Astronomi
Bumi pusing
Pergantian malam kesinag hari adalah fenomena keseharian yang banyak disitir
oleh Al-quran diantaranya QS.al-nur 24:44 dan QS Al-furqan 25:62. Malam dan siang
terkait dengan bagian permukaan bumi yang tidak memperoleh sinar matahari. Ketika
siang hari berarti permukaan bumi yang kita tempati sedang terkena sinar metahari,
sedangkan ketika malam hari tempat yang kita tempati sedang tidak terkena sinar
matahari.
Malam dan siang terkait dengan gerak rotasi bumi. Tepatnya rotasi dari barat
ketimur sehingga matahari secara relatif tampak bergerak dari timur kebarat. Para ilmuan
penasaran dengan hal itu sehingga satelit buatan di luncurkan dari cape kenndy kedalam
orbit seratus mil di atas bumi dengan lintasan tiga puluh derajat dari ekuator kearah
tenggara.
Sekali satelit di luncurkan maka bidang permukaan lintasan akan tetap di dalam
ruang karena tidak ada gaya yang mendorongnya. Jika bumim diam, tidak berotasi, satelit
akan kembali melintas cape kennedy setelah mengorbit penuh. Yang terjadi ternyata tidak
demikian, satelit melintas Alabama di akhir lintasan sekali orbit penuh dan diatas
Louisiana di akhir lintasan orbit ketiga. Hal ini dapat terjadi jika bumi berotasi.
Pengamatan pergeseran orbit ini juga terjadi pada beratus-ratus satelit lainnya.
Jerawat Matahari
Malam dan siang membawa tanda, di antaranya adalah ukuran dan usia alam
semesta berhingga, baik dalam ukuran maupun waktu, bukan tak berhingga. Suatu
konsep yang menyimpang dari pandangan fundamental islam bahwa allah merupakan
pencipta dan pengatur jagat raya dan isinya. Ada sumpah Allah atas nama matahari pada
waktu pagi. Sebagaimana QS. Al-Syams 91:1 dan QS. Al:Duhah 93:1 pada siang hari
ketika kita menoleh keatas kita tidak bisa melihat matahari secara langsung. Namun
ketika malam hari kita dapat melihat matahari dengan mata telanang.
Matahari tampak bulat dan berwarna merah kemerahan. Setiap pagi matahari
tampak bulat, bahkan selalu tampak bulat, tidak pernah berbentuk garis lurus atau
lengkungan keatas berarti matahari berbentuk bulat seperti bola. Seperti yang ada pada
QS. Al-Takwir 81:1
Temuan Galileo
Temuan galileo merupakan kosmologi. Kosmologi ini, selain menyatakan bahwa
bumi sebagai pasat jagat raya, juga menyebut bahwa realitas di bawah bulan juga
menyebut bahwa realitas di bawah bulan selalu berubah, sedangkan yang diatas bulan
sempurna dan tidak berubah. Dalam rentang waktu 1609-1610, galileo membuat sederet
temuan astronmis yang menandai era baru astronomi pertama dia mengarahkan teleskop
pada bulan dan semenjak itu galileo mendapatkan banyak temuan-temuan baru.
Trio Bumi-Matahari-Bulan
Tiga trio ini saling melengkapi matahari berotasi mengelilingi porosnya dengan
begitupun hitungan yang lain.
White midnight
Bumi Sama saja seperti manusia sama-sama mkhluk hidup, namun bedanya
manusia dapat membangkang dan dapat patuh. Cara bumi patuh adalah dengan senantiasa
berrotasi pada porosnya dan setia mengitari matahari sebagaimana pada Q.S. al Dzariyat
51: 20.
Q.S. al Furqon 25: 45-46 memberi isyarat bahwa bayang-bayang tidak boleh
diremehkan. Pada pagi hari bayangan sangat panjang, jauh lebih panjang dari pada
bendanya. Kemudian memendek berflaha-lahan sampai sepanjang bendanya dan terus
memendek, bahkan ada hari tanpa bayangan karena bayangan terhimpit dengan benda.
Bayangan pendek ini terjadi dikarenakan bayangan bayangan berada di bawah benda.
Sebelah barat bayangan tidak berhenti di tengah hari, tetapi berbalik memanjang,
berbolak-balik ke kanan dan ke kiri.
Eklipsika merupakan sebutan untuk lintasan yang berada pada suatu bidang datar.
Bumi dan planet-planet selain berevolusi juga berkeliling mengelilingi porosnya masing-
masing. Menariknya sumbu rotasi bumi yakni garis lurus yang menghubungkan kutub
utara dan kutub selatan bergerak presisi seperti gasing membentuk sudut 23,5 O terhadap
garis vertikal dengan periode 26.000 tahun. Sebaliknya bidang eklipsika menjadi miring
dengan sudut 23,5O dari bidang datar jika dilihat dari bumi dengan sumbu diambil
vertikal. Sungguh bumi itu patuh pada Tuhan dan kepatuhan tersebut dapat dilihat dari
bayang-bayang sekaligus.
Kalender qomariyah
Bintang, matahari dan bulan merupakan tiga kesatuan, bahkan Allah pernah
bersumpah demi bulan sebagaimanan (Q.S. al Mudassir, 74: 32). Keadaan bulan
sebagaimana matahari dan bintang mempunyai urgensi lebih dibandingkan dengan
ciptaan-ciptaan lain yang tidak diperlihatkan khusus oleh Allah sebagai sang pencipta.
Fase Bulan
Q.S. al Baqoroh, 2: 189
Bulan dengan salah satu penampakannya , yaitu bulan sabit merupakan tanda bagi
waktu. Salah satu tanda dari waktu adalah selang atau rentang waktu tertentu yang
berulang dan dikenal sebagai periode. Manazilun adalah jamak dari manzilun yang berarti
tempat atau rumah. Bulan memiliki banyak tempat dan bulan dapat berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain, tetapi akhirnya kembali dalam posisi melengkung dan
condong al Arjun alm Qodimu. Pengulangan ini adalah periode gerak, periode berbentuk
bola, elips, garis lurus seperti osilator harmonik atau lengkungan seperti bandul
matematis? Sebagai titik pusat tentu bumi karena ukuran penampakan bulan relatif selalu
sama, yaitu menggambarkan bahwa jarak bumi – matahari relatif sama. Seperti halmnya
Q.S. Yaasin, 36: 40, terdapat dua kemungkinan ukuran lintasan dengan kondisi bahwa
bulan tidak pernah bertemu matahari.
Pada Q.S. Yunus, 10: 5, dan Q.S. Nuh, 71: 16, dijelaskan tentang makna bulan dan
matahari. Oleh karena itu arti ayat tersebut serupa namun tidak sama. Bulan dikatakan
nuran, bercahaya, tidak sama karena redaksinya dibalik sedangkan matahari
menggunakan dua istilah yang berbeda, dhiya’an dan sirajan yang artinya bersinar dan
pelita.
Pada Q.S. al Insyiroh; 89:18, Allah bersumpah atas nama bulan purnama. Mengapa
bulan purnama sangat terkenal diantara phenomena bulan yang lain? Karena setelah
purnama , bulatan bulan kembali mengecil sampai berbentuk setengah lingkaran kembali,
lalu bagaimana dengan Q.S. al Qomar, 59: 1. Ayat ini terkait dengan mukjizat Nabi Isa
a.s. membelah bulan. Satu hal yang jelas bagi kita adalah dua kali dalam sebulan, bulan
tampak seperti setengah lingkaran, setelah itu tampak mengecil dan kembali lagi seperti
bulan sabit.
Seperti halnya Q.S. al Qiyamah, 75: 8, khasafa berarti hilang, lenyap atau
tenggelam sebagaimana ayat ini menggambarkan tentang hari kiamat. Dengan demikian
memperlihatkan bahwa matahari merupakan sumber cahaya dunia dan builan memiliki
beberapa fase untuk membentuk bundaran penuh, seperti terbelah dan sabit.
Bulan Purnama
Kembali kepada lintasan bulan mengitari bumi yang mengitari matahari. Bumi
mengitari matahari satu lingkaran penuh selama 365,25 hari, sehingga dalam sehari bumi
menempuh sudut rata-rata sebesar 0,98563 atau (360/365,25) derajat. Rentang waktu
antara konjungsi adalah 29,5 hari dan disebut satu bulan sinodis. Periode ini dapat
dijadikan rujukan bagi kalender Islam, yakni kalender Qomariah.
Kata bumi dan langit muncul secara bersamaan dalam 178 ayat al Qur’an. Uniknya
dari 178 ayat tersebut, 175 ayat menggunakan susunan atau urutan langit dan bumi.
Sedangkan sisanya yangh tiga ayat dengan redaksi sebaliknya, yakni bumi dan langit,
seperti ayat tadi. Dari 178 ayat, 96 diantaranya terkait dalam hubungan kata penciptaan.
95 ayat menyebut penciptaan langit dan bumi dan hanya 1 yang menyebut penciptaan
bumi dan langit.
P:ada Q.S. al An’am 6: 6, Q.S. Marfyam 19: 24, Q.S. al Baqarah 2: 74, ayat-ayat
tersebut memberi isarat bahwa ada sungai dibawah permukaan tanah. Mungkin terdengar
sangat asing, sungai di bawah tanah, oleh karena itu ayat ini susah untuk dipahami.
Di pulau Jawa, sungai bawah tanah yang sering dikunjungi adalah sungai bawah
tanah yang ada di Yogyakarta, sungai bawah tanah Gunung Kidul. Mempunyai karakter
tersendiri, yaitu hanya daerah berkapur yang memungkinkan keberadaan sungai bawah
tanah. Sungai bawah tanah terjadi jutaan tahun yang lalu sebagai tertutupnya laut oleh
endapan kapur daratan. Di Pacitan dan Tuban Jawa Timur yang berkapur oleh para ahli
juga disinyalir mempunyai sungai-sungai bawah tanah, tetapi sampai saat ini belum
memuat kajian yang serius.
Menembus Bumi
Allah telah mengizinkan kita menembus dan menggalio lapisan bumi dan langit
untuk realisasi peran kekhalifahan di muka bumi ini, lalu kapan kita memenuhi panggilan
suci ayat al Qur’an untuk menggali dan menembus bumi?