Anda di halaman 1dari 9

17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?

file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 1/9
EN-I-ER-PE
Quran - The Perfect Harmony :: In The Name Of Allah, The Beneficent, The Merciful
Halaman Depan | Klik Disini Untuk Lihat Artikel Lainnya | Click here for English Version
Ubah ke Tampilan Satu Kolom (Mobile/HP) >>>
Friday, February 24, 2012
Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
"Apakah Al-Qur'an mengajarkan bahwa tata surya itu geosentris ?" wajar di pertanyakan mengingat banyaknya ayat di dalam Al-Qur'an bahwa
matahari, bulan, dan bintang "beredar", tetapi sepertinya tidak ada satupun ayat yang mengatakan dengan jelas bahwa bumi beredar. Jadi, apakah
Al-Qur'an menyatakan bahwa tata surya kita itu geosentris, dimana bumi menjadi pusatnya dan matahari, bulan, dan benda langit lainnya
mengelilingi bumi? Sementara ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahari, dan matahari pun beredar bersama-sama
galaksi. Manakah yang harus lebih kita percayai, wahyu ataukah ilmu?
Terlebih lagi Al-Quran diturunkan pada masa dimana mayoritas penduduk dunia menganggap bahwa bumi itu tetap, diam, tak bergerak dan
matahari serta bulan beredar mengelilingi bumi ke atas dan ke bawah bumi,karena seperti itulah yang terlihat dan dirasakan oleh orang-orang di
bumi. Pernyataan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari pada saat diturunkannya Al-Quran, tentu saja akan menimbulkan bahan olok-olokan
terhadap Islam, dan bahkan kecaman dari beberapa kalangan ahli kitab.
"Bumi bergerak? Apakah kau merasa bumi ini bergerak? Ide yang bodoh. Jelas-jelas kita melihat matahari terbit di timur, bergerak ke atas dan
tenggelam di barat, setelah itu bulan muncul seperti halnya matahari", mungkin seperti itulah tanggapan orang-orang terdahulu tentang ide
heliosentris ataupun ide bahwa bumi, bulan, bintang, dan bahkan matahari bergerak di orbitnya masing-masing dan bahwa bumi mengelilingi
matahari.
Muslim percaya dan tidak membantah bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah yang Maha Sempurna, yang karenanya, isinya tidak perlu
dipertanyakan lagi kebenarannya. Di sisi lain, setiap muslim pun percaya bahwa Al-Quran diturunkan Allah dengan ilmu, menjelaskan dan
membenarkan tanda-tanda Allah yang tersebar di alam. Jadi, bagi muslim, hanya ada dua kemungkinan, Al-Quran membenarkan bahkan
mendahului ilmu pengetahuan, ataukah ilmu pengetahuan yang salah.
Sekarang mari kita lihat, benarkah Al-Qur'an menyatakan bumi itu pusat tata surya? Berikut adalah beberapa ayat yang menyatakan peredaran
matahari dan bulan :
[36:37] Dan suatu tanda bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka
berada dalam kegelapan.
[36:38] dan matahari berjalan ditempat peredarannya.Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui
[36:39] Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua
[36:40] Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-
masing beredar pada garis edarnya
Dari surah Yaasiin ayat 37-40 di atas, dapat diambil kesimpulan :
1. Allah menggunakan bahasa menanggalkan siang dari malam, menandakan bahwa sesungguhnya alam semesta itu didominasi oleh malam
(gelap), dan siang itu adalah sesuatu yang "ditempelkan" kepada kegelapan (malam) itu. Menanggalkan pigura dari tembok, berarti yang
dominan adalah temboknya dimana piguranya sebelumnya ditempelkan di tembok.
2. Matahari pun berrevolusi (berjalan) mengitari orbitnya sendiri, mengitari pusat dari galaksi, menuju "tempat peristirahatannya". "
Laha" yang diartikan "di tempat peredarannya" yang secara literal berarti "menuju (tempat/waktu) yang telah ditentukan" berarti pula "menjadi
keadaan stabil/tetap" atau "menuju tempat peristirahatan/pemberhentiannya". Garis edar sendiri bahasa arabnya adalah "falak
menunjukkan bahwa matahari beredar "sampai waktu yang ditentukan, ketika telah sampai ke tempat peristirahatannya atau dalam kondisi
stabil/tidak bergerak lagi".
3. Penetapan manzilah-manzilah bagi bulan, hanya dapat dilakukan apabila bumi juga berotasi serta berevolusi dan bulan juga mengelilingi
bumi, akan dipaparkan di bawah insya Allah.
4. Orbit (falakin) yang berbeda antara matahari dan bulan (masing-masing).
5. Garis edar matahari dan bulan tidak terkait dengan pergantian siang dan malam, sehingga Allah menyatakan dua hal sebagai penegasan
"Tidak mungkin matahari mendapatkan bulan" karena masing-masing memiliki garis edar yang berbeda, matahari mengelilingi galaksi, bulan
mengelilingi bumi, dan "malam tidak dapat mendahului siang", karena bumi berbentuk bulat dan berputar. Matahari dan bulan mungkin saja
sejajar, tetapi tetap "matahari tidak mungkin mendapatkan bulan".
