Anda di halaman 1dari 8

Teman-teman kalian pasti pernah mendengar kata-kata Outline kan?

Nah,
sebenarnya kalian tahu gak sih outline itu apa? Terus fungsi dan cara
membuatnya itu bagaimana? Kalau belum yuk di simak materi yang akan aku
berikan hari ini,

I. Pengertian Outline
Outline adalah kerangka karangan dari sebuah novel atau kita bisa
menyederhanakan sebagai pokok pikiran dari cerita kita.

Di Dalam outline kita bisa menulis judul cerita, karakteristrik seorang tokoh,
sinopsis singkat novel, dan juga kerangka novel kalian dari bab ke bab.

Tujuan pembuatan outline sendiri yaitu memudahkan kita dalam membuat


cerita juga menjaga agar cerita kita tetap pada tracknya. Kita pasti sering dong
mengalami yang namanya ide datang secara tiba-tiba sama kayak jatuh cinta
datang secara tiba-tiba, ehh abis itu di tinggal. Maaf mak lagi galu hehhe..

Nah ketika ide dadakan kita datang pasti kita bingung ingin melanjutkannya
bagaimana, dan pada akhirnya cerita kita tidak sesuai dengan track yang di
inginkan. Sehingga menyebabkan kita mengalami kebosanan dalam menulis, dan
tak jarang kita mengalami yang namanya writters block.

II. Cara membuat Outline


Nah, mak di sini bakalan kasih kalian tips membuat outline yang baik dan benar.
Disimak, yah.

1) Tentukan ide dan alur cerita.


Ide cerita bisa datang dari mana saja. Dari pengalaman pribadi, teman,
orang terdekat, bahkan keadaan di sekitar kita juga bisa menjadi ide
untuk kita. Setelah kalian menentukan ide, langkah selanjutya adalah kita
harus tentukan genre cerita kita mau apa. Seperti kita mau bikin yang
genrenya Romance, Horror, Fantasi, TeenFiction dan lain-lain. Sehingga
kita lebih mudah dalam menentukan alur jalannya cerita

1|Habits Groups
2) Tentukan bagaimana premis novel yang kita buat.
Teman-teman sudah tahu premis kah? Kalau belum nih mak jelasin dikit
ya. Jadi Premis yaitu bagian inti cerita dalam novel yang kita bikin.

Kalian masih bingung, nih mak kasih contoh ya,

“Seorang Wanita kaya jatuh cinta dengan pria dingin dan cuek tapi miskin.”

Nah, yang diatas itu namanya premis utama, setelah itu kalian bisa
kembangkan menjadi sebuah kerangka novel.

3) Membuat Prolog (Pembuka) yang menarik.


Kebanyakan dari kita terlalu sering menggunakan pembuka yang klasik dan
membosankan.

4) Tentukan Ending Cerita.


Dari premis di atas kita bisa dengan mudah menentukan judul cerita novel
kita. Sehingga kita dapat mengurangi resiko terjadi writters blocks.

Contohnya :

a. wanita itu berjuang untuk mendapatkan lelaki pujaannya

b. wanita itu memilih bungkam akan rasanya agar pria itu sadar dengan
sendirinya.

5) Tentukan karakter yang kuat agar para membaca ingat pada


tokoh kita.
Karakter yaitu jiwa dari sebuah novel. Dari premus tadi kita sudah ada
tiga tokoh yaitu wanita kaya, pria dan orang ketiga. Kita tinggal
tambahkan peran pembantunya saja.

6) Tentukan Judul udah tahu kan?


Masa enggak? Nak anak Habits dah pada pinter-pinter kan? Kita pokoknya
harus bikin judul novel kita semenarik mungkin dan se unik mungkin, dari
premis di atas kita bisa mendapatkan judul seperti ini 'Cinta Yang Salah'
ataupun bisa saja yang lain. Tapi kalian harus ingat kalau nentukan judul
cerita harus nyambung yahh. *untuk materi judul ada di materi selanjutnya
yaa

7) Membuat Kerangka cerita.


Kita harus bisa membuat runtutan cerita atau perjalanan cerita dari awal
hingga akhir atau ending.

2|Habits Groups
Nah, aku bakalan kasih contoh bikin outline yah. Simak di
bawah ini.

Judul : Melepasmu dengan ikhlas (promo karya sendiri, males


cari refenrensi)

Genre : Romance

Premis : seorang wanita yang di putuskan saat akan bertunangan


padahal jalinan cintanya sudah memasukki tahun kelima.

Karakter :

Alishya : lembut, penyanyang, rajin, cekatan.

Kenan : dingin, workaholic, tukang selingkuh.

Tania : centil, manja, senang keluar malam, nakal.

Sinopsis :

Alishya, seorang wanita yang memiliki kekasih bernama Kenan.


Jalinan cinta yang sebelumnya adem-adem saja berubah menjadi
petaka tatkala Kenan bertemu dengan Tania, sekretaris baru di
kantornya. Kenan tak pernah mengakui hubungannya dengan
Alishya. Namun, Alishya tetap diam dan menerima semua
perintah Kenan. Hingga Alishya memergoki Kenan dan Tania
baru saja keluar dari sebuah tempat terlaknat. Padahal Kenan
dan Alishya akan segera bertunangan setelah melewati berbagai
rintangan. Lalu seperti apa Alishya menjalani harinya sebagai
seorang kekasih yang tak di anggap oleh Kenan? Apakah Alishya
akan melepaskan Kenan dengan ikhlas? yuk simak kisah mereka

Kerangka cerita :

Bab 1 - Menceritakan saat Alishya dan Kenan bertemu di luar


kantor

Bab 2 – Menceritakan kehidupan Alishya.

Bab 3 - Menceritakan perubahan sikap Kenan.

Bab 4

Bab 5

Dan seterusnya, kita buat sampai akhir cerita selesai.

3|Habits Groups
III. 9 Larangan dalam membuat awalan Bab

By the way, ini bukan larangan sih hanya pantangan ahahaha...

Jadi supaya, certa kita menarik pembaca kalian bisa menghindari 7 pantangan ini
ya..

1. Backstory

Backstory adalah informasi tentang latar belakang karaktermu,


bisa jadi latar belakang peristiwa dari ceritamu, atau latar
belakang hubungan utama dalam cerita.

Backstory melambatkan cerita. Gunakan itu ketika kamu


membutuhkan momen untuk menurunkan ketegangan. Awal
novelmu harus aksi yang terus maju.

2. Mimpi

Tidak ada yang lebih buruk ketika kalian membaca sebuah bab,
dengan mencekam, dan tiba-tiba si tokoh terbangun di bab dua
dan mengatakan kalau semua itu hanyalah mimpi. Mimpi tidak bisa
membuat pembaca membentuk koneksi dengan karakter-
karaktermu ataupun kejadian-kejadian dalam cerita.

3. Deskripsi berlebihan

Pembaca tidak membutuhkan deskripsi mendetail tentang seting


dan wilayah di tiga bab pertama. Sebar informasi soal ini lewat
sudut pandang si karakter ketimbang memperlihatkannya dari
mata segala tahu, karena paling tidak, kita akan mempelajari soal
si tokoh dari caranya mendeskripsikan seting.

4. Gagal fokus

Hal-hal yang bisa menyebabkan kurang fokus antara lain:

 kebanyakan tokoh
 terlalu banyak peristiwa, misalnya pindah ke narasi lain
terlalu cepat sebelum menguatkan untaian narasi
sebelumnya.
 pindah-pindah antara satu pov ke pov lain.
 terlalu banyak lokasi/tempat

Kamu pengin pembaca kamu betah di tiga bab pertama daripada


bikin mereka bosan dan disorientasi tanpa tahu harus fokus ke
karakter mana dan kejadian-kejadian apa yang penting.

4|Habits Groups
5. Membuat daftar belanjaan

Eh, apa-apaan kok nulis daftar belanjaan di novel? Gini contohnya:

Rambutnya yang sedikit panjang dan bergelombang selalu dia


biarkan terurai. Poninya tebal, wajahnya bulat. Bibirnya kecil,
selalu dilapisi dengan lipstik merah muda yang segar.

Daripada menulis daftar sifat semacam itu, lebih baik informasi


tersebut dimasukkan ke aksi.

6. Tokohnya tidak melakukan apa pun

Mencuci piring, menatap jendela, memandang pantulan diri di


cermin; tindakan-tindakan ini sebaiknya tidak ada di tiga bab
pertama novelmu.

Pikirkan kehidupan nyata. Memangnya kamu mau memperhatikan


orang mencuci piring? Males, kan? Jadi, kenapa pembaca mau?

Pastikan tiga bab pertama ini berisi hal-hal penting. Tindakan-


tindakan yang akan berlanjut/berpengaruh pada cerita berikutnya.
Ya, kecuali habis mencuci piring, alien tiba-tiba muncul di dapur
dan dari situlah ceritanya bermula. Si mbak-mbak lagi cuci piring,
alien muncul di dapur, kemudian si mbak diculik untuk menjadi
tukang cuci piring di piring terbang. *eh*

7. Si tokoh sedang melamun di masa sekarang

PERLIHATKAN situasi mereka. Jika si tokoh berada dalam


hubungan penuh kekerasan, perlihatkan ketika pasangannya
melakukan kekerasan dan perlihatkan efek yang ditimbulkan
kepada si tokoh. Jika mereka malu, dapatkah kamu
memperlihatkan rasa malu itu kepada pembaca?

Jadi, bukan adegan si tokoh melamun sambil memikirkan


hubungan abusive itu, yaps.

8. Flashback

Ini nanti aja. Jangan di tiga bab pertama. Pembaca butuh


mengenal si tokoh pada masa sekarang sebelum meloncat ke masa
lalu.

5|Habits Groups
9. Menyuapi pembaca

Percayalah kepada pembacamu. Mereka enggak perlu tahu


segalanya di tiga bab pertama. Bahkan, mereka enggak mau tahu
segalanya. Alasan mereka membaca bukumu adalah mencari tahu
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul karena membaca
tiga bab pertama yang keren.

Simpan informasi, kasih sedikit-sedikit. Pastikan ini menciptakan


pertanyaan dramatis yang kepengin banget terjawab–di akhir
buku!

IV. Awalan yang dianjurkan


Setelah ada pantangan, pasti ada solusikan. Nah berikut adalah
beberapa solusi yang bisa mak kasih untuk kalian yaa....

1. Dimulai pada momen penting


Ketika kalimat pembuka berada dalam situasi yang tidak biasa atau momen yang
penting maka pembaca akan bertanya-tanya apa yang terjadi. Bagaimana
kelanjutan ceritanya, seperti apa akhirnya hal ini akan menimbulkan minat
pembaca pada tulisan kita. Jadi memulai dengan momen yang penting atau
situasi yang tidak biasa dapat kalian pilih sebagai bagian di awal kalimat.

Contoh: Malam saat Rose tahu bahwa orangtuanya meninggal di suatu


pertempuran, tercatat sebagai malam yang sangat menyakitkan baginya.

2. Menambahkan karakter yang menarik


Jika di tulisan kalian terdapat karakter yang benar-benar unik, sangat menarik,
atau mungkin aneh dalam artian mampu menarik perhatian, kalian dapat
menggunakan satu situasi tentang mereka dalam kalimat pembuka novel Anda.

Contoh:

Kami memanggilnya sang pujangga gila. Dan, dia memanggil anak aku sebagai
penyair kematian, karena, katanya siapa saja yang membaca syair yang aku buat
mampu mematikan hati dan akal sehat mereka.

3. Konflik
Salah satu cara membuat kalimat pembuka yang sangat baik adalah dengan
memberikan konflik. Konflik adalah detak jantung setiap cerita. Tanpa konflik,
cerita akan menjadi statis, tidak bergerak dan tanpa tujuan. Konflik juga
mengundang pembaca untuk membuat sebuah kesimpulan tentang akhir dari
cerita kita, hal ini membuat pembaca akan terus mengikuti cerita kita demi
memastikan kebenaran prediksi mereka

Contoh: Keputusanku untuk menceraikan sudah bulat, setelah aku tahu ia


bermain di belakangku. Tak hanya sekali ia melakukannya.

6|Habits Groups
4. Sentuhan emosi
Para pembaca tentu ingin tersentuh oleh cerita kita. Dengan memberikan
pembuka yang menyentuh membuat pembaca membayangkan diri mereka sendiri
berada di situasi yang kita ciptakan di dalam novel kita.

Contoh: Apa kau akan mati kalau tiba di sini sebelum tengah hari? Aku duduk
di sini, di tengah-tengah serpihan hidupku seperti yang kau tahu, dan
kau…kalau aku memang mengenalmu, kau pasti baru saja bangun.

5. Faktor ketakutan
Dalam cerita misteri atau suspense, faktor ketakutan dapat menjadi pilihan
yang tepat untuk memulai kalimat. Hal ini membuat pembaca merasa terpancing
untuk terus membaca cerita kita.

Contoh: Diandra mendatangiku dengan sebuah senyuman yang sarat akan


makna. Setelah sampai di hadapanku, Diandra mengacungkan pistol yang ia
sembunyikan dari balik saku jaketnya. Aku merasa ini adalah akhir dari
kehidupanku, bersiap dengan kehidupannya yang abadi.

6. Kejutan atau teka-teki


Sebuah pembukaan yang mengejutkan atau penuh teka-teki dapat membuat
pembaca berhenti sejenak, berpikir, dan bertanya-tanya tentang cerita tersebut.
Ini merupakan cara dramatis untuk mendorong sebuah cerita memanggil-manggil
untuk dibaca. Dan membuat pembaca penasaran akan jalannya cerita yang kita
buat.

Contoh: Ditampar oleh kerasnya dunia percintaan ku rasa cukup membuatku


lemas seketika.

7. Memukau
Kalimat pembuka yang manis memang sanggup menarik emosi pembaca sehingga
terhanyut dalam setting novel. Kalimat seperti ini akan langsung menetapkan
bahwa sepanjang sisa novelnya, penulis akan terus menggunakan gaya bahasa
seperti itu.

Contoh: DUHAI Sang Raja, yang duduk di atas takhta kejayaan, yang
dimandikan oleh kemerlip cahaya lelampu warna-warni dan wewangi asap dupa-
dupa.

7|Habits Groups
Selain ketujuh contoh di atas teman-teman juga disarankan
untuk membuat sebuah pembukaan yang memicu rasa
penasaran pembaca.
Seperti,
“Haruskah aku mengakhiri hidupku?”

Dan teman-teman, lebih baik menghindari awalan yang klasik


seperti
“Dipagi hari yang cerah ini....”
“Hay kenalkan....”
“Aku mengawali hariku dengan....”
“Matahari pagi menyingsing....”
Dan lain sebagainya
Teman-teman bisa mengantinya dengan beberapa kalimat
yang mengundang rasa penasaran seperti contoh yang
sudah dijabarkan di atas.

Nah, sampai segitu paham?

Jadi apa menurut kalian pentingkah outline?

So, menurutku penting!

Because, outline bisa membuat aku sendiri mudah untuk mengbangkan cerita
dan tidak keluar jalur. Outline juga bisa mencegah pas kita enggak ada ide sama
sekali alias mu

8|Habits Groups

Anda mungkin juga menyukai