Setelah menderita zaman gelap gulita hampir seribu tahun lamanya, Eropa pada abad kedua belas
mulai menggali pelajaran logika. Peter Abelard (10791142 M) adalah yang pertama-tama
menghidupkan kembali pelajaran logika pada perguruan tinggi yang dibangunkannya di kota Paris.
Himpunan seluruhnya itulah yang disebut pada masa itu dengan Ars Vetus atau
Logika Tua. Hal ini disebabkan bagian-bagian lainnya dari logika belum ditemukan, bahkan
tidak pernah diketahui orang pada masa itu. Sekalipun begitu hasil karya Abelard ini
dipandang telah melewati batasbatas yang terlarang. Hingga hukuman kucil yang dijatuhkan
Gereja terhadap dirinya pada masa kemudian, bukan disebabkan peristiwa skandalnya
dengan Heloise, akan tetapi lebih banyak disebabkan oleh karena logika yang disusunnya
dan dihidupkannya kembali. Ia mendapat tantangan sengit dari St. Bernard yang menyusun
buku Odiusum me reddit mundo logica. Pada masa itu, hanya beredar dua belas jenis buku
saja dalam bidang logika
Beberapa bagian dari karya tulis Ibnu Sina mengenai logika disalin ke dalam bahasa
Latin pada penghujung abad ke-12. Akan tetapi, salinan yang lebih sempurna dan lebih
lengkap ialah himpunan komentar Ibnu Rasyid (Averroes) mengenai logika, disalin pada awal
abad ke-13, dan sengaja diedarkan secara serentak masa itu di kota Paris (Perancis) dan di
kota Oxford (Inggris). Ini mengakibatkan aliran baru di Eropa yang terkenal dengan sebutan
kaum Averroists. Kedua kota perguruan tinggi itu merupakan pusat kegiatan ilmiah di
sepanjang abad ke-13 dan abad-abad berikutnya.
Penyalinan-penyalinan yang luas itu membukakan masa dunia Barat kembali akan
alam pikiran Grik Tua. Mereka menyambut keseluruhan Organon itu dengan kegembiraan
yang tiada terkira karena kini segenap bagian-bagian logika beserta tambahan-tambahannya
dari ahli-ahli pikir Islam telah ditemukan, dan himpunan seluruhnya itulah yang pada masa
itu disebut dengan Ars Nova atau Logika Baru
Giovanni Girolamo Saccheri, seorang ahli logika Italia, menerbitkan buku Logika
Demonstrativa pada tahun 1501, dan dalam buku tersebut terlihat pengaruh ahli-ahli logika
Arab teramat kuatnya terbukti dari dua masalah yang sangat ditekankannya sekali yang
merupakan keistimewaan dari bukunya ini di depan mata ahli-ahli logika Barat, yaitu (a)
metode untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan dengan menonjolkan lawannya
yang mengingkari dan hal ini kemudian dikenal dalam lapangan logika simbolik dengan
hukum-Clavius; (b) perbedaan antara definisi nominalis dengan definisi realis bahwa yang
pertama itu cuma melukiskan arti sesuatu dan yang kedua itu melukiskan wujud sesuatu.
John Stuart Mill pada tahun 1843 menerbitkan bukunya A System of Logic dan
menyempurnakan perkembangan Logika-Formal (nama yang diberikan terhadap logika yang
biasa guna membedakannya dari LogikaSimbolik) dan mendamaikan pertentangan yang
sekian abad lamanya antara pemuja induksi dengan pemuja deduksi. Setiap pangkal-pikir
besar di dalam deduksi menurut Mill memerlukan induksi dan sebaliknya induksi itu
memerlukan deduksi bagi penyusunan pikiran mengenai hasil-hasil eksperimen dan
penyelidikan itu. Jadi, kedua-duanya bukan merupakan bagian-bagian yang saling terpisah
tetapi sebetulnya saling bantu-membantu. Mill sendiri merumuskan metode-metode dalam
sistem induksi, dan rumusannya terkenal dengan sebutan Four-Methods, yaitu metode
kausal