Anda di halaman 1dari 6

Unsur Intrinsik Roman Layar Terkembang

1.

Tema

Tema yang terkandung dalam novel yang berjudul Layar Terkembang ini adalah
emansipasi wanita.

2.

Karakter/Penokohan

No.

Nama tokoh

Pemeranan

Perwatakan Tokoh

Maria

Utama

Tuti

Utama

Yusuf

Utama

Raden
Wiraatmaja

Pendamping

Mudah kagum, mudah memuji dan memuja,


mudah tersenyum, ucapannya sesuai dengan
perasaanya yang bergelora, sangat girang
dan ceria dan pancaran perasaannya tiada
terhambat-hambat.
Tidak mudah kagum, sangat menjunjung
tinggi hargadiri, pamdai cakap, jarang
memuji, selalu memiliki pertimbangan yang
masak, tetap pada pendirian, berjuang untuk
bangsanya dan orang yang teliti
Sangat mencintai Maria sepenuh hati,
idealis, orang yang penuh cita-cita terhadap
bangsa dan tanah air, berpikir kritis,
bertanggung jawab dan sopan
Belum bisa mengkaji dan memahami jalan
pikiran anak-anaknya terutama Tuiti

Ketiga anak
Sampingan
laki-laki di
sekitar aquarium
Teman sekolah
Sampingan
Maria
Mang Parta
Pendamping
(Patadiharja)

6
7
8

Saleh

Pendamping

Juhro

Sampingan

10

Ratna

Pendamping

11

Sukamti

Pendamping

12

Dahlan

Sampingan

Girang tak pernah diam


Sangat riuh saat berkumpul, dan suka
meledek Maria
Selalu menginginkan anaknya untuk hidup
bahagia tetapi baginya bahagia adalah hidup
senang dengan kemewahan
Hendak mencari pekerjaan yang bebas, dan
menurutkan desakan hatinya untuk hidup
bahagia, sesorang yang gembira, tajam
pikirannya dan hidup hatinya
Selalu menyediakan makanan dan minuman
setiap ada tamu yang datang ke rumah Pak
Raden Wiraatmaja
Pekerja keras dan bersungguh-sungguh
dalam melakukan pekerjaanya serta selalu
ada disamping suaminya saat ia sedih
ataupun susah
Menyinarkan tenaga dan kepercayaan yang
tak terhingga.
Sering menemani Yusuf berjalan-jalan saat

13
14

Ibu Yusuf
Ayah Yusuf

Sampingan
Sampingan

15

Sukarto

Sampingan

16

Sampingan

17

Kedua tukang
kayu
Rukamah

18

Istri Parta

Pendamping

19

Sampingan

20
21

Iskandar dan
Ningsih
Rukmini
Supomo

22

Perawat Maria

Pendamping

23

Dokter Maria

Sampingan

3.

Latar

a.

Latar Tempat

Pendamping

Sampingan
Pendamping

Yusuf berada di rumah kedua orang tuanya


Sangat menyayangi Yusuf
Tenang, selalu mengikuti kehendak Yusuf,
tak banyak bicara dan percaya kepada Yusuf.
Idealis, orang yang penuh cita-cita terhadap
bangsa dan tanah air
Sangat mengetahui cerita tua tentang
lingkungannnya, bersahaja, dan tangkas
Selalu menemani Maria saat di Bandung,
suka mengganggu Maria dan menyesali
akibat buruk yang disebabkan oleh
perbuatannya yang suka mengganggu
Baik dan sangat menyayangi anaknya,
Maria, sertaTuti.
Girang dan ceria
Tidak ingin jauh dari bundanya
Baik hati, lemah lembut dan sopan dalam
pergaulan.
Selalu menghibur Maria, selalu menemani
Maria saat kesepian dengan bermain dan
selalu menyemangatinya
Menjalankan tugasnya dengan baik dan
berusaha semaksimal mungkin untuk
merawat Maria

Novel ini menggunakan banyak latar tempat. Diantara banyak latar tempat yang digunakan,
berikut ini beberapa latar tempat yang dominan dan dianggap berkesan serta memiliki kesan
penting dalam novel ini:

b.

Gedung Akuarium, yang merupakan tempat pertemuan Tuti dan Maria serta Yusuf
untuk yang pertama kalinya
Air terjun Dago, tempat dimana Maria dan Yusuf saling mengatakan cinta serta
mengikrarkan janji akan menjadi pasangan suami istri di hari nanti.
Pacet, daerah tempat Maria dirawat serta di daerah ini Tuti dan Yusuf menginap di
rumah Saleh dan Ratna yang merupakan teman semasa di bangku sekolah. Di daerah
ini terjalin keakraban diantara keduanya.
Latar Waktu

Latar waktu yang terdapat dalam roman ini yaitu:

Pagi-pagi
Senja raya

c.

Petang
Siang hari

Latar Suasana

Beragam suasana yang digambarkan dalam novel ini. Diantaranya kegembiraan Tuti dan
Maria saat berkenalan dengan yusuf, kekaguman Maria terhadap Yusuf, ketertarikan Yusuf
terhadap maria, kebimbangan dan goncangan jiwa yang dialami Tuti, kegembiraan saat Maria
dan Yusuf mengikrarkan janji di air terjun dago, serta kesedihan saat Maria harus
meninggalkan orang-orang yang dikasihinya.

4.

Plot/Alur

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran. Berikut rangkaian alur yang
terdapat dalam novel :
b.

Eksposisi

Pada bagian ini penulis mulai mengenalkan Tuti dan Maria yaitu dua gadis bersaudara yang
memiliki sifat yang berbeda serta memaparkan kehidupan mereka yang merupakan anak dari
R.Wiriaatmadja.
c.

Komplikasi

Bagian ini penulis mulai menceritakan bagaimana Tuti dan Maria mulai mengenal Yusuf di
sebuah pasar ikan. Serta menggambarkan ketertarikan Yusuf kepada Maria seorang gadis
periang, dengan muka yang lebih berseri, memiliki mata yang menyinarkan kegirangan
hidup.
d.

Resolusi

Puncak Laku Dalam novel ini, puncak laku terjadi disaat Tuti merasakan kebimbangan dan
pertentangan hebat didalam dirinya. Ia merasa bahwa dalam dirinya terjadi peperangan antara
penyerahan diri dalam cinta yang penuh pertimbangan sedangkan ia meragukan dirinya
apakah akan mampu menerima seseorang yang menurut pandangannya tak sedikitpun
mempunyai kelebihan dibanding dirinya. Sedangkan apabila ia terlalu memilah dan memilih
calon suami bukan tidak mungkin dalam usianya yang sudah begitu lanjut ia tidak akan
bersuami.
e.

Klimaks

Tuti harus menerima kenyataan bahwa adiknya mengalami penyakit Malaria parah sehingga
mengharuskan Maria dirawat di rumah sakit di Kota Pacet.

f.

Anti Klimaks

Maria meninggal karena karena penyakit yang dideritanya dan berpesan kepada Yusuf dan
Tuti agar keduanya tetap meneruskan hubungannya yang kelak menjadi suami istri. Disinilah
akhir pertentangan dan kebimbangan dalam diri Tuti karena ia telah mendapatkan seseorang
yang sesuai dengan jiwanya. Beberapa waktu setelah meninggalya Maria, Tuti
melangsungkan perkawinan dengan Yusuf.

5.

Sudut Pandang

Dalam novel ini pengarang tidak berperan apa-apa. Pelaku utamanya adalah orang lain.
Sehingga sudut pandang dalam novel ini adalah orang ketiga serba tahu.

6.

Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam roman ini yaitu :

7.

Majas personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan
sifat-sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.

....sedang pohon dan tanaman tertawa melambai ke langit sarat memikul


daun...

...hanya sekedar untuk lari dari kesunyian diri

Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi )

Perkenalan yang sebentar itu meninggalkan jejak yang mendalam di


kalbunya.

Majas Metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu
pengertian baru

suara alam

air emas

Amanat

Dalam novel ini, amanat yang dapat dipetik ialah:

Kita harus meningkatkan pendidikan, bukan hanya bagi kaum lelaki tetapi juga bagi
kaum perempuan.

Kita harus semangat dalam menjalani hidup

Kita perlu belajar mengikhlaskan sesuatu

Tolak ukur bahagia untuk masing-masing orang berbeda-beda. Jadi, kita harus
mengikuti kata hati kita untuk mendapat kebahagian tersebut.

Unsur Intrinsik Cerpen Beasiswa Kejujuran

Tema: Kejujuran
Alur: Maju. Karena ciri-ciri cerpen beralur maju. Tidak ada yang beralur mundur.
a. Pendahuluan: Saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar, kehidupanku tidak
seperti sekarang dahulu ayah yang bekerja diperusahaan swasta yang berkembang,
namun setelah terkena kasus korupsi, ayah dan keluargaku jatuh miskin dan ayah
bekerja sebagai penjual mie ayam.
b. Penanjakan: Ayahku memang seperti itu, sejak kejadian korupsi itu dia menjadi
pendiam. Apalagi ibu sakit strokenya makin lama makin buruk. Ayah yang hanya
bekerja sebagai penjual mie ayam hanya bisa pasrah apa yang dialaminya sekarang.
c. Konflik: Siang ini aku ada tamu besar. Bapak Wilham Gabri, kepala sekolah di SMP
ku, sekarang berada di rumah dan ia memberikan kunci jawaban soal UN untuk
dibagikan ketemannya. Mulai saat itu berminggu-minggu Rangga menjadi stress
memikirkan kunci jawaban tersebut. Apalagi setelah ujian selesai keesokan harinya
ibu meninggal dunia. Aku menangis karena kehilangan sosok ibu secepat ini.
d. Penutup: Dengan berani ia tidak menyebarkan kunci jawaban tersebut kepada temantemannya. Dan ayah melaporkan Pak Gabri kepolisi karena aksi kecurangannya. Dan
akhirnya Rangga menjadi murid yang lulus dengan nilai yang memuaskan yaitu NEM
39,56.

Tokoh dan Penokohan:


a. Rangga (Protagonis)
Sederhana: Aku kayuh sepedaku kesekolah. Aku tidak malu pada teman2 (Dramatik)
Sabar: Melihat ibu seperti itu, aku hanya bisa bersabar. (Analitik)
Kreatif: bulu2 ayam yang ayah cabuti aku kumpulkan dan aku buat kemoceng
dengan pegangan bambu (dramatik)
Patuh pada orang tua: Setelah aku selesai memotong sawi, aku letakan di gerobak
dagangan ayah (Dramatik)
b. Ayah Rangga (Protagonis)
Pendiam: Ayahku memang seperti itu. Sejak kejadian korupsi itu . Ayah menjadi
dingin dan pendiam (analitik)
Pekerja keras: Ayah mati2an menjual apa yang layak dijual untuk biaya ibu ke dokter
(dramatik)
c. Pak Gabri (Antagonis)
Licik: Rangga bapak minta tolong. Sebentar lagi ujian. Kamu anak yang pandai.
Maka tolong berikan kepada teman-temanmu nanti saat kamu ujian. Kata Pak Gabri
sambil menyerahkan empat lembar kertas kunci jawaban. (Dramatik)

Latar : sederhana maksudnya tidak menggunakan setting/latar terlalu banyak dalam cerpen
ini hanya menggunakan dua latar tempat yaitu di sekolah dan di rumah. Uraiannya :
Latar tempat => koridor depan kelas, kelas, tempat tongkrongan sepeda, depan teras, di
rumah, halaman sekolah
Bukti kalimatnya :

a. Aku berjalan di koridor depan kelasku.


b. Sekarang memang ada ulangan fisika dikelasku. Lima menit setelah aku masuk ke
kelasku, bel berbunyi.
c. Aku bangkit menuju tempat tongkrongan sepeda safari kesayanganku yang memang
hanya satu satunya benda yang kumiliki.
d. Aku duduk di depan teras rumah.
e. Sesampainya di rumah, tas sudah aku tempatkan di bangku pojok kamarku yang
memang tempat persinggahannya.
f. Pagi ini semua siswa kelas IX dikumpulkan di halaman sekolah.
Latar waktu : pagi,malam,siang
Latar suasana : mengharukan

Konflik : tidak mengubah nasib tokoh, maksudnya tokoh dalam cerpen tersebut tidak akan
berubah nasibnya. Contohnya :
Dalam cerpen ini ayah dari tokoh utama (Rangga) setelah tersangkut kasus korupsi
memutuskan untuk berjualan mie ayam dan sampai pada akhirnya ia juga tetap berjualan mie
ayam.

Panjang cerita : kehidupan tokoh tidak diceritakan secara mendetail. Maksudnya,


kehidupan yang ada di dalam cerpen tidak menceritakan dari awal ia lahir sampai
meninggal.kehidupan dalam cerpen hanya berisi sekelumit kehidupan tokoh saja. Contohnya
dalam cerpen ini adalah :
Menceritakan kehidupan Rangga semenjak smp kelas 9 sampai ia masuk SMA saja

Anda mungkin juga menyukai