Sinopsis :
Buku Kedua Andrea Hirata ini bercerita tentang masa SMA tiga orang pemuda, yaitu
Ikal, Arai dan Jimbron. Mereka bertiga adalah remaja yang berasal dari Belitong dan
melanjutkan sekolah di Manggar, SMA Negeri pertama di Manggar. Untuk mencukupi
kebutuhan sekolahnya Arai, Ikal dan Jimbron bekerja paruh waktu sebagai kuli di pasar
ikan.
Arai adalah yang paling cerdas diantara mereka bertiga, selalu mengutip kata-kata
inspiratif dari berbagai sumber “tak semua yang dihitung bisa diperhitungkan dan tak
semua yang diperhitungkan bisa dihitung”, sedangkan Ikal yang sangat mengidolakan H.
Roma Irama akan mengutip kalimat dari lirik lagu raja dangdut tersebut “Darah muda
adalah darahnya para remaja” sedangkan Jibron yang sangat menyukai kuda akan
mengeluarkan kalimat yang tidak jauh-jauh dari bahasan tentang kuda.
Kehidupan SMA adalah perjalanan mencari jati diri. Arai, saat itu jatuh cinta pada
teman sekelasnya, Zakia Nurmala, sedangkan Ikal jatuh cinta pada putri seorang cina, A
Ling, dan Jimbron jatuh cinta padaku.
B. Latar
Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar
dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main,
terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore,
1
dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang
diselimuti impian-impian.
C. Tokoh
1. Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
2. Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
3. Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda
4. Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
5. Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
6. Ibu Ikal: baik, penuh kasih saying
7. Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana
8. Tokoh Pendukung : A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang
Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi
D. Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur
maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur
mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
E. Gaya bahasa
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan
kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan.
Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-
tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora,
penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi.
Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca
tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel
Sang Pemimpi.
F. Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti
bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya
manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar
dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan
2
maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar
namun terganjal oleh segala keterbatasan.
G. Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis
memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
B. Nilai-nilai
Nilai budaya
Nilai budaya dalam novel Sang Pemimpi yaitu masalah adat istiadat yang
masih abstrak dan masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu.
Nilai sosial
Nilai sosial dalam novel Sang Pemimpi yaitu kepedulian terhadap orang lain
(sifat empati) dan kepedulian terhadap sahabat (rela berkorban).
Nilai pendidikan
Religius, displin, mandiri, bekerja keras, tanggung jawab, toleransi, kreatif,
menghargai prestasi, peduli sosial, bersahabat/komunikatif.
4
Nilai agama
Mengikat manusia dengan Tuhan, saling menghargai dan menghormati,
semangat kerja, taat beragama, dan tanpa putus asa.
Nilai moral
Nilai moral yang diangkat dalam novel Sang Pemimpi yaitu tentang
persahabatan, semangat dan pengorbanan, sikap jujur, kepedulian terhadap sahabat
dan kedisiplinan.
III. Penutup
A. Kelemahan
Kelemahan novel
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabka karena
penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting,
dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi
yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati
keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
B. Kelebihan
Kelebihan novel
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi
kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita
hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas
dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan
bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar
yang mem-background adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan
dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada
novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter
sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
C. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah kita jangan pernah menyerah dalam menghadapi segala
rintangan yang menimpa kita karena masih banyak orang yang kurang mampu
daripada kita tapi dapat melewati rintangan tersebut bahkan sampai ada yang
berhasil menggapai cita citanya.
5
D. Saran
1. Bagi para pemikir dan peneliti pendidikan Islam perlu kiranya melakukan
penggalian terus-menerus mengenai nilai-nilai pendidikan yang terkandung
dalam novel-novel atau cerita yang memiliki pesan pendidikan, agar dijadikan
sebagai wawasan baru untuk tujuan pendidikan Islam.
2. Bagi para pembaca, novel Sang Pemimpi ini merupakan novel yang berisi
tentang motivasi, sehingga sangat dianjurkan untuk membaca novel ini,
terutama demi membangun semangat dan cita-cita dalam menuntut ilmu.
3. Untuk menjadi insan kamil dan memperoleh apa yang dicita-citakan untuk
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, hendaknya kita membaca novel-novel
atau buku-buku lain yang mengandung motivasi serta kesungguhan
sepertiyang dipaparkan oleh Andrea Hirata dalam karyanya, seperti novel Sang
Pemimpi.
4. Melalui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Sang
Pemimpi ini, diharapkan dapat membentuk character building generasi bangsa
dan dijadikan tauladan bagi umat Islam untuk meraih cita-cita demi
kebahagiaan dunia dan akhirat.