Anda di halaman 1dari 7

CERITA MINI

Oleh: Yulianto

A. PRINSIP DAN SISTEMATIKA MENULIS CERITA MINI


Akhir-akhir ini, di dalam dunia sastra ada jenis tulisan yang cukup populer baik di
kalangan pembaca maupun penulis, yaitu fiksi mini atau dalam bahasa Inggris biasa disebut
sebagai Flash Fiction. Di Indonesia sendiri, penyebutan untuk Flash Fiction ini bermacam-
macam. Ada yang menyebutnya fiksi mini, cerita mini (cermin), cerita kilat, bahkan hingga
cerpen singkat. Apapun penyebutannya, tetap merujuk pada satu jenis tulisan yang sama.
Cukup banyak dari kita yang sudah sering mendengar tentang jenis tulisan ini, bukan? Namun
apakah kita sudah benar-benar paham apa itu fiksi mini?
Fiksi mini, adalah karya fiksi yang sangat singkat bahkan lebih ringkas daripada cerita
pendek. Tidak ada ukuran yang jelas seberapa panjang sebuah fiksi mini sebenarnya, namun
panjang fiksi mini rata-rata berkisar antara 250 hingga 1.000 kata, jelas berbeda dengan
cerita pendek yang umumnya di atas 1.000 sampai 10.000 kata. Bahkan seiring dengan
berjalannya waktu, muncul beberapa tulisan fiksi mini yang lebih pendek dari 250 kata.
Terbayang apa yang bisa ditulis dengan kurang dari 250 kata? Sulit? Nyatanya, fiksi mini
kurang dari 250 kata sangat populer dan banyak penulis yang menggeluti jenis tulisan ini.
Banyak yang beranggapan bahwa justru dalam keterbatasan kata dalam fiksi mini,
penulis merasa tertantang untuk menyelesaikan sebuah cerita tanpa ada bagian-bagian yang
tertinggal dan tidak terjelaskan. Meski terkesan singkat, sebuah fiksi mini merupakan satu
cerita yang utuh, bukan hanya sekadar penggalan. Fiksi mini harus tetap mengandung unsur
pembangun dalam cerita seperti awalan, isi, dan penutup. Fiksi mini juga memiliki unsur-
unsur intrinsik karya sastra di dalamnya seperti penokohan, setting atau latar, konflik, serta
penyelesaian di bagian akhir.
Lalu apakah letak perbedaan antara fiksi mini dan cerita pendek adalah pada panjang
tulisannya? Benar. Biasanya selain panjang tulisan, fiksi mini—apalagi yang kurang dari 250
kata—menggunakan pemilihan kata yang to the point dan tidak bertele-tele. Lagi-lagi hal ini
disebabkan karena keterbatasan kata, tidak seperti cerita pendek yang jauh lebih panjang.
Fiksi mini biasanya lebih terfokus pada tema dan alur cerita yang sudah mencakup gambaran
pertama, konflik, dan penyelesaian. Namun ada juga fiksi mini yang fokus pada pemilihan kata
karena penulis suka menggambarkan situasi sehingga pembaca dapat merasa lebih bersatu
dengan cerita. Kedua tipe bercerita ini sama-sama diperbolehkan di dalam penulisan fiksi
mini, karena bergantung pada kenyamanan penulis sendiri.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di bawah ini adalah beberapa contoh fiksi mini yang
kurang dari 250 kata:
TAHUN KELIMA PERNIKAHAN.
“Pak, anakmu demam,” panik Ani. “Kompres pakai ini.” Tanpa diminta, Adi menyerahkan
hatinya. (Karya Harry Irfan, dikutip dari www.mondayflashfiction.com)

- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -1


TERLALU SAYANG.
Ia memandangi jenasah kekasihnya. “Jika kau nggak bisa jadi milikku, maka dia pun nggak
boleh memilikimu,” bisiknya puas. (Karya Puspita ChocoVanilla, dikutip
dari www.mondayflashfiction.com)
ELEGI SENJA.
Lengking peluit memecah sunyi peron. Decit roda menggigit rel kereta. Entah mengapa aku
selalu kembali ke sini. Padahal kutahu kau telah pergi. (Karya Ariga Sanjaya, dikutip
dari www.mondayflashfiction.com)
Sangat singkat, bukan? Tentu saja, karena kurang dari 250 kata. Penulis cenderung
secara lugas menyampaikan cerita, namun tetap merupakan satu cerita yang utuh. Coba
bandingkan dengan fiksi mini yang berkisar antara 250 hingga 1.000 kata ini:
Ketukan itu terdengar lagi dari dalam cermin di kamarku. Empat kali. Konstan dan
makin tegas. Namun, ketika aku memeriksanya, ketukan itu hilang, dan yang tersisa di cermin
cuma bayanganku. Entah mengapa, aku merasa ketukan itu adalah pesan untukku, bahwa ada
dunia lain selain dunia tempatku hidup atau dunia setelah aku mati.
Belakangan, bayangan tentang dunia lain itu terus memadati kepalaku. Sering kali, aku
tertangkap tengah melamun oleh Ibu. Dan, sebanyak itu pula ia mengatakan hal yang sama,
“Laras, melamun bisa membuatmu diasingkan dunia.”
Aku pernah bertanya pada Ibu, tentang ketukan di cermin kamarku. Raut muka Ibu
berubah. Seperti tak suka. “Laras, jangan pedulikan suara itu. Tidak semua suara harus kamu
dengarkan. Paham!”
Malam itu, ketukan dari dalam cerminku terdengar lagi. Empat kali, konstan. Berhenti.
Terdengar lagi ketukan itu. Empat kali, dan lebih keras dari sebelumnya. Entah kenapa kali ini
nyaliku menciut. Mungkin masih terngiang petuah Ibu perihal ini. Aku hanya diam. Sial, ketukan
itu terdengar lagi. Empat kali, lebih keras dan kali ini lirih terdengar seperti ada suara anak
perempuan menangis. Bulu kudukku berdiri. Jeri.
Akhirnya, kuberanikan melawan petuah Ibu. Kudekati cermin besar dengan bingkai
berukir khas ornamen Jawa itu. Sepi. Tak kudengar suara apa pun. Lima menit berlalu. Tak ada
apa-apa. Penasaran, kuketuk cermin empat kali, konstan. Aku melonjak—biasanya, tiap aku
berdiri di depan cermin tidak begini—kaget. Kulihat seseorang di depanku. Wajah, pakaian,
gaya rambut, dan cara berdirinya sama denganku. Bedanya, terlihat warna merah merona di
bibirnya dan lebam biru di kedua pipinya.
Hening sesaat. Aku diam, tak bisa beranjak tak bisa bicara. Ia mengetuk cermin lagi, kali
ini terdengar suaranya.
“Tolong…” Lirih dan sedikit serak.
Aku hanya terdiam, lagi-lagi. Sesaat kemudian, datang seorang perempuan agak tua, wajah dan
gayanya mirip Ibu.
“Itu lipstik mahal! Sembarangan saja kamu pakai main-main. Kamu bisa nggak sekali saja
patuh sama Ibu?”

- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -2


“Ibu sudah capek kerja tiap malam. Untuk sekolah, pakaian, makanan, mainan, dan
kebahagiaanmu. Kamu mengerti sedikit dong sama Ibu!”
Kulihat, ia menunduk. Menangis lirih.
“Laras hanya ingin diperhatikan, Bu…”
“Laras kangen Ibu dan Bapak..”
“Diam! Bapakmu sudah hilang dibawa malam, jangan sebut namanya lagi di sini!!”
Aku terhenyak. “Laras?” Belum reda rasa kagetku, “Jangaaaaaaaaaaaaaaaaaaan…” Spontan
aku berteriak.
Kulihat perempuan paruh baya itu mengayunkan kepal tangannya ke wajah Laras
bertubi-tubi. Gadis itu terhuyung, ambruk. Kepalanya membentur cermin. Darah mengucur dari
hidung dan telinganya. Mengalir, ke arahku. Tanganku berusaha meraih kepalanya, tapi tak
bisa. Terbentur cermin. Darah terus mengalir, merembes, menetes ke lantai tempatku berdiri.
Tiba-tiba kepalaku terasa berat. Hidung dan telingaku mengucur darah. Lalu, braaaaak…
“Laraaaaaaaaaas. Sudah dibilang Ibu, jangan dengarkan suara itu…”
(Cermin Laras, karya Kethut Ragil Purnama, dikutip dari www.fiksmini.gregetan.com)
Setelah membaca fiksi mini di atas, Cermin Laras oleh Kethut Ragil Purnama yang
terdiri dari 423 kata, tentu kita bisa membandingkan antara fiksi mini yang kurang dari 250
kata dan yang berkisar antara 250 hinga 1.000 kata. Keduanya sama-sama fiksi mini, namun
tentu saja berbeda panjangan tulisan dan bagaimana cara penulis menyampaikan cerita.