Dalam kaitannya dengan pernyataan peredaran matahari dan bulan, Allah selalu menyertakan malam dan siang bisa jadi dengan maksud (
a'lam) :
1. Agar peredaran matahari dan bulan tidak disamakan dengan pergantian malam dan siang, karena matahari beredar tidak mengelilingi bumi,
akan tetapi sebaliknya bumi yang mengelilingi matahari, sehingga penyertaan siang dan malam itu sebagai penegasan bahwa "peredaran
matahari dan bulan" dan "pergantian malam dan siang" adalah dua hal yang berbeda.
2. Penggunaan kata "malam dan siang" (laila wan nahaar), dimana kata "malam" selalu disebutkan lebih dulu daripada "siang", menandakan
bahwa malam lebih dulu diciptakan daripada siang, sebagaimana matahari diciptakan terlebih dahulu daripada bulan, menurut Al-Qur'an,
karena kata "matahari" selalu disebut lebih dahulu daripada "bulan", dengan pengecualian surah Nuh ayat 16, namun dalam konteks dan
objek yang berbeda, yang akan dijelaskan kemudian di bawah, insya Allah.
3. Selain itu penggunaan kalimat "malam dan siang", bukannya "siang dan malam", dimaksudkan agar tidak dapat dipasangkan dengan
"matahari dan bulan", apabila seseorang melihat kedua kalimat tersebut dari segi urutan kata-katanya, sehingga semakin jelas bahwa
"peredaran matahari dan bulan" berbeda dengan "pergantian malam dan siang", karena matahari yang selalu lebih dulu disebut daripada
bulan, hal ini berbeda dengan malam (yang berasosiasi dengan bulan / gelap) yang disebut lebih dulu daripada siang (yang berasosiasi
dengan matahari / terang).
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 2/9
4. Ayat-ayat lain yang menyebutkan mengenai beredarnya matahari dan bulan, yang dapat kita lihat selalu pula disebutkan "malam" dan
"siang", juga dimaksudkan agar orang-orang dapat mengerti bahwa "peredaran matahari dan bulan" dan "malam dan siang" merupakan dua
hal yang berbeda . Ayat-ayat itu adalah Q.S 14:33, 21:33, 31:29, 35:13, dan 39:5 .
Sekarang kita lihat di ayat yang lain :
[13:2] Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
"masing-masing beredar" adalah terjemahan dari "wa kullun yajri". Lihat penggunaan kata "kullun" disini, yang berarti "semua" (indefinite
Perhatikan bagaimana Al-Qur'an menggunakan bentuk indefinite "kullun" (tidak mengacu secara spesifik kepada objek tertentu), bukannya kata
indefinite "killahunna" yang berarti "keduanya". Al-Qur'an ingin mengatakan bukan hanya matahari dan bulan yang beredar, tapi semua yang ada di
alam semesta, dilangit, itu beredar. Matahari, bumi, bulan, planet-planet dan bintang-bintang semuanya beredar. Kata "kullun" ini dipakai di semua
ayat yang menyatakan peredaran matahari dan bulan seperti di surah Yaasiin (36) ayat 40 diatas, diikuti pula kata benda/sifat/keterangan bentuk
indefinite, seperti kata "musamman" yang berarti "ditentukan" merupakan bentuk indefinite, yang berarti tidak terbatas pada matahari dan bulan.
Rotasi dan Revolusi Bumi dalam Al-Qur'an
Mengenai pernyataan Al-Quran tentang apakah bumi berotasi dan berevolusi, atau dengan kata lain bergerak, marilah kita lihat surah Luqman ayat
29, dimana Allah berfirman :
[31:29] Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan
siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang
ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Perhatikan kata-kata memasukkan (yuuliju) malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam menandakan bahwa bumi berotasi.
Sebagian bagian bumi yang mengalami siang "dimasukkan" ke daerah yang membelakangi matahari sehingga mengalami malam dan demikian
pula sebaliknya. Itu sebabnya Al-Qur'an menggunakan kata "memasukkan (yuuliju)" untuk mendiskripsikan pergantian siang dan malam.
Di surah an-Naml ayat 88 Allah berfirman :
[27:88] Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Al-Qur'an adalah sejak 15 abad yang lalu menyatakan bahwa gunung-gunung itu tidaklah diam, akan tetapi bergerak sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat diatas. Surah An-Naml (27) ayat 88 di atas menjelaskan dua hal. Pertama, gunung-gunung dihasilkan oleh lempengan-lempengan
tektonik bumi, dimana lempengan-lempengan itu terus bergerak. Sesuatu yang baru dapat dibuktikan berabad-abad setelah turunnya Al-Qur'an.
Kedua, Gunung-gunung sebagai hasil dari pergerakan dan tumbukan lempengan-lempengan tektonik bumi, dimana kokoh dan diam, yang dalam
hal ini merepresentasikan tanah dan bumi itu sendiri dikatakan bergerak "sebagaimana jalannya awan".
Awan, di ketinggian tertentu dari permukaan bumi, dalam hampir semua kasus selalu bergerak dari barat ke timur, dengan pengecualian di daerah
equatorial dan kutub dimana terkadang awan bergerak dari timur ke barat. Hal ini dikarenakan karena rotasi bumi yang juga dari barat ke
Maka ayat ini juga menerangkan bahwa bumi bergerak dan arah pergerakannya (rotasi-nya) adalah yang "sebagaimana jalannya awan", yaitu dari
barat ke timur. Meskipun lempengan-lempengan tektonik yang mana membentuk gunung-gunung itu sendiri bergerak tidak selalu dari barat ke
timur, namun gunung-gunung yang kokoh sebagai hasil dari tabrakan lempengan-lempengan ini bergerak dari barat ke timur, yang mana
merepresentasikan bumi itu sendiri, bergerak dari barat ke timur sebagai akibat dari rotasi bumi.
Sekarang mari kita lihat surah Al-Furqaan ayat 45 berikut :
[25:45] Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan)
bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan
matahari atas bayang-bayang itu sebagai petunjuk (syamsa 'alaihi daliilan)
[25:46] kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.
Perhatikan kalimat "Kami jadikan matahari atas bayang-bayang itu sebagai petunjuk (syamsa 'alaihi daliilan)". Sesuatu yang dijadikan sebagai
petunjuk/patokan (dalil dalam bahasa arab) adalah sesuatu yang tetap, relatif terhadap objek yang dimaksud. Jika seseorang berkata "Kamu
pergilah kesana, petunjuk bahwa kamu sudah sampai adalah kamu melihat ada pohon jambu yang besar disamping rumah berwarna merah" disini
"pohon jambu yang besar disamping rumah berwarna merah" adalah petunjuk, sesuatu yang secara relatif diam terhadap orangnya. Atau jika
seseorang mengatakan "Mobil berkecepatan 100 km/jam" berarti mengacu terhadap sesuatu yang secara relatif diam terhadap mobil tersebut. Atau
jika seseorang berkata "kita membutuhkan dalil yang kuat untuk masalah ini", maka dalil yang dimaksud adalah sesuatu petunjuk yang
terhadap sang masalah, tidak berubah-ubah.
Lihatlah bagaimana Allah melakukan pemilihan kata, agar menjadi suatu kalimat yang diterima pada masa itu, diterima pula pada masa sekarang,
dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, karena sesungguhnya segala ilmu datangnya dari Allah.
"Dan kalau Allah menghendaki niscaya dia menjadikan tetap bayang-bayang itu ... kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami sedikit
demi sedikit". Posisi bumi dalam mengitari matahari mengikuti orbit yang elips dengan posisi tidak tegak lurus terhadap matahari. Ayat ini
mengindikasikan pula bahwa bumi berrevolusi terhadap matahari dengan posisi yang tidak tegak lurus dan tidak tetap, sehingga ada kalanya
bayang-bayang di jam yang sama menjadi lebih pendek atau lebih panjang, tergantung pada musim yang terjadi. Kalau Allah menghendaki, Allah
menjadikan bayang-bayang itu tetap panjangnya di jam yang sama, akan tetapi Allah menghendaki lain.
Di dalam surah An-Naba' (78) ayat 6, Allah berfirman :
[78:6] Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan ?
Hamparan disini adalah terjemahan dari "mihaadan" dimana arti kata "mihaadan" ini adalah "tempat beristirahat" atau "ayunan/buaian (
akar kata "al-mahd". Di terjemahkan sebagai "hamparan" kemungkinan dengan mengambil akar kata "madaad" yang dipakai di ayat lain dengan arti
"hamparan". Penggunaan kata mihaadan sebagai "tempat beristirahat" dapat dilihat di ayat lain di dalam Al-Qur'an yaitu di dalam Q.S 7:41, 13:18,
38:56, 3:197. 3:12, dan 2:206.
Yang menarik adalah penggunakan "mihaadan" dengan artian ayunan/buaian, dimana kata yang sejenis digunakan di dalam surah Maryam ayat 29
:
[19:29] maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang
masih di dalam ayunan?"
Disini Al-Qur'an menggunakan mihaadan dalam bentuk tunggalnya yang di artikan ayunan atau buaian. Buaian atau ayunan untuk anak bayi
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 3/9
biasanya di buat bergoyang ke kiri dan ke kanan, sehingga sang bayi pun merasa nyaman dan tertidur. Demikianlah Al-Qur'an mendeskripsikan
bumi seolah-olah berada dalam ayunan/buaian, sehingga surah An-Naba' ayat 78 dapat di terjemahkan "Bukankah kami telah menjadikan bumi itu
seperti ayunan/buaian ?"
Fakta ilmu pengetahuan mengatakan bahwa dalam perputaran bumi mengelilingi sumbunya dan matahari tidak tegak lurus melainkan miring dan
tidak tetap, bergerak kadang menjauhi kadang mendekati sumbu tegak lurus orbitnya. Fakta yang baru-baru saja diketahui ini sudah disebutkan di
dalam Al-Qur'an 15 abad yang lalu.
Bahkan di ayat selanjutnya Allah menyatakan dalam Al-Qur'an :
[78:7] dan gunung-gunung sebagai pasak ?
Di sini Allah menyatakan bahwa gunung-gunung di jadikan di bumi sebagai dan seperti pasak. Tentunya timbul pertanyaan, apa tujuannya Allah
menjadikan gunung sebagai pasak? Mengenai hal ini Allah menjelaskan di ayat yang lain :
[16:15] Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu ...
[31:10] Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung di bumi supaya bumi
itu tidak menggoyangkan kamu ...
Jadi salah satu fungsi dijadikan gunung-gunung di bumi adalah sebagai penyeimbang, menstabilkan rotasi bumi, yang bersama-sama dengan
gravitasi bumi, mengakibatkan goyangan akibat rotasi bumi tidak dirasakan oleh manusia, sehingga manusia di bumi tetap merasakan bahwa bumi
itu "datar" dan "diam", tidak ikut menggoyangkan manusia yang hidup di permukaannya. Demikianlah ketetapan Allah, Tuhan semesta alam.
[21:31] Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka ...
[50:7] Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh ...
Di dalam surah Al-Anbiyaa (21) ayat 31 dan surah Qaf (50) ayat 7 di atas, "gunung-gunung yang kokoh" adalah terjemahan dari "rawasiya
sendiri dalam bahasa arab adalah "jabal" atau "jibala". Rawasiya merupakan turunan dari arsa yang berarti kokoh atau stabil, dalam bentuk
partisipal aktif-nya sering diartikan gunung-gunung. Dengan demikian rawasiya sendiri dapat diartikan sebagai pengokoh, penstabil, atau gunung-
gunung penstabil/pengokoh.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini (gunung-gunung) penstabil supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka ...", sekali lagi dikarenakan karena
salah satu fungsi gunung-gunung adalah sebagai penyeimbang, menstabilkan rotasi bumi, yang bersama-sama dengan gaya gravitasi bumi,
mengakibatkan goyangan dan putaran akibat rotasi bumi tidak dirasakan oleh manusia. Dengan jelas dalam Q.S 16:15, 31:10, dan 21:31 di
sebutkan bahwa bumi itu sebetulnya bergerak, bergoyang dan bergoncang, akan tetapi Allah menciptakan gunung-gunung sehingga pergerakan
bumi itu mencapai gaya dan kecepatan yang sesuai dan stabil sehingga manusia yang tinggal di permukaannya tidak merasakan goyangan itu.
Hal lain yang dikatakan Al-Qur'an adalah mengenai peredaran bulan, seperti yang difirmankan Allah dalam surah Yaasiin ayat 36 di atas :
[36:39] Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua
" 'urjuuni" disini di artikan sebagai "tandan" dimana arti sebenarnya adalah "batang pohon kurma". Penterjemahan kata-perkata dari ayat di atas
adalah "dan bulan telah kami tetapkan baginya fasa-fasa sampai dia kembali lagi (berulang-ulang), seperti halnya batang pohon kurma yang tua (
'urjuuni al qadiimi)".
Pernyataan Al-Qur'an mengenai "kal 'urjuuni al qadiimi" disini patut di cermati, karena orbit bulan, baik dalam paham geosentris maupun heliosentris
harusnya adalah berbentuk lingkaran atau elips, tetapi di sini dijelaskan bahwa bagi bulan sudah di tetapkan fasa-fasa (bulan mati, bulan baru, bulan
sabit, purnama) dan terus berulang, seperti halnya batang pohon kurma yang tua, yang juga menjelaskan bahwa bumi sebenarnya berotasi dan
beredar mengelilingi matahari, karena fasa-fasa bulan akan menjadi seperti "batang pohon kurma" hanya terjadi jika bumi bergerak.
Gambar di bawah akan menjelaskan, betapa ayat ini tidak hanya membuktikan bahwa bumi dan bulan berotasi, akan tetapi bumi yang diiringi oleh
bulan pun berrevolusi mengelilingi matahari.
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 4/9
[70:40] Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki (semua) timur (masyaariq - plural) dan (semua) barat (maghaaribi -
plural), sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
Seperti yang telah dijelaskan di postingan "Bumi itu Datar Menurut Al-Qur'an ? (klik disini untuk baca)", bahwa adanya banyak barat dan banyaknya
timur pada ayat ini menandakan bahwa bumi itu bulat. Akan tetapi dijelaskan pula di postingan tersebut bahwa dalam bahasa Arab, masyaariq dan
maghaaribi selain berarti sebagai "timur" dan "barat" juga berarti "tempat terbit matahari" dan "tempat terbenam matahari", sehingga ayat ini pun
menyatakan bahwa bumi dalam melakukan rotasi (yang menyebabkan matahari terbit dan terbenam , seperti yang terlihat dari bumi) tidak tegak
lurus, melainkan condong atau miring dari sumbu tegak lurus.
Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa bumi berotasi dalam sudut 23,5 derajat dari sumbu tegak lurus, kadang bagian utara bumi mendekati
matahari, kadang bagian selatan bumi yang mendekati matahari (seiring dengan perubahan musim, karena kecondongan bumi terhadap matahari
untuk suatu tempat kadang mendekati dan menjauhi matahari). Hal ini membuat titik terbit dan terbenam matahari selalu berbeda-beda bagi orang-
orang yang berada di utara dan selatan ekuatorial (khatulistiwa), terutama pada musim yang berbeda dan selalu tetap bagi orang berada di sekitar
daerah ekuatorial. Hal ini juga membuat tidak hanya tempat, waktu terbit dan terbenamnya pun berbeda-beda di setiap tempat dan setiap hari, dan
semuanya diungkapkan Al-Qur'an dengan kata masyaariq dan maghaaribi yang merupakan bentuk plural atau jamak. Masyaariq dan
hanya dapat ada apabila bumi itu bulat, berotasi, berrevolusi dan lebih spesifik lagi dalam sudut yang miring, tidak tegak lurus.
Jadi, Al-Qur'an menggunakan gaya bahasa dan perumpamaan yang dapat diterima oleh orang-orang pada masanya, akan tetapi sejalan dengan
ilmu pengetahuan dan akan dapat dibuktikan kebenarannya yang tersirat berabad-abad setelah Al-Qur'an diturunkan.
Surah Asy-Syams ayat 1 dan 2 menyatakan geo-sentris ?
"Tunggu dulu, bagaimana dengan Asy-Syams ayat 1-2 ?", sebagian orang mungkin menanyakan hal tersebut. "Bukankah jelas-jelas dikatakan
bahwa bulan mengiringi matahari? berarti matahari beredar yang diikuti dengan bulan, yang berarti mendukung dan menyatakan mengenai
geosentris ?"
Menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat surah Asy-Syams ayat 1-2 :
[91:1] Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
[91:2] dan bulan apabila mengiringinya,
Dari kedua ayat tersebut dapat dijelaskan :
1. Sekali lagi ditegaskan bahwa tidak disebutkan bahwa yang dikelilingi adalah bumi, bahkan tidak ada kata-kata mengelilingi ataupun bumi
dalam kedua ayat ini. Sebagai ayat yang diturunkan 15 abad yang lalu, kedua ayat ini tampak masuk akal, karena sebetulnya itulah yang
terlihat dari bumi. Bulan mengiringi matahari setelah datangnya malam. Namun itu adalah pengertian berdasarkan pengamatan mata, yang
mana dapat diterima orang 15 abad yang lalu.
2. Kata "mengiringi" adalah terjemahan dari "talaha" dengan asal kata "tala" yang berarti "mengikuti", atau "bergantung pada". "
akar kata "talaw" (ta lam waw) yang berarti "membaca dan memperdengarkannya (recite)", dimana kata dengan akar kata "talaw
digunakan tidak kurang dari 60 kali dalam Al-Qur'an.
3. Bulan adalah sesuatu yang "mengikuti" matahari. Sedangkan jika kita lihat di ayat lain dijelaskan bahwa orbit bulan berbeda dengan
matahari, dan orbit bulan berbentuk seperti batang kurma yang tua, dimana bulan bersama-sama dengan bumi mengelilingi matahari. Ayat ini
ternyata mengandung kebenaran ilmiah, dimana dibuktikan dengan ilmu pengetahuan saat ini yang menyebutkan bahwa bulan cenderung
"mengikuti" matahari dikarenakan gaya tarik matahari, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 5/9
4. Diketahui saat ini bahwa bulan sebenarnya ber-"talaha" yaitu "membaca" sinar matahari dan "memperdengarkannya" kepada bumi. Cahaya
yang dimiliki bulan merupakan pantulan dari cahaya matahari. Itulah juga yang menyebabkan Al-Qur'an mengatakan bahwa matahari
"bersinar (dhiyaan)" dan bulan "bercahaya (nuur)", karena "bersinar" berarti memiliki sumber cahaya sendiri, sedangkan "bercahaya"
bergantung pada objek lain yang memiliki sinar.
[10:5] Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar (dhiyaan) dan bulan bercahaya (nuuran)
Mengenai point 4 di atas, lebih lanjut dijelaskan di surah Nuh (71) ayat 16.
[71:16] Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya (nuuran) dan menjadikan matahari sebagai pelita (sirajan
Dalam ayat ini bulan di sebutkan lebih dulu sebelum matahari bukan berarti bulan lebih dulu ada daripada matahari karena konteksnya tidak
demikian. Terjemahan literal kata per kata ayat di atas adalah "dijadikan bulan baginya cahaya dan dijadikan matahari sebagai lampu (bagi cahaya
bulan)". Jadi ayat ini bukan berfokus kepada bulan itu sendiri , akan tetapi berfokus kepada cahaya bulan (light of the moon) tersebut, dimana
dikatakan bahwa untuk bulan, Allah jadikan baginya cahaya, tapi cahaya itu berasal dari sumber lain, yaitu matahari yang berfungsi sebagai lampu
(sirajan di sini secara literal, menurut Arabic-English Lane's Lexicon, memiliki arti "lampu"). Jika "matahari sebagai lampu" disebut terlebih dahulu,
menjadikan ayat ini hanya menginformasikan bahwa "matahari bersinar" sebagaimana surah 10 ayat 5. Akan tetapi dengan disebutkannya
"matahari sebagai lampu" setelah "dijadikan bagi bulan cahayanya", menginformasikan bahwa cahaya bulan ini berasal dari "sang lampu", bukan
berasal dari dirinya sendiri. Jadi ayat ini menegaskan lebih jauh point 4 di atas bahwa sebetulnya bulan itu ber-talaha.
Sebagai penutup : Bukan cuma menyatakan bahwa bumilah yang mengelilingi matahari, Al-Qur'an pun mengatakan bahwa matahari pun beredar di
orbitnya, mengelilingi pusat galaksi, sebagaimana benda-benda lain pun beredar. Dan ini juga termasuk galaksi pun beredar orbitnya sendiri
wallahu a'lam.
[35:41] Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap (tazula); dan sungguh jika keduanya akan
lenyap (zalata) tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun.
"Tazula" atau "zalata" memiliki asal kata "zala" yang artinya "menyimpang dari keadaan bergerak" atau "menjadi bergerak tidak teratur dari
sebelumnya dalam keadaan bergerak yang teratur", menandakan bahwa sesungguhnya langit (matahari, planet, bulan, bintang) dan bumi, pun
bergerak sesuai dengan orbit yang ditentukan masing-masing oleh Allah.
Kalaupun ada ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang menyatakan matahari terbit dari timur (dalam kisah nabi Ibrahim menghadapi orang-orang kafir,
Q.S 2:258), atau tempat terbenamnya matahari serta melihat matahari terbenam (dalam kisah zulkarnain, Q.S 18:86), Al-Qur'an menggambarkan
bahwa itulah yang dirasakan oleh orang-orang yang menjadi objek pengisahan itu (dalam hal ini nabi Ibrahim dan Zulkarnain), dan bahkan itulah
yang dirasakan semua orang dibumi, "matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat", akan tetapi tidak menyatakan bahwa matahari mengelilingi
bumi. Bukankah kita di sekolah diajarkan bahwa "matahari terbit ditimur dan tenggelam di barat" ? Istilah "matahari terbit" atau "matahari terbenam"
pun kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, walaupun kita tahu (dan telah diajarkan) bahwa sebetulnya bumi yang berotasilah yang
menyebabkan hal tersebut.
Mengenai hadist nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang mengatakan bahwa matahari berjalan sampai ke tempat beredarnya di
bawah Arsy, kemudian bersujud dan setelah memperoleh ijin Allah kembali terbit dari tempat terbitnya, sehingga banyak yang megatakan
berdasarkan hadis ini Islam mengajarkan bahwa matahari mengelilingi bumi, dapat di baca di dalam postingan "Nabi Berkata di Dalam Hadis Bahwa
Matahari Mengelilingi Bumi ? (klik disini untuk baca)"
Sekali lagi perumpamaan-perumpamaan dibuat oleh Allah agar manusia mau berpikir, karena potensi terbesar yang diberikan kepada manusia
adalah akal pikiran untuk dapat memahami tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan Allah.
[29:43] Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang
yang berilmu.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
(dari berbagai sumber)
Narrated Abu Huraira:
I heard Allah's Apostle saying, "I have been sent with Jawami al-Kalim (i.e., the shortest expression carrying the widest meanings), and
I was made victorious with awe (caste into the hearts of the enemy), and while I was sleeping, the keys of the treasures of the earth
were brought to me and were put in my hand." Muhammad said, Jawami'-al-Kalim means that Allah expresses in one or two
statements or thereabouts the numerous matters that used to be written in the books revealed before (the coming of) the Prophet .
(Translation of Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 141)
untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui http://www.quranplus.com/
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 6/9
Posted by Nur Imam Rahmadi Putranto at 10:34 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Quran dan Sains
12 comments:
1.
DADA CHANDRA RAMADHAN!March 2, 2012 at 3:57 PM
Sesungguhnya menurut Islam matahari itu setiap siang hari selalu mengelilingi bumi sesuai dalil didalam Link ini!:
http://abiubaidah.com/matahari-sujud.html/
ReplyDelete
Replies
1.
Nur Imam Rahmadi PutrantoJune 12, 2012 at 9:43 PM
Silakan baca postingan "Nabi Berkata di Dalam Hadis Bahwa Matahari Mengelilingi Bumi ?"
(http://imamadi83.blogspot.com/2012/06/nabi-berkata-di-dalam-hadis-bahwa.html)
Delete
Reply
2.
AnonymousJune 26, 2012 at 12:06 PM
sebagai tambahan baca juga artikel-2 dibawah ini ;
http://www.docstoc.com/docs/30879126/al-quran-dan-rotasi-bumi
dan
http://www.docstoc.com/docs/32212926/al-quran-tentang-revolusi-bumi
semoga bermamfaat.
ReplyDelete
3.
Pembawa PeteNovember 14, 2012 at 7:05 PM
[36:40] Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada
garis edarnya.
maklum jaman dulu belum mengenal gerhana matahari.
ReplyDelete
Replies
1.
Nur Imam Rahmadi PutrantoNovember 16, 2012 at 7:00 AM
Tentu saja jaman dulu sudah sering terjadi gerhana matahari. Di jaman nabi Muhammad SAW sendiri pernah terjadi gerhana
matahari. "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan (tudrika) bulan ..." dalam surah Yaasiin (36) ayat 40 ini menggunakan kata
"adraka (tudrika)", yang berarti mencapai, mendapatkan, menggenggam, bertemu secara fisik. Turunan kata yang sama digunakan
dalam Q.S 4:78, 4:100, 6:103, 10:90. Bertemu dalam artian sejajar sehingga "terlihat seolah-olah bertemu/mendapatkan" tidak
termasuk ke dalam arti kata "adraka". Bahkan di dalam ayat tersebut lebih dipertegas lagi, "semua beredar pada garis edarnya".
Memungkinkan untuk mencapai posisi sejajar, ya, akan tetapi tidak akan "adraka" (saling mendapatkan secara fisik)
Delete
2.
huNovember 28, 2013 at 7:02 PM
kalo mau komen dibaca dulu yg bener mas pete rangkumanya....
baru komen.. biar masnya engga dipikir o'on karna engga nyambung.
Delete
Reply
4.
khaerul akhyarDecember 22, 2012 at 12:32 AM
ada tidak artikel dengan judul "penciptaan langit dan bumi dalam alquran dan sais??
ReplyDelete
5.
Nur Imam Rahmadi PutrantoDecember 22, 2012 at 12:37 AM
Silakan baca : http://imamadi83.blogspot.com/2012/02/bumi-tercipta-lebih-dulu-daripada.html , http://imamadi83.blogspot.com/2012/04/umur-
bumi-dan-alam-semesta-pertentangan.html . Buat tambahan bacaan, mungkin bisa juga dibaca :
http://imamadi83.blogspot.com/2012/06/nabi-berkata-di-dalam-hadis-bahwa.html . Semoga bermanfaat
ReplyDelete
6.
Osly RachmanApril 12, 2013 at 9:14 AM
Alhamdulillah, Terima kasih pencerahannya....
ReplyDelete
7.
Anna MarlytaMay 19, 2013 at 5:11 AM
om nur imam.. insyaAllah apa yg om paparkan adalah bnar,, krna dari stiap yg saya baca di internet mengenai matahari mengelilingi bumi,
ayat2 yg diartikan hanya sepotong dri surat tertentu, dan jelas skali ayat ini disalah artikan dari terjemahan sesungguhnya, yg mengakibatkan
salah penafsiran,,
panduan kata per kata dapat menggunakan http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 7/9
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Translate to Other Languange
Tentang Saya
My Photo
Nur Imam Rahmadi Putranto
Also see me in facebook :
http://www.facebook.com/imam.
adi83 and follow me in
twitter : @imam_adi83
View my complete profile
*dan jelas2 dalam beberapa ayat yg saya baca ada yg menyinggung pergerakan, namun jelas bukan masalah bumi trhadap matahari ato
sebaliknya,,
*ada jg mengenai ayat yg menyatakan bumi dan langit tdk bergeser.. jelas2 jg ini bukan menyinggung masalah antara bumi trhdap matahari,
melainkan masalah tanah dan atmosfer yg tdk bergeser, agar manusia di tanah bumi tdk terpengaruh trhadap rotasi bumi,, krna atmosfer tdi
bergerak berputar searah dgn arah putaran bumi..
*maasalah bumi dan langit yg jg tdk bergeser, ini disalah terjemahkan,, artinya bergeser tdi adalah bergeser dari pergerakan.. yg artinya bumi
dan langit (berati serta benda angkasa lain,dan bukan matahari) jg bergerak namun tdk bergeser dri jalur/orbitnya (trnyata matahari jg
berevolusi mengelilingi pusat galaxi, sprti om blg tdi).. jelas dsni bukan mengartikan dan menyinggung arti bumi diam trhadap matahari dan
matahari yg berputar mengelilinginya,, tdk ada sebutan/ arti merujuk ksitu,, org2 yg kurang ilmulah yg sesukanya mengartikan hal itu dgn
menyangkut pautkan diamnya bumi terhadap matahari/(evolusi bumi)..
ato munkin memang org2 tertentu yg ingin menyesatkan umat2 islam.. dgn memberikan artikel2 dan bacaan2 yg bnyak salah arti tdi..
trimaski om,, Alhamdulillah tercerahkan mengenai yg satu ini^^
ReplyDelete
8.
Archi-FutureOctober 15, 2013 at 11:49 AM
Artikel agan telah memperkuat Iman saya. terima kasih ya.
ternyata kebenaran Al-Qur'an telah di salah artikan oleh ahli kitab.
Tiada tuhan selain Allah, aku bersaksi Muhammad utusan Allah.. :)
ReplyDelete
9.
Muhammad FadliJune 16, 2014 at 8:39 PM
Di atas admin bilang matahari mengelilingi bumi
Trus ane baca di bawah, admin bilang bumi dan bulan berevolusi mengelilingi matahari, muter2 pernyataan nya
Yang mana yang bener ini, bumi yang diam atau matahari yang diam
ReplyDelete
Add comment
Load more...
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 8/9
Cari di Blog ini
Loading...
atau klik link ini untuk mencari di
blog ini
Add in Google+
Total Pageviews
Arsip Blog
2014 (2)
April (1)
March (1)
2013 (8)
June (1)
March (2)
February (2)
January (3)
2012 (44)
December (3)
August (5)
July (5)
June (7)
May (1)
April (9)
March (4)
February (10)
Blog Site Map
Bumi Tercipta Lebih Dulu
Daripada Langit, Sebuah P...
Sembilan Belas Dalam At-Taubah
Ayat 128 dan 129
Benarkah Al-Qur'an Berkata
Matahari Tidak Menyebab...
Matahari dan Bulan Mengelilingi
Bumi Menurut Al-Qu...
Bumi itu Datar Menurut Al-Qur'an
?
Al-Qur'an, Enam, Lebah, dan
Laba-Laba
Al-Qur'an dan Teorema Sembilan
Belas
Membuat Surah yang Menyamai
Al-Qur'an? Siapa Takut...
Sembilan Belas - Pendeteksi
Keaslian Al-Qur'an
Quran dan Sains
Al-Ahzaab 4 : Manusia dan dua
jantung ?
Hikmah definisi awal malam dalam
Al-Qur'an oleh hadis
Jalinan Langit Dalam Pandangan
Al-Qur'an
fMRI - Ubun-ubun yang
pembohong dan pendosa
Eye tracking - mata yang khianat
Speech analysis - tanda-tanda dari
tekanan suara
Facial analysis - tanda-tanda
keingkaran di wajah
Polygraph - apa yang ada di dalam
dada
Metode Pendeteksi Kebohongan
Menurut Al-Qur'an
Terjadinya gerhana matahari
menurut Al-Qur'an
Gerhana untuk menakut-nakuti
Quran dan Matematika
17/9/2014 EN-I-ER-PE: Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Menurut Al-Qur'an ?
file:///C:/Users/Acer%20Core%20i5/Pictures/EN-I-ER-PE%20%20Matahari%20dan%20Bulan%20Mengelilingi%20Bumi%20Menurut%20Al-Qur'a 9/9
26, Nomor Atom Besi
Al-Qur'an dan Pertentangan yang
Banyak di Dalamnya
360, Derajat Tertinggi
Adam & Yesus - Quran, The
Perfect Harmony
Manusia dan Tahapan
Pembentukannya
Ashabul Kahfi dan Kata ke-309
Sembilan Belas Dalam At-Taubah
Ayat 128 dan 129
Al-Qur'an, Enam, Lebah, dan Laba-
Laba
Al-Qur'an, Inisial dan Prima
Kembar
Al-Qur'an dan Teorema Sembilan
Belas
Membuat Surah yang Menyamai
Al-Qur'an? Siapa Takut!
Sembilan Belas - Pendeteksi
Keaslian Al-Qur'an
Quran - Pedoman Hidup
Al-Baqarah 187: Berbuka Puasa Itu
Saat Maghrib Ataukah Malam ?
Misteri Samiri di Zaman Musa
Gerhana untuk menakut-nakuti
Islam dan Gerhana
Menara yang mencapai Langit
Siapakah Haman pada masa Musa
?
Adakah Haman pada zaman Musa
?
Haman dan Menara Yang
Mencapai Langit
Hari festival - pertemuan Musa dan
penyihir Fir'aun
Fir'aun berkata "Aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain
aku"
Siapakah fir'aun di zaman Musa ?
Fir'aun dan Pengakuan Sebagai
Tuhan
Hadist vs Al-Qur'an Perihal
Penciptaan Alam
Manusia, berasal dari air atau
tanah ?
Al-Qur'an dan Teori Evolusi
Hewan-Hewan Yang Terlupakan
Oleh Al-Qur'an (?)
Perihal bunuh diri
Malaikat dalam perang
Kaum munafik - sang pengkhianat
Kaum kafir - perusak perjanjian
Kaum kafir - penghalang menuju
jalan Allah
Al-Qur'an, Terorisme dan Bunuh
Diri
Maryam, Ibu Yesus sekaligus
Saudara Harun dan Musa ?
Toleransi Antar Umat Beragama
Islam, Paham Pluralisme dan
Liberalisme
Al-Qur'an : Dukungan Terhadap
Toleransi Serta Penolakan
Terhadap Pluralisme dan
Liberalisme
Subscribe To
Posts
Comments
Yahoo! Messenger
Blog Site Map / Index (click here)
. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai