benda semasif
galaksi amat sukar untuk dijelaskan melalui model-model alam semesta yang ada.
Persoalan ini menjadi jelas ketika seorang paderi dan kosmolog Belgia LemaitrL
(1931) mengajukan model kosmos yang mengembang. Menurut LemaitrL gerak
galaksi adalah bukti bahwa alam semesta memuai. Pemuaian itu demikian rupa
sehingga ruang-waktu terus membesar tetapi tanpa menyebabkan galaksi-galaksi
sendiri ikut membesar; hanya jarak di antaranya kian membesar.
Pertanyaannya, darimana asal gerak memuai tersebut? Mengapa alam semesta
membesar terus menerus?
Model Alam Semesta Ledakan Dahsyat
Jika alam semesta sekarang sedang terus menerus memuai, tentu ada suatu waktu
di masa lampau ketika ukurannya jauh lebih kecil daripada sekarang. LemaitrL

11

sendiri mengajukan modelnya yang menyatakan bahwa pada awal alam semesta,
ada sebuah peristiwa mirip ledakan atom amat dahsyat yang mengawali alam
semesta. Ledakan itulah yang menyebabkan ruang-waktu memuai dan kini
terejawantahkan dalam gerak saling menjauh galaksi.
Pada tahun 1940-an George Gamow dan rekan-rekannya melahirkan konsep
Ledakan Dahsyat Panas (The Hot Big Bang Model). Konsep ini merupakan
kelanjutan dari konsep LemaitrL. Gamow menyatakan bahwa masa dini kosmos
ditandai dengan suhu dan rapatan yang amat tinggi, namun kemudian suhu dan
rapatan itu menurun seiring dengan gerak muaian alam semesta. Bagaimanapun,
sisa radiasi yang amat panas itu tidak lenyap begitu saja. Gamow memprakirakan
bahwa sisa radiasi masa muda alam semesta itu dapat dideteksi pada kosmos masa
kini dalam bentuk radiasi bersuhu amat rendah pada riak gelombang mikro.
Pemuaian dan pendinginan kosmos menyebabkan zarah subatom mulai terbentuk,
untuk kemudian membentuk atom-atom. Atom-atom inilah yang menjadi cikal
bakal seluruh penghuni kosmos, termasuk manusia.
Gagasan Gamow pada saat diajukan belum mempunyai dukungan empiris.
Sementara itu muncul Teori Keadaan Tetap yang membantah Model Ledakan
Dahsyat. Bondi, pengaju teori itu, menyatakan bahwa alam semesta tidak
mempunyai awal dan akhir. Kosmos selalu ada dan akan selalu ada; di dalamnya
senantiasa terbentuk materi baru untuk mengganti materi lama yang musnah.
Dengan demikian alam semesta senantiasa tetap, tidak berubah dalam skala besar
sekalipun mengalami perubahan pada skala kecilnya. Untuk ilmu pengetahuan,
konsep yang diajukan Bondi ini amat menarik karena tidak menghadapkan para
ilmuwan pada pertanyaan mengenai asal mula alam semesta yang tidak
terjelaskan.
Pada tahun 1965 Arno Penzias dan Robert Wilson dari Laboratorium Telefon Bell
secara tidak sengaja mendeteksi sinyal aneh dari langit. Sinyal ini, yang ditangkap
pada riak gelombang mikro dan mempunyai suhu 3 K, ternyata bukan berasal dari
sebuah obyek langit, namun dari seluruh bagian kosmos. Sinyal itu ternyata
tersebar secara merata dan dapat dideteksi ke arah manapun antena radio
12

pendeteksi di arahkan. Radiasi ini lalu disebut sebagai radiasi latar belakang
kosmos beriak gelombang mikro.
Telaah oleh Robert Dicke dan rekan-rekannya dari Universitas Princeton
menunjukkan bahwa radiasi itu tidak lain adalah radiasi sisa masa muda kosmos
seperti yang diharapkan Gamow. Radiasi yang menyebar secara serbasama dan
isotropik itu sejauh ini menjadi landasan untuk ketepatan model Ledakan Dahsyat
memaparkan masa muda alam semesta. Maka kosmologi masa kini pun bertumpu
pada model Ledakan Dahsyat sebagai paradigma utamanya.
Ketertalaan yang Amat Menakjubkan
Pemaparan singkat di atas memperlihatkan upaya para kosmolog untuk
menjadikan gejala yang tampak dalam alam semesta sebagai acuan pembentukan
model-model yang akan memberikan gambaran mengenai alam semesta secara
keseluruhan.
Di belakang pemaparan itu sendiri sebetulnya tersimpan sebuah pertanyaan
mendasar yang bermaksud mendapatkan jawaban: mengapa alam semesta seperti
ini? Sebuah pertanyaan tradisional kosmologi yang terus terbawa dalam nafas
modernnya.
Pertanyaan yang semula muncul karena rasa ingin tahu kian menjadi dorongan
pencarian makna ketika para ilmuwan menyadari betapa sebetulnya alam semesta
ini mempunyai kebolehjadian yang amat kecil untuk menjadi ada; apalagi jika
kemudian kita menyadari betapa sangat rumit dan halusnya syarat yang
diperlukan untuk mendapatkan alam semesta yang berpengamat sadar (seperti
manusia). Kenyataannya, alam semesta seperti ini dan kita ada di dalamnya.
Berbagai gaya berjalin dalam ketertalaan yang amat halus, sehingga sedikit
perubahan pada salah satu saja faktor yang berperan dalam pengevolusian alam
semesta, betapa pun tak terbayangkan kecilnya, akan meruntuhkan
keseluruhannya; membayangkan bahwa akan ada kehidupan dalam alam semesta
yang berbeda itupun menjadi hampir-hampir tidak mungkin. Melalui penelaahan

13

terhadap evolusi kehidupan dan seluruh struktur pendukungnya, banyak kosmolog


menyimpulkan bahwa kehidupan hanya menjadi mungkin karena di dalam alam
semesta berlangsung penggabungan yang sangat seksama antara berbagai
interaksi fisika (seperti gaya gravitasi, elektromagneik dan gaya nuklir kuat serta
gaya nuklir lemah) dan tetapan-tetapan dasar alam (misalnya laju cahaya, muatan
elektron, massa proton).
Mengapa alam semesta seperti ini? Mengapa tetapan-tetapan dasar alam
sedemikian harganya sehingga interaksi fisika yang terkait dengannya berhasil
membangun suatu struktur yang menghadirkan, mendukung, mengevolusikan
kehidupan, dan mempertahankan kelangsungannya sejauh ini? Mengapa alam
semesta memuai dengan laju yang amat tepat, begitu rupa, sehingga jika sedikit
saja lebih cepat akan menyebabkan seluruh materi di dalamnya cerai berai dan
galaksi, bintang, planet, serta tentu saja kita, tidak pernah ada di dalamnya; tetapi
mengapa juga tidak sedikit saja lebih lambat sehingga seluruh alam semesta akan
runtuh sebelum galaksi-galaksi, bintang-bintang, planet-planet, apalagi kita, dapat
terbentuk?
Bukan hanya ketertalaan yang sangat tidak boleh jadi semata yang menarik
perhatian. Terlebih dahulu para ahli fisika dan kosmolog menemukan kebetulan
pada berbagai maujud (entitas) fisika yang membangkitkan keingintahuan. Suatu
kebetulankah bahwa umur alam semesta (suatu maujud yang mencirikan struktur
skala besar alam semesta) dan nisbah (rasio) antara gaya gravitasi dan gaya
elektrik dalam atom (yang mencirikan struktur mikroskopik alam semesta) dapat
dinyatakan oleh bilangan yang sama, 1040; padahal keduanya berasal dari wilayah
yang menerapkan hukum-hukum fisika berbeda yang sejauh ini diketahui tidak
saling berhubungan; suatu kebetulankah bahwa jumlah zarah masif dalam alam
semesta adalah pangkat dua dari bilangan itu?
Suatu kebetulankah bahwa semua bintang, terlepas dari keragaman jenisnya,
mengandung kira-kira 1060 nukleon? Suatu kebetulankah bahwa ruji planet
senantiasa merupakan kelipatan akar ukuran cakrawala alam semesta? Suatu

14

kebetulankah bahwa massa rata-rata untuk ukuran tubuh manusia yang-mungkin


merupakan akar nisbah massa planet terhadap massa proton?
Persoalan menyangkut asal usul harga tetapan dasar dan interaksi fisika yang telah
memungkinkan hadirnya alam semesta tertala yang penuh dengan kebetulan ini,
sampai sekarang belum terjawab. Sejauh ini harga-harga itu harus diterima
sebagai terberi, demikian adanya, dan tidak dapat diketahui dari teori manapun
yang selama ini berhasil dikembangkan.
Mengapa alam semesta seperti ini? Mengapa kita mengamatinya demikian?
Inilah pertanyaan luar biasa menarik yang terus menantang kosmologi untuk
berupaya keras mencari jawabannya.
Terlepas dari pertanyaan yang amat mendasar itu, mungkin tetap saja kita
bertanya, apa gunanya belajar kosmologi? Apa gunanya belajar astronomi?
Dalam hal menjawab pertanyaan praktis ini, mungkin kita dapat menoleh sebentar
pada Matahari dan meninjau mekanisme pembangkitan energi di dalamnya.
Matahari sudah bersinar untuk waktu yang amat lama, 4,5 milyar tahun, dan
masih akan terus bersinar selama kira-kira 5,5 milyar tahun lagi. Energi dahsyat
yang memungkinkan umur yang demikian panjang itu adalah energi nuklir.
Pemahaman terhadap pembangkitan energi di bintang-bintang telah menyumbang
banyak terhadap pengetahuan mengenai mekanisme pembangkitan energi nuklir,
yang selain dapat saja berguna, tetapi sekaligus demikian dahsyat.
Astronomi memang sangat jauh. Astrofisika demikian rumit dan seperti tidak
berbicara tentang Bumi. Kosmologi demikian luas dan seperti tidak menapak di
Bumi yang gegap gempita. Namun dari astrofisika-lah lahir pemahaman mengenai
Helium yang menyebabkan bencana balon gas Hindenburg (1930-an) tidak
terulang lagi. Dari pengamatan terhadap gerak planet-lah berbagai satelit yang
kini membantu kita mengetahui lebih dulu kondisi cuaca, sehingga dapat
melakukan antisipasi atas gejala yang mungkin muncul, dapat sampai ke orbitnya
mengedari Bumi.

15

Kemudian, jika kita menoleh pada Venus, kita pun melihat sebuah planet yang
pada dini hari terlihat amat mempesona sebagai Bintang Timur, atau cemerlang
menakjubkan pada senja hari sebagai Bintang Kejora di kaki langit barat. Namun
pemahaman lebih rinci mengenai kondisi planet yang seringkali disebut sebagai
kembaran Bumi ini segera saja memperlihatkan bahwa pemanasan dahsyat akibat
efek rumah kaca telah membuat planet ini ibarat neraka bersuhu 4500 C; sebuah
efek rumah kaca yang dapat saja, bahkan sudah mulai, berlangsung di Bumi
akibat ulah manusia yang bergiat dengan industri yang tidak ramah lingkungan.
Jika menoleh pada Mars, kita berjumpa dengan planet kemerahan beralur seperti
saluran-saluran air buatan tangan mahluk cerdas. Untuk waktu yang lama planet
ini menjanjikan kemungkinan manusia Bumi akan mempunyai teman. Namun
harapan itu tetap tinggal harapan yang belum juga terbukti sampai sekarang. Ada
banyak temuan dari planet amat dingin ini. Namun apakah ada kemungkinan
kehidupan di sana?
Dengan contoh sederhana inilah kita sebetulnya dapat menarik benang merah
yang amat nyata dari upaya manusia mempelajari astronomi dan, lebih luas lagi
kosmologi: bahwa hanya ada satu Bumi yang terbentuk pada waktu yang tepat,
dalam ruang yang tepat, yang demikian nyaman untuk kehidupan sehingga ia
hadir, tumbuh, berkembang, dan menjadi sadar untuk dapat bertanya: mengapa
semua demikian?
Ruang lingkup kosmologi
Tujuan Kosmografi dalam hal ini mempelajari segala seluk-beluk yang
berkaitan dengan benda-benda angkasa, misalnya : galaksi, bintang, matahari,
planet-planet, meteor, satelit, meteor, komet, dan benda-benda angkasa yang
lainnya

termasuk

bumi.

Manfaat Kosmografi adalah untuk pengkajian fenomena alam semesta dalam


hubungannya dengan iklim, penerbangan/penjelajahan ruang angkasa, teknologi
komunikasi dan lain-lainnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

16

Dalam kosmografi terdapat dua objek yaitu objek formal dan material.
Objek formal kosmografi menggunakan pendekatan stereografis terhadap alam
semesta beserta bola langitnya dengan planet bumi sebagai titik pengamatan.
Kosmografi juga mempunyai objek material atau bidang kajian seluruh bendabenda antariksa, baik mengenai letak, bentuk, materi penyusun, proses-proses
yang dialami, gejala-gejala, pergerakannya dan sifat-sifatnya maupun hokum alam
yang berlaku.
Kosmografi memiliki beberapa materi antara lain tata koordinat, waktu
dalam kosmografi, system teleskop, peta langit, tata surya, falakiyah, gerhana,
astrofisika, dan berselancar di dunia maya. Materi- materi tersebut diharapkan
agar kita memahami dasar-dasar kosmografi dan mengamalkannya dalam
kehidupan.

JAGAT RAYA

17

Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang
disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit
berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar
bintang, planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga
terdapat benda - benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas. Jagad raya meliputi
bumi langit dan semua isinya.
TEORI PEMBENTUKAN JAGAT RAYA
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
a.

Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)


Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi
kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi
dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materimateri tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid,
meteor, energi, dan partikel-partikel lain. Teori Big Bang ini didukung oleh
seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble. Berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya ini
tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses
pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari
Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah
mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya.
b. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali
dengan massa ekspansi (mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti
hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan
berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang
yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan
keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka
tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya
memampat lagi.

18

c.

Teori Keadaan Tetap


Teori keadaan tetap atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat

raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen
senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini
memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu
atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli
astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Dalam teori keadaan
tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa
di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan
asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.
TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA
1)

Teori Nebulae (Kant dan Leplace)


Teori Nebula kali pertama dikemukakan oleh seorang lsuf berkebangsaan Jerman yang bernama Immanuel Kant yang hidup antara tahun 1724
1804. Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang
sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat
tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis
tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda. Inti massa
yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya.
Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka
berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam
keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari.

2)

Teori Awan Debu (van Weizsaecker)


Von Weizsaecker (1945) dan G.P. Kuiper (1950) mengemukakan
pendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri dari
debu dan gas (hidrogen dan helium). Adanya ketidakteraturan dalam awan
tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan
gerakan perputaran yang sangat cepat dan teratur sehingga terbentuklah piringan
seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung kemudian menjadi matahari,
sedangkan bagian pinggirnya berubah bentuk menjadi planet-planet. Ahli

19

astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain F.L Whippel
dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya tata surya
berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di
sekelilingnya

yang kemudian membentuk planet- planet yang beredar

mengelilingi matahari.
3)

Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)


Moulton dan Chamberlain (1900) mengemukakan pendapat bahwa tata
surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang
mengelilingi inti berwujud gas dan bersuhu tinggi. Gabungan dari bahan-bahan
padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang
bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.

4)

Teori Pasang-Surut (Jeans dan Jeffreys)


Astronom Jeans dan Jereys (1917) mengemukakan pendapat bahwa tata
surya pada awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa memiliki anggota. Planetplanet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang
tertarik dan terlepas oleh adanya pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke
dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian
tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi
matahari. Lama kelamaan mendingin dan membentuk bulatan-bulatan yang
disebut planet.

5)

Teori Bintang Kembar


Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari
mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak
menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planetplanet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.

ANGGOTA JAGAT RAYA


1.

Galaksi
Galaksi adalah suatu system kumpulan bintang bintang, gas, dan debu

yang amat luas dan anngotanya saling mempengaruhi secara gravitasional


( Siatupang, 2000 ). Matahari dan Sembilan planet yang mengitarinya adalah

20

anggota dari sebuah galaksi yang diberi nama galaksi Bima Sakti. Ada dua orang
astronom yang berjasa membangun pengertian tentang galaksi. Mereka adalah
Harlow Shapley dan George Ellery Hale. Shapley inilah yang mengembangkan
metode untuk mengukur jarak yang diterapkan untuk mengukur diameter Bima
Sakti. Sedangkan Hale sangat besar perannya dalam pengembangan teleskop
teleskop besar yang digunakan untuk pengamatan bintang bintang dan nebula.
Ciri-ciri Galaksi

Galaksi adalah himpunan berbilion, malah bertrilion bintang-bintang

Semua Galaksi memiliki inti dari system galaksi

Seluruh system yang terdapat pada galaksi melakukan rotasi

Galaksi memiliki cahaya sendiri, bukan cahaya pantulan

Galaksi memiliki bentuk tertentu

Galaksi-galaksi hanya terlihat di luar jalur Galaksi BimaSakti


Klasifikasi Galaksi
Menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe galaksi
spiral, galaksi elips, dan galaksi tidak beraturan ( Simatupang, 2000 ). Pembagian
ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi galaksi tersebut. Galaksi yang
diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas 75 % galaksi
spiral, 20 % galaksi elips, dan 5 % galaksi tidak beraturan. Berikut klasifikasinya :
Galaksi Tidak Beraturan
Galaksi tidak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki
bentuk khusus.
Ciri cirinya :

Galaksi ini banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas gas
dan debu.

Terdiri atas bintang bintang tua dan muda.

Bentuknya tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus.


Contohnya :
Awan Magellan Besar
Awan Magellan Kecil

21

Galaksi Elips
Sesuai dengan namanya, penampakannya seperti elips. Tapi bentuk aslinya tidak
diketahui dengan pasti karena kita tidak tahu arah pandang kita, apakah dari
depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut.
Ciri cirinya :

Tipe galaksi mulai dari yang berbentuk bundar sampai yang berbentuk bola
pepat.

Struktur dari galaksi ini tidak terlihat dengan jelas.

Terlihat sangat redup.

Sangat sedikit mengandung materi antarbintang.

Anggotanya adalah bintang bintang tua.


Contohnya :
Galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat dirasi virgo.

Galaksi Spiral
Galaksi tipe ini adalah tipe yang paling uum dikenal orang. Keungkinan besar
dikarenakan bentuk spiralnya yang indah itu. Bagian bagian utama galaksi spiral
adalah halo , bidang galaksi termasuk lengan spiral dan bulge , dan bagian pusat
galaksi yang menojol. Gugus Bola adalah kumpulan bintang bintang yang
berjumlah puluhan ribu bintang yang lahir bersama sama, dan mengumpul
berbentuk bola. Gugus bola inilah yang membentuk halo bersama bintang
bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi.
Ciri Cirinya :

Berbentuk spiral yang indah.

Terdiri atas bintang bintang tua dan bintang bintang muda.

Bintang bintang besar terdapat pada gugus bola yang tersebar menyelimuti
galaksi.

22

Galaksi ini berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari galaksi elips.
Dan karena kecepatan rotasinya ini menyebabkan galaksi ini memipih dan
membentuk bidang galaksi.

Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral tidak sama. Semakin kearah pusat
galaksi kecapatannya semakin besar.

Bintang bintang muda terdapat dilengan spiral galaksi yang berada di bidang
galaksi.

2.

Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana
bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu
adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar
angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang merupakan
benda langit yang jaraknya sangat jauh dari bumi.

3.

Planet
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya,
yaitu planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang
lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus.
Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari
lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang
terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet-planet yang
mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga
jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
a)

MERKURIUS
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling
kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer
waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu
rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah
57.910.000 km.

b)

VENUS

23

Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang
paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan
planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya
hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari
adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5
bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
c)

BUMI DAN BULAN


Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang
dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet
Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsurunsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan
matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama
dengan 159.000 kilometer (ISA = 159.000.000 km).

d)

MARS
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi
selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen
demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu
tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan
adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan
sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai dua
satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini
ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah
227.940.000 km.

e)

YUPITER
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya
lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota
Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat,
yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya
unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak
berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini

24

sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain
85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4,
NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan
terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah
Io, Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak
Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
f)

SATURNUS
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 2930 tahun, sekali
berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir
sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai
keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri
atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas
(dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang
bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit. Jarak antara Saturnus dan
Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.

g)

URANUS
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di
Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium
Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom
menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus.
Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan
waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet
ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak
sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah
2.863.840.000 kilometer.

h)

NEPTUNUS
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis.
Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus,
terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang
lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari
kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya

25

terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua
satelit besar yang diberi nama Tritondan Nereid.
4.

Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil yang biasanya hanya berukuran
beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki
eksentrisitas orbit tinggi. Secara umum, perihelionnya terletak di planet-planet
bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet
memasuki Tata Surya bagian dalam dan mendekati matahari menyebabkan
permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi yang menghasilkan koma, ekor
gas, dan debu panjang yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.

5.

Satelit
Stelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet,
berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama
dengan planet, berputar mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan,
yaitu berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi
bersama planet mengelilingi matahari.
Satelit ada dua maoam yaitu :
a.

Satelit alamiah
Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan batan manusia.

b.

Satelit buatan

Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke orbit bumi, baik
yang berawak maupun yang tidak berawak.
6.

Asteroid
Asteroid adalah benda-benda angkasa yang berada dalam serbuk asteroid,
yakni daerah antara orbit Mars dan Jupiter.
Ada dua teori asal mula asteroid :

a. Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter meledak
karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroid-asteroid.
b.

Asteroid terbentuk pada awal terbentuk pada awal terbentuknya tata surya
terdapat gukup partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu
berkelompok.

7.

Meteorid, Meteor, Dan Meteorit

26

Meteorid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang


berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tergeger, atau pecahan
benda langit lain. Meteor adalah benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi yang
pada saat menembus atmosfer terbakar sehingga timbul nyala yang terlihat dari
bumi. Meteorit adalah meteor yang jatuh ke permukaan bumi.
Berdasarkan materi yang terkandung di dalamnya, meteorit di bedakan menjadi
dua yaitu :
a.

meteorit besi : terdiri 90% zat besi dan 10% nikel

b.

meteorit batu : terdiri 10% besi dan nikel dan lainnya berupa silikon.

Bintang
27

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana


bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu
adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar
angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang merupakan
benda langit yang jaraknya sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak bintang baru
dapat dilihat pada abad ke-19, cara yang digunakan adalah cara paralaks
trigonometri. Kita tahu bahwa bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu
sekali keliling dalam waktu satu tahun.
Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat akan terlihat seolah-olah
menempuh lintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan mencerminan
gerak bumi.Dan matahari adalah sebuah bintang dilihat dengan teropong bintang
hanya terlihat sebagai titik cahaya saja yang tidak ada bedanya dengan kalau kita
melihat dengan mata telanjng (tanpa alat). Penggunaan teropong atau teleskop
dapat

membantu

pengamatan

bintang

lebih

teliti

diantaranya:

1. Bintang yang lemah cahayanya dapat dilihat dan dimati dengan teleskop
bergaris
dengan 60 cm kita dapat melihat bintang yang 100.000 kali lebih lemah daripada
bintang terlemah yang dilihat oleh mata telanjang (tanpa alat)
2. Bintang yang jarak sudutnya sangat kecil dapat dilihat secara terpisah.
a. Tata Nama Bintang
Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh beberapa macam cara ahli
astronom dalam memberikan nama bintang, dintaranya adalah:
1. Pemberian nama berdasarkan nama yang telah diberikan atau digunakan orang
sejak zaman kuno. Misal: Bintang Antares, Bintang Sirius, Bintang Betelgeuse,
dan Bintang Aideboran.
2. Pemberian nama berdasarkan/menurut rasi konstelasi tempat bintang itu
berada.Misal: Centauri adalah bintang terterang dirasi centaurus, sedangkan
bintang Centauri adalah bintang kedua dirasi centaurus, demikian seterusnya.
Untuk mengatakan urutan terangnya bintang pada suatu rasi digunakan abjad

28

yunani Y dan seterusnya. Bintang antares juga disebut bintang scorpii artinya
bintang terang dirasi scorpio.
3. Dalam astronomi modern, nama bintang dinyatakan menurut nomornya dalam
catalog. Missal bintang HD 226868 adalah bintang yang tercantum dalam
katalog.Henry Draper dengan nomor 226868, N31 adalah bintang yang terdapat
dalam katalog Nissier dengan nomor 31, dan bintang NGC 6205 adlah bintang
yang tercantum dalam New General Catalogue dengan nomor 6205. Bintang
terdekat dengan dengan bumi setelah matahari adalah centauri, jaraknya terhadap
bumi sekitar 4,5 tahun cahaya.
b. Peta Bintang
Bila kita menengadah kelangit tampak seolah olah bumi kita dinaungi
atap setengah bola yang disebut bola langit. Bintang bintang dan benda langit
lainnya seolah olah menempel pada bola langit itu. Orang yunani kuno membagi
bola langit dalam daerah daerah yang disebut rasi atau konstelasi nama nama
rasi

dihubungkan

dengan

nama

nama

tokoh

dan

makhluk

dalam

mitologi.Misal:rasi Centaurus diambil dari nama makhluk hidup setengah kuda


setengah manusia, Orion atu si pemburu, Scorpio atu kalajengking, Gemini atau
sinak kembar, Hercules atau si orang kuat, dalam dongeng yunani kuno (putra
zeus

atau

alemene).

c. Cahaya Bintang
Ada bintang yang tak tampak terang ada pula yang tidak terlihat kurang
terang. Energi bintang tiba di bumipada permukaan seluas 1 cm dalam selang
waktu 1 detik disebut fluks energi bintang itu. Sebuah bintang tampak terang
bila fluks energinya besar. Namun kuat cahaya bintang bila fluks energinya besar,
namun kuat cahaya bintang yang tampak oleh kita tidak merupakan ukuran terang
sebenarnya bintang itu. Bisa saja suatu bintang sebenarnya memancarkan enegi
yang relatiftidak banyak, tetapi tampak terang berhubung letaknya yang dekat atau
sebaliknya sebuah bintang menghamburkan energi secara dahsyat. Namun dari
bumi tampak lemah berhubung letaknya jauh.
d. Terang dan Warna Bintang
Kita tak akan pernah dapat terbang secara langsung menuju bintang
bintang walau Astronot sekalipun, demikian juga jika di lihat dari teropong yang

29

paling besar sekalipun, bintangbintang hanya akan terlihat sebagai titik saja ,
Untuk itu Astronom memiliki tugas yang berat dalam menerangkan bintang
bintang

yang

penuh

dengan

liku-liku.

e. Magnitudo Bintang
Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo.
Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun
teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara
tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1
hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling
redup, dengan demikian maka makin terang suatu bintang , makin kecil
magnitudonya sehingga beberapa bintang yang di ketahui tidak berubah-ubah
cahayanya di ukur magnitudonya dengan cermat dapat di gunakan sebagai standar
magnitudo.
Untuk lebih jelasnya kita lihat di bawah ini merupakan magnitudo beberapa
benda langit, di mana untuk planet Venus dan Jupiter di berikan pada saat
terangnya

maksimum.

Dalam magnitudo juga terdapat kecerahan yang diukur secara mutlak, yang
menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini dikenal sebagai
magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5. Magnitudo
adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui
persamaan, dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
f. Warna Bintang
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith
Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian
berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang seringkali merujuk pada
ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes
dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
0 Maha maha raksasa
I Maharaksasa
II Raksasa-raksasa terang
III Raksasa
IV Sub-raksasa

30

V deret utama (katai)


VI sub-katai
VII katai putih
g. Spektrum Bintang
a. Spektrum atau uraian cahaya
Pada tahun 1989 Kirchoff mengemukakan 3 hukum yang merupakan dasar
spektoroskopi ( ilmu yang menelaah spectrum cahaya ) yakni :
1. Bila sutau gasa yang mampat di pijarkan maka gas itu memancarkan spectrum
kontinu, artinya radiasi pada semua panjang gelombang di pancarkan.
2. Bila suatu gas yang renggang di pijarkan maka hanya warna-warna tertentu atau
panjang gelombnag tertentu saja yang di pancarkan .
3. Bila berkas cahaya putih dengan spectrum kontinudi lewatkan melalui gas yang
dingin dan renggang , gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada warna-warna
atau panjang gelombang tertentu.
b. Klasifikasi Spektrum Bintang
Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang
dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan
suhu, warna dan komposisi-kimianya. Klasifikasi ini dikembangkan oleh
Observatorium Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920an
dan dikenal sebagai sistem klasifikasi Harvard.
Rasi bintang
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak
berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga
dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan
satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola
langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam
mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintangbintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi
bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi
tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi
Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang

31

atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka


hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi
dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup
acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang
berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya
seringkali

ditemukan,

misalnya

Orion

atau

Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi


bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya
dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara,
kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang
diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol
Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama
dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di
Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper
Karakteristik Rasi bintang
Ahli astronomi zaman dahulu yang bernama Ptolemeus mengelompokkan
bintang menurut kecemerlangannya.Bintang paling cemerlang disebut
bintang jenis magnitudo pertama.Bintang yang hampir tidak tampak oleh
mata telanjang dinamakan bintang jenis magnitudo keenam.Bintang yang
kecemerlangannya di antara kelompokkan menurut urutan yakni, bintang
magnitudo kedua, ketiga, keempat dan kelima.Menurut skala modern,
beda kecemerlangan suatu kelas magnitudo satu dengan lainnya ialah 2,5
kali.Ini berarti bahwa bintang jenis magnitudo pertama kira-kira 100 kali
kecemerlangan bintang jenis magnitudo keenam.Bintang yang lebih
cemrlang dari magnitudo pertama diberi tanda minus.
Di antara rasi paling cemerlang di langit utara ialah Ursa Mayor (Beruang
Besar) dengan Bintang Tujuh dan Ursa Minor (Beruang Kecil) dengan
bintang Utaranya.Bintang Utara yang bermagnitudo kedua hampir tepat di
atas kutub utara dan dipakai pelaut sebagai penunjuk arah utara.
Bintang Tujuh ialah kelompok tujuh bintang yang tersusun dalam bentuk
gayung air.Dua bintang terang di kedua tepi Bima Sakti ialah Vega di

32

daerah rasi Lyra dan Altair di daerah rasi Aquila (Garuda).Rasi lain yang
nampak di langit utara ialah Pegasus,Hercules, Bootes dan Leo.
Di Langit Selatan, Crux (Salib Selatan) ialah rasi kecil, tetapi
cemerlang.Rasi tiga bintang jenis magnitudo pertama dan tiga bintang
jenis magnitudo ketiga ini berbentuk salib indah pada Bima Sakti.Oleh
karena letak Crux berdekatan dengan Kutub Selatan, maka jarang tampak
dari negeri-negeri belahan Bumi Utara.
Rasi yang berada di dekat Crux ialah Centaurus.Rasi lain di langit Selatan
ialah Pavo, Telescopium, Hydra dan Carine.Sirius, bintang paling
cemerlang terletak di rasi Canis Mayor (Anjing Besar).Bintang ini bersinar
putih kebiruan dan magnitudonya -1,4.Canopus bintang cemerlang kedua
bermagnitudo -0,9.
Daftar Rasi bintang
Pada sidang umumnya yang pertama tahun 1922, Persatuan
Astronomi Internasional (IAU) secara resmi mengadopsi daftar modern 88
rasi. Dalam sidang umum tersebut diputuskan juga penggunaan secara
eksklusif

nama

latin

dan

singkatan

dengan

tiga

huruf

dalam

penyebutannya. Eugne Delporte kemudian ditunjuk untuk mendefinisikan


batas-batas yang tegas untuk tiap rasi, sehingga setiap titik di langit pasti
berada dalam wilayah satu rasi, dan tidak mungkin tumpang tindih dengan
rasi yang lain.
Sebenarnya istilah rasi lebih tepat digunakan untuk mendefinisikan suatu
daerah tertentu pada bola langit, namun istilah itu sudah digunakan secara
luas untuk menyebut sebuah pola susunan bintang yang dikandung oleh
daerah tersebut.

Antariksa
Antariksa adalah sebuah kumpulan dari segala Galaksi,dan semua itu berkumpul
dalam satu kesatuan contohnya yaitu antariksa,luas antariksa tidak bisa di
perkirakan karena sangatlah luas, kita tidak tahu,tapi teknologi semakin lama
semakin canggih,dan mungkin suatu saat nanti kita akan bisa menemukan planet
yang memiliki kehidupan juga. Seperti yang sudah di temukan oleh para ilmuan

33

zaman sekarang yang mengatakan bahwa ada planet yang mirip dengan bumi dan
planet itu mempunyai kadar air yang pas juga untuk manusia, siapa tahu kita akan
dipindahkan kesana ? Kesimpulannya adalah : antariksa adalah tempat yang
sangat asing bagi manusia,tapi manusia terkadang heran mengapa banyak terjadi
moment yang tidak bisa diduga oleh manusia itu terjadi di antariksa,dan mengapa
semua itu bisa terjadi ? apa yang menyebabkannya ? itu semua masih menjadi
Tanda Tanya Besar.
Definisi Antariksa adalah angkasa luar atau dalam bahasa Inggrisnya Outer space
yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan atmosfer bumi) bebas
dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan sebagai
ruang hampa udara.
Terdapat benda-benda langit lainnya seperti meteor, meteoroid, dan asteroid, serta
banyak kejadian alam berlangsung dalam ruangan ini.
Legenda Nama-Nama Planet di Tata surya Kita
Di dalam ilmu astronomi pun diselitkan unsur-unsur pemuja berhala dahulu kala.
Ianya NYATA pada penggunaan nama-nama yang dijadikan istilah-istilah dalam
Astronomi. Itulah agenda tersembunyi Iluminati dalam menyerapkan semua
ajarannya dalam apa sahaja perkara yang mereka dapat. Sehinggakan nama-nama
planet dalam Sistem Suria kita yang selalu kita sebut pun adalah nama-nama
kepada dewa-dewi yang dipuja oleh mereka.
Mercury Planet Utarid
Mercury adalah seorang utusan, dan seorang dewa perdagangan, keuntungan dan
perdagangan, anak Maia Maiestas, juga dikenali sebagai Ops, versi Rom Rhea,
dan Jupiter.
Dalam bentuknya yang paling awal, beliau nampaknya berkaitan dengan dewa
Etruscan Turms, namun sebahagian besar ciri dan mitologinya dipinjam daripada
analogi dewa Greece, Hermes.
Mercury telah aspek dasarnya sama seperti Hermes, mengenakan kasut bersayap

34

talaria dan petasos bersayap, serta membawa caduceus (lambang perubatan),


sebatang tongkat dengan dua ular yang terjalin iaitu hadiah Apollo untuk Hermes.
Mercury juga dianggap sebagai dewa kelimpahan dan kejayaan komersil,
khususnya di Gaul.
Planet Mercury dinamakan sempena namanya kerana Dewa Mercury dikatakan
boleh terbang dengan sangat laju. Begitu juga dengan planet Mercury ialah planet
yang paling laju mengelilingi matahari berbanding dengan planet-planet lain.
Venus Planet Kejora
Venus adalah nama kepada dewi Romawi kuno terutama berkaitan cinta,
keindahan dan kesuburan, yang memainkan peranan utama dalam banyak festival
keagamaan Rom dan mitos. Dari abad ketiga SM, meningkatnya Helenisasi kelas
atas Rom dikenalpasti sebagai padanan dari dewi Greek Aphrodite. Venus
merupakan pasangan kekasih kepada Mars. Planet Venus dinamakan sempena
namanya kerana planet itu paling cantik.
Earth Planet Bumi
Beberapa sumber mengatakan bahawa Earth merupakan nama lain kepada Dewi
Gaia, Dewi yang menjaga alam semesta dan memberi kemakmuran serta
kehidupan. Mungkin, nama itu diberikan kepada planet tempat kita bermukim ini
kerana di sini merupakan tempat yang memiliki sumber kehidupan yang sangat
penting iaitu, air.
Gaia itu bermakna tanah atau Bumi. Gaia adalah primordial dewi di kuil dewadewi Greek kuno dan dianggap sebagai Ibu Dewi atau Dewi Agung.
Dia setara dalam kuil dewa-dewi Romawi iaitu Terra Mater atau Tellus. Romawi,
tidak seperti orang Greek, tidak konsisten dalam membezakan Dewi Bumi
(Tellus) dengan Dewi gandum (Ceres).
Mars Planet Marikh

35

Mars adalah dewa perang Romawi, putera Juno dan Jupiter, suami kepada
Bellona, dan kekasih Venus. Dia adalah yang paling menonjol daripada tentera
dewa yang disembah oleh legion Romawi. Romawi menganggapnya kedua
penting selepas Jupiter (dewa utama mereka). Festival nya diadakan pada bulan
Mac (dinamakan untuk dia) dan Oktober.
Tidak seperti Greek, Mars umumnya dihormati dan menyaingi Jupiter sebagai
dewa yang paling dihormati. Beliau juga merupakan dewa yang menyelia bandar
Rom. Dia dianggap sebagai ayah legenda pengasas Rom iaitu Romulus, diyakini
bahawa semua orang Romawi adalah keturunan Mars.
Perang adalah identik dengan darah yang berwarna merah. Maka planet Mars
dinamakan sempena namanya kerana planet itu berwarna kemerahan.
Jupiter Planet Musytari
Dalam mitologi Romawi, Jupiter atau Jove adalah raja para dewa, dan dewa langit
dan guruh. Dia adalah Zeus dalam kuil para dewa Greek.
Sebagai dewa pelindung Rom purba, dia memerintah atas hukum dan susunan
sosial. Dia adalah ketua dewa Capitoline Triad, dengan saudara / isteri Juno.
Jupiter juga adalah ayah kepada dewa Mars dengan Juno. Oleh kerana itu, Jupiter
adalah datuk kepada Romulus and Remus, pengasas lagenda Roma.
Saturn Planet Zuhal
Dia adalah putera kepada Saturn, bersama dengan saudara-saudara Neptune dan
Pluto.
Raja dewa ini juga dikatakan bertubuh gergasi, maka sesuailah namanya
diletakkan pada planet Jupiter kerana planet ini adalah yang terbesar di dalam
Sistem Suria kita.
Saturn adalah dewa Rom utama pertanian dan tuaian. Pada abad pertengahan dia
dikenali sebagai dewa Rom pertanian, keadilan dan kekuatan; beliau memegang
sabit di tangan kiri dan seikat gandum di tangan kanannya. Nama ibunya adalah
Helen, atau Hel.
36

Dia pertama kali diidentifikasi pada zaman klasik Greek dengan dewa Cronus,
dan mitologi dari dua dewa yang biasanya dicampur. Isteri Saturn ialah Ops
(setara Rhea dalam mitos Romawi). Saturn adalah ayah kepada Ceres, Jupiter,
Veritas, Pluto, dan Neptune, antara lain.
Saturn selain digunakan pada nama planet Saturn (Zuhal) , juga digunakan pada
hari Saturday (Sabtu).
Uranus Planet Uranus
Uranus adalah bentuk Latin Ouranos, perkataan Greek untuk langit. Dalam
mitologi Greek Ouranos atau Bapa Langit, wujud sebagai anak dan suami dari
Gaia, Ibu Bumi (Hesiod, Theogony). Uranus dan Gaia adalah nenek moyang dari
sebahagian besar dewa-dewi Greek, tetapi tidak ada kultus ditujukan langsung
kepada Uranus selamat ke masa klasik
Kebanyakan orang Greek menganggap Uranus sebagai primordial (protogenos),
dan tidak memberinya asal-usul. Di bawah pengaruh para ahli falsafah, Cicero,
dalam De Natura Deorum ( The Nature of the Gods), mendakwa bahawa dia
adalah keturunan dewa-dewa kuno aether dan Hemera, Udara dan Hari.
Menurut Nyanyian Rohani Orphic, Uranus adalah putera personifikasi malam,
Nyx. Persamaannya dalam mitologi Romawi iaitu Caelus, juga daripada caelum
Perkataan Latin untuk langit.
Neptune Planet Neptun
Neptune (Latin: Neptunus) adalah dewa air dan laut dalam mitologi Romawi,
saudara kandung Jupiter dan Pluto. Dia adalah seiringan dengan tetapi tidak
identik dengan Poseidon dewa mitologi Greek. Konsep Rom Neptune berhutang
besar kepada dewa Etruscan Nethuns. Untuk beberapa waktu ia dipasangkan
dengan Salacia, dewi air garam.

37

Neptune berkaitan juga dengan air segar, sebagai lawan kepada Oceanus, dewa
dunia-laut. Seperti Poseidon, Neptune juga disembah oleh orang-orang Romawi
sebagai dewa kuda, di bawah nama Neptune Equester pelindung pacuan kuda.
Planet Neptune mempunyai lautan air yang sangat luas, sesuai dengan Dewa
Neptune iaitu Dewa Air dan Lautan.

38

Anda mungkin juga menyukai