B. PENGEMBANGAN IDE CERITA


Ada beragam langkah yang dapat ditempuh oleh seorang penulis cermin. Berikut ini
adalah langkah-langkah sederhana untuk menulis cermin:
1. Memilih tema
Ada beberapa tema yang dapat kita pilih sebagai tema cermin yaitu; pengalaman,
keindahan, alam, hobi, atau kegemaran, tentang seseorang, tema-tema sosial, peristiwa
yang sedang berlangsung, benda-benda di sekitar kita, dan lain sebagain
2. Mencari inspirasi
Inspirasi dapat dianggap sebagai bahan penulisan cermin, inspirasi dapat datang begitu
saja, namun kadang harus ita cara, sebenarnya, pengetahuan dan pengalaman kita juga
dapat menjadi sumber inspirasi yang berharga. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menggali inspirasi misalnya, dengan menentukan waktu dan tempat yang tepat dan
mendukung, mengamati hal-hal maupun peristiwa yang terjadi atau dengan membaca.
3. Berimajinasi
Setelah menempuh dua langkah di atas, tentunya sudah mempunyai gambaran tentang
cermin yang akan ditulis, agar gambaran semakin jelas, kita dapat berimajinasi secara
bebas, bahkan mungkin mengimajinasikan hal-hal yang tidak termasuk akal. Tahapan
imajinasi merupakan tahap yang cukup menentukan hasil akhir sebuah cermin.
4. Menentukan Tokoh
- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -3
Setiap hari kita bergaul atau bertemu dengan orang-orang yang berbeda-beda waktunya.
Keunikan watak setiap orang dapat kita manfaatkan sebagai sumber  penciptaan tokoh
dalam cermin, caranya dengan mengamati secara seksama watak seseorang yang menarik
perhatian kita.
5. Menentukan Latar
Latar cermin ada tiga, yaitu latar waktu, tempat dan suasana. Ketiga latar tersebut  harus
ada dalam cermin, agar cerpen itu mudah dipahami, penentuan latar bebas sesuai dengan
kemauan.
6. Menentukan Alur
Alur merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menulis cermin. Sebagai bantuan
agar mudah menentukan alur adalah dengan membuat kerangka karangan. Usahakan
untuk membuat banyak kejutan dalam alur cermin agar pembaca tidak bosan.
7. Menentukan Suasana
Suasana cermin  dapat dimasukkan dalam kategori latar. Suasana cermin dapat menjadi
ciri khas seorang pengarang. Pada dasarnya, setiap orang mempunyai kepribadian yang
berbeda. Ada yang lembut, pemberani, pemalu, humoris, romantis, atau mungkin
misterius. Kepribadian tersebut mungkin akan sangat berpengaruh saat kita menulis
cermin, pengaruh itu terutama dalam pemilihan suasana cermin.
8. Menulis Apa Adanya
Pada awalnya kita dapat menulis apa adanya, jangan takut, tuliskan saja semua yang ada
dibenak sesuai dengan imajinasi kita, usahakan untuk menulis hingga menjadi satu
cermin yang utuh atau paling tidak sampai semua isi benak kita tercurahkan
9. Pemilihan Kata atau Diksi
Bahasa atau kata-kata di dalam cermin termasuk bahasa yang bebas artinya tidak terikat
dengan aturan penulisan yang baik dan benar (EYD). Misalnya, dapat menyingkat kata
untuk menjadi tuk, kita dapat mengembangkan kreativitas semaksimal mungkin dalam
pemilihan kata. Hal yang penting dalam pemilihan kata adalah gaya bahasa yang dipilih
saat menulis cermin.
10. Menggali Kreativitas
Kreativitas menyangkut banyak hal. Misalnya kita dapat menulis cermin berbentuk surat
atau buku harian atau kita dapat meningkatkan kreatifitas  dengan mengidentifikasi hal-
hal kreatif dalam cermin. Kemudian dapat mengembangkan sesuai dengan gaya kita
sendiri agar lebih kreatif.

C. PENERBITAN BUKU
Persiapan menerbitkan buku yang harus dilakukan oleh penulis :
1. Menyiapkan Naskah

- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -4


Hal terpenting dalam menerbitkan buku adalah adanya naskah. Tanpa naskah, apa yang
akan dicetak? Tentunya naskah yang sudah rapi, penyampaian bahasa mudah dipahami,
dan topik yang diangkat juga menarik. Naskah yang sudah ada, di sunting terlebih dahulu.
Penyuntingan buku dilakukan selain oleh penulis. Alasannya sederhana, jika penulis yang
melakukan proses penyuntingan, akan terjadi subjektivitas. Penyuntingan dapat
dilakukan oleh orang lain. Selama proses penyuntingan dapat membantu proses
pengeditan dan bembenaran tanda baca, penulisan, peletakan kalimat yang kurang sesuai.
2. Menyiapkan Modal
Jika naskah sudah siap, langkah selanjutnya mempersiapkan modal. Modal berupa uang
untuk biaya percetakan dan proses penerbitan buku. Besar uang yang harus dipersiapkan
pun bervariatif. Setiap penerbit satu yang ada di wilayan satu dengan yang lain memiliki
kebijakan sendiri.
Banyaknya modal yang akan kita keluarkan juga tergantung dari jumlah ketebalan naskah
dan jenis kertas yang dibuat.
Beberapa percetakan selain mencatak buku, juga menawarkan seperti menawarkan
proses layouter, pembuatan sampul dan ISBN. Jika ingin menghemat modal, dan kebetulan
menguasai desain, dan layout, dikerjakan sendiri. Untuk menekan modal.
Perihal harga, tidak ada salahnya kita datang dan membicarakan biaya cetak. Kemudian
membandingkan harga dari percetakan satu dengan yang lainnya. Dengan cara lebih
memudahkan untuk menghitung anggaran modal yang perlu dikeluarkan.
3. Layout
Proses layout naskah buku, salah satu pekerjaan yang cukup vital. Kecuali Anda memiliki
ketrampilan melayout, tentu akan jauh menguntungkan. Jika tidak memiliki ketrampilan
ini, alternatif menekan modal dengan cara menyerahkan proses layouter ke freelance
layout naskah.
Cara ini jauh lebih lebih menghemat. Atau bisa menggunakan jasa layouter dari pihak
percetakan, yang menyediakan jasa layout. Mengingat, tidak semua percetakan
menawarkan jasa ini.
4. Desain Cover
Persiapan lain ketika melakukan cara menerbitkan buku sendiri memiliki kemampuan
desain cover. Poin penting dalam sebuah buku tergantung dari tampilan cover buku.
Cover buku salah satu cara media promosi, bagaimana caranya agar pembaca langsung
tertarik, saat melihat pada pandangan pertama dari cover.
Cover buku sebagai nilai jual buku. cover yang menarik dan bagus pun benar-benar
dirancang dan pikirkan matang. Misalnya, memperhatikan font tulisan, memperhatikan
judul, hingga memperhatikan warna cover yang hendak dipilih.
5. Mengurus ISBN
ISBN kepanjangan dari International Standard Book Number. ISBN sebagai identifikasi
unik yang terdiri 13 digit angka. ISBN ISBN sebagai identitas buku. Buku yang memiliki

- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -5


ISBN jauh lebih dihargai oleh pembaca, dibandingkan yang tidak memiliki ISBN. Lokasi
lembaga pengelola ISBN adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
Pembiayaan ISBN untuk satu judul buku di gratiskan sejak tahun 2011. Ada pun syarat
mengurus ISBN. Pertama, mendaftarkan nama penerbit yang dimiliki ke Tim ISBN/KDT
Perpustakaan Nasional RI. Kedua, Di sana akan diberi formulir surat pernyataan yang
dibubuhi stempel penerbit, dengan menunjukan bukti legalitas akta notaris penerbit.
Ketiga, jika surat-surat tersebut sudah terpenuhi lengkap. Tinggal mengajukan surat
permohononan ISBN untuk naskah yang diinginkan.
Melampirkan foto kopi halaman judul yang mencantumkan pengarang dan penerbit buku
yang bersangkuta, melampirkan daftar daftar isi, kata pengantar dan bukti transfer biaya
administrasi. Informasi lebih lanjut cara mendaftarkan ISBN bisa mengunjungi
situs perpusnas.
6. Menentukan Kualifikasi Buku
Menentukan kualifikasi buku menyangkut jenis kertas dan proses percetakan. Banyak
jenis kertas untuk mencetak buku. Ada kertas buram eksport, import dan ada juga jenis
kertas hVS putih pada umumnya. Untuk kualifikasi buku, untuk self publishing benar-
benar ada di tangan Anda.
7. Menentukan Harga
Menentukan harga buku perlu analisa dan perhitungan. Sebagai self publishing, bukan
berarti memberikan harga buku dengan harga terlalu murah. Adapun beberapa cara
untuk menentukan harga. Yaitu dengan cara survei pasar dan menganalisa pasar.
1. Survei pasar
Setidaknya, dengan survei, tahu kondisi yang sebenarnya di lapangan. Misalnya
melakukan Survei harga, kita hanya melihat daftar harga antara buku satu dengan yang
lainnya. Membandingkan dengan yang lain, kemudian dibuat harga rata-ratanya.
2. Menganalisis Pasar
Analisa pasar penting dilakukan. Fungsinya untuk melihat pemetaan dan probabilitas
percetakan akan berjalan lancer atau tidak. Misalnya, jika ingin menerbitkan buku sendiri,
kita memperhatikan tempat usaha kita buka.
Bisa memilih lokasi yang strategis. Juga memperhatikan sasaran dan promosi. Supaya
para penulis tahu ada penerbit yang menawarkan harga lebih murah dan pemasaran yang
lebih menguntungkan.
Hal penting lain, memetakan kinerja yang dijalankan. Misalnya, memetakan jumlah
karyawan yang akan dilibatkan, mempertimbangkan pendistribusian buku yang berhasil
kita terbitkan agar terjual lebih efektif. Cara-cara sederhana seperti ini yang sebetulnya
sangat penting.
Keuntungan melakukan analisa pasar membantu untuk menetapkan standard usaha yang
ingin diraih. Dengan kata lain, membuat gambaran secara rinci, jelas memberikan

- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -6


gambaran dan membantu dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Sehingga mampu
meminimalisir terjadinya kerugian.
3. Distribusi Buku
Kesuksesan dalam melakukan cara menerbitkan buku sendiri adalah memasarkan buku
yang sudah dicetak. Ada banyak memasarkan buku. Selain menggunakan sosial media dan
internet, dapat dilakukan dengan sistim distributor.
Di mana penerbit bisa bekerjasama dengan distributor buku untuk memasarkan buku-
buku yang sudah diterbitkan. Selain distributor, pemasaran bisa dengan sistim titip buku
ke toko-toko buku.

D. DISKUSI KELAS VIA WA GROUP

E. LATIHAN MENULIS CERITA MINI

F. EVALUASI DAN PENGUMPULAN CERITA MINI

- Materi Penulisan menulis Cerita Mini Tahap 3 November 2020 -7

Anda mungkin juga menyukai