Anda di halaman 1dari 12

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

Tentang

SIFAT- SIFAT BUMI

Kelompok VII:

Deni Hernita (411. 059 )

Dosen Pembimbing :

Raudhatul Jannah , M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H/2013 M
BAB II
SIFAT- SIFAT BUMI
A. Bentuk Bumi

Dipandang dari angkasa, bumi bercahaya seperti batu menyala-nyala


dalam tata surya. Sejak zaman phitagoras (500 SM), bentuk umum bumi dikenal
bulat. Claudius Ptolemy mengumpulkan daftar pengamatan ekstensif yang
menunjukkan bahwa bumi berbentuk bola. Christopher Colombus (1451-1506)
mengetahui bahwa bumi adalah bulat, dan ia berpikir dapat menemukan jalan
pintas ke Hindia (indies) dengan berlayar kebarat. Tetapi dengan memakai nilai-
nilai Ptolemy untuk bulatan bumi, Colombus mendapatkan pelayarannya jauh
lebih panjang darai pada yang ia perkirakan. Karena nilai yang diperoleh Ptolemy
lebih kecil dari pada nilai-nilai actual.1
hal ini dapat menjelaskan bahwa bentuk bumi bulat, tetapi tidak persis
seperti bola, bentuk bumi agak pepat di kedua kutubnya. Bentuk bumi yang
demikian disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi). Akibat rotasi
bumi, bagian bumi yang berada di kutub hampir tak bergerak, sedangkan bagian
bumi yang berada di katulistiwa merasakan sedikit terlempar keluar, sedangkan
yang berada disekitar kutub tidak. Terlempar keluarnya bagian yang berada di
sekitar khatulistiwa menyebabkan bagian-bagian tersebut sedikit menjauh dari
pusat bumi. Itu sebabnya jari-jari bumi di khatulistiwa lebih panjang
dibandingkan di kutub. Jari-jari di khatulistiwa 6.378 km dan di kutub 6375 km.
Dengan demikian , kari-jari bumi rata-rata 6.371 km.

Massa bumi adalah 5.98 x 1024 dan volumenya 1,08x1021 m3, oleh karena itu
massa jenis bumi adalah 5500 kg/m3. Jarak aphelium bumi adalah 152.086.000
km, sedangkan jarak periheliumnya adalah 147 097 000 km. Jarak rata-rata bumi
ke matahari adalah 149.098.000 km. Jarak rata-rata ini didefinisikan sebagai 1AU
( AU= Astronomical Unit = Satuan Astronomi ). Massa bumi sangat besar
yaitu,5,98x1024 kg. Gaya gravitasi bumi juga sangat besar. Oleh karena itu benda-
benda yang ada dipermukaan bumi akan merasakan gaya tariknya. Bumi memiliki

1
Prof. Dr.H.Bayong Tjasyono Hk. Ilmu Kebumian Dan Antariksa . Program Pasca Sarjan
UPI.Bandung, 2004, hal 92
gaya tarik yang disebut gravitasi yang besarnya 9,8 m/s2.
Terbukti benda yang dilepas dari ketinggian tertentu akan jatuh menuju pusat
bumi.

Adapun ayat yang menjelaskan tentang bentuk bumi ini terdapat dalam
QS.Az-zumar ayat 5 yang berbunyi sebagai berikut:
 
  
  
 
   
 
   
    
  

Artinya: “ Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam
yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai
bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat pepat. Ini
berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah
diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat. Namun perlu diingat
bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu,
bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan
ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi
informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh
karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-
kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.2

B. Gerak Rotasi Bumi

Rotasi Bumi merujuk pada gerakan berputarnya bumi pada sumbunya.


Bumi berputar ke arah timur, atau jika dilihat dari utara, melawan arah jarum
jam. Akibatnya, matahari selalu terbit disebelah timur, dan terbenam di barat.

Akibat pergerakan pada sumbunya, setiap daerah di bumi mengalami


siang dan malam, walaupun dengan panjang siang dan malam yang bisa
berbeda-beda. Masa Bumi pada sumbunya dalam dalam hubungannya dengan
bintang ialah 23 jam 56 menit dan 4.091 detik . Masa rotasi dalam kaitannya
dengan Matahari ialah 24 jam. Namun perputaran ini perlahan terus melambat
karena pengaruh gravitasi bulan. Hal ini bisa dilihat dari melambatnya satu
hari pada masa kini sebesar 1.7 milidetik dibanding seabad yang lalu.3

Akibat rotasi bumi terhadap porosnya menyebabkan:

1. Peredaran semu harian benda langit.


Setiap hari kita mengamati peredaran Matahari dan benda-benda
langit melintas dari timur ke barat. Pergerakan Matahari dan benda-benda
langit dari timur ke barat disebut sebagai peredaran semu harian benda
langit. Ini karena pergerakan yang kita amati bukan semata-mata
disebabkan oleh pergerakan Matahari dan benda-benda langit tersebut,
melainkan disebabkan oleh rotasi Bumi dari arah barat ke timur.

