1.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi semua manusia. Dengan adanya
pendidikan kehidupan manuisia akan lebih bermakna. Pendidikan juga merupakan
langkah awal manusia untuk menuju cita-citanya serta meraih kebahagiaan.
Imam Al-Ghozali memandang pendidikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak yang
lebih utama dan abadi. 1 Tujuan pendidikan islam secara garis besar adalah untuk
membentuk anak yang bermoral, berakhlakul karimah serta anak saleh. Dimana anak
merupakan generasi yang akan bertanggung jawab kehidupan yang akan datang.
Orang tua harus memiliki perbekalan agar bisa memberikan pendidikan agama
yang sempurna bagi anak-anaknya. Karena, mendidik anak merupakan salah satu
tugas dan tanggung jawab orang tua yang cukup penting, maka keluarga khususnya
orang tua sangat menentukan anak beragama dengan baik atau tidak. Dan orang tua
supaya waspada akan kondisi yang ada jika keturunannya kelak akan lemah.
Dalam hal ini, menurut Psikologi Anak Luar Biasa definisi anak ada
lima periode yaitu:
a. Periode prenatal (sejak kandungan sampai kelahiran)
b. Periode infasi (sejak lahir sampai 10 atau 14 hari)
c. Masa bayi (sejak usia satu minggu sampai dua tahun)
d. Masa anak-anak (sejak usia 2 tahun sampai remaja)
e. Masa pubertas. 2
Definisi anak disini sangat luas mulai saat kandungan yaitu mulai bertemunya
sperma dan sel telur sampai anak memasuki usia 15 tahun untuk anak perempuan.
Dan 16 tahun untuk anak laki-laki. Jadi pengawasan dan landasan ajaran islam harus
tetap dibawa oleh para orang tua dalam membentuk anak-anaknya menjadi anak yang
saleh. Dari sini orang tua belajar untuk mendidik anak sejak prenatal, pasca natal dan
sampai berusia 14 tahun. Dari latar belakang tersebut maka kami tertarik untuk
1
Syaifuddin, Percikan Pemikiran Imam Al-Ghazali Dalam Mengembangkan Pendidikan
Islam Berdasarkan Prinsip Al-Quran danAs- Sunnah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005),
h. 109-110
2
Sutjiati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa,(Bandung: PT, Refika Aditama,2006),h. 2-3
2
membuat makalah ini dengan judul “Konsep Pendidikan Islam dalam Membentuk Anak
Saleh”.
2. Pembahasan
3
Dalam bahasa Arab, saleh atau aslinya “ shalih’, menunjukan lawan dari
kerusakan, yaitu selalu ingin berbuat baik dan mendamaikan. Dalam ajaran islam
pengertian anak yang saleh adalah anak yang taat kepada perintah dan larangan
Allah SWT, berbakti kepada orang tua serta selalu berdoa memohonkan ampun
atas dosa-dosa kedua orang tua, baik selagi keduanya masih hidup ataupun
sesudahh keduanya meninggal dunia.
Dari pengertia tersebut dipahami, anak saleh itu ialah anak yang taat kepada
Allah, taat kepada Rasul dan taat kepada kedua orng tuanya serta berperilaku
kepada sesama manusia dan lingkungannya (termasuk negaranya). Atau anak
saleh ialah anak yang selalu siap mendamaikan, memperbaiki yang jelek serta
mempunyai keterampilan yang berguna kepada masyarakat. Bukan di monopoli
hanya orang yang kuat kemasjid dan banyak membaca tasbih, seperti pengertian
klasik.
Dalam hal ini seperti pendapat dalam Filsafat Pendidikan Islam Pendapatan
Historis bahwa
Tak ada makhluk Allah yang lebih bagus daripada manusia, yang memiliki
daya hidup, mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar,
berfikir dan meutuskan. Manusia adalah makhluk kosmis yang sangat
penting,karena dilengkapi dengan pembawaan dan sarat-sarat yang
diperlukan bagi mengemban tugas dan fungsinya sebagai makhluk Allah
di bumi ini.3
3
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat Pres, 2002),h1
4
Islam menempatkan manusia sebagai makhluk yang termulia dari semua makhluk
yang adaa di jagad raya ini. Firman Allah SWT di dalam surat At-Tin ayat 4
َأح َس ِن َت ْق ِو ٍمي
ْ لََق ْد َخلَ ْقنَا اإلنْ َسا َن يِف
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” 4
Ayat diatas menunjukkan bahwa dari segi bentuk dan dari segi kedudukan
manusia lebih tinggi dari pada makhluq yang lain.dan kemudian allah meniupkan ruh
dari-Nya kedalam diri manusia tersebut,hal ini sesuai dengan firman Allah surat Al-Hijr
ayat 26 – 29.
Artinya: ‘’Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya,
dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud’’.
3. Kreteria Anak Saleh
Hal ini sesuaid engan firman Allah SWT dalam surat Al – Anbiya’ 105 :
الصاحِلُو َن
َّ ي ِ ِ
َ ض يَِرثُ َها عبَاد
َ األر
ْ َأن ِّ الزبُو ِر ِم ْن َب ْع ِد
َّ الذ ْك ِر َّ َولََق ْد َكتَْبنَا يِف
‘’ Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yangsaleh .’’
اذامات ابن ادم انقطع عمله اال من ثالث صدقة جارية او علم ينفع به: قال رسول اهلل
2.2 Konsep Mendidik Anak dalam Prenatal untuk Membentuk Anak Saleh
Masa – masa penting mendidik anak anak atau masa pembentukan karakter anak
paling baik adalah seratus tahun sebelum melahirkan. 6 Bagi orang tua yang menginginkan
anaknya berkembang dengan baik,baik jasmani dan rohani maka dia lebih efektif dalam
mengajarkan keimanan, ketaqwaan dan kesalehan,karena kedua orang tua merupakan
teladan yang baik bagi anak.apabila kedua orang tuanya mempunyai kedisiplinan dalam
bertaqwa kepada allah dan mengikuti jalan allah dan terus menerus ada kerjasama untuk
menunaikan hal tersebut, maka anak ikut tumbuh pula dalam ketaatan dan kepatuhan
kepada allah karenana mencontoh kedua orang tuanya.
Pendidikan dan perkembangan anak perlu mendapatkan perhatian tidak hanya
setelah lahir tetapi juga pendidikan dan pengembangan itu dapat dimulai sejak anak dalam
kandungan. Menurut Amir (2007: 24), bahwa “bayi yang masih dalam kandungan kurang
lebih 9 bulan itu telah dapat diselidiki dan dididik melalui ibunya”. 7
Proses pendidikan masa pranatal dimulai dengan bersikap dan bertindak tanduk
yang lembut, sabar, ikhlas, mengendalik
6
Miftah Faridl,Rumahku Surgaku,( jakarta : gema Insani,2005),h.245
7
Syamsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islam (Jakarta: Amzah, 2007), h.24
6
2.3 Konsep Mendidik Anak dalam Pascanatal untuk Membentuk Anak Saleh
Ada beberapa kewajiban yang harus diperhatikan dan dilakukan setelah Anak
lahir, Yaitu :
a. Kumandangkan adzan ditelinga kanan dan iqamah di telinga kiri bayi. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam ssurat Al-Imran ayat 36:
Artinya : ‘’ Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah
lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti
anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon
perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan)
Engkau daripada setan yang terkutuk."8
Dan Rosulullah bersabda : "Dari Ubaidillah bin Rofi’ dari ayahnya melihat
Rosulullah SAW mengumandangkan adzan ditelinga Hasan Bin Ali ketika Fatimah
melahirkan”
b. Memberi Nama Yang Baik
Islam memerintahkan Umatnya senantiasa menjaga dan tidak asal asalan
dalam memberikan nama sehingga seluruh umat islam mengetahui dengan benar
apa saja yang harus dilakukan pada sang buah hati yang sudah lama dinanti,tentu
saja ajaran yang dilakukan orang tua dalam memberi nama yang baik merupakan
salah satu proses untuk mendidik anak.
Demikian juga yang diperintahkan Allah kepada HambaNya. Allah
mewajibkan memanggil-Nya dengan nama – nama yang mulia,yang terkumpul
dalam asmaul khusna,sesuai dengan firmanNya dalam surat Al-A’raf ayat 180 :
ين يُْل ِح ُدو َن يِف َأمْسَاِئِه َسيُ ْجَز ْو َن َما َكانُوا َي ْع َملُو َن ِ َّ هِب ِِ
َ َوللَّه األمْسَاءُ احْلُسْىَن فَ ْادعُوهُ َا َوذَ ُروا الذ
Artinya : “Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. 9
Oleh karena itu hendaklah memberikan nama yang baik berupa nama yang
mengandung pujian,mengandung sebuah doa dan harapan,karena Nama tidak
hanya terpakai di dunia tapi sampai diakhirat kelak.Di alam hisab kita akan
dipanggil dengan nama kita sewaktu di dunia, begitu juga alam alam berikutnya di
akhirat.
8
DepakRI.op.cit., .h. 81
9
Ibid,. h. 282
8
10
Somantri, 0p.cit., h.2-3
9
ِ ِ ِ ِإ ِ ِِ ِإ
ٌ َو ْذ قَ َال لُْق َما ُن البْنه َو ُه َو يَعظُهُ يَا بُيَنَّ ال تُ ْش ِر ْك باللَّه َّن الش ِّْر َك لَظُْل ٌم َعظ
يم
11
Depak RI, op.cit., h. 654
10
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Mendidik anak dalam prenatal merupakan suatu proses yang panjang.
mulai adab dalam berhubungan dan sampai ketika masa kehamilan. Calon
orang tua harus memperbanyak amal saleh, memperbanyak amal saleh,
memperbanyak dzikir kepada Allah dan membaca ayat-ayat suci Al-Quran.
2. Mendidik anak dalam masa pascanatal dimulai dengan mengumandangkan
adzan dan iqamah di telinga bayi, men-talhik dengan makanan yang manis,
kemudian memberi nama yang baik dan mulia yang diikuti dengan memotong
rambut dan aqiqah. Sang ibu harus menyusui selama dua tahun, dan juga
memberi makanan yang halal lagi baik. Dan yang terakhir orang tua harus
mrngkhitankan anak sebelum usia baligh.
12
3. Mendidik anak yang berusia 7-14 tahun, orang tua harus mendidik dengan
materi aqidah, ibadah dan akhlak. Kemudian memasukkan anak pada sekolah
yang islami.Selain itu harus ada control dan pengawasan orang tua dalam
setiap aktivitas dan dalam aktivitas dan dalam pergaulan anak.
3.2 Saran
1. Bagi Pendidik
Untuk orang tua dan guru/ustadz agar dijadikan bahan pertimbangan dalam
Upaya membentuk anak saleh yang sesuai dengan konsep pendidikan Islam.
Orang tua hendaknya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan
anak baik fisik maupun psikis. Orang tua harus memberi pembiasaan dan
contoh yang baik dengan melakukan hal-hal yang disyariatkan di dalam Al-
Quran dan Hadist. Orang tua juga harus juga harus selalu mengontrol semua
aktivitas anak. Baik saat bermain dengan siaoa anak bermain, acara televisi
yang dilihat, dan juga entang prestasinya di sekolah, perilakunya dengan
teman-temannya dengan guru/ustadznya.
Sedangkan guru/ustadz harus mencerminkan perilaku yang saleh kepada
murid-muridnya. Semua tutur kata, sifat dan gaya busana seorang guru akan
ditiru oleh murid. Dan guru/ustadz akan memiliki aqiqah yang kuat akan
terlihat dari sikap religusitas dan pengalaman ibadahnya.
DAFTAR RUJUKAN
Amin, Syamsul Munir. 2015. Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islam.
Jakarta : Amzah.