Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERANGKAT RUKYAT

“PENGENALAN SISTEM KERJA,FUNGSI (KEGUNAAN) KELEBIHAN DAN


KEKURANGAN TONGKAT ISTIWA’ ”

Dosen pengampu : Abdul Kohar, M.H.

Disusun Oleh :

Chandera Susanti (200204067)

Zaenal Abidin Irfan Hadi (200204068)

Meliza Rosa Amami (200204088)

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN ILMU FALAK DAN ASTRONOMI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan berkah, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGENALAN SISTEM KERJA,FUNGSI (KEGUNAAN) KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN TONGKAT ISTIWA’” . Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing kami
dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni agama Islam.

Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar pustaka. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah”PERANGKAT RUKYAT”semester V
Jurusan Ilmu Falak dan Astronomi Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Mataram.

Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini
dapat lebih menambah sumber-sumber pengetahuan. Saya sadar dalam penyusunan makalah
ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu
Kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang
berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Penulis

Mataram,1 September 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tongkat istiwa’ merupakan alat sesederhana yang dapat digunakan oleh umat Islam,
khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat menjangkau GPS dan mengakses
GE.penggunaan tongkat istiwa’dalam penentuan titik koordinat Bumi pada dasarnya sangat
terkait dengan sebuah ayat al-Qur’an surat al-Furqan: 45 yang membahas bayang-bayang
Matahari. Dari ayat ini, Allah memberikan petunjuk kepada manusia untuk merenungi dan
mempelajari keterkaitan posisi Mata-hari dengan planet yang kita tempati yaitu Bumi,
dimana dengan adanya revo-lusi Matahari dan rotasi Bumi, bayangan benda apapun di
permukaan Bumi dapat memanjang dan memendek dalam setiap harinya.

Sampai saat ini, penentuan posisi atau titik koordinat suatu tempat di per-mukaan Bumi
dengan bantuan teknologi yakni GPS ataupun Google Earth (GE)dirasa masih bersifat
konsumtif pasif. Kemungkinan yang bisa dilakukan masyarakat yang kesulitan akses ter-
sebut adalah menggunakan metode penentuan titik koordinat yang lebih praktis yakni tongkat
istiwa’Pembahasan tongkat istiwa’ sampai saat ini masih dibahas dalam tataran teknis,
padahal alat ini merupakan alat ukur yang pada zamannya sangat akurat. Dengan
menggunakan konsep tongkat istiwa’sese-orang dapat memperoleh informasi titik koordinat
Bumi tanpa teknologi.

B.Rumusam Masalah

1. Sistem Kerja Tongkat Istiwa’

2. Fungsi (Kegunaan) Tongkat Istiwa’

3. Kelebihan Dan Kekurangan Tongkat Istiwa’

C.Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Sistem Kerja Tongkat Istiwa’

2. Mengetahui Fungsi (Kegunaan) Tongkat Istiwa’

3. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Tongkat Istiwa’


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Kerja Tongkat Istiwa’

Tongkat istiwa’ terdiri dari dua kata, tongkat dan istiwa’. Tongkat adalah sepotong
bambu (rotan, kayu, dsb) yang agak panjang (untuk menopang atau pegangan ketika berjalan,
menyokong). Sedangkan istiwa’ dalam kamus al- Bisri bermakna keadaan lurus. Jadi tongkat
istiwa’ merupakan tongkat yang dikondisikan dalam posisi berdiri dalam keadaan yang lurus.
Hal ini diperkuat dengan adanya istilah istiwa’ yang digunakan para ahli falak sebagai
tongkat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian Matahari, khususnya pada penentuan
bayangan tongkat ketika kulminasi (dalam menentukan waktu Dzuhur).1

Istiwaaini ini menggunakan konsep kerja yang sama dengan metode penentuan arah kiblat
dengan dua segitiga siku-siku dari bayangan matahari setiap saat. Konsep ini juga hampir
sama dengan pengukuran arah kiblat menggunakan theodolit. Theodolit menggunakan posisi
matahari dengan membidik matahari langsung menggunakan lensa untuk mendapatkan
azimuth matahari, sedangkan istiwaaini menggunakan bayangan gnomon yang dibentuk dari
pancaran sinar matahari untuk azimuth bayangan gnomon. Dengan diketahuinya azimuth
matahari, maka dapat diukur arah kiblat dengan mengurangkan azimuth matahari dengan
azimuth kiblat.2

Dalam menggunakan istiwaaini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang betul-betul akurat.Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:3
a. Persiapkan alat-alat yang diperlukan, yaitu : istiwaaini lengkap dengan benang, waterpass
dan GPS (jika ada).
b. Persiapkan data yang dibutuhkan, sebagai berikut :
1). Lintang tempat, bujur tempat, tanggal dan waktu (jam) pengukuran.Data-data ini bisa
didapatkan dari Google Earthatau GPSandroid. Sedangkan waktu (jam) pengukuran
yang tepat bisa melihat jam pada websitejam.bmkg.go.id

1
Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Cet I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
2
Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak:Dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi, (Depok, PT Raja Grafindo Persada,
2007),173.
3
Muhammad Faishol Amin, “Implementasi Istiwa‟aini dalam Pemrograman AplikasiBerbasis Android”,
Techno.com,Vol. 18, No. 1, (Februari 2019),89.
2). Carilah tempat yang terkena sinar matahari langsung dan bawa alat istiwaaini di
pelataran yang datar.

3). Cari tempat yang datar yaitu dengan cara memposisikan waterpass. Waterpass yang

sudah datar ditandai dengan 3 kotak kecil di dalam waterpass sudah berada tepat

ditengah.

4). Pastikan agar matahari terkena langsung ke tongkat istiwa‟ sehingga bayangan jelas
dan tongkat tegak lurus.
5). Posisikan tongkat istiwa‟ yang lebih tinggi dari tongkat istiwa‟

ditengah kearah matahari berada. Misalkan pagi hari berada di Timur sedangkan
siang hari diatas jam 12.00 tongkat istiwa‟ berada di Barat.
6). Buka aplikasi visual basic istiwaaini. Masukkan secara manual tanggal, jam, negara,
kota, lintang tempat, bujur tempat, dan zona waktu sesuai kota kita lalu dengan
otomatis akan muncul data kiblat dengan rincian tinggi matahari, azimut matahari,
arah bayangan, azimut kiblat, selisih azimut, posisi kiblat rasdul kiblat dan jarak
kiblat.
7). Ketika jam pengukuran yang sudah dihitung telah tiba, putar bidang dial sampai
bayangan tongkat istiwa‟ pada titik 0o(di pinggir lingkaran) mengarah tepat ke
tongkat utama yang berada di tengah lingkaran. Dengan demikian, bayangan tongkat
adalah kebaikan dari azimuth matahari.
8).Tarik benang dari tengah lingkaran dan posisikan benang pada nilai beda azimuth.
Arah yang ditunjukkan oleh benang tersebut
adalah arah kiblat.
9). Tandai arah tersebut dengan benang atau lakban sebagai arah kiblat.4
.

4
Ibid., 91.

Anda mungkin juga menyukai