2
http://apogeografi.blogspot.com/2012/03/bentuk-dan-ukuran-bumi.html

3
http://geoenviron.blogspot.com/2013/03/pengaruh-rotasi-dan-revolusi-bumi.html
2. Pergantian siang dan malam.
Belahan Bumi yang terkena sinar Matahari mengalami siang,
sebaliknya yang tidak terkena sinar Matahari mengalami malam. Karena
Bumi berotasi terus menerus dari barat ke timur, maka setengah bagian
Bumi yang terkena sinar Matahari selalu bergiliran. Dengan kata lain, pada
suatu tempat dalam sehari selalu terjadi pergantian siang dan malam.
Ayat Al- Qur’an yang menjelaskan tentang pergantian siang dan
malam adalah Surah Al-Isra’ ayat 12 :

3. Perbedaan waktu.
Garis bujur adalah garis khayal yang sejajar dengan garis tengah
kutub. Perbedaan waktu bergantung pada derajat garis bujurnya. Tempat-
tempat yang bebeda bujur 10 akan berbeda 4 menit (3600 : 1440 menit)
atau berbeda 1 jam dalam 150 garis bujur (3600 : 24 jam). Pembagian
waktu berdasarkan garis bujur ditetapkan pada acuan garis bujur 00 yang
berada di kota Greenwich. Setiap garis bujur yang jauhnya 150 , di sebelah
barat akan lebih lambat 1 jam sedangkan di sebelah timur akan lebih cepat
1 jam. Waktu pada bujur standar dinamakan waktu standar atau waktu
lokal. Waktu yang ditunjukkan oleh bujur standar yang lebih ke barat lebih
kecil daripada waktu yang ditunjukkan oleh bujur standar yang lebih ke
timur. Batas penanggalan internasional ialah tempat-tempat yang terletak
pada bujur 1800 , di mana tempat di timur dan di barat bujur ini akan
berbeda waktu satu hari.
4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan Bumi.
Akibat rotasi Bumi, garis tengah khatulistiwa lebih besar daripada
garis tengah kutub. Ini menyebabkan percepatan gravitasi di permukaan
GM
Bumi berbeda-beda. Karena percepatan gravitasi g= 𝑅2 atau g berbanding

terbalik dengan radius 𝑅 2 , maka percepatan gravitasi di ekuator


(khatulistiwa) akan lebih kecil daripada percepatan gravitasi di kutub. Jadi,
jika kita bergerak dari khatulistiwa menuju kutub, maka percepatan
gravitasi akan semakin besar.
5. Pembelokan arah angin.
Pembelokan arah angin, Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Meskipun demikian arah angin tidak sama
persis dengan arah gradien tekanan, hal ini disebabkan adanya efek gaya
Coriolis pada angin. Gaya Coriolis adalah gaya semu yang timbul akibat
efek dua gerakan yaitu gerak rotasi bumi dan gerak benda relatif terhadap
bumi.

Gambar

gambar 1. terlihat bahwa gaya Coriolis makin besar dengan bertambahnya


lintang tempat, dan di ekuator (lintang 00 ), gaya Coriolis tidak
ada (menuju nol). Karena itu angin yang bergerak sepanjang
ekuator (garis khatulistiwa) tidak dibelokkan.
Perubahan lintasan angin disimpulkan oleh Buys Ballot, disebut
hukum Buys Ballot yang berbunyi sebagai berikut:
a. Udara (angin) bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah

b. Di belahan Bumi utara, angin berbelok ke kanan dan di belahan Bumi


selatan angin berbelok ke kiri.

6. Pembelokan arus laut.


Karena arus-arus permukaan laut disebabkan oleh angin, maka
seperti halnya angin, arus lau juga disimpangkan oleh rotasi Bumi. Arus
laut dipaksa membelok searah jarum jam (ke kanan) di laut-laut belahan
Bumi utara dan berlawanan arah jarum jam (ke kiri) di laut-laut belahan
Bumi selatan.
7. perubahan bayangan di bumi
Hal ini tercantum dalm surah al- furqan ayat 45- 46 yang berbunyi :
Dalam ayat ini allah SWT memberikan gamabaran ide tentang
terdapatnya bukti kuat yang menunjukkan peristiwa terjadinya bayangan
sebagai akibat peristiwa rotasi bumi. Seandainya bumi tidak berotasi,
maka bayangan benda - benda termasuk manusia yang berada di
permukaan bumi akan tetap, panjang pendeknya tidak berubah.
Sinar matahari akan terpancar hanya pada separoh bagian
permukaan bumi, sementara separoh bagian yang lain diselimuti kegelapan
malam yang panjang. Ini akan menyebabkan perbedaanm besar kecilnya
temperatur yang sangat mencolok. Pada sisi bumi yang terkena sinar
matahari secara terus-menerus akan terjadi pemanasan dan penguapan zat
cair yang sangat tinggi, kekeringan terjadi, sementara pada bagian sisi
bumi yang tidak terkena sinar matahari suhu permukaanya menjadi
rendah. Akibatnya makhluk hidup yang ada di bumi akan mati karena
kepanasan dan kedinginan. Oleh karena itu, allah menciptakan matahari
untuk menghapus bayangan secara perlahan-lahan dan bukan sekaligus.
Sehingga hal semacam ini menjadi sangat bermanfaat bagi kehidupan di
muka bumi.

C. Gerak Revolusi Bumi


Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi
Matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi
matahari dengan gaya gravitasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼
hari. Bumi berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan
miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari,
sudut ini di ukur dari garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dan
kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.
Bumi berevolusi dalam arah negatif (berlawanan arah jarum jam),
artinya jika kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas kutub utara maka
kita akan melihat Bumi mengitari Matahari dalam arah yang berlawanan arah
jarum jam.
Terdapat dua peristiwa yang dapat membuktikan gerak revolusi Bumi
ini:
a. Terjadinya paralaks bintang
b. Terjadinya aberasi cahaya bintang.
Gerak revolusi Bumi ini pun mengakibatkan beberapa peristiwa yang
dapat dirasakan oleh para penghuni planet ini, diantaranya adalah:

1) Gerak semu tahunan matahari pada ekliptika.


Gerak semu tahunan Matahari adalah gerakan semu Matahari dari
khatulistiwa bolak-balik antara 23,50 lintang utara dan lintang selatan
setiap tahun (lihat gambar 4.). Karena Matahari selalu berbalik arah
setelah sampai lintang 23,50 disebut garis balik. Garis 23,50 LU disebut
garis balik utara (GBU) dan garis 23,50 LS disebut garis balik selatan
(GBS). Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis khatulistiwa.
2) Perubahan lamanya siang dan malam.
Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September
a. Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi
matahari.
b. Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada
belahan bumi selatan.
c. Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi
selatan.
d. Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada
daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.
e. Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.
f. Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini
pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.
Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret
a) Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara
lebih menjauhi matahari.
b) Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada
belahan bumi utara.
c) Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi
utara.
d) Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan
ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.
e) Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.
f) Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada
tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat
matahari bergeser 23,5o ke selatan.
Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember
a. Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.
b. Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari
sama banyaknya.
c. Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.
d. Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.
3) Pergantian musim.
Revolusi Bumi dan kemiringan poros Bumi terhadap ekliptika
mengakibatkan terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di daerah
iklim sedang .
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat
musim itu adalah musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim
dingin.
Musim-musim dibelah bumi utara
a. Musim semi : 21 Maret – 21 Juni
b. Musim panas : 21 Juni – 23 September
c. Musim gugur : 23 September – 22 Desember
d. Musim Dingin : 22 Desember – 21 Maret
Musim-musim dibelah bumi selatan
a. Musim semi : 23 September – 22 Desember
b. Musim panas : 22 Desember – 21 Maret
c. Musim gugur : 21 Maret – 22 Juni
d. Musim Dingin : 21 Juni – 23 September
4) Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan.
Gerak revolusi Bumi juga mengakibatkan rasi bintang yang
berbeda dari bulan ke bulan. Rasi bintang adalah kumpulan beberapa
bintang yang membentuk pola tertentu.

D. Gerak semu Matahari

Setiap hari kita melihat bahwa matahari terbit di kaki langit sebelah Timur,
lalu bergerak makin lama makin tinggi, hingga akhirnya pada tengah hari
mencapai tempat kedudukannya yang paling tinggi pada hari itu. Setelah itu ia
meneruskan perjalanannya, tempatnya di langit makin lama makin rendah, dan
pada senja hari kita lihat ia terbenam di ufuk sebelah Barat.
Perjalanan matahari seperti itu bukanlah gerak matahari yang sebenarnya, akan
tetapi terjadi akibat adanya perputaran bumi pada porosnya (rotasi) selama sehari
semalam. Peristiwa perjalanan matahari semacam itu dinamakan perjalanan semu
matahari.
Gerak semu tahunan Matahari adalah gerakan semu Matahari dari
khatulistiwa bolak-balik antara 23,50 lintang utara dan lintang selatan setiap
tahun . Karena Matahari selalu berbalik arah setelah sampai lintang 23,50 disebut
garis balik. Garis 23,50 LU disebut garis balik utara (GBU) dan garis 23,50 LS
disebut garis balik selatan (GBS). Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan
garis khatulistiwa.
Adanya gerak semu matahari disebabkan karena bumi bergerak
mengelilingi matahari (revolusi), dan juga berotasi terhadap sumbu bola bumi.
Namun sumbu rotasi bumi itu tidak tegak lurus terhadap sumbu revolusi. Seperti
gambar dibawah ini:

Karena kemiringan itu, wilayah yang diterangi matahari sepanjang tahun


berbeda-beda. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi
wilayah utara ketimbang wilayah selatan, dan setengah tahun berikutnya hal
sebaliknya yang terjadi. Jika fenomena ini diamati sepanjang tahun dari bumi,
maka terlihat seolah-olah matahari itu bergerak dari utara ke selatan selama
setengah tahun, dan kemudian balik lagi bergerak dari selatan ke utara pada
setengah tahun berikutnya. Dalam bola langit, lintasan gerak semu matahari
itu disebut ekliptika.

Gambar lintasan gerak semu matahari dalam bola langit.

Selain itu lintasan semu matahari juga menggambarkan adanya perubahan


deklinasi matahari secara periodik. Deklinasi adalah jarak sudut antara sebuah
benda langit dengan “khatulistiwa langit”. Khatulistiwa langit ini sendiri
merupakan proyeksi khatulistiwa bumi terhadap bola langit, kalau diambil asumsi
bahwa langit berbentuk bola. Jadi, deklinasi itu analog dengan lintang di bumi.
Deklinasi matahari selalu bertambah dan berkurang setiap hari secara periodik.
Pertambahan/pengurangannya per hari adalah kira-kira sebesar 0.9856 derajat.
Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk deklinasi matahari berubah dari
+23,5 derajat ke -23,5 derajat adalah 182,6211 hari.4

E. Paralaks Bintang
Paralaks adalah perbedaan arah sebuah benda langit di pandang dari
titik pusat bumi dan dari tempat peninjauan di permukaan bumi atau paralaks
ialah sudut pada benda langit, yang di bentuk dua garis, yaitu yang

4
http://sidikpurnomo.net/gerak-semu-matahari.html
menghubungkan benda langit dengan titik pusat bumi dan dengan tempat
peninjauan di permukaan bumi.5

Sedangkan paralaks bintang adalah merupakan metode untuk mengukur jarak


bintang. Seperti yang kita lihat pada gambar (1.1). Garis-garis pandang dan garis
yang menghubungkan posisi pengamatan membentuk segitiga dengan bintang
sebagai puncaknya. Andaikan dmatahari adalah jarak Bumi-Matahari, d adalah
jarak Matahari – bintang, dan p adalah sudut parallaks, didapatkan formula
parallaks:

d (parsek) = 1 / p (detik busur)

Semakin jauh bintang, semakin kecil parallaksnya, dan dibutuhkan


baseline pengukuran yang lebih besar pula. Namun, baseline pengamatan dari
bumi terbatas karena orbit planet kita mengelilingi Matahari. Oleh karena itu,
pengukuran menggunakan parallaks ini terbatas hanya sampai sudut paralllaks
sebesar 0,01 detik busur, artinya bintang yang jaraknya lebih dari 100 parsek tidak
dapat diukur menggunakan metode ini.

Namun, pada tahun 1989, ESA (Eroupean Space Agency) meluncurkan


misi Hipparcos yang bertujuan menghitung sudut parallaks bintang-bintang di
dalam galaksi kita. Hipparcos telah menghitung parallaks lebih dari 120.000
bintang yang jaraknya mencapai 650 parsek (500 tahun cahaya) dari Matahari.6

F. Aberasi Cahaya Bintang


Aberasi cahaya bintang didefinisikan sebagai perpindahan yang tampak
dalam arah cahaya datang dari sebuah bintang akibat gerak revolusi Bumi.
Peristiwa aberasi cahaya bintang dapat dianalogikan dengan aberasi tetes-tetes
hujan yang menimpa kaca depan mobil. Ketika mobil diam, pengamat dalam
mobil melihat tetesan hujan jatuh tegak lurus mengenai kaca, akan tetapi
ketika mobil bergerak, tetesan hujan tampak jatuh miring oleh pengamat
dalam mobil. Jika aberasi tetes-tetes hujan disebabkan oleh pengamat yang
berada dalam mobil yang bergerak, maka aberasi cahaya bintang tentu
disebabkan oleh gerakan revolusi Bumi.

5
M Sayuthi Ali. Ilmu Falak (Jilid 1). PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.1997. hal 46
6
http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/paralaks-bintang.htm

Anda mungkin juga menyukai