Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syafira Aprilianti (202105064)

Prodi/ Kelas : IAT/ 4B

Mata Kuliah : Tafsir Ilmi

Dosen Pengampu : Ustadz. Abdurrohim

SOAL UAS

1. Jelaskan pengertian, kedudukan tafsir ilmi menurut para ulama dan urgensi tafsir
ilmi!
 Menurut Adz-Dzahabi tafsir ilmi atau disebut juga tafsir ilmiah adalah penafsiran al-
Quran dengan menggunakan istilah-istilah ilmiah untuk menjelaskan dan memberikan
keterangan tentang makna di dalamnya, dan berupaya dengan penafsiran tersebut
untuk menggali bermacam-macam ilmu pengetahuan dan pemikiran-pemikiran
filosofis dari dalam al-Quran.
 M. Quraish Shihab tafsir ilmi adalah ijtihad dari seorang mufasir untuk mengungkap
hubungan ayat-ayat kauniyah dalam al-Quran dengan penemuan-penemuan ilmiah
yang ada, sebagai bukti kemukjizatan al-Quran.
 Tafsir termasuk disiplin ilmu islam yang paling mulia dan luas cakupannya. Paling
mulia, karena kemulian sebuah ilmu itu berkaitan dengan materi yang dipelajarinya,
sedangkan tafsir membahas firman-firman Allah. Dikatakan paling luas cakupannya,
karena seorang ahli tafsir membahas berbagai macam disiplin ilmu, dia terkadang
membahas akidah, fikih, dan akhlak. Di samping itu, tidak mungkin seseorang dapat
memetik pelajaran dari ayat-ayatAl-Qur’an, kecuali dengan mengetahui makna-
maknanya. Dalam urgensi tafsir ulama sepakat bahwa tafsir termasuk fardu kifayah
dan merupakan salah satu dari tiga ilmu syariat yang paling utama setelah hadis dan
fikih.  Keutamaan ilmu tafsir bukan hanya karena ilmu ini membahas pokok-pokok
ajaran agama yang sangat dibutuhkan, akan tetapi mempelajari ilmu ini mengandung
tujuan mulia, karena pokok kajiannya adalah Kalamullah.

2. Jelaskan tafsir ayat al-qur’an tentang penciptaan alam semesta yang dihubungkan
dengan teori sains!

۟ ‫َأ َولَ ْم يَتَفَ َّكر‬


ِ َّ‫ق َوَأ َج ٍل ُّم َس ّمًى ۗ َوِإ َّن َكثِيرًا ِّمنَ ٱلن‬
‫اس بِلِقَٓاِئ‬ ِّ ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َمٓا ِإاَّل بِ ْٱل َح‬
َ ْ‫ت َوٱَأْلر‬ َ َ‫ُوا فِ ٓى َأنفُ ِس ِهم ۗ َّما َخل‬
ِ ‫ق ٱهَّلل ُ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
َ‫َربِّ ِه ْم لَ ٰ َكفِرُون‬
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan
bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan
mengganti(mu) dengan makhluk yang baru” (QS. Ar-Rum:8)
Firman diatas merupakan informasi yang meyakinkan bahwa adanya langit dan bumi
serta segala isinya itu ada karena diciptakan Allah. Dengan begitu berarti pemiliknya
Allah yang menguasai seluruhnya, yang diciptanya bukan tanpa tujuan sehubungan
dengan firman Allah SWT didalam surat ar-rum ayat 8 yang menyatakan bahwa, Tujuan
yang benar itu satu persatu akan terlihat dalam uraian tentang aturan-aturan sunatullah
yang berlaku dan berlangsung tertib pada masing-masing benda langit, seperti untuk apa
matahari, bulan diciptakan bersinar, apa tujuan atau bumi diciptakan berputar-putar pada
porosnya dan lain sebagainya. Aturan-aturan yang dilakukan secara taat dan patuh itu
menunjukan bahwa sebagai hasil ciptaannya ternyata benda-benda langit dan bumi
tersebut mampu mengabdi sambil bertasbih pada Allah.
Konsep penciptaan langit dan bumi tidaklah satu, ada banyak teori yang
berbicara tentang itu. Dari mereka ada yang berpendapat bahwa bumi dan langit ini
berasal dari satu benda, keduanya saling berpadu berputar selama milyaran tahun dengan
kecepatan yang dasyat lalu terpisah, teori ini biasa disebut dengan teori ledakan besar
(big bang). Bumi dan langit menurut teori ini berada dalam satu volume yang menyatu
karena perputaran dan ledakannya yang besar kemudian mereka terpisah. Bumi yang
berbentuk padat dan langit yang luas dan gelap sebenarnya merupakan dua benda kosmos
yang berasal dari sesuatu yang lembut, awan dan gas panas. Menurut saintis mereka
berputar selama milyaran tahun, tetapi al-Qur‟an mengungkapnya hanya dengan enam
hari saja. Teori lain dari penciptaan langit dan bumi ini muncul bahwa keduanya
tidaklah tercipta dari satu titik, bukan karena ledakan tetapi ia hanya merupakan partikel-
pertikel yang berproses terus menerus hingga membentuk planet yang bermacam warna,
bentuk dan kadar panas. Adanya realitas teori yang demikian membuat para ahli sains
berkesimpulan bahwa langit dan bumi terbentuk dari material yang berputar, sehingga
memunculkan beberapa teori, salah satunya dari; Teori Nebula atau Teori Kabut, yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Matahari dan planet
berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin didalam jagat raya, karena pilinnya itu
berupa kabut yang membuat bulat seperti bola yang besar, makin mengecil 33 bola
tersebut semakin cepat putarannya, sehingga mengakibatkan bentuk bola menjadi rata
pada kutubnya dan meleburdi bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas
menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang disekeliling bagian utama
kabut itu.

3. Jelaskan tafsir ayat peredaran matahari dan bulan serta implikasi ilmu
pengetahuan!
Dalam kaitan dengan matahari dan bulan, Allah memberikan petunjuk yang sangat jelas
bahwa kedua benda langit tersebut akan sangat berguna untuk dijadikan patokan.
Diberitahukan bahwa peredaran kedua benda langit itu mempunyai perhitungan. Ilmu
pengetahuan kemudian menggunakan keteraturan itu untuk dijadikan penanda waktu atau
kalender. Petunjuk itu juga ada pada dua ayat berikut:

٣٣ َ َ‫س َو ْالقَ َم َر د َۤا ِٕىبَ ْي ۚ• ِن َو َس َّخ َر لَ ُك ُم الَّ ْي َل َوالنَّه‬


ۚ ‫ار‬ َ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ُم ال َّش ْم‬
Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam
orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu. (Ibrahim/14: 33)

َ ِ‫ض ِم ْنهَٓا اَرْ بَ َعةٌ ُح ُر ٌم ٰۗذل‬


ُ‫ك ال ِّديْن‬ َ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬ َ َ‫ب هّٰللا ِ يَوْ َم َخل‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اِ َّن ِع َّدةَ ال ُّشهُوْ ِر ِع ْن َد ِ ْاثنَا َع َش َر َش ْهرًا فِ ْي ِك ٰت‬
٣٦ َ‫َظلِ ُموْ ا فِ ْي ِه َّن اَ ْنفُ َس ُك ْم َوقَاتِلُوا ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َك ۤافَّةً َك َما يُقَاتِلُوْ نَ ُك ْم َك ۤافَّةً َۗوا ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن هّٰللا َ َم َع ْال ُمتَّقِ ْين‬
ْ ‫ْالقَيِّ ُم ەۙ فَاَل ت‬
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan
Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat)
itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu
semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. (at-Taubah/9: 36)
Manusia telah diberikan petunjuk untuk membagi waktu dan penanggalan dengan jelas.
Dalam astronomi modern, maka yang disebut satu tahun dalam perhitungan Kalender Matahari
(solar calendar) adalah periode waktu yang diperlukan oleh bumi untuk melakukan satu putaran
dalam orbitnya mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan adalah 365 hari, 5 jam, 48 menit,
46 detik. Atau sekitar 365,25 hari kurang 1 menit 14 detik. Apabila satu bulan Solar adalah
sekitar 30 hari.
Sedangkan satu tahun dalam perhitungan Kalender Bulan (lunar calendar) adalah satu
periode dari 12 bulan Lunar. Jika satu bulan Lunar (periode yang diperlukan bulan untuk
mengelilingi bumi) adalah 29,5 hari, maka satu tahun Lunar adalah 354 hari. Sejarah peradaban
umat manusia dalam membuat kalender menunjukkan angka yang berbeda-beda. Bangsa Romawi
kuno membagi satu tahun dalam 10 bulan. Pada masa Pra-Julius Caesar, dilakukan koreksi dan
menjadi 12 bulan. Kemudian disempurnakan lagi oleh Paus Gregorius XIII (Gregorian Calendar)
dan digunakan sebagai kalender modern yang digunakan saat ini.
Kalender juga sudah digunakan pada peradaban yang lebih tua. Bangsa-bangsa Akkadia,
Sumeria, Babilonia, Assiria, Yahudi, India dan Cina memberikan angka 12 bulan dalam
setahunnya. Sedangkan Yunani menghitung 10 bulan dalam setahun. Bangsa Aztec, Maya dan
Inca di Amerika Selatan, membagi satu tahun menjadi 13 bulan, dengan jumlah hari per bulannya
sebanyak 20 hari.Pada salah satu ayat di atas ada kata “menundukkan”. Ini mengisyaratkan agar
manusia menggunakan akal dalam memanfaatkan kedua benda langit tersebut. Di sini dikandung
perintah untuk mengembangkan teknologi. Salah satunya adalah menggunakan keteraturan orbit
matahari dan bulan untuk pembuatan penanggalan dan pengaturan waktu.

‫ق هّٰللا ُ ٰذلِكَ اِاَّل‬ َ ۗ ‫َاز َل لِتَ ْعلَ ُموْ ا َع َد َد ال ِّسنِ ْينَ َو ْال ِح َس‬
َ َ‫اب َما َخل‬ ۤ ِ ‫س‬
ِ ‫ضيَا ًء َّو ْالقَ َم َر نُوْ رًا َّوقَ َّد َر ٗه َمن‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّش ْم‬
ِّ ۗ ‫بِ ْال َح‬
ِ ‫ق يُفَصِّ ُل ااْل ٰ ٰي‬
٥ َ‫ت لِقَوْ ٍم يَّ ْعلَ ُموْ ن‬
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan
tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus/10: 5)
Lintasan-lintasan orbit matahari, bulan dan bumi sudah sangat diketahui. Namun bahwa
matahari juga memiliki lintasan orbitnya sendiri baru diketahui para ahli astronomi dan
astrofisika modern pada paruh abad ke-20 yang lalu. Matahari mengorbit pusat galaksi di
pinggiran piringan galaksi bimasakti. Adapun garis tengah piringan galaksi ini adalah 3 x 107
km. Waktu yang diperlukan matahari untuk mengelilingi pusat galaksi adalah 250 juta tahun.
Khusus untuk Surah at-Taubah/9 ayat 36 di atas, diingatkan akan empat bulan yang
disucikan (bulan-bulan Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah). Keempat bulan itu sudah
disucikan masyarakat Timur Tengah sejak zaman Nabi Ibrahim.

4. Jelaskan tafsir ayat penciptaan manusia dan dikorelasikan dengan teori sains!

‌‫ال ِّم ۡن َح َما ٍ َّم ۡسنُ ۡو ۚ ٍن‬


ٍ ‫ص‬َ ‫ص ۡل‬
َ ‫َولَـقَ ۡد خَ لَ ۡقنَا ااۡل ِ ۡن َسانَ ِم ۡن‬
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam
yang diberi bentuk." (Surat Al-Hijr Ayat 26)
Dalam Hadis diterangkan proses penciptaan Adam. "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah
menciptakan Adam dari kepalan tanah yang diambil dari segala macam tanah, maka lahirlah anak
Adam menurut kadar tanah itu. Di antara mereka ada yang merah, ada yang hitam, dan ada di
antara kedua warna itu. Ada yang mudah, ada yang sukar, ada yang baik, dan ada yang buruk."
(Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhu) Allah juga berfirman yang
artinya: "...Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani)." (QS As-Sajdah: 7-8)
Pandangan Sains :
Di dalam keduanya, materi tanah liat dominan. Secara ilmiah, tembikar adalah semacam
porcelain, yang dalam proses reaksi kimiawi dapat digunakan sebagai katalis untuk terjadinya
proses polimerisasi. Kata "tanah kering seperti tembikar" mungkin mengisyaratkan terjadinya
proses polimerasasi atau reaksi perpanjangan rantai molekul dari asam-asam amino menjadi
protein atau dari nukleotida menjadi polinukleotida, termasuk molekul Desoxyribonucleic Acid
(DNA), suatu materi penyusun struktur gena makhluk hidup. Menurut para saintis, kata "hama"
(lumpur hitam) pada ayat ini mengisyaratkan akan terlibatnya molekul air (H2O) dalam proses
terbentuknya molekul-molekul pendukung proses kehidupan. Dari keterangan ayat-ayat di atas
tentang bahan penciptaan manusia, terdapat dua bahan yaitu air dan tanah.
Adapun tanah liat merupakan satu jenis tanah yang tersusun oleh partikel yang sangat halus,
dengan ukuran diameter partikel kurang dari 2 mikron. Jenis tanah ini memiliki sifat-sifat fisik
yang plastis bila mengandung air. Secara kimia, larutan tanah liat dalam air memiliki kapasitas
tukar kation, yaitu dapat mengikat ion atau senyawa kimia lainnya yang bermuatan listrik. Tetapi
dengan ikatan yang tidak terlalu kuat sehingga ion yang terikat bisa berganti-ganti dengan
mudah.Tanah jenis ini pulalah yang biasa dipakai sebagai bahan untuk membuat tembikar.
Penelitian juga membuktikan bahwa cairan yang ada di dalam kantung membran juga
mengandung material tanah liat. Kantung ini ternyata dapat tumbuh dengan cara pembelahan
sederhana. Cara pembelahan ini merupakan gambaran dari apa yang terjadi pada sel yang
primitif. Dari paparan ini dapat kita simpulkan bahwa informasi Al-Qur'an tentang asal kejadian
manusia dari tanah adalah benar dan dibuktikan oleh penelitian ilmiah. Penciptaan wujud
manusia yang sempurna juga diterangkan dalam Surat Al-Mu'minun Ayat 12-16.
Menurut ilmu sains, proses penciptaan ini melalui proses Biologi. Allah berfirman yang
artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari satu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu Hilang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat." (Al-Mu'minun Ayat 12-16)

5. Jelaskan tafsir ayat siklus air dan air hujan dan didukung dengan fakta-fakta
ilmiah!
ۖ ‫ق يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ٰلَلِ ِهۦ‬
َ ‫ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذى يُرْ ِس ُل ٱل ِّر ٰيَ َح فَتُثِي ُر َس َحابًا فَيَ ْب ُسطُهۥُ فِى ٱل َّس َمٓا ِء َك ْيفَ يَ َشٓا ُء َويَجْ َعلُهۥُ ِك َسفًا فَت ََرى ْٱل َو ْد‬
َ‫اب ِب ِهۦ َمن يَ َشٓا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِٓۦه ِإ َذا هُ ْم يَ ْستَب ِْشرُون‬
َ ‫ص‬َ ‫فَِإ َذٓا َأ‬
“Allah dialah yang mengirimkan angin lalu angin itu menggerakkan Awan Dan Allah
membentangkan yang di langit menurut yang dia kehendaki dan menjadikannya
bergumpal-gumpal lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celah Nya maka apabila
dia menurunkannya kepada hamba- hambanya yang dia kehendaki tiba-tiba mereka
bergembira”.(QS. Ar-Rum:48)
Tafsir ringkas Kemenag :
Ayat ini menjelaskan cara kerja angin sehingga bisa mendatangkan hujan yang itu
merupakan rekayasa ilahi. Allah-lah yang mengirimkan angin sesuai hukum alam yang
telah ditetapkan-Nya lalu angin itu menggerakkan awan yang sebelumnya diam ke arah
dan lokasi yang dikehendaki-Nya, dan Allah terkadang membentangkannya di langit
menurut yang dia kehendaki, dan di saat lain dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu
engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila dia menurunkannya, yakni
hujan, kepada hamba-hamba-Nya yang dia kehendaki tiba-tiba atau bersamaan dengan
turunnya hujan itu mereka bergembira. 49. Padahal, sebelum hujan diturunkan kepada
mereka, mrka benar-benar telah berputus asa dan tidak tahu harus berbuat apa.
 Siklus air dari sungai, laut, menguap, berawan dan turun hujan menjadi pengetahuan
umum ilmiah yang sebelumnya ternyata telah dituliskan di dalam Al Quran. Selain itu
ada juga penelitian tumbuhan bertasbih yang jauh sebelumnya telah ada di dalam Al
Quran sebagai kalam ilahi. Proses terjadinya hujan terjadi melalui beberapa tahapan
air yang ada di permukaan bumi baik itu di lautan Sungai maupun di kolam.
Kemudian ia akan menjadi uap ketika terkena sinar matahari uap inilah yang akan
naik ke udara dan kemudian menggumpal membentuk awan-awan ini pun bisa
singgah di mana saja ditiup angin sesuai kehendak Allah subhanahu wa ta'ala jika
kandungan air dalam Awan tersebut sudah jenuh hujan pun turun. Nantinya air itu
akan kembali lagi ke lautan dan Proses Inipun ternyata sudah dijelaskan dalam al-
qur'an.

Anda mungkin juga menyukai