Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGATAR ILMU ASTRONOMI PELAYARAN

Pada dasarnya ilmu pelayaran atau navigasi dibagi dalam tiga kategori utama, yaitu:
1. Ilmu Pelayaran Astronomi
(Astronavigasi/Celestial Navigation) Posisi Fix/Sejati
2. Ilmu Pelayaran Datar
(Coastal Navigation/Teristrial Navigation) Posisi Fix/Sejati
3. Ilmu Pelayaran Elektronika
(Elektronavigation) Posisi Duga

A.1 Definisi Ilmu Astronomi

Ilmu astronomi berasal dari kata aster yang berarti bintang disebut juga ilmu falak atau
kosmografi (kosmos = ruang semesta). Ilmu astronomi atau yang lebih dikenal dengan ilmu
falak merupakan sebuah seni budaya yang diwariskan secara terusmenerus dari generasi ke
generasi. Ilmu astronomi/ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari secara ilmiah tentang
angkasa dan segala isinya yaitu yang berhubungan dengan ukuran, keadaan, gerakan, dan
posisi secara relatif benda-benda angkasa selain meteor.

A.2 Definisi Ilmu Pelayaran Astronomi

Definisi Ilmu pelayaran atau navigasi dapat diartikan sebagai melayarkan kapal dari suatu
tempat ke tempat lain dengan melibatkan seni dan ilmu pengetahuan demi keselamatan kapal
sampai pada tujuannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan Ilmu Pelayaran Astronomi adalah suatu sistem/metode
penentuan posisi kapal melalui observasi benda angkasa seperti matahari, bulan,
bintangbintang, dan planet-planet. Posisi yang didapatkan adalah dengan perhitungan posisi
relatif benda angkasa dengan akurat sehingga didapatkan posisi duga yang akurat.

A.3. Sejarah Ilmu Astronomi

Pembelajaran dan penelitian tentang angkasa dan seluruh isinya sudah dilakukan sejak dahulu
kala. Pada masa awal perkembangan, kegiatan primer astronomi ialah memetakan letak dan
posisi bintang dan planet. Pada masa sekarang, kegiatan pemetaan benda langit biasa disebut
astrometri. Dari hasil pemetaan, lahir beberapa konsep hingga teori tentang konvoi benda-
benda di alam semesta.

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa tokoh yang mengemukakan teori-teori
pemikirannya tentang ilmu astronomi. Beberapa teori mengenai astronomi yang berkembang
antara lain:

a) Teori Geosentris yang berkembang antara 384 SM sampai dengan 322 SM. Teori ini
mengemukakan tentang pemikiran bahwa bumi sebagai pusat alam semesta dan
seluruh benda angkasa (termasuk matahari) mengelilingi bumi. Beberapa tokoh
terkenal yang mendukung teori ini antara lain Claudius Ptolomeus (140 M) dari
Alexandria, Mesir, mengemukakan pandangan-pandangannya dalam buku Almagest
yang sangat terkenal sebagai panduan di Arab. Tokoh Geosentris yang terkenal
lainnya adalah Aristoteles (348–322 SM) dari Yunani. Pada masa itu teori ini diakui
kebenarannya oleh Gereja Roma Katolik, namun setelah berabad-abad teori yang
dikemukakan oleh kedua ilmuwan itu tidak berkembang.

b) Teori Heliosentris yang mulai berkembang pada 1473. Teori ini mengemukakan
gagasan bahwa bumi berputar pada porosnya dan beredar mengelilingi matahari. Pada
awalnya teori ini sempat ditentang dengan keras oleh penguasa pada waktu itu.
Namun lambat laun teori heliosentris lebih dapat diterima. Beberapa tokoh pendukung
teori ini antara lain Nicolae Copernikus (1473–1543) yang pada waktu itu berani
menentang teori Geosentris yang didukung oleh gereja dengan menerbitkan buku The
Revoluti on of Celesti al Orbit menjelang akhir hidupnya. Giordado Bruno (1548–
1600) juga mengemukakan pemikirannya namun pada 1600 Giordado Bruno dihukum
bakar pada Februari 1600 di Roma karena dianggap menentang kebijakan gereja.
Galileo Galilei (1564–1642) merupakan ilmuwan dari Universitas Padua, Italia.
Galileo Galilei juga menolak mencabut pandangannya dan dasar teori Heliosentris
yang dia kemukakan sehingga dia dijatuhi hukuman penjara rumah sampai akhir
hayatnya. Pada akhir hayatnya Galileo sempat menggunakan teleskop buatan Belanda
utuk membukti kan teori-teorinya. Galileo juga sempat membuat buku yang berjudul
Dialoque yang dicetak di Belanda secara diam-diam. Tyco Brahe (1546–1601) dan
Johan Kepler (1571–1630) melakukan pengamatan terhadap posisi dan gerakan
planet-planet. Kemudian Johan Kepler merumuskan dalil-dalil yang terkenal. Teori
yang sangat terkenal mengenai pergerakan benda angkasa dari Johan adalah Hukum
Kepler.

Dalam Hukum Keplerini, Johan Kepler menuangkan tiga gagasan/pandangan yang menjadi
acuan para peneliti astronomi modern.

Bunyi ketiga hukum tersebut yaitu:

Hukum Kepler 1 : Planet mengelilingi matahari secara elips dan matahari berada di salah satu
titik apinya.
Hukum Kepler 2 : Dalam periode yang sama garis hubung antara matahari dan planet
membentuk bidang-bidang yang sama luasnya.
Hukum Kepler 3 : Pangkat dua periode sebuah planet mengelilingi matahari berbanding lurus
dengan pangkat tiga jarak rata-rata ke matahari.

A.4. Manfaat Ilmu Astronomi Pelayaran

Dalam ilmu pelayaran astronomi, posisi suatu kapal ditentukan dengan donasi tinggi benda
angkasa.

Sebelum GPS (global Positioning System), radar, dan radio, alat buat menentukan posisi
kapal di lautan lepas ialah sekstant (sextant). Penggunaan primer sekstant ialah buat
mengukur dan menentukan posisi bintang. Pasa masa sekarang, porsi penggunaan sekstant
sudah sangat kecil sebab dari waktu ke waktu telah digantikan oleh alat seperti teleskop
transit, dan pedoman satelit Hipparcos.
Prinsip kerja sekstant ialah pengukuran sudut antara dua objek nan terlihat. Objek primer
pengamatan dalam penggunaan sekstan ialah benda langit dan cakrawala. Kedua objek
tersebut akan membentuk suatu sudut dan bisa diketahui pula ketinggian objek nan diamati.
Skala dalam sekstan memiliki panjang seperenam lingkaran, oleh sebab itu disebut sebagai
sextant dari asal kata sextans – antis (Latin) nan berarti “seperenam”.

Benda langit nan digunakan dalam penggunaan sekstant tak hanya bintang, namun bisa pula
Matahari. Oleh sebab itu penggunaan sekstant tak hanya terbatas pada malam hari, namun
dapat digunakan pada siang hari.

Matahari (pada siang hari) dan Bintang Polaris digunakan buat menentukan posisi dalam
garis lintang (sumbu utara selatan). Sedangkan penggunaan Bulan dan bintang-bintang nan
lain ialah buat menentukan posisi zona waktu dalam baku GMT. Posisi dalam sebuah zona
waktu berarti pula posisi dalam garis bujur (sumbu barat timur). Persilangan antara garis
lintang dan garis bujur merupakan posisi kapal.

Dari berbagai pengalaman pelayaran samudera, penggunaan rasi bintang nan berada di langit
bagian utara ternyata lebih seksama daripada rasi bintang di langit belahan selatan.
Keakuratan dapat didapatkan jika pengukur bisa memastikan letak Bintang Polaris nan
merupakan ekor dari Rasi Bintang Biduk. Posisi Bintang Polaris berhimpit dengan Kutub
Utara (oleh sebab itu disebut polar-is).

Sayangnya, rasi bintang di langit utara jelas hanya dapat dilihat oleh pengukur jika sedang
berada di lautan bagian utara pula. Rasi Bintang Polaris juga sedikit sulit dilihat jika
pengukur berada dekat dengan ekuator, dan semakin tak dapat dilihat jika sudah berada di
Bumi bagian selatan. Rasi bintang paling mudah buat membantu penetapan posisi kapal jika
sedang berada di Bumi bagian selatan ialah Bintang Pari.

Untuk melihat dan mengukur sudut nan terbentuk antara benda langit (matahari, bintang, atau
planet) dengan cakrawala, sebuah teleskop bintang harus dipasang pada sekstant. Cakrawala
harus bisa dilihat. Penggunaan sekstant akan semakin seksama jika dipadukan dengan
kompas.

Ketepatan arah sangat berguna dalam menentukan objek langit nan akan digunakan. Hanya
memang, penggunaan kompas harus sedikit hati-hati sebab ada beberapa wilayah perairan
terbuka nan memiliki anomali medan magnet, sehingga kompas bisa menunjukan
ketidakakuratan.

Perkembangan Ilmu Perbintangan memiliki pengaruh cukup besar dalam navigasi pelayaran
samudera. Peta bahari dibuat terutama oleh para pionir pelayaran samudera, dan kemudian
sangat berguna dalam pelayaran dan perdagangan saat internasional.

Manfaat lainnya dari ilmu pelayaran astronomi adalah bisa untuk menjelaskan terjadinya
Pasang Surut Air Laut. Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau
samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari.

Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan. Pasang laut
menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal
sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi
pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang
surut, disebut mintakat pasang.

A.5. Mengenal Alam Semesta secara umum


Pemandangan Alam Semesta dilihat menggunakan Teropong Bintang.

Anda mungkin juga menyukai