Anda di halaman 1dari 11

PERGANTIAN SIANG DAN MALAM

DALAM PRESPEKTIF ALQURAN DAN ILMIAH

Oleh:

1. Ahmad Aqil Al Qadri


2. Audiska Syafnadiva
3. Carissa Athallah Pasa
4. M. Irfan Nur
5. Zasqia Maharani

XII MIA 5

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “pergantian
siang dan malam menurut perspektif al-quran dan ilmiah”. Shalawat berserta salam,
kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. semoga kita sebagai pengikutnya
mendapat syafaatnya di akhir kelak.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Al Quran dan
Hadist. Kami jauh dari sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga dapat
berguna menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jumat, 3 November 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. I


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
PERGANTIAN SIANG DAN MALAM MENURUT AL-QUR’AN .................................................... 2
PERGANTIAN SIANG DAN MALAM MENURUT ILMIAH ........................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 6
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 6
SARAN ............................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 8

II
BAB I
PENDAHULUAN

Siang dan malam merupakan suatu fenomena alam abadi yang dialami oleh makhluk
hidup yang menempati suatu planet, terutama planet Bumi ini. Pergantian malam dan siang
secara teratur merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang juga diuraikan pada
ayat-ayat Al-Qur’an, karena silih bergantinya dua waktu tersebut tercipta kehidupan di
muka bumi, manusia mengetahui sistem waktu dan menyusun sejarah dari peristiwa-
peristiwa penting dari masa ke masa. Berputarnya bumi pada porosnya menyebabkan
terjadinya gelap dan terang di sebagian permukaan bumi. Dari atas Bumi, tedapat waktu
siang pada saat matahari terlihat, dan malam yang ditandai dengan ketidak-hadiran
Matahari di langit namun digantikan oleh kehadiran Bulan di langit. Oleh karena itu,
antara Malam dan Siang tidak mungkin bisa bersatu melainkan terpisah antara satu
sama lain atau terjadi secara bergantian dan tidak bersamaan. Matahari berputar mengelilingi
galaksi, sedangkan bulan berputar mengelilingi bumi. Garis edar antara matahari dan bulan
pada ayat diatas berbeda, sehingga menjadikan siang dan malam tidak mungkin bersatu.
malampun tidak dapat mendahului siang karena bumi berbentuk bulat dan berputar.
Matahari dan bulan mungkin bisa sejajar, tetapi tetap tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan
antara makna ayat-ayat Al-Qur’an dengan fenomena alam khususnya pergantian siang dan
malam yaitu surah Al-Baqarah ayat 164 dan Al- Qasas ayat 73

ْ َ ‫ج ِر ي ف ِي ال ْ ب‬
ُ‫ح ِر ب ِ َم ا ي َ ن ْ ف َ ع‬ ْ َ ‫ك ا ل َّ ت ِي ت‬ ِ ْ ‫ار َو ال ْ ف ُ ل‬
ِ َ‫ف ال ل َّ ي ْ ِل َو ال ن َّ ه‬
ِ ‫ض َو ا ْخ ت ََِل‬ ِ ‫اْل َ ْر‬ ْ ‫ت َو‬ ِ ‫إ ِ َّن ف ِي خَ ل ْ قِ ال س َّ مَ ا َو ا‬
ٍ‫ث ف ِي هَ ا ِم ْن ك ُ لِ د َ ا ب َّ ة‬ َّ َ ‫ض ب َ ع ْ د َ َم ْو ت ِ هَ ا َو ب‬ ْ ِ‫اس َو َم ا أ َن ْ زَ َل َّللاَّ ُ ِم َن ال س َّ َم ا ِء ِم ْن َم ا ٍء ف َ أ َ ْح ي َ ا ب ِ ه‬
َ ‫اْل َ ْر‬ َ َّ ‫ال ن‬
‫ت ل ِ ق َ ْو ٍم ي َ ع ْ ق ِ ل ُ و َن‬ٍ ‫ض ََل ي َ ا‬ ِ ‫اْل َ ْر‬ ْ ‫الر ي َ اح ِ َو ال س َّ حَ ا ب ِ ال ْ مُ س َ خَّ ِر ب َ ي ْ َن ال س َّ َم ا ِء َو‬
ِ ‫ف‬ ِ ‫ص ِر ي‬ْ َ ‫َو ت‬
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Hakikat al-Qur’an sebagai kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia mengandung
berbagai macam pembahasan mengenai peristiwa masa lalu yang telah terjadi, masa sekarang
dan masa yang akan datang. Segala yang tercantum di dalamnya dimaksudkan agar manusia
dapat mengambil pelajaran dari peristiwa yang terjadi. Tak luput dari itu, al-Qur’an juga
memuat isyarat-isyarat ilmiah berupa fenomena-fenomena alam yang terjadi. Di antara
fenomena alam yang dikemukakan di dalamnya adalah fenomena pergantian malam dan
siang. Fenomena tersebut menggambarkan bagaimana bumi sebagai planet yang ditempati
manusia dalam menjalani kehidupan mengalami perubahan alam yaitu gelap dan terang secara
terus menerus.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pergantian Siang dan Malam menurut Al-Qur’an

Pengertian Siang dan Malam

Siang dapat didefinisikan sebagai bagian hari yang terang, yaitu dari matahari terbit
hingga terbenam (pagi dan sore termasuk di dalamnya). Siang juga dapat dikatakan dengan
tengah hari, dalam KBBI kata tengah hari dapat diartikan dengan saat ketika matahari
bertemu dengan meridian langit lokal. Pada saat ini matahari tampak mencapai titik
tertingginya di langit, pada pukul 12.00 waktu matahari nyata, yang dapat dipantau
menggunakan jam matahari. Waktu lokal atau waktu jam untuk tengah hari bergantung pada
garis bujur dan tanggal.
Malam didefinisikan sebagai suatu masa (waktu) dimana sebagian tempat sedang berada
pada posisi yang tidak berhadapan dengan matahari, maka dari itu suasana menjadi gelap.
Malam harikadang-kadang diartikan juga sebagai waktu antara tenggelamnya matahari di
ufuk (horizon) sebelah barat sampai munculnya matahari di ufuk sebelah timur pada
keesokan harinya. Karenarotasi bumi yang berputar dari arah barat ke timur, maka siang dan
malam akan saling berseling-seling sehingga membentuk satu hari terdiri dari 24 jam.
Lamanya waktu malam akan berbeda, terutama untuk daerah yang mendekati kutub. Di
negara Amerika Serikat misalnya, pada saat musim panas malam akan lebih pendek
daripada saat musim dingin. Malam dalam aktivitas sehari-hari adalah waktu yang berada di
pukul 19.00 sampai pukul 00.00.
Jika dalam perspektif mufassir, menurut Sayyid Qutub malam adalah waktu dimana
semua benda-benda dan semua makhluk tampak seakan-akan berpakaian dan tertutup. Dan
malam juga merupakan suasana yang gelap yang dapat menghentikan berbagai macam
kegiatan atau disebut juga sebagai waktu untuk beristirahat. Sedangkan siang adalah waktu
dimana semua mahkluk bergerak dan mengalir kembali untuk melanjutkan kehidupannya di
dunia.

Firman Allah surah Al-Baqarah ayat 164


َٰ
ِ‫س َمآء‬
َّ ‫ٱَّللُ مِنَ ٱل‬َّ ‫اس َو َما ٓ أَنزَ َل‬ َ َّ‫ار َو ْٱلفُ ْلكِ ٱلَّتِى تَج ِْرى فِى ْٱل َبحْ ِر ِب َما َينفَ ُع ٱلن‬
ِ ‫ض َوٱ ْختِلَفِ ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّ َه‬
ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ‫ِإ َّن فِى خ َْل‬
َّ ‫ق ٱل‬
‫ض‬ َ ْ
ِ ‫س َمآءِ َوٱْل ْر‬ َّ ‫س َّخ ِر بَيْنَ ٱل‬ ْ
َ ‫ب ٱل ُم‬ِ ‫س َحا‬َّ ‫ح َوٱل‬ َٰ ُ َّ
ِ ِ‫ض بَ ْعدَ َم ْوتِ َها َوبَث فِي َها مِن ك ِل دَآبَّ ٍة َوتَص ِْريف‬ َ ‫مِن َّما ٓ ٍء فَأَحْ يَا بِ ِه ٱْل ْر‬
َ ْ
ِ َ‫ٱلري‬
‫ت ِلقَ ْو ٍم َي ْع ِقلُون‬ ٍ ‫لَ َءا َٰ َي‬
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

2
Maka pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Allah Maha Esa, tidak ada yang patut
disembah selain Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan Allah jugalah yang
menciptakan langit dan bumi. Maka dari itu, hanya Allah lah yang patut disembah, diikuti
semua petunjuk-Nya, dan tidak ada yang perlu disembunyikan dari petunjuk-petunjukNya.
Allah juga menegaskan jangan sampai terpedaya oleh pendapat yang menyimpang dari
kebenaran karena akan berakibat kemurkaan dari Allah.

‫ضل ِٖه َولَعَلَّكُ ْم ت َ ْشكُ ُر ْو َن‬ َ ‫َوم ِْن َّر ْح َمت ِٖه َجعَ َل لَكُ ُم الَّ ْي َل َوالنَّ َه‬
ْ َ‫ار ِلت َ ْسكُنُ ْوا فِ ْي ِه َو ِلت َ ْبتَغُ ْوا م ِْن ف‬
Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu
beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang
hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Al- Qashas :73)

‫يز ْالعَل ِِيم‬ ُ ‫س َو ْالقَ َم َر ُح ْسبَانًا ۚ َٰذَلِكَ ت َ ْقد‬


ِ ‫ِير ْالعَ ِز‬ َ َ‫اح َو َجعَ َل اللَّيْل‬
َّ ‫س َكنًا َوال‬
َ ‫ش ْم‬ ِ َ‫صب‬ ِ ْ ‫فَا ِل ُق‬
ْ ‫اْل‬
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (Al-Anam : 96)

Dari ayat diatas kita dapat mengetahui bahwasanya pergantian siang dan malam dengan
fungsinya masing-masing, yaitu siang digunakan untuk berusaha mencari rezeki dan malam
digunakan untuk istirahat dan melepaskan lelah, sehingga pulih kembali tenaga yang telah
dipergunakan pada siang harinya, adalah merupakan rahmat besar dari Allah yang tak ternilai
harganya dan wajib disyukuri. Nikmat yang tak disyukuri akan hilang lenyap dicabut dan
ditarik kembali oleh Allah. Sebaliknya nikmat yang disyukuri dengan memanfaatkannya
sebaik-baiknya sesuai dengan perintah Allah, akan bertambah terus. Firman Allah:

‫شك َْرت ُ ْم لَئ ِْن َربُّ ُك ْم تَأَذَّ َن َوإِ ْذ‬


َ ‫عذَا ِبي ِإ َّن َكف َْرت ُ ْم َولَئ ِْن ۖ َْل َ ِزيدَنَّ ُك ْم‬ َ َ‫ل‬
َ ‫شدِيد‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim/14: 7)

Allah menyuruh manusia agar memperhatikan perputaran waktu yang disebabkan oleh
peredaran benda-benda langit yang berlaku menurut hukum sebab dan akibat. Allah mengajak
manusia memperhatikan alam terbuka yang dapat dilihat sehari-hari. Allah menyingsingkan
cahaya pagi yang menghapus kegelapan malam. Cahaya itu tampak di ufuk langit bagian timur
sesudah terbitnya matahari sehingga dunia tampak bercahaya terang. Keadaan ini mereka
alami di saat-saat mereka melakukan segala macam kegiatan untuk keperluan hidup mereka.
Sebagai kebalikan dari suasana tersebut, Allah mengajak manusia untuk memperhatikan
keadaan malam yang gelap. Allah menciptakan malam untuk beristirahat setelah mereka penat
karena bekerja di siang hari. Keadaan ini digambarkan sebagai suasana ketenangan. Suasana
yang silih berganti antara siang dan malam seperti keadaan yang mempunyai persamaan
dengan perputaran hidup, agar mereka mempunyai pandangan hidup yang lebih luas.

3
Dalam sejarah peradaban manusia, telah terbukti bahwa matahari dan bulan digunakan
untuk perhitungan penanggalan. Penanggalan berbasis pada 'gerak dan posisi matahari di
langit bumi, atau yang dikenal dengan Solar Calendar, telah dilakukan oleh peradaban Barat
(berasal dari Romawi dan Yunani), India; sedang peradaban Yahudi, Arab, Cina, juga India
menggunakan Lunar Calendar, yaitu perhitungan berbasiskan kepada 'gerak dan posisi bulan
di langit bumi. Dalam bahasa astronomi, Solar Calendar berbasiskan pada lintasan-orbit bumi
terhadap posisi matahari, sedang Lunar Calendar berbasis pada lintasan-orbit bulan terhadap
posisi bumi dan matahari.
Dalam dunia astronomi-astrofisika, bulan juga digunakan dalam perhitungan penentuan
kestabilan dinamika rotasi (rotational dynamic stability) bumi. Hal ini membuktikan bahwa
keberadaan bulan sangat diperlukan agar precession (perkitaran) bumi pada sumbunya stabil.
Bulan memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 10-100 tahun, sedang Venus dan Mars
memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 100-500 tahun. Sedang planet Yupiter dan
Saturnus, juga ikut memberikan rotational dynamic stability terhadap bumi kita ini, juga
bertindak sebagai shield (perisai) bagi bumi terhadap hamburan meteor yang akan membentur
bumi.
Allah menyebutkan sebab-sebab yang mengubah suasana siang menjadi malam yaitu
matahari yang beredar menurut waktu-waktu yang telah ditentukan. Sebagai bandingannya
disebutkan, bahwa bulan tampak cemerlang di waktu malam. Baik matahari maupun bulan
beredar di angkasa raya menurut garis edarnya secara teratur dan tertentu.

2.2 Pergantian Siang dan Malam menurut Ilmiah

Secara ilmiah, pergantian siang-malam disebabkan oleh perputaran Bumi pada


porosnyalah (seringkali disebut rotasi Bumi). Bumi merupakan salah satu planet di tata surya
yang mengelilingi Matahari dan sekaligus mengitari dirinya sendiri. Bumi membutuhkan
waktu kurang lebih 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya tersebut (Feather
Jr. & Zike, 2005). Berdasarkan penjelasan tersebut, pergantian siang dan malam adalah
pengetahuan yang sederhana dan karena itu mudah diajarkan? Apabila ada siswa atau
mahasiswa yang belum tahu tentang penyebab pergantian siangmalam, cukup disampaikan
bahwa siangmalam terjadi sebagai akibat Bumi yang berotasi pada sumbunya. Berdasarkan
hasil observasi peneliti, hal demikian seringkali terjadi. Pada pembelajaran IPA, baik di
sekolah maupun universitas, konsep pergantian siangmalam dianggap konsep yang “hanya”
berkaitan dengan hafalan (karena anggapan pengetahuan tentang siang-malam adalah hal
sederhana). Justru inilah yang menarik, dari beberapa hasil penelitian, ditemukan bahwa untuk
hal sesederhana peristiwa pergantian siang-malam, pemahaman peserta didik pada berbagai
jenjang (satuan) pendidikan ternyata cukup kompleks. Pergantian siang-malam disebabkan
oleh Matahari yang bergerak mengelilingi Bumi yang berbentuk setengah bulat-datar, Bumi
berotasi pada sumbunya.
Pada saat bumi berotasi, bagian permukaan bumi yang mengadap ke matahari akan terlihat
terang karena mendapatkan pancaran sinar matahari atau mengalami siang. Sedangkan bagian

4
lain yang berlawanan yang tidak mendapatkan pancaran sinar matahari akan mengalami
malam. Karena rotasi bumi bergerak terus menerus dari arah barat ke timur maka setengah
bagian tersebut selalu bergilir. Dengan kata lain dalam sehari setiap tempat di permukaan
bumi mengalami pergantian siang dan malam (Wijaya, 2008).
Contoh: September setiap tahunnya, semua tempat di Bumi (kecuali kutub) mengalami
siang dan malam hari sama panjang, yaitu 12 jam. Ini karena semua tempat mendapat sinar
Matahari selama 12 jam dan tidak mendapatkannya 12 jam. Tanggal 21 Juni ketika Matahari
ada pada kedudukan paling utara, yakni 23,5o LU (GBU), belahan Bumi utara mengalami
siang lebih panjang daripada malam. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, lamanya siang akan
lebih pendek daripada malam. Daerah dalam lingkaran kutub utara mendapat sinar Matahari
selama 24 jam, sehingga siang akan terjadi secara terus menerus pada waktu itu. Sebaliknya
di daerah lingkaran kutub selatan tidak mendapat sinar matahari selama 24 jam, sehingga
malam terjadi secara terus menerus pada waktu itu.

Penyebab siang dan malam karena Bumi mengalami per putaran yang disebut dengan
rotasi. Secara ilmiah, Bumi adalah planet yang berbentuk bulat dan bergerak dengan dua cara,
yaitu berotasi dan berevolusi. Rotasi Bumi adalah perputaran pada porosnya. Sedangkan
evolusi adalah proses Bumi mengelilingi Matahari. Bumi membutuhkan waktu kurang lebih
24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya tersebut (Feather Jr. & Zike, 2005).
Salah satu akibat dari rotasi Bumi ialah siang dan malam. Ini karena permukaan Bumi
bergiliran dalam menerima sinar Matahari. Nah, karena itulah kita mengenal istilah Matahari
terbit dan terbenam. Padahal, sebenarnya pergerakan Bumi yang menyebabkan siang dan
malam.
Selama berotasi ada sisi Bumi yang menghadap ke Matahari dan membelakangi Matahari.
Sisi yang berhadapan dengan Matahari mengalami siang siang hari. Sisi yang tidak terkena
sinar Matahari mengalami malam hari. Ada lokasi-lokasi tertentu yang mengalami siang atau
malam hari lebih lama. Contohnya, Finlandia bisa mengalami siang selama 73 hari ketika
musim panas. Apa yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi? Ini terjadi karena poros Bumi
tidak tegak lurus. Poros Bumi memiliki kemiringan 23,5º. Sudut kemiringan tersebut dihitung
dari perpotongan bidang ekuatorial Bumi dan bidang orbit Bumi terhadap
Matahari. Kemiringan poros Bumi juga memberi pengaruh pada musim di Bumi dan
menyebabkan perubahan musim (panas, dingin, gugur, dan semi).

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan secara berulang-ulang mengenai pergantian


siang dan malam sebagai salah satu tanda kebesaran-Nya. Pergantian siang dan malam ini
merupakan bagian dari sunnatullah atau tatanan alam yang tak terpisahkan. Allah SWT
menciptakan siang dan malam dengan tujuan yang jelas. Siang dan malam memiliki peran
yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya di dunia ini. Siang
memberikan cahaya matahari yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan seperti
beraktivitas, bekerja, dan melakukan ibadah seperti shalat. Sedangkan malam memberikan
kesempatan bagi manusia untuk istirahat dan memulihkan tenaga mereka. Dalam salah satu
ayat Al-Quran, Allah berfirman, "Dan di mana kamu bercampur-campur, mudah-mudahan
kamu akan tidur aman di atasnya dan Dia menciptakan di dalamnya (bertumbuh-tumbuhan)
halaman-halaman (yang hijauan), kebun-kebun anggur dan kurma, dan juga tanaman-tanaman
yang bermacam-macam kegunaannya." (QS. An-Nahl: 80).
Selain itu, pergantian siang dan malam juga memiliki makna spiritual. Dalam surah Al-
Israa, ayat 78, Allah SWT berfirman, "Dirikanlah sembahyang (shalat) sesuai dengan
penyampainya (waktu-waktunya). Sesungguhnya perbuatan-perbuatan itu ellerabit
safalisa/Menjaga shalat pada waktunya adalah perbuatan yang besar beratnya, dan adalah
kebaikannya melebihi segala sesuatu, kecuali untuk orang-orang yangberinfal kebaikan dan
adatsal duskam seksakmewkil piai secalan hakikilmaktikganya Wanita." (QS. Al-Israa: 78).
Dari ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa pergantian siang dan malam merupakan
salah satu rahmat dan tanda kebesaran Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa sungguh besar
dan sempurna penciptaan-Nya terhadap tatanan alam. Pergantian siang dan malam membawa
manfaat tidak hanya bagi kehidupan manusia, tetapi juga bagi alam sekitar. Pada siang hari,
matahari memberikan energi yang diperlukan untuk kehidupan dan pertumbuhan tumbuhan,
sementara pada malam hari, detak waktu membantu mengatur ritme biologis makhluk hidup.
Selain itu, pergantian siang dan malam juga mengajarkan kepada manusia pentingnya
menjaga waktu dan menggunakan setiap momen dengan baik. Dalam sebuah hadis, Nabi
Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
telah menetapkan ukurannya dengan sebaik-baiknya." Maksud dari hadis ini adalah bahwa
Allah SWT menciptakan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga manusia diberikan
kesempatan untuk melakukan amal perbuatan baik pada waktu yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, manusia sebagai hamba Allah harus menjaga waktu dan menggunakan setiap
momen untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai.
Dalam kesimpulannya, pergantian siang dan malam dalam Al-Quran memiliki makna
penting dan mendalam. Pergantian ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT dan
menjadi bagian dari tatanan alam yang tak terpisahkan. Selain memberikan manfaat bagi

6
kehidupan manusia dan makhluk lainnya, pergantian siang dan malam juga mengajarkan
manusia tentang pentingnya menjaga waktu dan menggunakan setiap momen dengan baik.
Dalam Islam, menjaga waktu merupakan bagian penting dari ibadah dan menunjukkan rasa
syukur kita kepada Allah atas segala nikmat-Nya.

3.2 Saran

Membaca Al-Quran secara rutin dan sering memiliki banyak manfaat yang dapat
meningkatkan spiritualitas seseorang. Berikut adalah dua saran untuk sering membaca Al-
Quran karena bermanfaat:

1. Tingkatkan Koneksi dengan Allah: Membaca Al-Quran secara teratur dapat membantu
kita memperkuat hubungan spiritual dengan Allah. Al-Quran adalah firman-Nya yang suci
dan dianggap sebagai petunjuk hidup bagi umat Muslim. Dalam setiap ayatnya,
terkandung hikmah, nasehat, dan panduan untuk menjalani kehidupan dengan baik.
Dengan membaca Al-Quran, kita dapat mengenali dan memahami karakteristik Allah,
mendapatkan nasehat-Nya, serta menemukan ketenangan dan kedamaian dalam hati kita.
Pengalaman ini dapat membantu meningkatkan kesadaran kita akan keberadaan Allah
dalam kehidupan sehari-hari dan membantu kita menjalani hidup dengan penuh rasa
syukur dan keterikatan pada-Nya.

2. Bermanfaat untuk Kesehatan Mental: Selain manfaat spiritual, membaca Al-Quran juga
memiliki manfaat yang signifikan terhadap kesehatan mental kita. Saat membaca Al-
Quran, kita merenungkan dan menghayati setiap kata yang dituliskan dalam-Nya. Proses
ini membutuhkan fokus dan konsentrasi yang dapat membantu kita meningkatkan
keterampilan kognitif, seperti kepekaan, pemahaman, dan retensi informasi. Selain itu,
membaca Al-Quran juga dapat memberikan ketenangan pikiran, mengurangi stres, dan
meningkatkan kesejahteraan mental. Ayat-ayat Al-Quran yang penuh hikmah dan cinta
dari Allah dapat memberikan kekuatan dan motivasi untuk menghadapi tantangan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan meresapi pesan-pesan positif dari Al-Quran, kita dapat
mempertajam pemikiran positif dan mencapai kedamaian batin yang membantu kita
menghadapi stres, kecemasan, dan depresi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Febriani, D., Fajri, A., & Rakhmadi, F. A. (2020). Pergantian Siang dan Malam dalam Prespektif
Al-Qur’an. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, 2, 173-175.

Hartanto, T. J., & Marcelina, S. (2019). Studi Tentang Konsepsi (Maha) Siswa Dalam Memahami
Fenomena Pergantian Siang Dan Malam. Jurnal Vidya Karya, Universitas Palangka Raya.

Prahesti, M. (2021). Pemanfaatan Siang dan Malam Bagi Manusia Perspektif Alquran (Doctoral
dissertation, UIN Ar-Raniry).

MUFIDAH, L. (2022). FENOMENA SIANG DAN MALAM DALAM AL-QURAN SERTA


IMPLIKASINYA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA (KAJIAN TAFSIR ILMI
KEMENAG) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Anda mungkin juga menyukai