Anda di halaman 1dari 9

Unsur Novel Sang Pemimp

Pengarang : Andrea Hirata


Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Genre : Roman
Penerbit : •Yogyakarta: Bentang Pustaka
Tanggal terbit : Juli 2006
Halaman : 292 halaman
ISBN : 978-979-1227-81-0

Unsur Intrinsik
Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain
adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi
atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan
per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan.
Latar
Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai
Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop,
di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan
malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak
remaja yang diselimuti impian-impian.
Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan
mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai
kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan
kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada
unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya
mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik
tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis
bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan
menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak
mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca
tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang
ada dalam novel Sang Pemimpi.
Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana
penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

 Unsur Ekstrinsik
Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang
tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri
seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya
kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok
remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia
kawan yang tinggi.
Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai
sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi
antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling
mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam
mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai
batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang
tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun
masih dapat saling membantu satu sama lain.
Nilai Adat istiadat
Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada
sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya
mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian
warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang
timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah
khazanah budaya yang lebih Indonesia.
Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar.
Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar
dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam

dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat merka


patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.

Sinopsis
Sang Pemimpi
Karya : Andrea Hirata

Senin pagi, setengah jam sebelum jam masuk, Pak Mustar mengunci pintu pagar sekolah.
Banyak siswa yang terlambat termasuk aku, Arai, dan Jimbron. Saat itu Arai menirukan gaya
Pak Mustar berpidato. Pak Mustar marah, dia mengajak dua penjaga sekolah untuk mengejar
kami. Ketika itu, aku dan Jimbron sedang duduk santai di depan hadapan sekelompok siswa
perempuan. Aku langsung meminyaki rambutku dengan minyak rambut dan menyisir rapi agar
para siswa perempuan terkesan.
Ketika aku mendekati mereka, mereka justru berteriak ketakutan. Ternyata Pak Mustar
yang geram berdiri tepat di belakangku. Ia menarik kerah bajuku dan menyentaknya sampai
kancing bajuku lepas. Pak Mustar berusaha menamparku tetapi aku merunduk. Aku langsung
mengambil ancang-ancang untuk melesat pergi.
Aku melesat lari, segerombolan siswa, Arai, dan Jimbron berlarian ke berbagai arah.
Sialnya, hanya aku yang dikejar Pak Mustar. Aku berlari menyusuri pagar sekolah. Banyak
murid-murid menyemangatiku karena juga benci dengan Pak Mustar. Aku berlari semakin
kencang menuju pasar pagi. Aku bertemu Arai dan Jimbron yang kelelahan. Aku dan Arai
menopang Jimbron yang tak sanggup berlari menuju gudang peti es. Arai menyuruhku masuk ke
dalam peti es berisi ikan. Aku ditindih Jimbron dan Arai.
Nyonya Ho Pho, pemilik gudang peti es itu menyuruh pembantunya mengangkat peti
kami ke stanplat. Ketika kami diangkat, Arai justru tersenyum padaku. Mungkin ia merasa
kejadian ini adalah kejadian yang fantastik. Aku melihat dari pandangan Arai yang melihat pasar
yang kumuh menjadi seakan taman indah. Beginikah seorang pemimpi melihat dunia? Ketika
kami diletakkan dan Nyonya Pho menghampiri kami kami melonjak keluar. Nyonya Pho terkejut
dan akhirnya jatuh tak berdaya. Ia mengira kami adalah ikan duyung.
Sebenarnya Arai masih bertalian darah denganku. Neneknya adalah adik kakekku dari
pihak Ibu. Ketika menginjak kelas 1 SD,Ibunya meninggal ketika melahirkan adiknya yang juga
meninggal. Baru kelas 3 SD, dia sudah ditinggal Ayahnya yang juga meninggal. Kemudian ia
dipungut keluarga kami.
Aku teringat saat aku dan Ayahku menumpang truk kopra menjemput Arai. Dia sudah
lama menunggu kami, kami bertiga meninggalkan rumah Arai. Aku sedih melihat keadaannya
yang sudah sebatang kara. Tapi ia berusaha menghiburku dengan mainan yang ia buat sendiri.
Orang Melayu menyebut orang terakhir dalam silsilah keluarga disebut Simpai Keramat. Ia
merasa bahagia karena siap memulai hidup baru.
Aku merasa dilindungi oleh Arai. Ia adalah saudara, sahabat, dan pelindung bagiku.
Ketika ia menunjukkan gaya rambut paling baru, aku langsung mencobanya dan memperlihatkan
kepada abang-abangku. Mereka mengejekku, tapi Arai menyemangatiku. Gayanya bagaikan
Lone Ranger.
Sore itu aku dan Arai sedang bermain di pekarangan. Mak Cik Maryamah datang dengan
anak-anaknya meminjam beras. Beras itu rencananya akan ditukar oleh biola Nurmi, anaknya.
Tetapi ibuku membiarkan biola itu disimpan Nurmi. Arai merencanakan sesuatu tetapai aku
tidak tahu.
Aku mengikutinya ke kamar. Ia memecahkan celengan tanah liatnya. Tanpa pikir panjang
aku pun ikut memecahkan celenganku. Ia menyuruhku mengantungi uang itu dengan karung
gandum. Ia menyuruhku mengikutinya. Dengan dua sepeda kami pergi. Kupikir kami akan
menyerahkan uang itu kepada Mak Cik Maryamah. Tetapi Arai justru berbelok menuju pasar.
Aku tak tahu apa yang Arai pikirkan. Tiba-tiba ia berhenti di toko A Siong. Ia
menumpahkan uang itu dari karung gandum. Ia meminta terigu, gandum, dan gula. Karena aku
tak tau apa yang sebenarnya yang direncanakannya dan aku tak mau uangku dihamburkannya,
maka aku menghentikan tindakan Arai. Sempat terjadi keributan di toko tersebut.
Lalu aku mengikutinya dengan membawa karung yang berisi terigu, gandum, dan gula.
Kami menuju rumah Mak Cik Maryamah. Arai mengulungkan tangannya memberikan karung-
karung itu. Rupanya ia berencana memberi Mak Cik Maryamah sebuah pekerjaan membuat roti
dan kami yang menjualnya. Aku terharu dan merasa malu atas perbuatan Arai.
Para penggawa masjid yaitu Taikong Hamim, Haji Satar, dan Haji Hazani adalah mesin-
mesin budi pekerti. Mereka sangat kejam. Kalau tamat SD belum hafal Juz ‘Amma, siap-siap
dimasukkan bedug yang dipukul sekeras-kerasnya, sampai berjalan zig-zag. Aku dan Arai sering
dihukum Taikong Hamim. Maka dari itu Arai berencana menjailinya.
Setiap Taikong Hamim menjadi imam shalat jamaah dan saat akhir bacaan Al-
Fatihah Arai menyahut dengan kata Amin yang panjang dan berliuk-liuk. Menurut Arai ini
adalah kejahilan yang aman, karena Taikong Hamim tidak tahu siapa pelakunya, karena ada
ratusan anak-anak. Taikong Hamim tidak tahu, tapi Tuhan tahu dan akan membalas suatu saat
nanti.
Pak Balia, kepala sekolah kami mengajar sastra. Ia menyuruh kami sekelas untuk
menemukan kata-kata indah. Dari seluruh penjuru dunia para murid mencetuskan kata-kata dari
para pemimpin dunia. Aku yang tak punya kata-kata indah, hanya menyebutkan lirik lagu Haji
Rhoma Irama. Masa muda, masa yang berapi-api.
Beberapa tahun lalu, sebuah keluarga Melayu miskin berkebun di sebuah pulau tak jauh
dari muara. Dalam perjalanan pulang, perahu mereka terbalik. Dalam keluarga itu hanya ada satu
anak yang masih hidup. Namanya Laksmi. Ia seakan tidak punya harapan lagi, dia sangat jarang
tersenyum. Sebenarnya Jimbron menaruh hati padanya. Tiap hari Minggu Jimbron membantu
Laksmi. Tetapi Laksmi membiarkanya, tak acuh. Jimbron hanya ingin membuatnya tersenyum
lagi.
Teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan suatu karya baik berupa film, buku, benda dan lain
sebagainya untuk mengetahui kualitas, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut
yang ditujukan untuk pembaca atau pendengar khalayak ramai. Struktur Generik teks ulasan
antara lain adalah sebagai berikut : Gambaran umum, Evaluasi, Interpretasi, dan Simpulan. Salah
satu contoh teks ulasan diantaranya adalah teks ulasan novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata.

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka
pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang
bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan
keterbatasan. Teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas. Ciri-ciri kebahasaan itu,
antara lain, menggunakan kata sifat sikap, metafora, merujuk pada partisipan tertentu, dan
kalimat-kalimatnya cenderung panjang (menggunakan kalimat kompleks). Berikut ini struktur
teks ulasan Laskar Pelangi.
Struktur Teks Kalimat
Orientasi Sang Pemimpi adalah novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata. Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau
Belitong yang dililit kemiskinan. Ada tiga remaja SMA yang bermimpi
untuk melanjutkan sekolah hingga ke Prancis menjelajah Eropa hingga ke
Afrika. Ikal, Arai, dan Jimbron adalah para pemimpi-pemimpi itu.
Tafsiran Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam
novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron
adalah tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar,
tokoh antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala SMA Bukan
Main itu. Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak
Balia. Ia adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan
mimpi-mimpi kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan
Jimbron. “Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis.
Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas
altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jeja-kjejak Satre,
Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science,
sastra, dan seni hingga mengubah peradaban…”, itulah kata-kata yang sering
diucapkan Pak Balia.

Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah


seperti berdiri sendiri. Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu
buku. Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku
ini memiliki hubungan yang sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam
kehidupan.
Evaluasi Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir
pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat
keputusasaan, dan kesedihan. Selain itu, buku ini memiliki lelucon-lelucon
yang tidak biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan
membaca buku ini, Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki
pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki wawasan yang
sangat luas.

Meskipun disebut sebagai buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, di buku
ini nyaris tidak ada hubungannya dengan buku Laskar Pelangi. Sang
Pemimpi hanya menyebutkan kata Laskar Pelangi hanya sekali. Keponakan
yang Ikal biayai saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini,
padahal di Novel sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.
Rangkuman Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini benar-benar
buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja negeri ini. Buku ini memberi
motivasi, semangat, dan mimpi pada anak-anak yang patah semangat supaya
sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, buku
ini juga mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan
dengan kerja keras.
1. Kata Sifat Sikap dalam Teks Ulasan Sang Pemimpi
Kata sifat sikap  adalah kata yang berfungsi untuk mendeskripsikan pelaku dalam penampilan
fisik atau kepribadiannya. Untuk memahami unsur kebahasaan “kata sifat sikap” yang ada di
dalam teks tersebut, dapat diklasifikasi kata-kata itu, kemudian cari maknanya di dalam kamus.
Kata Sifat Makna
Sikap
Lembut Lunak dan halus (tidak keras); lemas (tidak kaku); lemah (mudah dilentuk):
Nakal Suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dsb, terutama bagi
anak-anak):
Antagonis Orang yg suka menentang (melawan dsb)
Eksotis Memiliki daya tarik khas karen belum banyak dikenal umum
Pemimpi Orang yang suka bermimpi meskipun tidak tidur
Cantik Indah dalam bentuk dan buatannya:
Benci Sangat tidak suka
Bahagia Keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dara segala yang
menyusahkan)
Cerdas Sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dsb); tajam
pikiran:
Miskin Tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah)

2. Kata Benda dan Kata Kerja dalam Teks Ulasan Sang Pemimpi
Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau
pengertian. Dengan demikian, kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah kata
benda. Ciri yang lain adalah kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata guru,
kucing, meja, dan kebangsaan, tidak bisa dikatakan dengan tidak guru, tidak kucing, tidak meja,
dan tidak kebangsaan.

Kata Benda Makna


Novel Karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dng orang di sekelilingnya dng menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku;
Kemiskinan Hal miskin; keadaan miskin
Sekolah Bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan
memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada) 
Tokoh Rupa (wujud dan keadaan); macam atau jenis
Kepala Orang (guru) yang memimpin suatu sekolah; guru kepala; 
Sekolah
Guru Orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar
Kisah Cerita tentang kejadian (riwayat dsb) dalam kehidupan seseorang dsb; kejadian
(riwayat dsb);
Buku Lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab;
Mozaik Seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan
ditempelkan dengan perekat;
Kebahagiaan Keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dara segala yang
menyusahkan)

Kata kerja adalah kata yang mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang
bukan sifat. Pada umumnya kata kerja tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan
kesangatan. Dengan demikian, tidak ada kata sangat pergi, agak belajar.
Kata Kerja Makna
Bermimpi Melihat (mengalami) sesuatu dalam mimpi
Melanjutkan Meneruskan (tentang perkataan, perundingan, cerita, dsb); menyambung
Menjelajah Bepergian ke mana-mana untuk menyelidiki dsb
Menceritakan Menuturkan cerita (kepada)
Memberikan Menyerahkan sesuatu kepada
Membuat Menciptakan (menjadikan, menghasilkan)
Menyebutkan Menyebut;
Mengesampingkan Menyampingkan
Mengajarkan Memberikan pelajaran kepada
Mengolah Berolah

3. Metafora dalam Teks Sang Pemimpi


Salah satu ciri teks ulasan adalah adanya kata metafora dalam teks tersebut. Metafora adalah
pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai
lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya, tulang punggung dalam
kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Carilah metafora beserta maknanya yang ada di
dalam teks ulasan Sang Pemimpi.
Metafora Makna
cermin guru teladan Contoh guru yang teladan (baik)
memberikan mimpi-mimpi Memberikan harapan yang indah
hubungan darah Hubungan keluarga
hati yang lembut Baik hati
mengiriskan hati Membuat hati menjadi sakit
menyihir pembaca Membuat pembaca ikut merasakan apa yang terjadi dalam novel
mendahului nasib Menentukan sesuatu yang belum terjadi
bahasa yang cantik Bahasa yang indah
altar suci almamater Tempat menempuh pendidikan
berliannya budaya  Inti keindahan budaya
4. Kalimat dalam Teks Sang Pemimpi
Di dalam teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk), baik kalimat
majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Contoh kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat dalam teks ulasan Sang Pemimpi adalah sebagai berikut.
Kalimat Majemuk Setara

 Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering memberi
kejutan, idenya selalu nyeleneh.
 Dia memiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu.
 Dia ditertawakan oleh abang-abangnya, tetapi Arai tetap membelanya.

Kalimat Majemuk Bertingkat

 Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini
digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja
yang nakal.
 Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban.
 Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga
pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dan kesedihan.

5. Kata Rujukan
Teks ulasan ditandai dengan adanya kata rujukan yang merujuk pada partisipan tertentu. Hal itu
dapat kamu simak dalam contoh berikut.

 Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini
digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja
yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini. Dia
seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu. Berdasarkan contoh tersebut dapat
diketahui bahwa mereka merujuk pada Ikal, Arai, dan Jimbron. Sementara itu, dia
merujuk pada Pak Mustar.
 Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia adalah cermin
guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-mimpi kepada murid-muridnya
terutama kepada Ikal, Arai, dan Jimbron. Pada contoh tersebut dapat diketahui bahwa
kata Ia dan -nya merujuk pada Pak Belia.

Anda mungkin juga menyukai