1.Kendang
Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dan
Jawa Barat yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini
dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut
ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada
satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih
dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang,
gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada
pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada
satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi
pelog dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam
keluarga balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki
wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada wilahan saron,
sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat
dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh
saron.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh
bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang
bervariasi namun mengikuti pola tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya
penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada
gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya,
demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa
militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh
pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen
gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki
versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi
daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya
terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh
bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya
penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada
gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik
ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer,
ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Kenong merupakan salah satu alat musik yang menyusun gamelan Jawa.
Kenong biasanya dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat ini
merupakan pengisi akor atau harmoni dalam permainkan gamelan, kenong
berfungsi sebagai penentu batas-batas gatra, menegaskan irama. Kenong juga
termasuk dalam alat musik berpencu, namun ukuran lebih besar daripada
bonang. Alat ini juga dipukul menggunakan alat pemukul kayu yang dililitkan
kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tetapi biasanya sekitar 10 buah.
7. Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran
lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-
tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada
saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa kalangan menamakannya
sebagai gender penembung. Seperti halnya pada instrumen lain dalam satu set
gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog. Wilahan
Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan
slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.
8. Gender
Gender adalah alat musik pukul logam (metalofon) yang menjadi bagian dari
perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam
(kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari
bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari
kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung
tangga nada yang dipakai. Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga
gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan pelog pathet barang.
Bentuk gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada
gamelan Jawa.
9. Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan
Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak
banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru
terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai,
gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis.
10. Gambang
Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 18 bilah bambu yang
dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini digunakan dalam kesenian
gambang kromong Betawi .
11. Rebab
Rebab adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat
dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih
banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh.
Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat
bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah
tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang
disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup
dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher
panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada
satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak,
baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung
daripada biola.
Rebab, meskipun dihargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang
sangat terbatas (sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap diganti di
banyak dunia Arab oleh biola dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen
Irak, Joza, yang memiliki empat senar.
12. Siter dan celempung
Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya
juga dengan kecapi di gamelan Sunda.
Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua
sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya
dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam
sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan
memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan
sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen
yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun
celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa
Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran
ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua
tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar
sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran,
meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain
13. Suling
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari
bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik
lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau
campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari
nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
14. Kempul
GAMELAN JAWA