Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SOSIOLOGI & ANTERPOLOGI HUKUM

“PERKEMBANGAN TEORI ANTERPOLOGI HUKUM”

Dosen pengampu : Jaswadi, S.H, M.H.

Disusun Oleh :

Tri Baiti Cahyani (200204080)

Zaenal Abidin Irfan Hadi (200204068)

Rita Sugiarni ( )

Muna Zila ()

FAKULTAS SYARI’AH

JURUSAN ILMU FALAK DAN ASTRONOMI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan berkah, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PERKEMBANGAN TEORI ANTERPOLOGI HUKUM” . Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah
membimbing kami dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni agama
Islam.

Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar pustaka. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah”SOSIOLOGI & ANTERPOLOGI
HUKUM”semester V Jurusan Ilmu Falak dan Astronomi Islam Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Mataram.

Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini
dapat lebih menambah sumber-sumber pengetahuan. Saya sadar dalam penyusunan makalah
ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu
Kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang
berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Penulis

Mataram,8 September 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Antropologi hukum pada dasarnya mempelajari hubungan timbal-balik antara


hukumdengan fenomena-fenomena sosial secara empiris dalam kehidupan masyarakat ;
bagaimanahukum berfungsi dalam kehidupan masyarakat, atau bagaimana hukum bekerja
sebagai alat pengendalian sosial ( social control ) atau sarana untuk menjaga keteraturan sosial
( socialorder ) dalam masyarakat. Dengan kata lain, studi-studi antropologis mengenai
hukummemberi perhatian pada segi-segi kebudayaan manusia yang berkaitan dengan
fenomenahukum dalam fungsinya sebagai sarana untuk menjaga keteraturan sosial atau
alat pengendalian sosial dalam masyarakat.

Awal pemikiran antropologis tentang hukum dimulai dengan studi-studi yangdilakukan oleh
kalangan ahli antropologi, bukan dari kalangan sarjana hukum. Karena itu,awal kelahiran
antropologi hukum biasanya dikaitkan dengan karya klasik Sir Henry Maineyang bertajuk The
Ancient Law yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1861. Ia dipandangsebagai peletak dasar
studi antropologis tentang hukum melalui introduksi teorievolusionistik (the evolusionistic
theory) mengenai masyarakat dan hukum, yang secararingkas menyatakan: hukum berkembang
seiring dan sejalan dengan perkembanganmasyarakat, dari masyarakat yang sederhana
( primitive), tradisional, dan kesukuan (tribal ) kemasyarakat yang kompleks dan modern, dan
hukum yang inherent dengan masyarakat semulamenekankan pada status kemudian wujudnya
berkembang ke bentuk contract.

B. Rumusan Madalah

1. perkembangan anterpologi hukum.


2. Teori-teori anterpologi hukum.

C.Tujuan Pembahasan

1. Bagaimana perkembangan anterpologi hukum?


2. Apasaja Teori-teori anterpologi hukum?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Anterpologi Hukum.

Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa yang
melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda. Kata antropologi berasal dari dua
kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia dan “logos” yang berarti ilmu.
Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu keilmuan yang mempelajari
manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya1.

Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia
dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu
keilmuan yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya.
Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan serta perilakunya. Obyek antropologi
dengan kata lain menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun. Tujuan dari antropologi
adalah untuk membangun masyarakat dengan mempelajari perilaku, bagaimana manusia dapat
bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya manusia. Antropologi memadukan secara
integratif tujuan biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan.2

Antropologi muncul dan mulai berkembang sejak abad ke-15. Secara umum, perkembangan
antropologi dibagi menjadi empat fase. Keempat fase tersebut dijabarkan dibawah ini:3

1
Hadikusumah, Hilman.2004. Pengantar Antropologi Hukum. Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti,hal 18
2
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas
Indonesia-Press.hal 25
3
Ihromi,Antropologi Hukum Sebuah Bunga Rampai, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),
hlm. 102.
1.Fase Evolusionisme (1861-1926)

Tema-tema kajian yang dominan pada fase evolusionisme atau awal


perkembanganAntropologi Hukum adalah berkisar pada eksistensi hukum. Perspektif pada fase
ini adalahadanya anggapan hukum berevolusi/berkembang sesuai dengan
perkembanganmasyarakatnya. Studi evolusionistik Antropologi Hukum dimulai oleh Sir Henry
Mainedalam bukunyaThe Ancient Law(1861), yang mengatakan bahwa perkembangan
hukummenyesuaikan dengan perkembangan masyarakatnya, yang dimulai dari masyarakat
purba,masyarakat suku, dan masyarakat wilayah bersama.4

Menurut Maine, pada masyarakat purba, masyarakatnya masih disibukkan denganurusan


makanan dan melangsungkan keturunan, sehingga dikatakan pada waktu itu belumada hukum.
Kemudian masyarakat suku menyadari bahwa mereka berasal dari keturunanyang sama.
Kesadaran ini membentuk ikatan hubungan darah yang disebut masyarakat suku(tribal
society).Pada masyarakat suku ini, kata Maine pada dasarnya masih belum ada hukum, tetapi
dikatakan ada hukum jika hukum tersebut berlaku secara kontinyu bukansecara insidental.

Kemudian masyarakat suku timbul kesadaran baru bahwa suku-suku yang


ada bertempat tinggal pada teritorial bersama, sehingga terbentuk masyarakat wilayah bersama.P
ada masyarakat ini sudah terbentuk pemerintahan baik monarki maupun republik.Perkembangan
Hukum pada masyarakat ini dibedakan menjadi dua, masyarakat
wilayah bersama yang statis (diluar Eropa dan Amerika Utara) hukumnya masih sederhana,sedan
gkan pada masyarakat wilayah bersama yang dinamis, bentuk hukumnya sudahkompleks dan
modern.Tokoh kedua pada fase evolusionisme adalah J.J. Bachofen dengan
bukunya Das Mutterecht (terbit 1861). Menurut Bachofen perkembangan masyarakat dimulai
dariGemeinschaft menuju masyarakat Gesseischaft. Masyarakat Gemeinschaft adalah
suatumasyarakat yang masih menjunjung tinggi semangat kebersamaan, kekeluargaan, gotong-
royong dalam kehidupannya. Pada masyarakat ini bentuk hukumnya mengikutimasyarakatnya,
artinya hukum yang terbentuk masih mengutamakan hal-hal yang sifatnyakomunal. Kemudian

4
Ibid, hlm. 226.

3 Ibid, hlm.230.
pada masyarakat Gesseischaft adalah suatu masyarakat yang sudahmenggunakan rasionalisme,
individualisme,dan ekonomis dalam kehidupannya.
Demikian pula hukum yang terbentuk pada masyarakat ini menempatkan kepentingan pribadi,ras
ionalitas dan ekonomis diatas kepentingan bersama.

2.Fase Fungsionalisme (awal abad ke-20)

Selanjutnya pada fase fungsionalisme ini, terjadi perdebatan apa itu hukum, apakahhukum ada
pada semua masyarakat, dari para peminat Antropologi Hukum. Dimulai dari A.RRadcliffe
Brown yang mengatakan hukum adalah suatu sistem pengendalian sosial yanghanya muncul
dalam kehidupan masyarakat yang berada dalam suatu bangunan negara.Alasannya, hanya dalam
suatu organisasi sosial seperti negara terdapat pranata-pranatahukum seperti polisi, pengadilan,
penjara dan lain-lain sebagai pranata negara yang mutlakharus ada untuk menjaga keteraturan
sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalammasyarakat-masyarakat bersahaja yang tidak
terorganisasi secara politis sebagai suatu negaratidak mempunyai hukum. Walaupun tidak
mempunyai hukum, ketertiban sosial dalammasyarakat tersebut diatur dan dijaga oleh tradisi-
tradisi yang ditaati oleh warga masyarakatsecara otomatis-spontan (

automatic spontaneus submission to tradition

).Pendapat Brown ini, yang mengatakan bahwa hukum tidak semata-mata terdapatdalam
masyarakat yang terorganisasi suatu negara, tetapi hukum sebagai sarana pengendalian

B. Teori-teori anterpologi hukum

Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-teori yang bermunculan dan berkembang.
Teori antropologi tersebut adalah sebagai berikut: 5

Teori Evolusionisme Deterministik

Teori Evolusionisme Deterministik dapat dikatakan sebagai teori tertua di deretan teori
antropologi. Teori ini dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan dan Edward Burnet Tylor. Teori

5
ini muncul dari anggapan adanya hukum universal yang mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia. Berdasarkan teori ini setiap kebudayaan mengalami fase-fase atau evolusi.

Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan proses evolusi masyarakat dan kebudayaan
dengan delapan tahap evolusi universal yang dituangkan dalam karyanya dengan judul Ancient
Society. Delapan tingkat evolusi tersebut adalah zaman liar, zaman liar madya, zaman liar muda,
zaman barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba dan zaman
peradaban masa kini.

Teori Partikularisme

Teori partikularisme muncul setelah berakhirnya masa teori evolusionisme. Pemikiran baru ini
dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang menentang teori evolusionisme. Teori ini disebut
juga sebagai partikularisme historic. Boas tidak setuju dengan teori evolusi tentang adanya
hukum universal yang menguasai kebudayaan. Boas berpendapat meskipun hanya satu unsur,
kebudayaan tetap harus dipelajari dalam konteks masyarakat di mana unsur tersebut berada.
Teori partikularisme berpandangan bahwa perkembangan tiap kebudayaan mempunyai kekhasan
sendiri-sendiri dan tidak dapat digeneralisasikan ke dalam aturan atau hukum yang universal.

Teori Fungsionalisme

Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942). Teori ini


beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan adalah bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat di mana unsur-unsur tersebut berada. Pandangan fungsionalis menekankan bahwa
setiap pola perilaku, kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian dari kebudayaan suatu
masyarakat, memiliki peran mendasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.6

BAB III

6
PENUTUP

A.Kesimpulan

Awal kelahiran antropologi hukum biasanya berkaitan dengan karya klasik Sir

Henry Maine yang bertajuk “The Ancient Law”, yang secara ringkas menyatakan hukum

 berkembang seiring dan sejalan dengan perkembangan masyarakat, dari masyarakat


yangsederhana (

 primitive

), tradisional, dan kesukaan (

tribal 

) ke masyarakat yang kompleks danmodern, dan hukum yang inheren dengan masyarakat semula
menekankan pada statuskemudian wujudnya berkembang ke bentuk kontrak.Manusia sebagai
pelaku-pelaku hukum dan objek hukum tidak lagi memiliki identitasalami yang lama, melainkan
berubah menjadi (hasil) konstruksi. Hasil konstruksi tersebutadalah seperti subjek hukum, hak
hukum, asas hukum, proses hukum, hubungan hukum danakibat hukum. Kendati demikian,
masyarakat tempat hukum itu ada dan bekerja tidaksepenuhnya ikut direkonstruksi bahkan untuk
sebagian besar tetap menjalani kehidupannyayang biasa, yaitu yang alami.Studi-studi
antropologis mengenai hukum diawali dengan munculnya
pertanyaan- pertanyaan mendasar: apakah hukum itu? Dan apakah hukum itu terdapat dalam seti
ap bentuk masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan diatas diungkapkan oleh dua ahliantropologi
ternama, yaitu Radcliffe-Brown dan Bronislaw Malinowski.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai