Anda di halaman 1dari 12

Budaya Visual Mancanegara

A. Budaya Visual Timur

1. Kebudayaan Mesir

Kerajaan Mesir kuno adalah suatu negara yang makmur dan kaya,oleh karena itu
kebudayaan dapat tumbuh dengan mantap. Bangsa Mesir juga mempercayai adanya roh
pada diri manusia dan roh ini setelah mati nantinya akan menghuni kerajaan Osiris di alam
akhirat. Kepercayaan inilah yang memicu perkembangan peradaban Mesir melalui
dibangunnya beraneka macam bangunan monumental.
Menurut bangsa Mesir kuno,roh dapat disempurnakan di alam akhirat jika jasad
manusia mati itu terpelihara dengan baik dan diabdikan dalam bentuk patung,lukisan,atau
paling tidak namanya ditulis dalam peti mati. Di zaman itu kuburan mencerminkan
kedudukan seseorang. Para raja yang disebut Firaun secara turun temurun memerintahkan
pembangunan piramida sebagai makam mereka.
Piramida adala bangunan berbentuk prisma. Di dalamnya, terdapat saluran udara
dan lorong-lorong kecil yang menghubungkan ruang- ruang kuburan. Di beberapa
lokasi,terdapat sejumlah ruangan yang dipenuhi dengan tulisan hieroglif, tulisan Mesir
kuno yang berupa simbol-simbol bergambar. Di beberapa lokasi lainnya berisi sejumlah
harta karun peninggalan raja yang meninggal.
Di samping piramida, bentuk budaya rupa Mesir purba lainnya adalah alat-alat
kedokteran, candi-candi, patung tembaga, patung perunggu, huruf hieroglif, lukisan
dinding. Ciri utama ragam hias kebudayaanMesir adalah banyaknya wujud visual
berbentuk geometri; garis vertikal dan horizontal; wujud kepala binatang mitologis; warna
merah,biru dan emas; ragam komposisi huruf hieroglif; dan penggambaran satu muka
(pinggir).

2. Kebudayaan Babilonia
Babilonia merupakan kerajaan yang terletak di dataran Mesopotamia dan didirikan
sekitar tahun 4000 SM. Mesopotamia merupakan detaran yang terletak antara sungai Efrat
dan sungai Tigris dan didiami oleh dua suku bangsa pengembara yakni bangsa Sumeria
dan bangsa Semit. Ibukota Babilonia adalah Babilon (kini merupakan wilayah Irak) yang
menjadi pusat perdagangan dan agama. Di kota ini terdapat banyak kuil yang megah.
Bangsa Babilonia dikenal juga sebagai bangsa yang pertama kali membuat sistem tulisan,
menggunakan kereta beroda, dan membangun kota secara terencana.
Babilonia merupakan sebuah kerajaan yang amat maju. Ketika dipimpin oleh
Hamurabi, Undang-Undang kerajaan Babilonia dipahatkan dalam bentuk tulisan paku pada
sebuah tugu. Di pusat kerajaan ini terdapat patung Hamurabi yang sedang berdiri di depan
singgasana Dewa Marduk. Hamurabi juga dikenal sebagai raja yang memerintahkan
pembangunan candi Marduk yang menjadi pusat keagamaan di Mesopotamia.
Sejumlah relief umumnya menggambarkan kegiatan masyarakat Babilonia yang
selalu brhubungan dengan dunia keagamaan.
3. Kebudayaan Asiria
Sekitar tahun 2000 SM di sekitar Timur Tengah (sekitar Irak utara) berdiri kerajaan
Asiria. Wilayah kekuasaannya terbentang dari sungai Nil hingga Mesopotamia. Budaya
rupa yang dihasilkan oleh kerajaan Asiria tidak semaju kerajaan Babilonia karena bangsa
Asiria lebih mengutamakan peperangan, sebagaimana terlihat pada sejumlah relief dan
gambar yang menunjukkan kekuatan, keperkasaan, para prajurit, dan senjata perang.
Di dalam relief yang dihasilkan oleh bangsa Asiria ini umumnya jarang
menampilkan wanita, kecuali permaisuri, selain itu upacara agama serta kegiatan ritual
hampir tak ada. Peninggalan bangsa Asiria yang penting selain relief adalah tulisan paku
yang ditatah pada marmer atau dinding batu.
4. Kebudayaan Persia
Peradaban Persia adalah bentuk kebudayaan besar dunia yang telah nampak sejak
3000 tahun yang lampau. Peradaban Persia ini tumbuh disekitar Iran sekarang dan
ditinggali oleh banyak suku bangsa, antara lain suku bangsa Medes dan Persia. Cyrus, raja
Persia menaklukan wilayah Medes dan membangun kekaisaran yang luas. Hanya dalam
waktu 30 tahun, Persia telah menjadi bangsa yang terkuat di dunia pada masa itu.
Wilayahnya meliputi Mesopotamia, Anatolia, bagian timur Laut Tengah, wilayah Pakistan,
dan Afganistan.
Relief-relief yang tersisa pada peninggalan kerajaan Persia menunjukkan
penggambaran upacara-upacara dan kehidupan pesta pora istana. Selain itu, juga banyak
ditampilkan binatang yang menjadi lambang kegagahan, seperti singa, kuda, atau harimau.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Persia lebih mengemukakan kemegahan dan
kemenangan daripada kehidupan lainnya. Kemudian, pada tahun 331 SM Persia ditaklukan
oleh Alexander Agung (356-323SM).
5. Kebudayaan Islam
Sejarah kebudayaan Islam secara garis besar dapat dibagi atas 3 periode, yaitu
perode klasik (650-1250) saar Nabi Muhammad masih hidup, dilanjutkan oleh pemerintah
para klaifah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Kemudian, periode pertengahan (1250-
1800) semasa kesultanan Ottoman (Turki Usumani) dan Kekaisaran Mogul, saat periode
ketiga, dikenal sebagai periode modern (1800-sekarang).
6. Kebudayaan Cina
- Patung serdadu Cina terbuat dari terakota di dalam kuburan kaosar Huang
- Istana raja Cina yang dibangun sekitar abad ke-12, terlihat pintu istana raja
Ch’ien Lung yang dijaga oleh dua patung singa.
- Porselen dengan ragam hias ‘Wuchai’ masa Jiajing pertengahan abad ke-16
- Tembok besar Cina merupakan benteng terpanjang di dunia dibangun pada
masa kekaisaran Huang sekitar 221 SM.
7. Kebudayaan India
- Candi Brahmeswara yang dibangun sekitar abad ke-9 di Orissa, India.
- Patung Buddha yang dibuat sekitar abad ke-5
- Bangunan candi kecil dan patung gajah yang dipahat dari batu terdapat di
Mahabalipuram, India dibangun sekitar abad ke-7-8
- Bangunan Taj Mahal sebuah monumen untuk mengenang Mumtaz Mahal, istri
Syah Jehan raja Mogul dari India yang beragama Islam.

B. Budaya Visual Barat

1. Budaya Visual Yunani dan Romawi (Budaya Visual Klasik)


Dari segi keindahan, bangsa Yunani kuno, menganggap keindahan karya seni
terletak pada unsur keselarasan (harmoni) unsur rupa atau bentuk. Karya seni yang
berhasil adalah yang menerapkan prinsip-prinsip geometri secara tepat pada karya yang
dibuat. Kelompok penganut Pythagoras, mencoba menggambarkan bintang bersudut lima,
yang kemudian berkembang menjadi teori proporsi dan di nilai sebagai kunci keindahan.
Untuk menggambarkan aspek-aspek proporsi tersebut diperlukan konsep keseimbangan
yang kemudian dikenal sebagai Golden Ratio.
Bangunan ‘colloseum’ di Roma, merupakan salah satu karya penting kebudayaan
Romawi. Ornamen, pilar, dan kolom-kolomnya banyak dipengaruhi gaya bangunan
Yunani. Ciri utama bangunan Romawi adalah bentuk yang melengkung-lengkung. Bentuk
yang melengkung ini merupakan penemuan struktur yang hebat karena dapat menahan
beban yang cukup berat tanpa tiang penyangga di tengahnya.

2. Budaya Visual Zaman Pencerahan (Renaissance)


Di zaman ini para cerdik pandai dan seniman mendapat penghargaan yang tinggi
dari masyarakat. Karya-karya seni rupa yang sebelumnya memusatkan diri pada karya
yang bersifat pemujaan kepada keagungan Tuhan, mulai berkembang kepada objek
manusia dan alam.
Renaisans kerap diartikan sebagai kebebasan berpikir dan kebebasan meneliti apa
saja yang ada di dunia ini, lalu diungkapkan dalam bentuk karya seni. Tokoh seni rupa
Renaisans yang terkenal antara lain Leonardo da Vinci (1452-1519), Michael Angelio
(1475-1564), dan Raphael Santi (1483-1520).

3. Budaya Visual Barok dan Rokoko


Istilah Barok (Baroque) berasal dari kata romawi yang berarti tidak beraturan.
Baapak seni rupa yang dianggap merintis gaya Barok adalah Michael Angelo dan
Palladio. Gaya Barok berkembang pada paruh kedua abad ke-16, setelah seni rupa dari
Itali berkembang dan meluas ke berbagai negara Eropa. Ciri utama seni rupa Barok
adalah adanya kebebasan seniman untuk mengekspresikan diri melalui karya-karyanya
dan karyanya lebih hidup.
Salah satu seniman Barok adalah Peter Paul Rubens (1577 - 1640). Rubens adalah
seniman Belanda yang belajar pada seniman-seniman Italia. Dikarenakan karyanya yang
bergaya Barok tersebut, Rubens dikenal sebagai pelopor seni rupa Barok. Seorang murid
Rubens yang bernama van Dijck (1599 - 1641) kemudian menjadi pelukis terkenal dan
menjadi pelukis istana kerajaan Inggris.
Seniman bergaya Barok lainnya yang terkenal adalah Rembrandt van Rijn (1606 -
1669). Karyanya yang terkenal adalah Dr.Tulp dan Nachtwacht. Rembrandt dikenal
sebagai pelukis yang memiliki kepandaian menyusun efek cahaya dalam lukisan-
likisannya, sehingga lukisannnya seolah-seolah hidup.

4. Gaya Visual Neoklasisisme dan Romantisme


Neoklasik ini muncul mereaksi terhadap fenomena seni Barok/Rokoko dan
menganggap bahwa seni Barok/Rokoko itu sudah menyimpang dari kaidah seni klasik,
dengan sebutan jelek (ugly) dan penurunan nilai (dekaden). Maka Neoklasik berkeinginan
untuk mengembalikan dan memurnikan ideal klasik, dengan mempelajari, menggali, dan
mengembangkan kaidah-kaidah kuno Yunani dan Romawi klasik. Bahkan setelah
penggalian dua kota kuno Pompeii dan Herculanum, upaya pengkajian seni klasik
semakin gencar.
Romantisisme merupakan gerakan yang meneruskan Neoklasisisme tetapi
sekaligus mereaksi dan menentang klasisisme. Pelopor gerakan Romantisisme adalah
Theodore Gericault (1791-1824) dengan salah satu karyanya yang terkenal Rakit Medusa‖
(1818). Sebagai kelanjutan, Romantisisme tetap merupakan gerakan seni yang lari dari
kenyataan hidup, menggarap dunia yang ideal dan misterius dengan menggunakan teknik-
teknik akademisme yang rasional.

5. Seni Abad ke-20


Gaya Romantisme dan Impresionisme yang sebelumnya amat populer di kalangan
seniman, secara bertahap mulai ditinggalkan. Para seniman merasa tidak puas terhadap
gaya-gaya seni rupa yang ada. Sebagian mencarinya pada unsur-unsur estetik universal,
yaitu bentuk geometris, warna primer, dan mencari peluang membuat abstraksi-abstraksi
dari objek yang nampak. Sebagian seniman, mencoba membangun konsep-konsep baru
dalam berekspresi melalui permainan bahasa rupa atau perpaduan antarelemen rupa. Para
ahli seni rupa menilai gejala ini sebagai masa peralihan ke arh bangun seni rupa yang
lebih modern. Selain itu, para ahli sejarah seni mulai memisahkan antara seni murni (pure
art) dengan seni terapan (applied art).
a. Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana
kesedihan kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dengan ungkapan rupa yang
emosional dan ekspresif

b. Gerakan Seni Avant Garde


Banyak sekali istilah untuk menyebut kelompok gerakan seni di abad ke-20. Di
antaranya ada yang menyebut sebagai gerakan seni Formalisme, seni
kontemporer, seni Garda Depan (Avant Garde), ada pula yang menyebutnya
Modernisme. Gerakan seni di abad ke-20 amatlah beragam, namun dalam
paparan berikut hanya dikemukakan beberapa gerakan seni yang populer dan
pengaruhnya cukup luas.

1. Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak). Pada tahun
1909 berkembang aliran Kubisme Analitis yang mengembangkan konsep dimensi
keempat dalam seni lukis. Dimensi keempat dimengerti sebagai adanya konsep ruang
sekaligus waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang dipecah-
pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis, pelukisannya
disusun dengan bidang yang berlainan warna yang saling tumpang dan tembus.
Tokoh seni rupa yang beraliran Kubisme terkemuka di antaranya Pablo Picasso
(1881 1973) dan George Braque (1882-1963). Lukisan Picasso yang terkenal adalah
'Les Demoidelles' dan 'Guernica', sebuah kritik terhadap tragisnya peperangan.

2. Konstruksifisme dan Seni Abstrak


Gerakan seni beraliran Konstruksifisme awalnya berkem bang di Rusia.
Penggagasnya antara lain Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gerakan
ini mengetengah kan berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun wujudnya
abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan modern seperti besi
beton, kawat, bahkan plastik. Gerakan seni ini mengharapkan karya-karyanya
menggambar kan gerak yang dinamis. Namun, setelah Komunis menguasai Rusia,
para pematung konstruksifis ini sebagian pindah ke Jerman dan Amerika.

3. Dadaisme dan Surealisme


Dadaisme adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecederungan
menihilkan hukum-hukum keindahan yang ada sebagai protes terhadap situasi sosial
yang tidak menentu di saat dan setelah Perang Dunia I. Pada bulan Februari tahun
1916, kelompok kabaret Voltaire mendirikan sebuah kelompok seni bernama 'Dada'.
Anggota kelompok ini antara lain Hugo Ball, Hans Arp, dan Marcel Janco. Ciri-ciri
utama gaya Dadaisme adalah paduan berbagai karya lukisan, patung, atau barang
tertentu dengan menambah nambah unsur rupa yang tak lazim sebagai protes kepada
keadaan di sekitarnya; seperti lukisan reproduksi lukisan 'Monalisa' karya Leonardo
da Vinci tetapi diberi kumis, atau peturasan laki-laki diberi dudukan dan tanda tangan,
kemudian dipamerkan di suatu galeri.
Di samping Dadaisme, dalam perkembangan seni rupa modern dikenal pula aliran
yang cukup penting yaitu Surealisme. Surealisme adalah penggambaran dunia fantasi
psikologis yang diekspresikan secara verbal, tertulis, maupun visual. Karya seni lukis
beraliran Surealisme banyak mengetengahkan penggambaran dunia mimpi, dunia
khayal, dunia yang tak mungkin, dunia mistis, horor, atau dunia yang bersifat luar
akal (absurd). Berapa tokoh penting seniman yang berkarya dengan aliran Surealisme
antara lain Chirico, Salvador Dali, Max Ernst, Jean Arp, Joan Miro, dan Marc
Chagall.
4. Eklektisisme
Eklektisisme adalah gerakan seni di awal abad ke-20 yang mengkombinasikan
berbagai sumber gaya yang ada di dunia menjadi sebuah wujud seni modern. Banyak
yang menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain gaya senii primitif
sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni Amerika latin, gaya estetik Mesir purba,
dan Yunani kuno.

5. Seni Kontemporer (Seni Masa Kini)


Istilah seni kontemporer umumnya dipergunakan untuk mengelompokkan gaya-
gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi kecenderungan
populer dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh tahun terakhir hingga
sekarang.

a. Pop Art
Pop art merupakan kependekan dari popular art yang dicetuskan oleh seorang
kritikus Inggris Lawrence Alloway pada tahun 1954. Istilah ini di masyarakat umum
Indonesia kerap baur dengan istilah seni-populer yang dipakai untuk menyebut
kebudayaan massa atau lagu-lagu populer. Gerakan Pop art sebenarnya memiliki
kemiripan dengan Dadaisme. Yaitu, wujud protes kepada masyarakat yang terlalu
bergaya hidup konsumtif, serta dalam mengekspresikan diri menggunakan unsur-
unsur rupa berupa barang yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat perkotaan,
seperti kaleng minuman, poster film, tokoh komik, boneka mainan, atau barang-
barang industri. Barang-barang tersebut ada yang langsung ditempel (kolase), disusun
dengan komposisi baru, diperbesar, atau diambil bagian-bagian tertentu dan disusun
kembali. Pop art oleh para ahli kerap dikelompokkan ke dalam seni Neo Avant Garde,
yaitu gaya estetik alternatif yang radikal melihat ke masa depan.
Namun demikian, Pop art lebih berkembang di Amerika Serikat dibanding negara
rupa asalnya Inggris. Beberapa seniman Pop art Amerika yang terkenal antara lain
Andy Warhol, Roy Lichenstein, Jasper John, Claes Oldenburg, dan Goerge Segal.
Eskpresi seni beraliran Pop art secara umum cenderung menekankan pada sensasi
visual, seperti karva Andy Warhol 'Kaleng Sup', sebuah karya yang terdiri dari kaleng
sup yang disusun dalam satu pigura. Demikian pula karya Roy Lichenstein yang
berjudul 'Whaam' (1963) yang mengetengahkan salah satu sudut komik yang
diperbesar beberapa kali.

b. Optic Art
Perkembangan seni kontemporer di paruh kedua abad ke-20 yang cukup menun
ialah Optic Art dan kerap disebut sebagai Op-art. Meskipun karya seni rupa ini
banyak memerlukan pemikiran rasional dalam berkarya, tapi hasil karyanya
menunjukkan bentuk karya seni yang ekspresif. Salah seorang tokoh Optic art adalah
Victor Vasarely yang lahir di Hongaria dan hidup di Paris. Karya seni dengan gaya
Optic art lebih menekankan kepada permainan ilusi optik dari mata si pengamat.
6. Posmodernisme
Di akhir abad ke-20 seni rupa Posmodern menjadi bahan pembicaraan para
budayawan di berbagai negara. Posmodern kerap diartikan sebagai aliran berkembang
setelah seni modern dianggap mengalami masa kebuntuan. Jika dalam seni modern
para seniman lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan penggalian gaya yang
baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni lebih ditekankan kepada semantika
(makna rupa) dan semiotika (permainan tanda rupa). Sebagian seniman bermain
dengan metafora, parodi, komedi, satir, dan semantika visual dalam berekspresi.
Bahkan banyak pula di antara mereka yang mengadopsi gaya visual masa lalu dengan
gaya visual modern, juga cara berungkap dengan berbagai pendekatan alternatif.
Sejumlah karya seni rupa yang beraliran Posmodernisme banyak mengungkapkan
gagasannya seperti seniman Dadaisme, yaitu menyusun benda, barang, atau unsur
rupa lainnya menjadi karya seni. Karya demikian kerap disebut sebagai seni instalasi.
Ada juga yang memadukan gambar tokoh-tokoh mitologi masa lalu dengan kondisi
sosial masa kini, bahkan ada juga yang menampilkan suasana mencekam, kesedihan,
misteri, ataupun kritik terhadap situasi politik. Secara umum seni rupa Posmodern
menggunakan berbagai macam bahan ungkapan (mix-media) dan juga kerap
dipadukan dengan jenis kesenian lainnya seperti seni tari, sastra, teater, atau bentuk
pertunjukan lainnya.

C. Perkembangan Desain Modern

Keberadaan desain, sama ruanya dengan kebutuhan manusia menciptakan karya seni.
Baru di awal abad ke-20, dalam penulisan sejarah seni rupa, desain ditulis secara terpisah,
Ini karena perkembangannya yang semakin cepat dan gaya estetik yang semakin fariatif.
Awalnya desain kerap disebut seni yang memiliki guna praktis, baik sebagai tempat
hunian, peralatan bantu, alat komunikasi, wadah sesuatu, ataupun sebagai sarana
penunjang kehidupan sehari-hari manusia. Desain juga bersejalan dengan temuan
teknologi baru, bahan baru, ataupun sistem produksi baru. Kemudian berkembang
pendapat yang menyatakan bahwa desain adalah pemecahan masalah kebutuhan fisik dan
psikologi manusia.

1. Gerakan Kembali ke Seni dan Kerajinan (Art & Craft Movement)


Perkembangan desain di Eropa, awalnya merupakan kebiasaan raja dan para
bangsawan di Perancis untuk memberikan perlindungan istimewa pada para seniman dan
pengrajin terampil tinggi di lingkungan kerajaan. Salah seorang raja Perancis yang
banyak mendukung kegiatan itu adalah Louis XIV. Hal itu dilakukan, untuk
meningkatkan martabat dan kebesaran kehidupan istana. Lalu, didirikan juga "pabrik
untuk memproduksi aneka barang kebutuhan kerajaan Perancis.
Pada tahun 1667, salah satu pabrik yang paling terkenal adalah pabrik Gobelins
yang memproduksi aneka permadani, mebel, dan sejumlah kerajinan logam. Meskipun
masih dikerjakan tangan, pabrik tersebut telah memproduksi barang-barangnya dalam
jumlah yang besar dengan mempekerjakan ratusan pengrajin. Bahkan, dilengkapi pula
dengan balai latihan pengrajin untuk mendukung ketersediaan tenaga terampil yang
semakin meningkat.
Namun, setelah masa Revolusi Industri. ketika pembuatan barang mulai beralih
kepada penggunaan mesin, lambat laun para pengrajin mulai tergeser perannya. Akibat
dari itu, sejumlah seniman dan pengrajin mengadakan Gerakan Seni dan Kerajinan (Art
dan Craft Movement) yang dipimpin oleh John Ruskin dan William Morris. Gerakan
seniman dan pengrajin ini menuntut agar barang-barang hasil industri tetap harus
memiliki sentuhan keindahan.

2. Modernisme
Modernisme adalah aliran atau mazhab estetik pembaharuan yang mengiringi
perkembangan desain dan seni rupa pada umumnya menjelang abad ke-20. Ciri-ciri utama
Modernisme dalam dunia desain adalah penguatan dalam konsep, serba rasional, dan pada
perkembangan tingkat lanjut berupaya menyederhanakan ornamen. Dalam perjalanan
waktu, lahir gaya-gaya baru seperti diuraikan di bawah ini dan tetap merupakan bagian
dari spirit Modernisme.
a. Seni Baru (Art Nouveau)
Pada tahun 1890, muncul gerakan Art Nouveau (Seni Baru) di Eropa. Seni
Baru, oleh beberapa ahli seni rupa juga dikelompokkan ke dalam era Proto
Modernisme (Pra Modernisme) dikarenakan masih dominannya penggunaan
ornamen pada karya desain. Berbagai karya desain bergaya Art Nouveau
dicirikan dengan memadukan keterampilan permesinan yang rasional dengan
kemahiran membuat berbagai ornamen yang meliuk liuk. Salah seorang tokoh
Art Nouveau dari Belgia, Henry van de Velde, mencoba mengawinkan unsur
ornament dengan pekerjaan mesinn dan bahan metalik untuk mengekspresikan
dunia modern. Di Jerman Gerakan yang sejenis denganArt Nouveau dikenal
dengan nama ‘Jugenstill’.

b. Estetika Mesin (Machine Aesthetics)


Pada tahun 1903, Mathesius salah seorang tokoh desain terkemuka di
zamannya menyatakan bahwa unsur artistik, budaya, dan ekonomi harus
menyatu dalam karya desain, dan hal itu harus ditanamkan sejalan dengan
semangat nasionalisme masyarakat Eropa.
Pada tahun 1908, terbit tulisan yang menghebohkan karya Adolf Loos seorang
arsitek dan pemikir kritis di Eropa yang berjudul "Ornament is A Crime"
(Penggunaan ornamen adalah sama dengan perbuatan kriminal). Tulisan ini
berisi penghujatan terhadap penggunaan ornamen pada karya arsitektur dan
berbagai produk buatan pabrik. Penggunaan ornamen menunjukkan
kerendahan selera dan perbuatan itu dapat dianggap sebagai tindakan kriminal.
Pada tahun 1919, berdiri lembaga kebudayaan Bauhaus di Weimar-Jerman
yang dipimpin oleh Walter Gropius. Berdirinya lembaga ini dianggap sebagai
tonggak penting awal menyebarnya aliran Modernisme di dunia. Prinsip dasar
Bauhaus adalah memadukan semua ilmu pendukung desain, seni, kria, dan
teknik dengan tujuan menghasilkan karya rancangan yang dapat menjawab
permasalahan sosial dan budaya industri modern. Bauhaus menyelenggarakan
pendidikan yang dikenal sebagai 'Vokurs' yang dikembangkan oleh Johaness
Itten. Vokurs merupakan proses belajar sambil praktek untuk meningkatkan
keterampilan dan profesionalitas.

c. De Stijl
Di Belanda muncul gerakan yang disebut de Stijl yang bertujuan untuk
membangun citra modern pada karya desain. Gagasan de Stijl, banyak
dipengaruhi oleh M.J.H. Schoenmackers, penganut teosofi, mistik, sekaligus
ahli matematik. De Stijl merupakan aliran yang meyakini teori kosmologi alam
semesta yang dibatasi oleh garis horisontal dan vertikal dengan warna merah-
biru dan kuning, di samping hitam. Beberapa tokoh perancang beraliran de
Stijl yang penting antara lain Theo van Doesburg, J.J.P. Oud, Rob van t'Hoff,
dan Piet Mondrian. Setahun setelah gerakan ini. Gerit Rietvield menciptakan
kursi Merah Biru-Kuning yang diadopsi dari lukisan Piet Mondrian dan
menjadi karya penting pada sejarah desain modern.
Pada tahun 1924, dikenal sebagai puncak kejayaan aliran de Stijl yang ditandai
oleh karya Schroder House di Utrech yang menyajikan karya seni modern
melalui ungkapan garis, bidang, warna dalam aneka perabotan berbentuk
geometri

d. 'Art Deco'
Art Deco adalah gaya modern dalam desain yang berkembang pada tahun
1920-an. Merupakan paduan dari berbagai unsur seperti gaya Gotik yang
dimodifikasi dan langgam Mesir yang diolah dengan warna cerah dengan
bentuk-bentuk modern yang serba geometris. Gaya Art Deco dapat dijumpai
pada berbagai bentuk bangunan, barang sehari-hari, pakaian, dan karya desain
grafis. Pengaruh gaya ini amatlah luas dan sampai ke Indonesia pada tahun
1930-an. Tokohnya antara lain Paul Poitret dan Emile Jacques Ruhlman. Gaya
Art Deco diproklamirkan sebagai sebuah aliran ketika dilangsungkan pameran
internasional seni dekoratif di Paris tahun 1925.

e. Gaya Internasional
Pada tahun 1932 Hitchock dan Philip Johnson menyelenggarakan pameran
besar The International Style di Museum Seni Modern New York. Mereka
menganggap bahwa Modernisme menjadi satu-satunya mazhab terbaik dan
paling benar secara mendunia. Gaya ini kemudian menyebar ke berbagai
penjuru dunia seiring dengan pembangunan kota-kota besar Eropa yang hancur
akibat Perang Dunia II. Dalam perkembangan berikutnya di awal tahun 1990-
an, gaya Internasional ditafsirkan kembali menjadi gaya Minimalis yang
diterapkan dalam berbagai bangunan perkantoran dan rumah tinggal.

f. Streamlining
Norman Bell Geddes pada tahun 1935 adalah seorang pencetus gaya
Streamlining yang diilhami dari hukum aerodinamik dan aneka binatang
terbang. Gaya Streamlining meskipun tadinya hanya diterapkan pada beberapa
produk transportasi berkecepatan tinggi, tetapi pengaruhnya meluas kepada
berbagai produk sehari-hari, bahkan karya arsitektur. Gaya ini dinilai oleh
berbagai kalangan sebagai paduan yang paling harmonis antara aspek estetik
dan teknologi. Hal itu dapat kita lihat pada desain-desain pesawat terbang,
kapal selam, kereta api, dan berbagai jenis kendaraan darat.

g. Hi-tech
Tahun 1969 merupakan saat terbang perdana pesawat Concorde, kerja
patungan antara British Aerospace dan Aerospatiale Perancis. Pesawat ini
menampilkan gaya Hi Tech seiring dengan keberhasilan pendaratan manusia
pertama kali di bulan, dan dinilai sebagai puncak keemasan Modernisme. Gaya
Hi-Tech kemudian meluas pada berbagai barang, seperti pesawat televisi,
peralatan kantor, pakaian, juga peralatan rumah tangga.

h. Pop Modernisme
Pop Modernisme merupakan gaya gerakan seni rupa yang berkembang sejak
tahun 1956 seiring dengan ge ang keras, seolah-olah merupakan ciri
pemberontakan dan kemarahan kaum muda terhadap segala aturan dan nilai-
nilai "kolot" generasi tua. Pop mewabah ke semua cabang seni rupa dan desain,
bahkan merambah kepada kehidupan sehari-hari. Pop memang tidak
menawarkan gaya tunggal yang dominan, tapi lebih bersifat eklektik dengan
citra teknologi masa depan, khayali, bahkan mengusung mistisisme Timur. Pop
begitu bebas dengan kemungkinan baru dan perpaduan gaya secara tak lazim.
Fenomena ini dalam dunia desain disebut sebagai gaya Pop-Modernisme. Ciri
gaya Pop-Modernisme yang khas terletak pada kebebasan, kesegeraan
(instant), dan pakai-buang (expendable). Melalui budaya Pop inilah.
rasionalitas ditentang satu per satu. Para desainer mencoba mengadakan
eksperimen dengan tampilan bentuk yang tidak serius dan penuh dengan main-
main.

3. Era Tahun Setelah 1970-an


Amerika yang dinilai mengundang permasalahan sosial. Bangunan ini merupakan
karya arsitektur yang pernah memperoleh penghargaan internasional. Dalam buku-
bukunya, Jencks mulai mengangkat isu kelahiran era Posmodern pada tahun 1975 dan
pada tahun 1978. Charles Jencks menerbitkan buku kontroversial yang berjudul Post
Modern Architecture.
Mazhab Modernisme mengalami krisis ketika membanjirnya produk-produk
industri dan bangunan yang serba rasional. Karya-karya desain semacam itu dinilai oleh
sejumlah budayawan sebagai kurang manusiawi dan 'kering'. Bahkan, banyak di
antaranya yang menjadikan manusia terasing serta banyak pula yang memiliki
kecenderungan merusak lingkungan, sehingga diperlukan alternatif baru dalam mendesain
agar lebih akrab dengan manusia.

a. Bio Design
Sekitar tahun 1980, Luigi Colani seorang perancang kelahiran Italia
mengembangkan konsep Bio Design dan diaplikasikan pada berbagai desain,
seperti mobil, pesawat terbang. kamera, pakaian, dan sejumlah peralatan rumah
tangga. Bio Design yang dikembangkan oleh Luigi Colani tersebut memiliki
kecenderungan merupakan peniruan karakter rupa binatang, tumbuhan atau segala
sesuatu yang ada di alam.

b. Memphis
Pada tahun 1977, Studio Alchimia-Italia, merancang berbagai jenis perabotan
dengan bahasa rupa yang unik, sehingga dianggap ung kapan baru yang mewarnai
perkembangan gaya estetik dunia. Sejumlah pengamat menilainya sebagai bentuk
radikalisme para perancang Italia yang jenuh dengan gaya modern.
Beberapa tahun kemudian Etorre Sottsass Jr. memproklamirkan Grup
Memphis. Kelompok ini kemudian melahirkan gaya Memphis yang menerapkan
bahasa estetik 'baru' yang mengangkat warna pastel, hiasan, dan kenaifan bentuk
pada karya desain. Salah karya Sottsass yang terkenal adalah rak buku 'Carlton'
yang menjadi maskot gerakan Memphis.

c. Green Design
Pada tahun 1960-an, muncul kepedulian masyarakat dunia terhadap pelestarian
lingkungan dan bertambahnya kekhawatiran akan semakin rusaknya bumi oleh
pencemaran Sejumlah perancang mencoba mencari pemecahan kreatif melalui
karya-karya desain.
Di tahun 1970, berkembang penggunaan materal alternatif yang ramah
lingkungan untuk berbagai desain, seperti bahan alam atau bahan hasil daur ulang.
Pada periode tahun yang sama, sejak dunia mengalami krisis energi, berkembang
pula karya-karya desain yang hemat energi dan juga sejumlah desain yang
menggunakan energi alternatif seperti energi sinar matahari dan energi gas bio.
Sejak diadakan konferensi dunia tentang pemanasan global di Rio de Janeiro,
Brazil tahun 1990, para perancang terdorong untuk semakin giat membuat bentuk
alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar minyak, gas freon (gas pendingin
kulkas dan udara), serta dilakukannya pengembangan lahan hijau untuk
pemukiman sebagai usaha untuk mengurangi angka pencemaran. Dua tokoh
perancang yang giat melakukan usaha ini adalah Victor Papanek dan Dorothy
McKenzie.

d. Desain Digital
Penemuan teknologi digital amat membantu kehidupan manusia. Desain untuk
keperluan sehari-hari dapat lebih praktis dan bentuknya lebih kecil. Penerapan
teknologi digital dalam desain dapat dilihat pada kalkulator, pesawat radio,
pesawat televisi, telepon, jam tangan, dan berbagai produk sehari-hari.
Sejalan dengan perkembangan teknologi digital tersebut, berkembang juga
gaya desain yang bernuansa 'digital'. Seperti, bentuk huruf digital, tombol dengan
sentuhan halus (soft touch), gambar-gambar yang bernuansa digital, hingga
permainan video dengan tampilan tokoh-tokoh digital.
Meluasnya penggunaan komputer pribadi kecepatan tinggi memacu
perkembangan desain ke tingkat yang lebih cepat. Komputer tidak hanya
digunakan untuk membantu dalam pengetikan dan penghitungan, tetapi juga amat
membantu dalam proses desain dan penyediaan informasi. Bahkan manusia di
masa sekarang amat tergantung dari bantuan teknologi komputer tersebut, baik
sebagai penunjang pekerjaan, hiburan, komunikasi, penganalisis data, maupun
pembuatan film.
Dengan mempelajari budaya rupa manca negara, kita menjadi paham bahwa
karya seni rupa dan desain telah mengisi peradaban umat manusia sejak masa
purba hingga masa sekarang. Sebuah bangsa dapat terlihat menjadi bangsa yang
besar, jika peradabannya meninggalkan artifak budaya rupa yang besar dan agung
sehingga dapat mengubah tatanan kebudayaannya ke arah yang lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai