Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Ilmu Falak


Ilmu Falak merupakan frase yang tidak begitu asing lagi dalam pembendaharaan dan
diskursus keilmuan hukum Islam klasik maupun modern. Eksistensi keberadaannya bisa dijejaki
semenjak sebelum Islam, pada masa Islam, di Eropa hingga di Indonesia dengan berbagai
perkembangan dan dinamikanya. Secara etimologis, frase “Ilmu Falak” terdiri dari dua kata,
yaitu “Ilmu” dan “Falak”. Ilmu merupakan kata yang terserap dari bahasa Arab ‫ العلم‬yang
bermakna mengetahui, mengenal, menemukan dan “menjadi sadar akan”. Dalam bahasa Inggris
disebut dengan istilah Science. Dalam bahasa Yunani dikenal dengan istilah logos. Secara
terminologis terdapat banyak pengertian yang dikemukan ahli, di antaranya adalah “persepsi
suatu hal dalam hakikatnya” (al-‘ilm idrak alsyai bi haqiqtihi). Sementara kata Falak berasal dari
bahasa Arab yang bermakna ‫( المذار‬al-madār), yaitu garis atau orbit. Kata Falak ini digunakan
dua kali dalam al-Qur‟an, pada QS al-Anbiyâ‟/21: 33 dan QS Yasin/36: 40.1
Dalam “Ensiklopedi Hukum Islam”, ilmu falak didefenisikan sebagai sebuah disiplin
ilmu pengetahuan yang berfokus mempelajari benda-benda langit, mulai dari bentuk fisiknya,
geraknya, ukurannya hingga pada segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Sedangkan
dalam al-Munjid disebutkan bahwa ilmu falak adalah:2
‫العلم يبحث عن أحوال اجلرام العلوية‬
“Ilmu yang mempelajari tentang keadaan benda-benda langit”.
Ilmu ini disebut dengan beberapa istilah keilmuan, diantaranya Ilmu Falak, Karena
mempelajari tentang lintasan benda-benda langit (‫ك‬JJ‫)الفل‬, Ilmu Hisab karena mempelajari
perhitungan (‫)الحساب‬, Ilmu Rashd karena memerlukan pengamatan (‫)الرصد‬, Ilmu Miqat karena
ilmu ini mempelajari jg tentang batas-batas, baik Batasan waktu maupun Batasan tempat (‫)الميقات‬.
Dari keempat istilah diatas, yang populer dikalangan masyarakat adalah istilah Ilmu Falak.
Menurut kementrian Agama dalam Almanak Hisab Rukyat, Ilmu Falak adalah “Ilmu
pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit, seperti Matahari, Bulan, Bintang-
bintang dan benda-benda langit lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-
benda langit itu, serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain”.3
Ilmu falak secara terminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai
lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan benda langit lainnya
dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya dari
benda-benda langit yang lain, serta untuk mengetahui waktu-waktu yang ada dipermukaan bumi.
Ikhwan al-Safa dalam Raisal al-Ikhwan al-safa, “Ilmu untuk mengetahui tata surya, menghitung
banyak bintang-bintang, mengkur pembagian gugusan bintang, jarak besar dan gerakannya serta
mengetahui segala pengetahuan yang berhubungan dengan hal itu.

1
Sippah Chotban, ‘Membaca Ulang Relasi Sains Dan Agama Dalam Perspektif Nalar Ilmu Falak’, El-Falaky,
2507.February (2020), 1–9.
2
Loewis Ma‟luf, al-Munjid,. cet. 25, Beirut: Dar al-Masyriq, 1975, h. 594.
3
Sayful Mujab and M. Rifa Jamaludin Nasir, ‘ILMU FALAK (Dimensi Kajian Filsafat Ilmu)’, AL - AFAQ : Jurnal
Ilmu Falak Dan Astronomi, 2.2 (2021), 1–18 <https://doi.org/10.20414/afaq.v2i2.2915>.
Zubeir Umar Jaelani mendefenisikan ilmu Falak sebagai ilmu yang mempelajari benda-
benda langit dari segi gerakannya, posisinya, terbit, proses pergerakannya, ketinggiannya, juga
membahas masa siang dan malam yang masing-masing berkaitan dengan perhitungan bulan dan
tahun, hilal dan gerhana bulan dan matahari.4
2. Objek Ilmu Falak
Setiap displin ilmu pengetahuan harus memiliki objek material dan formal. Objek formal
dan material menjadi syarat keilmuan untuk dapat disebut ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
setiap ilmu harus memiliki objek material dan objek formal termasuk ilmu falak, objek material
adalah sesuatu yang dijadikan sasaran kajian atau penyelidikan atau sesuatu yang diteliti, baik
sesuatu yang konkret atau yang abstrak. Sementara objek formal adalah cara pandang dan
prespektif yang digunakan oleh seorang peneliti dalam mempelajari atau mengkaji objek
material. Objek formal inilah yang membedakan cabang ilmu yang satu dengan lainnya. Objek
material suatu ilmu bisa sama, misalnya manusia, namun prespektif yang digunakan untuk
mengkaji dan memahami manusia bisa berbeda, misalnya bisa psikologi, sosiologi, politik,
ekonomi, maupun antropologi.5
3. Faedah Ilmu Falak
Dengan mempelari ilmu falak atau ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat
suatu tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau
matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang yang melakukan
rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga
dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh
bahkan beratus tahun yang lalu dan yang akan datang.
Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam
melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu ‟Nabi SAW bersabda :6
‫ان خيار عباد هلال الذين يراعون الشمس والقمر لذكر هلال )رواه الطرباين‬
“Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang selalu memperhatikan
matahari dan bulan untuk mengiungat Allah” (HR. Thabrani).
‘Ali bin Abu Thalib berkata :
‫ من اقبس علما من النجوم من محلة القران ازداد بو ادياان ويقينا‬:‫قال علي‬
“Barangsiapa mempelajari pengetahuan tentang bitang-bintang (benda langit),
sedangkan ia dari orang yang telah memahami al-Qur’an. Niscaya bertambahlah iman
dan keyakinannya”
Syaikh Al-Akhdhori berkata :

4
Zubeir Umar Jaelani, Khulashoh Wafiyah fi al-falaky bi Jadawi al-lughoritmiyah, (tt:tth), h. 4
5
Danial, Seri Buku Daras Filsafat Ilmu, Cet.I.(Yogyakarta:Kaukaba,2014),hlm.5-6
6
Zulfiyah Zulfiyah, ‘Explorative Study of Hadith as a Source of Islamic Law about Falak’, Al-Mizan, 14.1 (2018),
19–40 <https://doi.org/10.30603/am.v14i1.932>.
‫ علم شريف ليس بلمجذمون‬# ‫واعلم ابءن العلم ابالنجوم‬
‫ كالفجر واالسحاروالساعات‬# ‫النو يفيد يف االوقات‬
‫ حني قيامهم الئ االوراد‬# ‫وىكذا يليق ابلعباد‬
“Ketahuilah bahwasanya ilmu Nujum (ilmu falak) itu ilmu yang mulia, bukan ilmu yang
tercela. Karena ilmu falak itu berguna untuk penentuan waktu-waktu, seperti waktu
fajar, sahur serta jam. Begitu pula berguna untuk hamba-hamba Allah, kapan mereka
harus bangun untuk melakukan ibadah”
Dasar Hukum Ilmu FalakTerkait dengan keberadaan urgensi Ilmu Falak terhadap pelaksaan
ibadah umat Islam tersebut diatas, secara umum dasar-dasar hukum yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Dalil-dalil dari Al-Qur‟an antara lain adalah :
QS. Ar-Rahman (55) ayat 5
‫ۡل‬
‫ٱلَّش ۡم ُس َو ٱ َقَم ُر ِبُح ۡس َباٖن‬
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

2. QS.Yunus (10) ayat 5

‫ُهَو ٱَّلِذ ي َجَعَل ٱلَّشۡم َس ِضَيٓاٗء َو ٱۡل َقَم َر ُنوٗر ا َو َقَّد َر ۥُه َم َناِز َل ِلَتۡع َلُم وْا َعَدَد ٱلِّس ِنيَن َو ٱۡل ِحَس اَۚب َم ا َخ َل َق ٱُهَّلل َٰذ ِل َك ِإاَّل ِب ٱۡل َح ِّۚق ُيَفِّص ُل ٱٓأۡلَٰي ِت‬
‫ِلَقۡو ٖم َيۡع َلُم وَن‬
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-
orang yang mengetahui.

3. Surat al-Anbiya ayat 33

‫ّل ِفي َفَلٖك َيۡس َبُحوَن‬ٞ ‫َو ُهَو ٱَّلِذ ي َخ َلَق ٱَّلۡي َل َو ٱلَّنَهاَر َو ٱلَّش ۡم َس َو ٱۡل َقَم َۖر ُك‬
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

4. QS. Luqman ayat 20-21


‫ۗٗة‬ ‫َٰظ‬
‫َأَلۡم َتَر ۡو ْا َأَّن ٱَهَّلل َس َّخ َر َلُك م َّم ا ِفي ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو َم ا ِفي ٱَأۡلۡر ِض َو َأۡس َبَغ َع َلۡي ُك ۡم ِنَع َم ۥُه ِه َر ٗة َو َباِط َن َوِم َن ٱلَّناِس َم ن ُيَٰج ِد ُل ِفي ٱِهَّلل ِبَغ ۡي ِر ِع ۡل ٖم‬
‫َٰت‬
‫َو اَل ُهٗد ى َو اَل ِك ٖب ُّمِنيٖر‬
‫َٰط‬ ‫ۚٓا‬
‫َو ِإَذ ا ِقيَل َلُهُم ٱَّتِبُعوْا َم ٓا َأنَز َل ٱُهَّلل َقاُلوْا َبۡل َنَّتِبُع َم ا َو َج ۡد َنا َع َلۡي ِه َء اَبٓاَء َن َأَو َلۡو َك اَن ٱلَّش ۡي ُن َيۡد ُعوُهۡم ِإَلٰى َع َذ اِب ٱلَّس ِع يِر‬
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.
Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan
atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. Dan apabila dikatakan kepada
mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya)
mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka
(akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api
yang menyala-nyala (neraka)?
Dalil-Dalil dari Hadits Nabi Saw
Hadist Riwayat Ibnu Sunni :
Pelajarilah keadaan bintang-bintang supaya kamu mendapat petunjuk dalam kegelapan darat
dan laut, lalu berhentilah (HR. Ibnu Sunni)
Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang baik adalah yang selalu memperhatikan Matahari dan
Bulan, untuk mengingat Allah” (HR. Thabrani)
Berdasarkan dalil-dalil Syara’ tentang perintah ibadah yang berkaitan erat dengan arah
kiblat, waktu shalat, awal dan akhir puasa Ramadhan, maka hukum mempelajari Ilmu Falak
adalah fardhu. alam sebuah kaidah fiqh disebutkan:
‫ما ال يتّم الواجب إاّل به فهو واجب‬
Sesuatu yang membuat segala bentuk kewajiban tidak menjadi sempurna kecuali dengannya,
maka sesuatu (hal) itu wajib hukumnya”.
Awal waktu sholat, arah kiblat serta awal dan akhir puasa tidak dapat diketahui dengan
pasti dan sempurna kecuali dengan Ilmu Falak, oleh sebab itulah hukum mempelajari Ilmu Falak
Wajib. Abdullah bin Husain mengatakan:

‫ سّيما في هذا الّز مان لجهل‬,‫و يجب تعلم علم الفلك بل تتحّتم معرفته لما يترّتب عليه معرفة القبلة و ما يتعّلق باألهّلة كالّصوم‬
‫الحّك ام و تساهلهم و تهّورهم فإّنهم يقبلون شهادة من ال يقبل بحال‬.
Mempelajari Ilmu Falak itu wajib, bahkan diperintahkan untuk mempelajarinya; karena ilmu
falak itu mencakup pengetahuan tentang kiblat dan hal-hal yang berhubungan dengan
penanggalan, misalnya puasa. Lebih-lebih pada masa sekarang ini, karena ketidaktahuannya
para hakim (akan ilmu falak), sikap mempermudah serta kecerobohan mereka, sehingga mereka
menerima kesaksian (hilal) seseorang yang mestinya tidak dapat diterima”.
Ibnu Umar radiyallahu ‘anhu berkata:
‫لو كان في داري رجل أعجمي ال يعرف القمر بأي منازل ما أبقيته‬
Bila di rumahku ada seseorang yang tidak mengetahui manzilah bulan, aku tidak biarkan dia
tinggal di rumahku”.
Para ulama, misalnya Ibnu Hajar dan Syekh Ramli berkata bahwa bagi orang yang hidup
dalam kesendirian maka mempelajari ilmu falak hukumnya fardlu ‘ain. Sedangkan bagi
masyarakat banyak hukumnya fardlu kifayah. Seperti ini pula yang dikatakan oleh Syekh
Muhammad Yasin Al-Fadani dan ulama lainnya. Hukum fardhu atau fardhu kifayah,
berdasarkan kaidah ushul: l-amru bisyai’in amrun biwasailihi artinya “memerintah suatu perkara
berarti memerintahkan pula seluruh perantaraannya”
Berkata Imam Ibnu Hajar dalam Fatawa Haditsiyah bahwa dakwaan akan terjadinya
gerhana bukanlah bagian dari ilmu ghaib, karena bisa dicapai dengan hisab ilmiah sehingga tidak
ada kesesatan dan kekufuran di dalamnya. Maka hukumnya boleh menurut ijma’.
Dan mempelajari ilmu falak dihukumi haram jika tujuannya untuk mengetahui perkara-
perkara ghaib, dengan menyatakan akan terjadi peristiwa tertentu (ramalan nasih) dengan dalil
ilmu tersebut. Lain halnya dengan perkara yang menjadi sunnatullah pada alam, seperti bilamana
posisi bintang ini berada disini, maka fenomena alam yang terjadi begini dan seterusnya itu
diperbolehkan, dengan syarat bahwa sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah, bukan karena benda
langit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai