Anda di halaman 1dari 27

KARYA TULIS ILMIAH

AL-Quran dan GEBIKAN (Geologi, Biologi, Kimia dan


Perairan)

Oleh:
REMI SYAHDENI
(13.13.210)
RISMA AUNIA HARIS
(12.12.504)
FATMA JAMIL
(12.12.594)

Diajukan Dalam Rangka Mengikuti LKTI Al-Qur`an Tingkat Nasional, GID


1435H

SMA NEGERI 1 POLEWALI


KABUPATEN POLEWALI MANDAR
SULAWESI BARAT
2014

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat


kemurahan-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam karya tulis ilmiah ini, kami mengangkat judul :AL-Quran dan
GEBIKAN (Geologi, Biologi, Kimia dan Perairan) yang kami sajikan berdasarkan
eksperimen yang telah kami lakukan.

Karya tulis ilmiah ini dibuat dalam rangka memperkenalkan kepada masayarakat
tentang bagaimana pembuktian kebenaran Al-Quran terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, kami tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Muhammad Faezal, M. Si, sebagai kepala SMA Negeri 1 Polewali,
yang telah member kesempatan dan dorongan kepada penulis.
2. Bapak dan Ibu Guru yang telah memberi dukungan moral maupun materil
sekaligus sebagai guru pembimbing penulis.
3. Orang tua penulis yang tak henti- hentinya memberikan doa dan semangat serta
dukungan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu
penulis dalam penelitian ini.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan penulis serta
beberapa pihak yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi
tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang tertera di atas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya tulis ini.

Polewali, 30 Oktober 2014

Penulis,

ii
ABSTRAK

Pada dasarnya, sejak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dikembangkan,


banyak penemuan-penemuan baru yang memberi manfaat bagi umat manusia di
berbagai bidang, dan hasil-hasil temuan tersebut telah dijelaskan secara tersirat di
dalam Al-Quran jauh sebelum ilmu tersebut ditemukan. Namun, masih banyak
umat manusia yang belum menyadari hal ini. Secara lebih khusus penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Al-Quran terhadap IPTEK di bidang
geologi, biologi, kimia, perairan dan sebaliknya, serta cara membangkitkan IPTEK
bagi kaum muslim. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel atau gejala
tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya. Penelitian ini menggunakan data
primer dan data sekunder. Hasil penting penelitian ini meliputi: Al-Quran dalam
kaitannya dengan geologi dapat dilihat dari gunung sebagai tiang, biologi yaitu
bentuk embrio, kimia yakni makanan dan minuman, dan perairan antara lain siklus
air dan kelautan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Al-Quran sangat
berpengaruh besar terhadap IPTEK di berbagai bidang dan dapat dikatakan
bahwa Al-Quran melampaui batas IPTEK, disisi lain, semakin meningkatnya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) justru semakin mempertegas kebenaran Al-
Quran. Adapun cara meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan
muslim adalah dengan mendalami kitab untuk semua umat yang tidak mungkin
diragukan kebenarannya, yakni Al-Quran. Teori-teori yang dipelajari selama ini
bisa saja salah, namun Al-Quran yang merupakan ilmu pengetahuan langsung
dari Tuhan tidak mungkin salah.

Kata Kunci : Al-Quran, IPTEK, Geologi, Biologi, Kimia, Perairan

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................2

C. Tujuan Penelitian.............................................................................2

D. Manfaat Penelitian...........................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Al-Quran ......................................................................4

B. Pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi....................................5

C. Al-Quran dan IPTEK diberbagai bidang.......................................6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ............................................................................9

B. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................9

C. Teknik Analisis Data .......................................................................9

D. Data dan sumbernya ........................................................................9

E. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................10

F. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................10

G. Hipotesis ..........................................................................................10

iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Al-Quran dan geologi.....................................................................11

B. Al-Quran dan biologi .....................................................................12

C. Al-Quran dan kimia........................................................................14

D. Al-Quran dan perairan....................................................................16

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................18

B. Saran ................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah hal yang tidak dapat
terpisah dari perjalanan hidup manusia. Karena pada dasarnya, sejak Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dikembangkan, banyak
penemuan-penemuan baru yang memberi banyak manfaat bagi umat manusia
dari berbagai bidang, seperti di bidang geologi, biologi (Ilmu mengenai makhluk
hidup), kimia (Ilmu mengenai reaksi-reaksi kimia), perairan, hingga teknologi.
Terdapat banyak manfaat dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
diantaranya memberikan pengetahuan kepada umat manusia mengenai tempat
mereka hidup, mengenai awal mula mereka tercipta, mengenai aktivitas
sehari-hari yang dapat menimbulkan reaksi kimia yang akan memberi dampak,
mengenai air serta asal muasal (siklus) air, hingga mengenai alat-alat yang
mampu meringankan pekerjaan manusia mengevisienkan waktu dengan kualitas
yang baik.
Seiring berjalannya waktu, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
terus dikembangkan untuk menunjang kehidupan umat manusia kedepan. Selain
itu, banyaknya Ilmu Pengetahun dan Teknologi (IPTEK) yang telah ditemukan
dan dikembangkan sebenarnya telah tertulis didalam Al-Quran kitab umat
muslim sejak 14 abad yang lalu. Namun, masih banyak umat manusia yang
belum menyadari hal ini.Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,Baihaqi dll
yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda Menuntut ilmu itu
wajib atas setiap Muslim.
Oleh karena itu, penulis membuat karya tulis ini untuk semakin
membuktikan kesempurnaan dan kebenaran Al-Quran Agar umat manusia
mengetahui, mengakui dan menyadari keagungan, kebenaran dan kesempurnaan
Al-Quran.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diambil
adalah:
1. Apa pengaruh Al-Quran terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (bidang
biologi, kimia, perairan dan geologi)?
2. Apa pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terhadap
Al-Quran?
3. Bagaimana membangkitkan IPTEK bagi kaum muslim?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Al-Quran terhadap Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di bidang geologi, biologi, kimia, dan perairan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
terhadap Al-Quran.
3. Untuk mengetahui cara membangkitkan IPTEK bagi kaum muslim.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah:
1. Bagi pembaca
a. Agar pembaca dapat lebih mengetahui dan mempertegas kebenaran
Al-Quran di dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
2. Bagi kaum muslim
a. Agar kaum muslim lebih termotivasi untuk memperdalam Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar bukti kebenaran Al-Quran
dapat terus bertambah.
b. Kaum muslim lebih meningkat imannya terhadap Al-Quran yang
merupakan kitab yang benar dari Tuhan.

2
3. Bagi penulis
a. Agar penulis mampu meningkatkan kemampuan didalam bidang
penulisan karya tulis ilmiah.
b. Agar penulis semakin termotivasi dalam mengungkap
kebenaran-kebenaran Al-Quran di bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Al-Quran

Dari segi bahasa, Al-Quran berarti "yang dibaca" atau "bacaan".


Sedangkan, menurut istilah pengertian Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang
berisi firman-firman Allah SWT, yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada
Nabi MuhammadSAW dan membacanya bernilai ibadah.Al-Qur'an berfungsi
sebagai petunjuk/pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.Sebagai pedoman hidup, isi/kandungan Al-Qur'an terbagi
menjadi tiga pembahasan pokok yaitu akidah, ibadah, dan prinsip-prinsip syariat.
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,
sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,
memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain
Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdapat lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses
perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk
ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal
adalah ayat:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau

4
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-
sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imron
[3] : 190-191).

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu


pengetahuan beberapa derajat.(QS. Mujadillah [58] : 11 ).

2.2 Pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi

Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat


berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat. Sedangkan, ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya
dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan,
oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Dalam Al-Quran, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan
obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap
ilmu membatasi diri padasalah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang
memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang
banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.
Pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui
prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah

5
Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-Alaq;1-5). Istilah
teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik
obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena
memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan
ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), teknologi diartikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan
pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis.
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif
berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya
yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber
ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi
kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Quran
dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi
(mutlak) karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan
(nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia.

2.3 Al-Quran Dalam Kaitannya Dengan IPTEK di Berbagai Bidang


Geologi (Gunung Sebagai Tiang)
o Surah An-Naba : 6-7
o Surah Al-Ghasiyah : 19
o Surah Al-Naziyat : 32
o Surah Al-Anbiya : 31
o Surah Luqman : 10
o Surah An-Nahl : 15

Biologi (Embrio)
o Surah Al-Alaq ayat 1-2
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.

6
o Surah Al- Muminun ayat 23
o Surah Al-Hajj ayat 5
o Surah Al-Sajdah : 8
o Surah Al-Insan : 2
o Surah Al-Muminuun ayat 12-14
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. (Q.S. Al-Muminun: 12-14)

Kimia (Makan dan Minum Panas)


o Dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan Bahwasanya Nabi Shallallaahu
alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya.
(HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
o Dari Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya jika beliau membuat roti tsarid
wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau
mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar
berkahnya. [HR Hakim no 7124. Hakim mengatakan, Hadits sahih sesuai
dengan kriteria Muslim. Pernyataan beliau ini disetujui oleh adz Dzahabi.
Hadits di atas dimasukkan oleh al Albani dalam Silsilah Shahihah jilid 1
bagian 2 no. hadits 392.

Perairan (Siklus Air dan 2 Macam Air)


(Siklus Air)
o Surah Al-Tariq : 11
o Surah An-Nur : 43

7
o Surah Ar-Rum : 48
o Surah Al-Zumar : 21
o Surah Al-Muminun : 18
o Surah Ar-Rum : 24
o Surah Al-Hijr : 22
o Surah Al-Aaraf : 57
o Surah Al-Rad : 17
o Surah Al-Furqan : 48-49
o Surah Al-Fatir : 9
o Surah Yasin : 34
o Surah Al-Jathiya : 5
o Surah Qaf : 9
o Surah Al-Waqiah : 68-70
o Surah Al-Mulk : 30

(2 Macam Air)

o Surah Al-Furqan : 53
o Surah Ar-Rahman : 19-20

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah penelitian
korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala
lainnya. Metode ini dipilih agar pembaca dapat lebih memahami keterkaitan
Al-Quran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara
singkat kepada responden. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari beberapa
literature seperti ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits, internet, dll. Pemilihan
responden menggunakan teknik acak bertujuan (purposive random sampling).

3.3 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif artinya data yang telah terkumpul, diolah atau disajikan dalam bentuk
uraian dan penjelasan. Data primer dalam penelitian ini berfungsi sebagai
pelengkap dari data sekunder yang telah dikumpulkan.

3.4 Data dan Sumbernya


Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang dikumpulkan sendiri kepada sumbernya atau yang diperoleh langsung
dari lapangan dengan cara wawancara mendalam dan kuesioner. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data primer diambil dari
pertanyaan singkat yang diajukan kepada responden. Data sekunder diambil dari
beberapa situs di internet dan berbagai hadits serta ayat dalam Al-Quran.

9
3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara singkat pada tanggal 24 Oktober- 2 November
2014 di kabupaten Polewali Mandar tepatnya di gedung SMA N 1 Polewali.

3.6 Populasi dan Sampel


Dari metode penelitian yang telah dilakukan, digunakan populasi dan sampel
sebagai berikut:
Populasi : Siswa-siswi SMA N 1 Polewali
Sampel : - 3 orang guru
- 44 orang siswa yang dipilih secara acak
3.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam suatu penelitian yang masih
perlu untuk dikaji lebih lanjut guna mendapatkan hasil yang tepat. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Al-Quran memiliki pengaruh yang sangat besar kepada perkembangan
IPTEK
IPTEK 100% sangat bergantung pada Al-Quran
Masih banyak umat muslim yang minim ilmu pengetahuan dan tidak
menyadari bahwa Al-Quran juga merupakan sumber pengetahuan

10
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan keterkaitan Al-Quran dengan IPTEK di bidang geologi,
biologi, kimia dan perairan.

4.1 Al-Quran dan Geologi (gunung sebagai tiang)


Kata gunung telah disebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran
sebanyak 39 kali dan secara implisit dalam 10 ayat lainnya. Dari
49 ayat tersebut, 22 diantaranya menggambarkan gunung sebagai pasak atau
tiang pancang yang memancangkan permukaan bumi ke bawah dengan aman
serta mengokohkannya agar tidak bergetar bersama kita.
Surah An-Naba : 6-7
Kami telah menciptakan bumi sebagai suatu permukaan yang luas gunung-
gunungnya sebagai tiang.
Al-Quran tidak mengatakan gunung menjulang tinggi seperti tiang, melainkan
gunung adalah tiang. dalam bahasa Arab berarti tiang atau pasak tenda.
Saat ini dengan kemajuan ilmu geologi, diketahui bahwa gunung memiliki
akar-akar yang dalam. Dan bagian luar yang dilihat pada gunung hanya
persentase kecilnya saja. Dan yang tidak kelihatan mirip seperti tiang yang
ditancapkan ke tanah. Ilmu-ilmu bumi modern mempunyai bukti-bukti bahwa
akar-akar gunung yang terhujam dalam, dapat mencapai 15 kali ketinggiannya
diatas permukaan darat.
Surah Al-Ghasiyah : 19 & Surah Al-Naziyat : 32
Kami telah membuat gunung-gunung tegak di bumi. Para ahli geologi saat ini
mengatakan bahwa gunung dapat menstabilkan bumi.Buku The Earth
merupakan salah satu buku yang dijadikan rujukan di hampir seluruh
universitas geologi. Salah satu penulisnya adalah Dr. Frank Fritsch yang
menulis dalam bukunya : Gunung merupakan irisan yang memiliki akar kuat
di bawahnya dan fungsi gunung adalah menstabilkan bumi.

11
Surah Al-Anbiya : 31, Surah Luqman : 10, dan Surah An-Nahl : 15
Kami telah membuat gunung-gunung berdiri tegak di bumi kalau tidak,
gunung-gunung itu akan goncang bersamamu. Fungsi gunung dalam
Al-Quran adalah untuk melindungi dari goncangan.
Sejarah ilmu pengetahuan mengatakan bahwa asumsi mengenai gunung
memiliki akar dan perannya dalam menghentikan gerakan menyentak
horizontal lithosfer baru saja dapat dipahami dalam kerangka teori lempeng
tektonik (plate tectonics) pada akhir tahun 1960-an.

4.2 Al-Quran dan Biologi (Bentuk Embrio)

Dari 47 responden penelitian, 22 orang mengetahui bahwa bentuk embrio telah


dijelaskan dalam Al-Quran. Namun 38 orang responden tidak dapat
menunjukkan ayat yang dimaksud.
Ada sekelompok orang Arab yg mengumpulkan data mengenai isi Al-Quran
dan hadits yang berkaitan dengan embriologi, kemudian mereka
menyampaikannya kepada Prof. Keith Moore (Ketua jurusan anatomi di
Universitas Toronto, Canada). Setelah membaca sebagian terjemahan
Al-Quran, beliau diminta untuk mengomentarinya. Beliau berkata
bahwa: Sebagian besar ayat-ayat Al-Quran sangat sesuai dengan embriologi
modern yang ada sekarang, namun ada beberapa ayat yang tidak bisa saya
katakan benar atau salah karena saya sendiri tidak tahu.
Ayat yang dimaksud adalah Surat Al-Alaq ayat 1-2:
Baca, katakan, dan nyatakan dengan nama Tuhan yang menciptakan. Yang
menciptakan manusia dari sesuatu yang lengket, lintah seperti substansi.
Prof. Keith Moore kemudian pergi ke lab.nya untuk membuktikan ayat ini.
Kemudian dia menganalisa tahap awal embrio di bawah mikroskop dan
membandingkannya dengan foto seekor lintah. Dan ia pun tercengang akan
kemiripannya.

12
Surat Al-Muminun : 23 & Surah Al-Hajj : 5
Umat manusia diciptakan dari nutfah (Arab: suatu kuantitas yang sangat
kecil), dan diketahui bahwa saat pengeluaran mani dari berjuta-juta sel
sperma untuk membuahi sel telur dan Al-Quran mengacu pada nutfah.
Surah Al-Sajdah : 8
Kami telah menciptakan manusia dari sulalah. Hanya satu sel sperma dari
jutaan sel sperma lainnya yang dapat membuahi sel telur.Al-Quran merujuk
pada sulalah.
Surah Al-Insan : 2
Kami menciptakan manusia dari Nutfatun Amshaaj 1 menit kuantitas dari
cairan campuran yaitu sel sperma dan sel telur. Keduanya diperlukan dalam
pembuahan.
Surah Al-Muminun ayat 12-14
Kami telah menciptakan manusia dari nutfah (1 menit kuantitas cairan) dan
meletakkannya pada tempat yang aman, lalu kami mengubahnya menjadi
alaqah (lintah seperti substansi, sesuatu yang lengket, gumpalan darah
beku).Lalu mengubah alaqah itu menjadi mutghah (kunyahan seperti
gumpalan).Kemudian kami mengubah mutghah menjadi izzama (tulang),
lalu menyelimuti tulang itu dengan daging dan kami menjadikan makhluk
baru.

13
Gumpalan darah beku
Prof. Keith Moore mengatakan mulanya embrio selain mirip lintah, juga
mirip sekali dengan gumpalan darah beku.Karena pada awal
pertumbuhannya, yaitu tahap alaqah (3-4 minggu) darah dibekukan dalam
tempat tertutup.Dan saat embrio berumur 3 minggu sirkulasi darah tidak
dapat terjadi, tapi nanti itu dianggap sebagai kemunculan darah beku.

4.3 Al-Quran dan Kimia (meniup makanan dan minuman)

Makanan maupun minuman yang bersuhu tinggi (panas) akan


menghasilkan uap air (H2O). Sedangkan pada saat manusia menghembuskan nafas
(meniup) akan menghasilkan karbon dioksida (CO2). Jika uap air (H2O) dan karbon
dioksida (CO2) bertemu maka akan bereaksi dan menghasilkan asam karbonat
(H2CO3). Perlu diketahui bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna
untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer
(larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3
dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar
7,35 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:

CO2 + H2O H2CO3


CO2 + H2O HCO3- + H+

Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai


pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.Adanya
kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu
dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung
asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya
pH darah. Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah.

14
Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan yang seseorang
tiup, lalu karbondioksida dari mulut orang tersebut akan berikatan dengan uap air
dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat
keasaman dalam darah orang tersebut sehingga akan menyebabkan suatu keadaan
dimana darah orang tersebut akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH
dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis. Seiring
dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan shock, koma
dan bahkan kematian.

Hadis dari Abu Qatadah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa


sallam bersabda,


Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang
hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan. (HR. Bukhari 153).

Hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma,




Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau
meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-
Arnauth).

An-Nawawi mengatakan,

15
Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena
dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut
atau dari hidung atau semacamnya. (Syarh Shahih Muslim, 3/160)

Hal yang sama juga disampaikan Ibnul Qoyim,

Meniup minuman bisa menyebabkan air itu terkena bau yang tidak sedap dari
mulup orang yang meniup. Sehingga membuat air itu menjijikkan untuk diminum.
Terutama ketika terjadi bau mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan
bercampur dengan minuman itu. Karena itulah Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas dengan meniup isi
gelas. (Zadul Maad, 4/215).

4.4 Al-Quran dan Perairan


Siklus Air
o Surah Al-Tariq : 11
Dengan kemampuan langit untuk mengembalikan. Hampir semua uraian
dalam Al-Quran menyebutkan bahwa ayat ini mengacu kepada
kemampuan langit untuk mengembalikan hujan yang berarti penguapan.
Lapisan ozon yang ada di langit selain berfungsi menurunkan hujan, juga
berguna untuk memancarkan energi dan unsur lain ke bumi yang
dibutuhkan makhluk hidup. Lapisan ini tidak hanya menurunkan hujan tapi
juga memantulkan gelombang telekomunikasi, radio, televisi. Selain itu
lapisan ini juga memantulkan atau menyerap sinar-sinar berbahaya dari luar
angkasa, misalnya sinar UV (ultraviolet) dari matahari diserap ionosfer,
karena jika tidak ada yang menghalaunya maka tidak akan ada kehidupan di
bumi ini.
o Masih ada 15 ayat lain yang telah disebutkan di kajian pustaka yang
menjelaskan tentang siklus air. Namun surah At-Tariq telah mewakili
surah-surah tersebut.

16
Kelautan
o Surah Al-Furqan : 53
Bahwa Allah-lah yang menciptakan dua macam air, yang satu manis dan
enak, dan satunya asin dan pahit, keduanya dapat bertemu tapi mereka tidak
akan bersatu karena ada rintangan yang tidak dapat dilalui.
o Surah Ar-Rahman : 19-20
Allah-lah yang telah membuat 2 macam air mengalir, meskipun mereka
bertemu keduanya tidak dapat bercampur sebab diantara mereka ada
rintangan yang tidak dapat dilewati. Saat ini setelah kemajuan ilmu
kelautan diketahui bahwa kapanpun satu jenis air mengalir ke jenis air
lainnya, maka air tersebut akan kehilangan unsur pokoknya dan menjadi
sama dengan air yang mengalir. Ada daerah lebih homogen yang dimaksud
Al-Quran dengan barzakh(rintangan tak terlihat).
o Bukti nyata dari surah-surah tersebut yaitu ditemukannya sungai di bawah
laut. Dua air ini tidak bercampur. Ini disebabkan oleh fenomena Haloclen
yaitu sebuah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah
dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam
ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga zona ini kemudian berfungsi
sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.Dinding pemisah
inilah yang dijelaskan dalam sebagai barzakh.

17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Al-Quran sangat berpengaruh besar terhadap IPTEK di berbagai bidang
dan dapat dikatakan bahwa Al-Quran melampaui batas IPTEK, karena banyak
ilmu pengetahuan terkini yang telah dijelaskan berabad-abad sebelumnya di
Al-Quran.Disisi lain, semakin meningkatnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) justru semakin mempertegas kebenaran Al-Quran. Adapun cara
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan muslim adalah dengan
mendalami kitab untuk semua umat yang tidak mungkin diragukan kebenarannya,
yakni Al-Quran. Teori-teori yang dipelajari selama ini bisa saja salah, namun
Al-Quran yang merupakan ilmu pengetahuan langsung dari Tuhan tidak mungkin
salah.

5.2 Saran
Seperti sabda Rasulullah SAW. : Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.
Jadi tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dengan tidak melenceng dari ajaran
agama dan Al-Quran.
Sebagai umat muslim, sudah seharusnya untuk dapat memahami kitab
Al-Quran lebih dari umat lainnya.
Al-Quran merupakan sumber petunjuk kepada umat manusia baik di dunia dan
akhirat, maupun zaman sekarang dan zaman yang akan datang sehingga jika
mengalami kesulitan berdoalah kepada Allah SWT. dan mencari petunjuk atas
permasalahan yang dialami di dalam Al-Quran dan hadits-hadits.

18
DAFTAR PUSTAKA

Qardhawi,Yusuf.1998. Al-quran Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan.


Jakarta : Gema Insani.

Kholis, Nur : IPTEK dan IMTAQ

http://alcolinz.blogspot.com/ (Diakses pada 25 Oktober 2014).

Saputro, Ari : Perkembangan Menurut Al-Quran

http://friendly12.mywapblog.com/perkembangan-iptek-menurut-al-quran.xhtml
(Diakses pada 24 Oktober 2014).

Wikipedia : Al-Quran

http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an (Diakses pada 24 Oktober 2014).

Tobiin, Muhammad Ali : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam
http://mohtobiin.blogspot.com/p/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam.html
(Diakses pada 27 Oktober 2014).

Salwintt : Peranan Islam Dalam Perkembangan Iptek

http://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/rpp-smt-i-al-quran/peranan-islam-
dalam-perkembangan-iptek/ (Diakses pada 28 Oktober 2014).

Era Muslim : Fakta Fakta Ilmiah Al Quran Terbukti !

http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/fakta-fakta-ilmiah-al-
quran-terbukti.htm#.VEsuYsnxXcc (Diakses pada 30 Oktober 2014).

Ar, Ya : SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM PANDANGAN ISLAM

https://www.academia.edu/3635857/SAINS_TEKNOLOGI_DAN_SENI_DAL
AM_PANDANGAN_ISLAM (Diakses pada 29 Oktober 2014).

19
Rosaliana, Rima : Makalah Iptek dan Seni Dalam Islam

https://www.academia.edu/7312056/Makalah_iptek_dan_seni_dalam_islam
(Diakses pada 28 Oktober 2014).

Ridwanaz : Bahaya Meniup Makanan Minuman Panas Sunah Rosul

http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-meniup-makanan-minuman-panas-sunah-
rosul/(Diakses pada 25 Oktober 2014).

Wonorenggo, Huda : Pandangan Islam Terhadap IPTEK

http://porseni9.blogspot.com/2010/10/pandangan-islam-terhadap-
ilmu.html(Diakses pada 30 Oktober 2014)

Kalsel, Riyo : Pengaruh Teknologi Terhadap Perkembangan Hukum Islam

http://islamandmoderntech.blogspot.com/2012/04/pengaruh-teknologi-
terhadap.html (Diakses pada 26 Oktober 2014).

Hakiem, Laksman : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam

http://laksmanhakiem93.wordpress.com/2012/11/27/ilmu-pengetauan-dan-
teknologi-dalam-pandangan-islam/ (Diakses pada 26 Oktober 2014).

Anjani, Sabrina : Perkembangan IPTEK Pada Saat Ini


http://fsabrina.blogspot.com/2013/05/perkembangan-iptek-pada-saat-ini.html
(Diakses pada 29 Oktober 2014).

Ismail, Firman : Perspektif Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi


http://materikomunikasifirman.blogspot.com/2013/05/perspektif-islam-terhadap-
perkembangan.html (Diakses pada 30 Oktober 2014).

20
Alfiyah , Finiy : Sains Salah Satu Cara Pembuktian Kebenaran Al-Quran Melalui
Penciptaan Alam Semesta

http://cyberdakwah.com/2013/06/sains-salah-satu-cara-pembuktian-kebenaran-
al-quran-melalui-penciptaan-alam-semesta/ (Diakses pada 26 Oktober 2014).

Pengertian Ahli : Pengertian Al-Quran

http://www.pengertianahli.com/2014/02/pengertian-al-quran.html(Diakses pada
28 Oktober 2014).

21
RIWAYAT HIDUP

Remi Syahdeni, lahir di Polewali pada tanggal 17 Juni 1997 dari


pasangan Anshar T. Arfah dan Erna Silo. Pertama kali duduk di
bangku sekolah dasar di SDN Inpres 065 Polewali. Setelah naik di
kelas 3 SD, ia pindah ke SDN 02 kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara
dengan alasan mengikuti orang tuanya yang berprofesi sebagai
pegawai salah satu bank negara. Tinggal di kota ini selama 7 bulan
(1 semester di kelas 3), dia kembali harus mengikuti orang tuanya
yang dimutasikan ke kota Sorong, Papua Barat. Di sana ia menimba
ilmu di sekolah swasta muslim yakni SD Yapis Al-Jihad. Setelah
lulus SD, ayahnya lagi-lagi dimutasikan di pulau terpadat di Indonesia yaitu
Jawa.Pertama kali menginjakkan kaki di Jawa yaitu di Jawa Timur, lebih tepatnya di
kabupaten Banyuwangi.Pada awalnya mengalami kesulitan berkomunikasi dengan
teman-teman barunya yang memiliki bahasa yang sangat berbeda dengan kawan-kawan
di Papua. Di Papua, bahasa untuk komunikasi relatif fleksibel dikarenakan banyaknya
pendatang dari luar Papua disana. Sedangkan di Jawa, bahasa lokal sangat dijunjung
tinggi bahkan dalam kehidupan sehari-hari digunakan oleh berbagai kalangan.
Bersekolah di SMPN 5 Banyuwangi selama 3 tahun dan lulus dengan nilai yang
memuaskan, Remi memakai seragam putih abu-abu pertamanya di SMAN 3 Tegal,
Jawa Tengah. Setelah naik di kelas 11, akhirnya ia berhasil masuk di jurusan idamannya
yakni IPA dan kembali bersekolah di Polewali (di SMAN 1 Polewali) hingga kini.
Bercita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara nomor 1 di dunia.

Risma Aunia Haris, di lahirkan pada tanggal 27 April1997 di


Polewali Mandar Sulawesi Barat, dilahirkan dari pasangan
Muhammad Haris dan Sitti Fatimah Goga, suku Bugis dan
Mandar, menamatkan Taman kanak-kanak di TK.Bhayangkari
pada tahun 2003, dan menamatkan Sekolah Dasar di SD Negeri
066 Pekkabata pada tahun 2009, ia juga menamatkan Sekolah
Menengah Pertama di SMPNegeri 3 Polewali pada tahun 2012, dan
kini melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Neg.1 Polewali.

Fatma Jamil, lahir di Sungguminasa, pada tanggal 6 Januari


1997.Lahir dari pasangan Jamil Puno dan Nursiah.Pertama kali
mengenakan seragam putih merah di SD Inpres Bonto Pajja dan
tamat pada tahun 2009.Setelah itu, melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 2 Galut dan tamat pada tahun 2012. Kemudian, ia
melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Polewali menjadi
tempat mengenyam pendidikan hingga saat ini. Ia memiliki sifat
yang tekun dan bersungguh- sungguh untuk meraih cita-citanya
menjadi seorang geologist.

22

Anda mungkin juga menyukai