SULLAMUN NAAYIROINI
Misbahus Surur
TELAAH KITAB
SULLAMUN NAYIROINI
A. Pendahuluan
1
Ahmad Izzudin, Analitis Kritis Tentang Hisab Awal Bulan Qamariyah Dalam
SullamNayyirain, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo; Semarang, 1997, hal. 30
2
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dan Teori dan Praktik (cet: I, Yogjakarta: Buana
Pustaka;2004), hal, 31
3
ibid
2
di Tugu Bogor. Sejarah perkembangan Ilmu falak di Indonesia mencatat
bahwa ada beberapa metode hisab yang muncul dan berkembang di
masyarakat, antara lain hisab urf, hisab hakiki bi taqribi, hisab hakiki bi
tahkik dan hisab kontemporer 4
B. Pembahasan
(dijelaskan) oleh orang tuanya sendiri (Abdul Hamid Bin Muhammad Damiri
Kitab Sulam Nayyirain terdiri dari dua jilid. Jilid pertama, tentang cara
ijtima dan ketinggian hilal dengan cara yang sederhana yang disusun oleh
Sultan Ulugh Beyk Al–Samarqandi yang wafat pada tahun 804 H, yaitu
4
Maskufa, , Ilmu Falaq, (Jakarta ; Gaung Persada : 2009), hal. 1-5
3
dengan cara mencari rata – rata waktu ijtima’ dengan ditambah koreksi
kearah timur sebesar 12 derajat setiap hari selama (dua puluh empat jam).
Dari sini jelas nampak tidak diperhitungkannya gerak harian bulan dan
matahari. Hal ini dapat dimengerti sebab sistem ini berdasarkan teori
Beyk disebut hisab hakiki taqribi, sebab hasilnya perlu dikoreksi lebih
lanjut. Oleh karena itu hisab ini tidak dapat dijadikan pedoman untuk
demikian pengertian irtifā’ al-hilāl tersebut (setelah dikalikan lagi dua kali)
astronomi modern.
4
Internasional, tentang penentuan awal bulan Qamariyah yang diadakan
di Turki pada tahun 1978 dinyatakan bahwa untuk dapat terlihatnya hilal
ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu ketinggian hilal diatas tidak
kurang dari 5 derajat, dan sudut pandang antara hilal dan matahari tidak
dan pembagian dan menggunakan jadwal dan tabel yang terdapat dalam
huruf-huruf tersebut.
5
Menurut perhitungan metode hisab hakiki taqribi dalam kitab Sullam
an-Nayyirain dengan langkah :5
5
Muhammad Mansur bin abdul Hamid, Sullamun nayyiroin, hal. 6-7
6
a. Jadyu,
b. Dalwu,
c. Hut,
d. Haml,
e. Tsaur,
f. Jauza’
maka hilal miring ke utara, karena bulan/ hilal berpisah menuju
kekanannya matahari. Apabila ijtimā’ terjadi pada buruj-buruj Habitoh (yang
turun) yaitu :
a. Saroton,
b. Asad,
c. Sunbulah,
d. Mizan,
e. Aqrob
f. Qous
maka hilal miring ke selatan karena ia berpisah menuju kea rah
kirinya matahari. Kecuali bila ijtimā’ terjadi pada akhir-akhirnya buruj Jauza’
dan awal-awalnya buruj Saroton, atau akhir-akhirnya buruj Qous dan awal-
awalnya buruj Jadyu, maka hilal akan terlentang tanpa miring karena
mendekati garis balik utara dan selatan, kemudian hilal itu akan miring
sedikit keselatan pada garis balik utara dan miring sedikit ke utara pada
garis balik selatan.
Apabila ingin mengetahui arahnya hilal maka hilal itu mengikuti
arahnya buruj. Maka bila ia berada di awalnya buruj Haml sampai
akhirnya buruj Sumbulah maka hilal itu berada di utara. Bila berada di
awalnya buruj Mizan sampai akhirnya buruj Hut maka hilal itu berada di
selatan. Yang demikian ini bagi orang-orang yang berada di garis
khatulistiwa. Adapun bagi orang Betawi maka hilal itu di selatan apabila ia
berada di pertengahan buruj Mizan sampai pertengahan buruj Hut, karena
7
lintang Betawi berada di selatan sekitar 6˚ 10’ dari garis khatulistiwa yang
disebut Madarili’tidal.
Apabila ingin mengetahui tingginya hilal pada waktu terbenamnya
matahari maka hitunglah jarak jam antara ijtimā’ sampai terbenamnya
matahari yaitu dengan mengurangkan jamnya ijtimā’ dari 24, maka sisanya
adalah bilangan jam mulai ijtimā’ sampai terbenamnya matahari, maka
jadikanlah setiap satu jam 1/2˚ dan setiap satu menit = 1/2’, maka hasilnya
adalah tingginya hilal pada waktu terbenamnya matahari.
Apabila ingin mengetahui lamanya hilal diatas ufuk maka setiap 1˚
dari tingginya hilal = 4 menit dan 1’ = 4 sekon, maka hasilnya adalah lamanya
hilal diatas ufuk setelah terbenamnya matahari, yang demikian ini menurut
perkiraan yang mudah dihitung dari perjalanan bulan sehari semalam di
falaknya dengan derajat dan jam.
Apabila ingin mengetahui besarnya cahaya hilal maka ketahuilah
ukuran Ardulqomar untuk hilal pada waktu itu, dengan jalan memasukkan
data chissoh kedalam jadwal Ardulqomar dengan derajat dari sebalah kanan
apabila burujnya dari atas dan dengan darojah di sebelah kiri apabila
burujnya daribawah, dan ta’dillah diantara dua baris apabila chissohnya ada
menitnya, maka bilangan yang didapatkan pada titik pertemuannya,
tambahkan pada lamanya hilal diatas ufuk, maka jumlahnya adalah ukuran
besarnya cahaya hilal dengan ketentuan setiap 60 menit = 1 jari.
Apabila ingin mengetahui tempatnya hilal, maka hitunglah darojah-
darojah yang sudah lewat sejak permulaan burut Tsaur sampai tempatnya
ijtimā’, dan jadikanlah setiap 13˚ satu tempat dimulai dari tempat Nath, maka
tempat yang ditemukan adalah tempatnya bulan pada waktu ijtimā’ dan ia
juga tempatnya matahari pada waktu itu, dan darojah yang kurang 13
adalah ukuran kedudukan bulan ditempat yang mengiringi pada tempat yang
sempurna.
Apabila menghendaki, maka masukkanlah Muqowwamussamsi
kedalam jadwal Manazil, buruj dari atas dan darojah dari kanan/ kiri maka
8
akan ditemukan tempatnya matahari pada titik pertemuannya dan ia juga
tempatnya bulan pada waktu ijtimā’, dan menentukan tempat ini adalah
dengan kira-kira, karena tempat-tempat itu bergerak satu menit setiap satu
tahun, seperti fatwanya Syeh Abdurrohman.
Dan ketahuilah bahwa perjalanan bulan di falaknya itu menurut
urutan tempatnya dan burujnya, yaitu dari barat ke timur, setiap hari = 13˚.
Apabila pada malam pertama bertempat di Nath maka pada malam kedua ia
bertempat di Bittin. Apabila pada malam pertama tingginya 7˚ dari buruj
Haml maka tingginya pada malam kedua = 20˚ dari buruj itu dan demikian
seterusnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Lampiran:
Contoh Hisab Awal Bulan Ramadhan dan Syawal 1438 H
6 0 0 8 4 9 24 18 10 24 4 2 28 22 6 الس نة املبسوطة 8
45 23 6 43 0 6 42 4 7 8 17 3 شهر شعبان
32 12 3 3 23 10 20 27 5 39 7 9 40 17 6 احلراكت غري املعدةل
تعديـــــــــل املركـــــــــــــــــــز ﴿﴾2 تعديـــــــــل اخلاصــــــــــــــــة ﴿﴾1
ني قة جة ج ني قة جة ج
3 23 10 املركز 20 27 5 اخلاصة
23 10 املدخول 27 5 املدخول
3 الكرس احملفوظ 20 الكرس احملفوظ
49 0 السطر ا ألول 39 4 السطر ا ألول
50 0 السطر الثاين 46 4 السطر الثاين
1 الفضل بيهنام 7 الفضل بيهنام
3 الكرس احملفوظ 20 الكرس احملفوظ
1 الفضل بيهنام 7 الفضل بيهنام
3 0 0 حاصل الرضب 20 2 حاصل الرضب
49 0 السطر ا ألول 39 4 السطر ا ألول
3 0 0 حاصل الرضب 20 2 حاصل الرضب
3 49 0 تعديل املركز 20 41 4 تعديل اخلاصة
11
بعد النريين املعدل ﴿﴾8 وسط الشمس ﴿﴾5
ني قة جة ج قة ني جة ج
23 30 5 بعد النريين غري املعدل 32 12 3 ا ألوج
- 11 0 دقائق تعديل ا ألايم + 3 23 10 املركز
23 19 5 بعد النريين املعدل 35 5 2 وسط الشمس
12
العالمة املعدةل جباكرات ﴿﴾11 تعديـــــــــل العالمة ﴿﴾10
لث ني قة عة م ني قة جة ج
40 17 6 العالمة غري املعدةل 23 19 5 بعد النريين املعدل
15 55 18 9 تعديل العالمة - 1 حصة الساعة جة
45 4 21 8 6 العالمة املعدةل جباكرات 45 قة
ين
لث
لث ني قة عة
15 55 18 9 تعديل العالمة
13
قوس نور الهالل ﴿﴾17 عرض القمر ﴿﴾16
ني قة ج جة ني قة ج جة
21 57 4 عرض القمر 49 7 9 احلصة
4 4قة القاعدة 7 9 املدخول
49،4 19 0 حاصل الرضب 49 الكرس احملفوظ
40،27 30 0 مكث الهالل 58 4 السطر ا ألول
49،4 19 0 حاصل الرضب + 57 4 السطر الثاين
29،67 50 0 قوس نور الهالل 1 الفضل بيهنام
49 الكرس احملفوظ
1 الفضل بيهنام
39 حاصل الرضب
58 4 السطر ا ألول
39 حاصل الرضب
-
21 57 4 عرض القمر
14
Kesimpulan:
’a. Ijtima : hari Jumat, pukul 2:39:51 WIB
b. Tinggi Hilal ’: 70 40
c. Lama Hilal di atas Ufuk : 0j 30m 40d
6 0 0 8 4 9 24 18 10 24 4 2 28 22 6 الس نة املبسوطة 8
51 22 7 32 26 6 22 5 8 52 5 5 شهر رمضان
32 12 3 9 22 11 9 23 6 19 8 10 24 6 1 احلراكت غري املعدةل
15
تعديـــــــــل الشمس ﴿﴾4 بعد النريين غري املعدل ﴿﴾3
ني قة ج جة ني قة ج جة
3 48 8 بعد النريين غري املعدل 45 6 7 تعديل اخلاصة
5 القاعدة 5قة + 18 41 1 تعديل املركز
0,25 44 0 حاصل الرضب 3 48 8 بعد النريين غري املعدل
+ 18 41 1 تعديل املركز
18,25 25 2 تعديل الشمس
16
العالمة املعدةل جباكرات ﴿﴾11 تعديـــــــــل العالمة ﴿﴾10
ني قة عة م ني قة جة ج
24 6 1 العالمة غري املعدةل 3 40 8 بعد النريين املعدل
- 5,25 10 15 تعديل العالمة 1 حصة الساعة جة
54,25 13 15 العالمة املعدةل جباكرات 45 قة
ين
لث
ني قة عة
5,25 10 15 تعديل العالمة
17
قوس نور الهالل ﴿﴾17 عرض القمر ﴿﴾16
ني قة ج جة ني قة ج جة
16 58 3 عرض القمر 19 8 10 احلصة
4 4قة القاعدة 8 10 املدخول
53,07 15 0 حاصل الرضب 19 الكرس احملفوظ
54,64 16 0 مكث الهالل 57 3 السطر ا ألول
53,07 15 0 حاصل الرضب + 53 3 السطر الثاين
48,34 32 0 قوس نور الهالل 4 الفضل بيهنام
19 الكرس احملفوظ
4 الفضل بيهنام
16 1 0 حاصل الرضب
57 3 السطر ا ألول
16 1 0 حاصل الرضب
16 58 3 عرض القمر
مزنةل القمر ﴿﴾18
ني قة ج جة
41,75 15 2 3 مقوم الشمس
2 3 املدخول
41,75 15 الكرس احملفوظ
7 السطر ا ألول
8 السطر الثاين
1 الفضل بيهنام
41,75 15 الكرس احملفوظ
1 الفضل بيهنام
41,75 15 0 حاصل الرضب
7 السطر ا ألول
41,75 15 0 حاصل الرضب
41,75 15 7 مزنةل القمر
Kesimpulan:
’a. Ijtima : hari Sabtu, pukul 9:3:49 WIB
b. Tinggi Hilal ”: 40 13’ 39
c. Lama Hilal di atas Ufuk : 0j 16m 54d
18
3. Perbandingan Hasil Hisal Awal Bulan Ramadhan dan awal Syawal 1438 H
antara kitab Sullamun Nayyiroin dan Ephemeris
No Nama Bulan Hisab Sullamun Nayyiroin Hisab Ephemeris
Ijtima Tinggi Lama Ijtima Tinggi Lama
Hilal Hilal Hilal Hilal
040’
1 Ramadhan 2:39:51 7 0:30:40 02:45:35 8°18'23" 33:13
19