Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan ke 1

Kenapa Kita Harus Menulis?


Menulis merupakan salah satu kegiatan yang digemari sebagian orang. Bahkan, siapa sangka
dari ‘menulis’ seseorang bisa mendapatkan pekerjaan, terkenal dan juga meraup pundi pundi
pendapatan.

Bahkan ada salah seorang Ulama besar (Imam Ghazali) mengatakan, ‘Jika kamu bukan anak raja
dan bukan anak ulama’ besar, maka menulislah” maqalah yang dipaparkan tadi patutlah kita
pahami.

Bahwa menulis adalah salah satu cara yang bisa mengantarkan kita ke dalam keabadian.
Maksudnya, jika saja yang kita tuliskan berupa gagasan/ilmu yang bermanfaat bagi pembacanya
maka jadilah apa yang kita tulis sebagai sedekah jariyah.

Nama kita bisa semakin masyhur berkat karya yang kita lahirkan yang dikenang oleh banyak
orang, bahkan saat kita sudah tiada pun orang akan tetap membaca dan merasakan
kebermanfaatan daripada tulisan yang kita lahirkan.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menjadi penulis?

Sebenarnya, salah satu cara untuk mewujudkan daripada pertanyaan di atas adalah, ‘Jika kita
ingin menjadi penulis, maka harus menulis’. Sebab, karya yang dilahirkan oleh seorang penulis
adalah sebuah karya tulis.

Untuk menjadi penulis, pastilah banyak kiat yang bisa kita ikhtiarkan. Kita bisa berguru dengan
banyak sumber baik itu guru/mentor, seorang ahli maupun bisa mengikuti kelas - kelas
kepenulisan yang sangat mudah kita temui di zaman serba canggih seperti ini. Terbukti, di sosial
media bertebaran informasi kelas - kelas menulis yang bisa kita ikuti.

Kiat - kiat yang bisa kita lakukan agar bisa melahirkan karya tulis

1. Menentukan Tujuan Menulis


Jika sudah punya tujuan, pasti lah kita akan semakin tahu apa yang harus kita lakukan.
Misalnya sebagai penulis yang ingin membuat karya tulis non fiksi. Si penulis harus tahu,
tujuan ia membuat tulisan tersebut untuk apa? dan bagaimana caranya.
Misal, tujuannya untuk menghibur pembaca dengan sajian konten tulisan cerpen tema
komedi romantis.
Dengan begitu, si penulis akan semakin matang memilih materi apa yang dimuat dalam
tulisan dan bagaimana langkah langkahnya.
2. Rajin membaca
Dengan semakin membaca, kita akan memiliki banyak pengetahuan baru yang mana
apa yang kita baca dan kita pahami akan membuat kita semakin ingin mengeluarkan ide
- ide baru yang kita dapatkan dari materi yang terkandung dalam bacaan tersebut.
Itulah mengapa, seorang penulis sangat harus suka membaca. Selain bisa menambah
perbendaharaan kata juga bisa menstimulus kita untuk semakin semangat menorehkan
gagasan/ide ide pribadi.
Lantas buku apa yang harus kita baca?
Tidak ada aturan terkait jenis bacaan yang harus kita selami, selagi mendatangkan
kebermanfaatan untuk kita. Baik bacaan tersebut memuat karya fiksi maupun non fiksi.
3. Menulis sesuatu yang kita sukai (Petik buah paling rendah)
Agar membangkitkan gairah menulis, salah satu hal yang bisa ditempuh adalah dengan
menulis sesuatu yang ‘paling rendah’ atau suatu karya yang kita nilai sangat muda di
mana kita mampu melakukannya.
Sebab, jika kita berhasil melahirkan satu saja karya pasti akan menimbulkan rasa bangga
tersendiri di benak, sehingga bisa menstimulus untuk ‘kecanduan’ melahirkan karya
lainnya.
Missal, si A menyukai membaca cerpen dan dia rasa ia bisa menulis cerpen. Tidak perlu
berpikir panjang, sebaiknya si A merancang tulisannya sesuai dengan kapasitas yang ia
miliki.
4. Menulis ulang
Cara ini bisa dilakukan untuk pemula yang masih belum berhasil mendapatkan ide,
dengan menulis ulang karya orang lain ‘namun bukan plagiat’, lambat laun akan
menggugah kemampuan menulis kita perlahan lahan. Pasti, di tengah proses menulis
ulang ide - ide baru akan muncul dengan sendirinya yang mana ‘ide’ tersebut bisa
dieksekusi di kemudian hari.
5. Membulatkan tekad
Jika sudah berkeinginan mempersembahkan sebuah karya, sudah barang pasti harus
membulatkan tekad agar niat tersampaikan. Karena, jika sudah terjun ke lapangan, pasti
akan selalu ada halangan yang kita temui di tengah - tengah menulis.
Entah itu writer block, terkendala sistem dan lain sebagainya.
Sebagai penulis, jika sudah menemui kendala seperti demikian sudah barangpasti kita
harus mencari jalan keluar versi kita masing - masing.
Misalnya, apa yang harus kita lakukan saat writer block (…)
Misal dengan beristirahat, bertamasya atau bisa juga sharing dengan orang lain.
Dengan begitu, kita bisa mengatasi satu persatu hambatan yang ada dan meluruskan
niat untuk segera melahirkan sebuah karya.
Jenis - Jenis Karya Tulis
Karya tulis yang bisa kita persembahkan sangatlah beragam. ada Non Fiksi dan Juga
Fiksi.
1. Karya tulis Non Fiksi
Karya tulis nonfiksi merupakan sebuah karangan atau tulisan yang bersifat
informatif, penulisnya mempunyai tanggung jawab atas kebenaran dari peristiwa,
orang, dan/atau informasi yang disampaikannya
Tulisan non fiksi lebih bersifat informatif berdasarkan fakta dan kenyataan. Mulai dari tokoh,
deskripsi peristiwa atau alur cerita, tempat, karakter, hingga objek yang diceritakan sesuai
dengan kenyataan. Oleh karena itu tulisan non fiksi sering dijadikan sebagai sumber
informasi dan acuan bagi pembacanya.
Ciri-ciri buku non fiksi lainnya yang dapat kira lihat yaitu berdasarkan tulisannya yang lebih
formal, metode penulisan yang denotatif, berbentuk tulisan ilmiah populer, hingga tulisan
tentang penelitian baru.
Contoh karya tulis non fiksi seperti Artikel, Skripsi, Jurnal, Esay dst.
2. Karya Tulis Fiksi
Secara bahasa, kata fiksi berasal dari bahasa Inggris yaitu fiction yang berarti
khayalan atau rekaan.Fiksi dapat didefinisikan dengan sebuah prosa naratif yang
bersifat karangan dan imajinasi non-ilmiah yang dibuat oleh penulis dan tidak
berdasarkan kenyataan.
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan menurut seorang ahli bernama Krismarsanti,
yang menerangkan fiksi adalah suatu karangan yang berisi kisah atau cerita yang
dibuat berdasarkan imajinasi atau karangan seseorang.
Jadi, karya sastra ini berdasarkan imajinasi pengarangnya dan tidak terjadi di
dunia nyata. Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa konten yang dimuat
dalam karya fiksi juga berdasarkan pengalaman di dunia nyata.
Contoh contoh karya tulis fiksi seperti Novel, Cerpen, Puisi, Roman dsb.
Berdasarkan pengertian fiksi di atas, kamu dapat mengenali sebuah karya satra ini dengan
ciri-ciri sebagai berikut:

 Fiksi sifatnya rekaan atau imajinasi dari pengarang.


 Dalam fiksi terdapat kebenaran yang relatif atau tidak mutlak.
 Umumnya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif atau bukan sebenarnya.
 Karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku.
 Umumnya karya sastra fiksi menyasar emosi atau perasaan pembaca, bukan logika.
 Dalam karya satra fiksi terdapat pesan moral atau amanat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai