Posisi miring saat rotasi disebabkan karena bumi ditabrak oleh bongkahan luar angkasa
atau meteorit yang ukurannya hampir seperti ukuran Mars. Tabrakan ini terjadi kira-kira 4
miliar tahun yang lalu. Adapun akibat dari rotasi bumi, yaitu
Pertama, terjadinya siang dan malam. Daerah yang terkena sinar matahari menjadi terang
(siang) dan daerah yang tidak terkena sinar matahari menjadi gelap (malam).
Kedua, Terjadi perbedaan waktu. Penetapan waktu dimulai dari garis bujur 0o. Garis bujur
timur waktunya lebih awal atau ditambahkan 1 jam setiap kelipatan 15o. Sedangkan garis
bujur barat waktunya lebih lambat atau dikurangi 1 jam setiap kelipatan 15o.
Ketiga, Gerak semu harian matahari. Setiap hari seolah-olah matahari bergerak dari timur ke
barat, tetapi sebenarnya bumi yang bergerak sedangkan matahari tetap diam.
Keempat, Bumi menjadi tidak bulat sempurna. Ketika bumi berotasi akan ada berbagai
macam gaya yang muncul. Setiap gaya yang muncul akan selalu bergerak menjauhi pusat
bumi. Dengan adanya gaya-gaya tersebut, maka bentuk bumi menjadi tidak bulat sempurna.
Di bagian kutub bentuk bumi pepat, sedangkan di bagian khatulistiwa bentuk bumi
mengambang.
Kelima, Pembelokan arah angin. Aliran udara dari kutub ke khatulistiwa mengalami
pembelokan arah. Hal ini sesuai dengan hukum Boys Ballot yang berbunyi, “Udara mengalir
dari daerah tekanan maksimum ke daerha yang bertekanan minimum. Arah angin akan
membelok ke kanan di belahan bumi utara dan membelok ke kiri di belahan bumi selatan.”
Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan rotasi bumi adalah surah Ali-Imran ayat 190:
ِاَّن ِفْي َخ ْلِق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف اَّلْي ِل َو الَّن َه اِر ٰاَل ٰي ٍت ُاِّلوِلى اَاْلْلَب اِۙب
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Ayat ini menggambarkan bahwa siang dan malam yang terjadi adalah karena bumi
mendapatkan sinar matahari ketika bumi berputar pada porosnya atau berotasi. Peristiwa
siang dan malam tersebut berlangsung berulang-ulang dalam 24 jam atau satu hari.
KESIMPULAN
Dalam kandungan makna ayat-ayat Al-Qur’an sebagian besar menjelaskan tentang
fenomena alam, dari sini ayat-ayat dalam Al-Qur’an menjadi pedoman dalam membuktikan
fenomena alam yang terjadi. Salah satunya yaitu Q.S Ali Imran (27) yang menjelaskan
tentang peristiwa malam yang lebih pendek dari siang dan juga malam yang lebih panjang
dari siang. Penjelasan tersebut dibuktikan dengan adanya fenomena rotasi bumi yaitu bumi
bergerak pada porosnya dengan mengelilingi matahari serta mengelilingi dirinya sendiri.
Fenomena tersebut yang menjadikan sebab utama terjadinya siang dan malam hari. Malam
merupakan waktu yang diperlukan oleh manusia lebih panjang sebagai waktu
mengistirahatkan badan setelah seharian bekerja. Malam memiliki susana yang lebih
menenangkan dan mendamaikan sehingga waktu malam merupakan waktu yang baik
digunakan untuk beribadah
dan memohon kepada Allah serta merenungi kejadian-kejadian yang selama seharian
terjadi atas ketentuan yang Allah berikan.
ْلَح َّىِم َن ٱ َو ُتْخ ِر ُج َّلْيٱِۖل لَّن َه اَر ِفى ٱ لَّن َه اِر َو ُتوِلُجٱ َّلْي َلِفى ٱ ُتوِلُج
ُء ِبَغ ْي ِر ِحَس اب َو َت ْر ُزُقَم ن َتَش ا ْلَح ىِۖ ٱ ْلَم يِ َت ِم َن ٱ ْلَم يِ ِتَو ُتْخ ِر ُجٱ
Surat al- imran ayat 27