Anda di halaman 1dari 6

TEORI IMKANUR RUKYAH DAN PENGGUNAAN

WUJUDUL HILAL

Hafiz Zudin dan Muhammad Imron


Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara
Email: aj473261@gmail.com, imronm995@gmail.com

Abstrak

Penentuan awal bulan Qamariyah merupakan hal yang cukup penting


dalam kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, khususnya dalam penentuan awal
bulan puasa Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Karena ketiga hal
tersebut sangat penting bagi Umat Islam apalagi di tengah-tengah masyarakat
Islam yang heterogeny dari segi mazhab dan metode yang tidak seragam dalam
penentuan awal bulan Qamariyah khususnya di Indonesia.
Di Indonesia terdapat aneka ragam cara yang ditempuh untuk menentukan
awal-awal bulan Qamariyah. Ada yang menempuhya dengan cara rukyatul hilal
bil fi’li dengan memakai teori Imkanur Rukyah dalam hal ini diwakili oleh ormas
Nadhatul Ulama’, Alwasliyah dan adapula yang menempuhnya dengan cara hisab
(an sich) dengan berpegang kepada teori Wujudul Hilal dalam hal ini dianut oleh
ormas Muhammadiyah. Meskipun demikian, bukan berarti kelompok pertama
tidak menggunakan hisab. Bagi mereka, hasil hisab sebagai pemandu dan
pendukung dalam pelaksanaan rukyat. Jadi, bisa jadi hasil hisab kedua kelompok
sama, bedanya terletak pada teori yang mereka ikuti, baik itu Imkanur Rukyah
atau Wujudul Hilal.

Kata kunci: pengertian imkanur rukyah dan wujudul hilal, teori imkanur rukyah
dan penggunaan wujudul hilal

Pendahuluan Imkanur Rukyah dua kata


bahasa Arab yaitu imkan dan al-
A. Pengertian Imkanur Rukyah Rukyah. Kata Imkan agak dekat
dan Wujudul Hilal dengan kata mumkin, yumkin yang
dalam bahasa Indonesia diserap
1. Imkanur Rukyah menjadi mungkin. Adapun al-
Rukyah berasal dari kata ro’a, secara

1
umum bermakna melihat dengan ijtima’ terjadi sebelum terbenamnya
mata kepala, mata telanjang. 1Kalau matahari dan pada saat sunset itu
digabungkan menjadi mungkin hilal telah berada di atas ufuk pada
(dapat) melihat (sesuatu). Dalam ktinggian yang memungkinkan untuk
terminologis falak, perkataan Imkan dirukyat.
al Rukyah biasa disandingkan kata
hilal, bulan baru atau new moon. Jadi 2. Wujudul hilal
secara sederhana dapat disebut Wujudul hilal secara harfiah
dengan keadaan hilal mungkin dapat berarti hilal telah wujud. Sedangkan
dilihat dengan mata. Para ahli menurut ilmu falak adalah matahari
menyebutnya dengan visibilitas terbenam terlebih dahulu daripada
penampakan hilal.1 bulan meskipun hanya selisih satu
Imkanurrukyat secara harfiah menit atau kurang yang diukur dari
artinya “kemungkinan dapat dilihat”. titik Aries hingga benda langit yang
Kriteria ini untuk menjembatani dimaksud dengan pengukuran
antara metode wujudul hilal dengan berlawanan dengan jarum jam.
metode rukyatul hilal. Hal ini dapat Dengan kata lain wujudul
dijelaskan bahwa metode wujudul hilal adalah sebuah kriteria metode
hilal itu suatu kriteria penetapan dalam penetapan penanggalan awal
penanggalan awal bulan qamariyah bulan Qamariyah yang didasarkan
yang didasarkan kepada keberhasilan kepada kemungkinan keberhasilan
dirukyatnya hilal oleh mata, yang dirukyatnya hilal oleh mata, yang
sebelumnya diperhitungkan terlebih sebelumnya diperhitungkan terlebih
dahulu.2 dahulu. Metode ini lebih ke arah
Penetapan awal bulan dengan visibilitas hilal atau visualisasi hilal.
metode ini pada akhirnya lebih ke Wujudul hilal sebuah metode yang
arah visualisasi hilal. Departemen cukup analitik tidak sekedar
Agama RI tentang kriteria ini telah mendiskripsikan hilal semata namun
mengambil kebijakan bahwa dengan pertimbangan dan
ketinggian hilal ditentukan 2° di atas perhitungan secara matematik yang
ufuk dan umur bulan 8 jam. Mereka cukup akurat. Akurasi yang
yang berpedoman pada Imkanur dimaksud di sini adalah bagaimana
Rukyat menyatakan bahwa patokan pengukuran ketinggian hilal di atas
masuknya awal bulan adalah telah ufuk mar’i sampai dalam detik atau
dengan kata lain relatif smooth yang
1 H.S Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab disesuaikan dengan data matematis
& Rukyat:Telaah Syari’ah, Sains dan yang dihasilkan dalam proses
Teknologi, Cet 1, (Jakarta: Gema Insani perhitungan. Karena itu wujudul hilal
Press, 1996), Hlm. 41
2 Taufiqurrahman Kurniawan, Ilmu Falak tidak terpengaruh dengan cuaca,
dan Tinjauan Matlak Global, (Yogyakarta:
MPKSDI Yogyakarta, 2010)

2
polusi cahaya juga faktor alam yang diperluType equation here.kan
lainnya. bulan dalam peredaran sinodisnya
Dalam al – quran surat yasin tidaklah sama. Hal ini disebabkan
ayat 38 – 40 menerangkan: oleh percepatan peredaran bulan
“Dan matahari berjalan di tempat mengelilingi bumi dan bersama-sama
peredarannya. Demikianlah bumi mengelilingi matahari tidak
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi konstan.
Maha Mengetahui. Dan telah Kami
tetapkan bagi bulan Akibat dari analisis itu dapat
manzilahmanzilah, sehingga (setelah dilihat bahwa potensi munculnya
dia sampai ke manzilah yang hilal atau wujudnya hilal memberi
terakhir) kembalilah dia sebagai pengertian hilal terlihat itu dengan
bentuk tandan yang tua. Tidaklah eksistensinya bukan fisiknya semata.
mungkin bagi matahari mendapatkan Mungkin saja terlihatnya fisik hilal
bulan dan malampun tidak dapat itu belum tentu kenyataan hilal tetapi
mendahului siang. Dan dapat juga benda langit lain selain
masingmasing beredar pada garis hilal. Maka metode wujudul hilal
edarnya.(Q.S. Yasin: 38-40).3 tersebut mengantisipasi adanya
kemungkinan terjadi peristiwa yang
Ayat di atas dapat dikonversi tidak realistis.
pengertiannya dengan ilmu falak Mereka yang berpedoman
yakni, satu hari ditempuh bulan pada Wujudul Hilal menyatakan
360º/27.321661 = 13º10’34.89", bahwa pedoman masuknya awal
sedangkan satu hari ditempuh bulan adalah telah terjadi ijtima’
matahari 360º/365.256360 = 0º 59’ sebelum terbenam matahari dan pada
8.19" matahari tertinggal dari bulan saat sunset itu hilal telah wujud
tiap hari 13 º 10’ 34.89" - 0º 59’ diatas ufuk.4
8.19" = 12º 11’ 26.7". Jumlah hari
bulan Sinodis/ bulan ijtima’ = (360º : B. Teori Imkanur Rukyah
12º 11’ 26.7") x 1 hari = 29 h 12 j 44
m 3 dt atau 29 ½ hari. Imkanur Rukyah merupakan
Waktu sinodis bulan inilah suatu teori dalam menentukan awal
yang dipergunakan untuk bulan Qamariyah yang menyatakan
menetapkan perhitungan dalam bahwa bulan baru, new moon akan
sistem Kalender Hijriyah. Secara terlihat ketika rukyatul hilal apabila
teoritis waktu yang ditempuh oleh telah memenuhi kriteria tertentu
bulan dalam peredaran sinodisnya
adalah 29 hari 12 jam 44 menit 3 4 Ahmad Izzan dan Iman Saifullah, STUDI
detik, namun kenyataannya waktu ILMU FALAK Cara Mudah Belajar Ilmu
Falak, (Tangerang: Pustaka Aufa Media,
3 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahan 2020)

3
yang telah disepakati. Dan jika berdasarkan Kesepakatan Istambul,
kriteria itu tidak sesuai baik dari segi Turki, pada Konfe rensi Almanak
teori, maupun keti ka observasi Islam pada tahun 1978 menyatakan
(rukyatul hilal), maka bulan visibilitas hilal dapat dilihat apabila
sebelumnya disem purnakan menjadi tinggi hilal tidak kurang 5 derajat (di
30 hari, istikmal. Adapun jika ketika atas ufuk) dengan jarak busur (jarak
observasi hilal terlihat tetapi menurut lengkung bulan Matahari ketika
teori belum memenu hi kriteria Matahari terbenam) minimal 8
Imkanur Rukyah, maka hasil derajat. Kedua, Kesepakatan
observasi yang dija dikan tolok MABIMS (Menteri-menteri Agama
ukur.5 Brunai Darussalam, Indonesia,
Di Indonesia kriteria yang Malaysia, dan Singapura) pada tahun
masih disepakati sesuai kese pakatan 1992 menyatakan bahwa visibilitas
MABIMS, yaitu minimal ketinggian hilal dapat dilihat jika tinggi hilal
hilal + 2 derajat. Kelompok yang minimal 2 derajat dengan jarak lena
mengikuti teori ini oleh Ahmad minimal 8 jam setelah ijtimak.kung
Izzudin disebut mazhab Rukyah dan bulanMatahari minimal 3 derajat dan
yang mengikuti teori Wujudul Hilal um 52/68.
disebutnya mazhab Wujudul Hilal. 6
Dari teori pendapat ahli
Setidaknya ada lima teori (astronom) setidaknya ada tiga
tentang Imkanur Rukyah: pertama, pendapat. Pertama, menurut Danjon
12 derajat (Kitab al-Lu'mah), kedua, berdasarkan kajian il miah yaitu
7 derajat (Imam Ba Machromah), jarak busur antara bulan dan
ketiga, 6 derajat. keempat, 4 derajat Matahari, saat matahari terbenam
dan kelima, ada yang 2 derajat minimal 7 derajat. Menurutnya
(sebagaimana yang disepakati di terdapat hubungan Phytagoras antara
Indonesia). Sebagai tambahan ketinggian hilal, beda Azimut dan
setidaknya ada dua klafikasi tentang jarak busur. Kedua, sebagaimana
teori Imkanur Rukyah. Pertama teori diusulkan Muhammad Ilyas dengan
berdasarkan Kesepakatan, kedua tinggi hilal minimum 5 derajat
teori berdasarkan Pendapat Ahli dengan jarak busur minimum 10,5
(Astronom).Dari teori Kesepakatan derajat. Ketiga, Tomas Djamaludin,
terdapat dua pandangan. Perta ma, berdasarkan kajiannya mengusulkan
jarak Bulan-Matahari minimal 5,6
5 Maskufa, Ilmu Falak, Cet 1, (Jakarta: derajat. Kemudian ketinggian hilal
Gaung Persada Press, 2009), Hlm. 150 tidak lagi se lalu 2 derajat tetapi
6 Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah:
harus memperhatikan beda Azimut
Menyatukan NU dan Muhammadiyah
Dalam Penetuan Awal Ramadhan, Idul Fitri bu lan Matahari dengan perincian:
dan Idul Adha, (Jakarta: Erlangga, 2007), beda tinggi >3 derajat (tinggi hilal >
Hlm. 8

4
dua derajat) untuk beda azimut 6 Padahal ketinggian hilal 0°
derajat, tetapi bila beda azimutnya < itu tidak tentu di tempat tertentu,
6 derajat perlu beda tinggi yang lebih sehingga mungkin dapat terjadi suatu
besar lagi. Untuk beda azimut nol negara (wilayatul hukmi) dilalui oleh
derajat, beda tingginya harus > 9 ketinggian hilal 0°. Kalau hal
derajat.7 demikian ini terjadi maka daerah-
daerah barat 0° di suatu negara itu
C. Penggunaan wujudul Hilal sudah bulan baru, sedangkan daerah-
daerah timurnya di negara itu pula
Terlepas dari perbedaan masih melanjutkan bulan yang
ulama tentang boleh-tidaknya sedang ber jalan. Kalau hal demikian
menggunakan hisab sebagai dasar ini terjadi, sungguh akan mengurangi
penentuan awal bulan, maka dapat ukhwah islamiyah.
kami katakan bahwa tidak dapat Oleh karena itu, apabila yang
dipersalahkan bagi orang yang dimaksudkan dengan wujudul hilal
menggunakan wujudul hilal sebagai itu seberapa pun ketinggian hilal di
kriteria penetapan awal bulan atas ufuk maka seyogyanya yang
Qamariyah manakala cara rukyah bil dijadikan dasar adalah ketinggian hi
fi'li tidak dapat dilaksanakan atau lal untuk daerah-daerah di sebelah
tidak berhasil melihati, padahal timur dari suatu negara itu, sehingga
secara empirik posisi hilal saat itu selamatlah daerah-daerah di sebelah
sangat mungkin dapat dilihat. baratnya karena untuk daerah-daerah
Yang menarik untuk itu tentunya hilal sudah wujud.
diperhatikan adalah sejauh mana Sebab kalau tidak demikian,
pemberlakuan wilayah wujudul hilal misalnya mengambil wujudul hilal di
itu. Dalam hal ini, kami cenderung suatu daerah di sebelah barat dari
untuk memberlakukannya pada suatu negara, ke mudian ditarik ke
daerah-daerah yang menurut hisab timur, artinya daerah-daerah timur di
bahwa hilal sudah di atas ufuk, hukumi hilal sudah wujud, maka
sehingga untuk daerah-daerah ini yang demikian ini dah untuk daerah-
malam itu dan keesokan harinya daerah itu hilal belum wujud (di
sudah bulan baru, sedangkan daerah- bawah ufuk).
daerah yang menurut hisab bahwa Lain halnya apabila yang
hilal masih belum wujud, maka dimaksudkan wujudul hilal itu sama
malam itu dan keesokan harinya dengan imkanurrukyah, maka yang
merupakan hari terakhir bagi bulan dijadikan dasar dapat dari daerah-
yang sedang berjalan. daerah sebelah barat suatu negara,
karena daerah-daerah yang berada di
sebelah timurnya sekalipun belum
imkanurrukyah, namun hilal untuk
7 Ibid. Hlm. 161 - 170

5
daerah-daerah itu pada umumnya bahwa hilal sudah di atas ufuk,
sudah wujud. Dengan demikian, sehingga untuk daerahdaerah ini
kedua pengertian tentang wujudul malam itu dan keesokan harinya
hilal seperti di atas dapat sudah bulan baru, sedangkan
diberlakukan secara bersama-sama.8 daerahdaerah yang menurut hisab
bahwa hilal masih belum wujud,
maka malam itu dan keesokan
Kesimpulan harinya merupakan hari terakhir bagi
bulan yang sedang berjalan.
Imkanur Rukyat yaitu suatu
kriteria penetapan penanggalan awal
bulan qamariyah yang didasarkan DAFTAR PUSTAKA
kepada keberhasilan dirukyatnya
hilal oleh mata, yang sebelumnya Izzudin, Ahmad. Fiqih Hisab Rukyah:
diperhitungkan terlebih dahulu. Menyatukan NU dan Muhammadiyah
Wujudul Hilal adalah matahari Dalam Penetuan Awal Ramadhan, Idul
terbenam terlebih dahulu daripada Fitri dan Idul Adha. Jakarta: Erlangga,
2007.
bulan meskipun hanya selisih satu
menit atau kurang yang diukur dari
Izzan, Ahmad dan Saifullah, Iman.
titik Aries hingga benda langit yang STUDI ILMU FALAK Cara Mudah
dimaksud dengan pengukuran Belajar Ilmu Falak. Tangerang: Pustaka
berlawanan dengan jarum jam. Aufa Media, 2020.
Imkanur Rukyah merupakan
suatu teori dalam menentukan awal Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahan
bulan Qamariyah yang menyatakan
bahwa bulan baru, new moon akan Ruskanda, H.S Farid. 100 Masalah
terlihat ketika rukyatul hilal apabila Hisab & Rukyat: Telaah Syari’ah, Sains
telah memenuhi kriteria tertentu dan Teknologi, Cet 1. Jakarta: Gema
Insani Press, 1996.
yang telah disepakati. Setidaknya ada
lima teori tentang Imkanur Rukyah:
Maskufa. Ilmu Falak, Cet 1. Jakarta:
pertama, 12 derajat (Kitab Gaung Persada Press, 2009.
alLu'mah), kedua, 7 derajat (Imam
Ba Machromah), ketiga, 6 derajat. Kurniawan, Taufiqurrahman. Ilmu Falak
keempat, 4 derajat dan kelima, ada dan Tinjauan Matlak Global.
yang 2 derajat (sebagaimana yang Yogyakarta: MPKSDI Yogyakarta,
disepakati di Indonesia). 2010.
Dalam hal ini, wujudul hilal
cenderung diberlakukannya pada
daerahdaerah yang menurut hisab
8 Ibid. Hlm. 136

Anda mungkin juga menyukai