Pembagian luas tanah untuk penanaman paksa menurut jenis tanaman dalam tahun 1833:
Dampak dari diperkenalkannya Sistem Tanam Paksa dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Produksi tanaman perdagangan untuk pasar Eropa meningkat luar biasa. Produksi padi
dan tanaman perdagangan untuk pasar lokal mandek atau memburuk
2) Meningkatnya tekanan atas tanah, tetapi tekanan atas tenaga kerjalah yang melupakan ciri
paling penting dari sistem ini.
3) Permintaan yang meningkat akan tenaga kerja ini tidak hanya melupakan akibat dari
sistem baru berupa kerja paksa, tetapi juga akibat meningkatnya ketergantungan pada kerja
kuli membangun jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan, benteng, gedung, dan pabrik, serta
permintaan akan transportasi dan tenaga kerja di bidang industry. Prasarana yang lebih
baik merupakan salah satu dampak sampingan itu.
4) Moneterisasi yang semakin meningkat adalah soal lain lagi. Ini tentu tidak berarti bahwa
jawa sebelum 1830 adalah sebuah Naturalwirtschaft.
5) Kedudukan para bupati dinaikan bersamaan dengan penerimaan mereka pada budi daya
dan peran baru mereka sebagai pengawas tanaman yang diwajibkan sistem tanam paksa.
6) Kepala desa kini diawasi lebih ketat, terutama oleh pengumpul pajak dari pihak belanda.
Keadaan ekonomi pengumpul pajak ini mengalami perbaikan karena ia juga mendapat
bagian dari barang rampasan itui (persentase budi daya).
7) Perubahan pemilikan tanah pribumi secara turun temurun tetap berjalan
8) Sistem ini menghasilkan cukup banyak bahan statistic. Di sini saya hanya menyebut
laporan budidaya tahunan (cultuur verslag, disingkat CV) sejak tahun 1834, dan laporan
Kolonial tahunan (koloniaal verslag, disingkat KV) sejak 1849.
Jika kita melihat dampak tanam paksa yang dijalankan oleh Van den Bosc, maka pihak
Belandalah yang mendapatkan dampak keuntungan dari dilaksanakannya sistem ini. Sedangkan
yang diterima oleh bangsa Indonesia sendiri hanya semakin merosotnya kesejahteraan hidup.
Namun dari sekian bnayak dampak negatif, masih terdapat dampak postif yang dirasakan oleh
bangsa Indonesia meskipun hal tersebut terlalu dipaksakan.
1. Bagi Belanda
Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran
Eropa;
Perusahaan pelayaran Belanda yang semula hampir mengalami kerugian, tetapi pada masa
tanam paksa mendapatkan keuntungan;
Belanda mendapatan keuntungan yang besar, keuntungantanam paksa pertama kali pada
tahun 1834 sebesar 3 juta gulden, pada tahun berikutnya rata-rata sekitar 12 sampai 18 juta
gulden.
2. Bagi Indonesia
Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan;
Beban pajak yang berat
Pertanian, khusunya padi banyak mengalami kegagalan panen;
Kelaparan dan kematian terjadi di mana-mana;
Jumlah penduduk Indonesia menurun;
Segi positifnya, rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru;
Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang laku dipasaran ekspor Eropa.