Anda di halaman 1dari 8

Teks Cerita Inspirasi

1. Pengertian Teks Cerita Inspirasi

Teks cerita inspirasi ditulis singkat, disajikan dalam bentuk narasi, dan menggugah
pembaca untuk bersimpati, berempati, peduli sesama, dan merasakan perasaan pribadi orang
lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata inspirasi berarti ilham. Sementara itu,
simpati adalah suatu proses seseorang memberikan respons terhadap pihak lain sehingga
mampu merasakan pengalaman, tindakan, dan penderitaan orang lain. Dalam simpati,
perasaan peduli pada sesama memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila
terdapat pengertian pada kedua belah pihak Sebagai contoh, seorang teman menunjukkan
kepedulian dengan cara mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu saat mengetahui hari
ulang tahunmu.
Selain simpati, cerita inspirasi dapat menimbulkan empati. Menurut tokoh sosiologi,
Bulmer, empati merupakan proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan
menangkap arti perasaan tersebut. Kemudian, seseorang dapat mengomunikasikan arti
perasaan itu dengan kepekaan sehingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh mengerti
perasaan orang lain. Dalam empati terdapat tindakan atau aksi terhadap orang lain. Sebagai
contoh, seseorang berbagi bekal makanan kepada teman lain yang tidak membawa bekal.
Dalam cerita inspirasi, simpati dan empati bisa timbul karena susunan kata yang
menyentuh hati. Kata-kata yang menyentuh hati bisa mengilhami, memotivasi, menggugah
kesadaran, dan memberikan pencerahan pembaca. Motivasi dibutuhkan agar seseorang
mempunyai niat untuk melakukan perubahan menuju kebaikan. Dengan membaca cerita
inspirasi, pembaca bisa belajar untuk lebih peka terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar
kita. Pembaca juga bisa belajar memahami perasaan orang lain.

2. Ciri-Ciri Teks Cerita Inspirasi


Teks cerita inspirasi disampaikan secara naratif. Jadi, teks cerita inspirasi memiliki
kesamaan bentuk dengan cerita narasi atau anekdot. Perbedaan yang paling menonjol antara
teks cerita anekdot dan cerita inspirasi adalah cara penyampaian pesan. Pesan dalam teks
cerita inspirasi disampaikan dengan memilih kata-kata yang menyentuh hati, sedangkan teks
anekdot disampaikan dengan kata- kata yang berkesan lucu dan jenaka. Teks cerita inspirasi
memiliki ciri-ciri berikut.
a. Judul menarik.
b. Cerita sistematis.
c. Bentuk cerita tidak terlalu panjang.
d. Ide cerita bisa muncul dari fenomena dalam masyarakat.
e. Isi cerita mengandung simpati, kepedulian, atau empati.
f. Cerita mampu memotivasi pembaca untuk melakukan perubahan yang lebih baik.
g. Pesan dalam cerita disampaikan secara implisit dengan memilih kata-kata yang
menyentuh hati.

3. Jenis Teks Cerita Inspirasi


Teks cerita inspirasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan sifat
peristiwanya, teks cerita inspirasi dibagi menjadi teks cerita inspirasi nonfiksi dan teks cerita
inspirasi fiksi. Berdasarkan tokohnya, teks cerita inspirasi dibagi menjadi teks cerita
inspirasi tokoh terkenal, teks cerita inspirasi sufi, dan teks cerita inspirasi binatang.
a. Berdasarkan Sifat Peristiwa
1) Peristiwa Cerita Inspirasi Nonfiksi
Dalam teks cerita inspirasi jenis nonfiksi, peristiwa yang dituliskan bersifat nyata
dengan tokoh dan latar sebenarnya. Pada faktanya, kita sulit membuktikan
kebenaran cerita inspirasi nonfiksi yang benar-benar berasal dari kisah nyata.
Namun, kesulitan bukan berarti kita tidak bisa menemukan jenis teks ini.
2) Teks Cerita Inspirasi Fiksi
Teks cerita inspirasi fiksi menceritakan kisah fiksi atau khayal. Jenis teks ini
menggunakan baik tokoh maupun latar hasil rekaan penulis. Terkadang, kamu bisa
menjumpai teks cerita fiksi dengan tokoh nyata, tetapi latar yang digunakan bersifat
fiktif. Sebaliknya, terkadang bisa dijumpai cerita fiksi yang menggunakan latar
bukan rekaan.

b. Berdasarkan Tokoh
1) Teks Cerita Inspirasi Tokoh Terkenal
Teks cerita inspirasi tokoh terkenal menceritakan kisah dengan tokoh orang-orang
terkenal. Orang terkenal dalam jenis cerita ini bersifat nonfiksi. Bersumber dari
kisah- kisah nyata, jenis cerita ini mengisahkan peristiwa yang dialami oleh tokoh-
tokoh terkenal dalam kehidupannya. Teks cerita inspirasi ini sering diceritakan
sendiri oleh tokoh yang bersangkutan maupun oleh orang lain yang mengetahui
kejadian sebenarnya.
2) Teks Cerita Inspirasi Sufi
Teks cerita inspirasi sufi menceritakan kisah-kisah sufi atau pemuka agama. Dalam
teks cerita inspirasi sufi terdapat kisah pengalaman sehari-hari seorang sufi. Tokoh
sufi yang terdapat dalam teks cerita ini dapat bersifat nonfiksi ataupun fiksi.
3) Teks Cerita Inspirasi Binatang
Teks cerita inspirasi binatang menceritakan kisah-kisah bertokoh binatang. Teks
cerita inspirasi ini mengumpamakan binatang seperti manusia. Dalam teks cerita
inspirasi ini, binatang dapat berbicara dan berpikir seperti manusia. Teks cerita
inspirasi ini mengandung amanat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Cerita jenis ini sering digunakan untuk menceritakan nilai-nilai kehidupan.

c. Struktur Teks Cerita Inspirasi


Teks cerita inspirasi mempunyai bentuk narasi. Narasi merupakan wacana yang
mengisahkan suatu peristiwa. Jenis karangan yang bersifat narasi selain cerita inspirasi
adalah cerita anekdot, cerita pendek (cerpen), dan novel. Pada umumnya teks cerita
inspirasi lebih singkat dibandingkan cerpen dan novel.
Teks jenis narasi dapat dibagi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif,
Narasi ekspositoris bertujuan menyampaikan suatu informasi untuk menambah
pengetahuan pembaca. Narasi sugestif bertujuan memberi makna peristiwa sebagai
sebuah pengalaman bagi pembaca. Teks cerita inspirasi termasuk dalam jenis narasi
sugestif karena melibatkan daya khayal dan bertujuan menyampaikan pesan tersirat.
Narasi sugestif lainnya adalah dongeng dan novel.
Teks cerita inspirasi memiliki struktur yang dapat membedakannya dari jenis teks
lainnya. Struktur teks cerita inspirasi terbagi menjadi empat, yaitu orientasi, komplikasi,
resolusi, dan koda.
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal struktur teks cerita inspirasi. Orientasi berisi
latar belakang peristiwa yang terjadi dalam teks cerita inspirasi. Latar belakang
peristiwa dalam cerita inspirasi dapat berupa pengenalan tokoh dan latar cerita.
2. Komplikasi
Bagian komplikasi teks muncul setelah orientasi. Pada bagian ini tokoh
mengalami konflik. Pada bagian ini penulis dapat menjelaskan peristiwa yang
ganjil, unik, atau tidak biasa terjadi.
3. Resolusi
Bagian resolusi muncul setelah komplikasi dan menjadi klimaks cerita. Peristiwa
ganjil yang diceritakan dalam komplikasi mendapatkan respons tertentu dari tokoh
cerita inspirasi. Keganjilan peristiwa pada bagian komplikasi dapat dipahami pada
bagian resolusi. Pada bagian resolusi terdapat pemecahan masalah yang dapat
diketahui dari respons tokoh cerita. Respons tersebut menandai kemunculan bagian
resolusi.
4. Koda
Koda merupakan penutup atau bagian terakhir teks cerita inspirasi. Koda dapat
berupa pernyataan umum untuk mengakhiri cerita dalam teks cerita inspirasi. Selain
itu, koda dapat berupa pernyataan simpulan atas peristiwa yang diceritakan.
Pembaca dapat memetik pelajaran dan nilai-niai moral dalam teks cerita inspirasi.
Pelajaran dan nilai-nilai moral dalam koda disampaikan secara eksplisit atau
gamblang. Bagian koda bersifat manasuka, artinya tidak setiap teks cerita inspirasi
terdapat simpulan atau nilai-nilai pelajaran yang dapat dipetik secara langsung dari
teks tersebut.

d. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Inspirasi


1. Penggunaan Diksi
Dalam KBBI diksi berarti pemilihan kata yang tepat dan selaras untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Diksi yang baik pasti
menghasilkan cerita yang menarik. Diksi baik harus memenuhi syarat.
- Menguasai berbagai kosakata
- Ketepatan pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan
- Penulisan cerita memiliki kemampuan membedakan nuansa kata
- Penulis cerita mampu menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah
dimengerti
- Menggunakan makna denotasi (makna asli) dan konotasi (makna kiasan)

2. Kata Sifat (Adjektiva)


Kata sifat adalah kata yang memberikan suatu keadaan, kondisi, perihal menjadi
lebih jelas dan lebih khusus. Kata sifat sebagai penjelas subyek atau obyek; menjadi
predikat suatu kalimat; dan lain-lain.

3. Menggunakan Kalimat Aktif Transitif


Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya harus disandingkan dengan
obyek.
Ciri-ciri kalimat aktif transitif:
- Obyek terdapat didalam kalimat dikenai suatu pekerjaan
- Dapat diubah menjadi kalimat pasif
- Predikat merupakan kata kerja transitif yang berimbuhan me- atau memper-
- Kalimat berpola S-P-O

4. Penggunaan Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa
nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pronomina
persona dan pronomina nonpersona. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
pronomina persona dan pronomina nonpersona.
1) Pronomina persona adalah kata ganti yang mengacu seseorang. Pronomina
persona dapat dibagi menjadi tiga jenis. Jenis-jenis pronomina persona
sebagai berikut.
a. Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Pertama Pronomina persona
tunggal dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan jamak. Dalam bentuk
tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah saya, daku, ku-, dan -
ku. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang digunakan adalah kami
dan kita.
b. Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Kedua Pronomina persona
yang menunjuk pada orang kedua dapat digunakan dalam bentuk tunggal
dan jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan
adalah engkau, kamu, Anda, dikau, dan -mu. Dalam bentuk jamak,
bentuk pronomina yang digunakan adalah kalian, kamu (sekalian), dan
Anda sekalian.
c. Pronomina Persona yang Menunjuk Orang Ketiga Pronomina persona
yang menunjuk orang ketiga dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan
jamak. Dalam bentuk tunggal, bentuk pronomina yang digunakan adalah
ia, dia, beliau, -nya. Dalam bentuk jamak, bentuk pronomina yang
digunakan adalah mereka dan -nya.

2) Pronomina Nonpersona (Penunjuk)


Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk menunjukkan
sesuatu. Pronomina penunjuk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pronomina
penunjuk umum, pronomina penunjuk tempat, dan pronomina penunjuk
ihwal.
Pronomina penunjuk umum menggunakan kata ganti ini atau itu. Kata
ganti ini digunakan untuk mengacu acuan yang dekat dengan pembicara, ke
masa yang akan datang, atau ke informasi yang akan disampaikan. Kata ganti
itu digunakan untuk mengacu acuan yang agak jauh dari pembicara atau
penulis, ke masa lampau, atau ke informasi yang jauh dari pembicaraan
penulis.
Pronomina penunjuk tempat digunakan untuk menunjukkan letak suatu
tempat.
Pronomina penunjuk tempat menggunakan kata ganti sini, situ, atau sana.
Kata ganti sini digunakan untuk menunjukkan tempat yang dekat dari
pembicara. Kata ganti situ digunakan untuk menunjukkan tempat agak jauh
dari pembicara. Kata ganti sana digunakan untuk menunjukkan tempat yang
jauh dari pembicara.
Pronomina penunjuk ihwal digunakan untuk mengacu suatu kejadian.
Pronomina penunjuk ihwal menggunakan kata ganti begini, begitu, atau
demikian. Kata ganti begini digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat.
Kata ganti begitu digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh. Kata ganti
demikian digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dan jauh. Dekat dan
jauh dalam hal ini ditinjau dari aspek psikologi.

3) Penggunaan Konjungsi
Konjungsi berfungsi sebagai penghubung antarkata, antarklausa, dan
antarkalimat. Bahasa Indonesia memiliki lima jenis konjungsi, yaitu konjungsi
koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi
antarkalimat, serta konjungsi antarparagraf.
1) Konjungsi Koordinatif
Menghubungkan dua unsur atau lebih yang berkedudukan sama. Contoh
konjungsi ini adalah dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan,
sedangkan.
2) Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang
memiliki kedudukan sama. Contoh konjungsi ini yaitu baik... maupun;
tidak hanya ..., tetapi juga; bukan hanya.... melainkan juga; demikian...
sehingga; entah... entah; dan jangankan...,
3) Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif berfungsi untuk menghubungkan induk kalimat
dan anak kalimat. Contoh konjungsi ini adalah setelah, sebelum, jika,
andaikan, agar, meskipun, seakan-akan, sebab, sehingga, bahwa, yang,
dan sama...dengan.
4) Konjungsi antarkalimat
Konjungsi antarkalimat menghubungkan antara kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Konjungsi ini biasanya terletak di bagian awal kalimat
dan diberi tanda koma di belakangnya. Contoh konjungsi ini adalah
walaupun demikian, kemudian, setelah itu, namun, sebaliknya, oleh
karena itu, dan dengan demikian.

Contoh:

Catatan Penyelesaian
Untuk membiayai pendidikannya, seorang anak laki-laki miskin menjual barang dari
pintu ke pintu. Suatu hari, anak laki-laki ini benar- benar lapar, tetapi ia tidak punya uang untuk
membeli makanan. Dia memutuskan untuk meminta sesuatu untuk dimakan ketika ia mengetuk
pintu rumah berikutnya.

Seorang wanita muda membuka pintu tersebut. Anak itu pun kehilangan keberaniannya.
Akhirnya, dia hanya meminta untuk diberi segelas air. la terlalu takut untuk meminta makanan.
Namun, tidak disangka wanita muda tersebut membawakannya segelas susu. Anak itu pun segera
menghabiskan segelas susu itu.

Anak itu bertanya berapa banyak dia berutang. Akan tetapi, wanita tersebut hanya berkata
bahwa ibunya telah megajarinya untuk bersikap baik kepada orang lain. Wanita itu tidak pernah
mengharapkan imbalan apa pun.

Anak itu meninggalkan rumah wanita tersebut dengan perut kenyang dan hati yang penuh
kekuatan baru untuk terus melanjutkan pendidikan serta kerja keras. Namun, setiap kali ia
merasa ingin berhenti, ia teringat kepada wanita itu, seseorang yang telah menanamkan
keyakinan baru dan ketabahan dalam dirinya.

Bertahun-tahun kemudian, di sebuah kota besar, seorang ahli bedah ternama, dr. Howard
Kelly, dipanggil untuk berkonsultasi dengan seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya itu
menderita penyakit langka. Ketika wanita tersebut mengatakan kepadanya nama kota kecil
tempat dia tinggal, dr. Kelly merasa memori samar muncul dalam pikirannya. Kemudian, secara
tiba-tiba dokter itu tersadar. Wanita itulah yang memberinya segelas susu beberapa tahun yang
lalu.

Dr. Kelly pun melanjutkan konsultasi dengan menyediakan perawatan yang terbaik untuk
wanita itu. Dr. Kelly memastikan wanita itu mendapatkan perhatian khusus. Bahkan, ia
mengerahkan kemampuannya sebagai seorang dokter untuk menyelamatkan hidup wanita itu.

Setelah lama dirawat di rumah sakit melalui berbagai perawatan, wanita itu akhirnya siap
untuk kembali ke rumah. Wanita itu sangat khawatir karena akan membutuhkan waktu bertahun-
tahun untuk membayar biaya perawatan selama di rumah sakit. Penyakit serius yang dideritanya
dan lamanya tinggal di rumah sakit telah menghasilkan tagihan yang cukup besar. Namun, ketika
dia menerima surat tagihan, ia menemukan bahwa dr. Kelly telah membayar seluruh tagihannya
dan menulis catatan kecil. Dr. Kelly menulis catatan seperti ini, "Sudah dibayar lunas dengan
segelas susu."
Cerita ini memberi pelajaran kepada kita untuk terus berbuat kebaikan di dalam hidup.
Bantulah orang lain walaupun anda hanya dapat memberikan bantuan kecil. Bantua kecil Anda
berikan sangat berarti bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai