1.
Tema
Tema yang terkandung dalam novel yang berjudul Layar Terkembang ini adalah
emansipasi wanita.
2.
Karakter/Penokohan
No.
Nama tokoh
Pemeranan
Perwatakan Tokoh
Maria
Utama
Tuti
Utama
Yusuf
Utama
Raden
Wiraatmaja
Pendamping
Ketiga anak
Sampingan
laki-laki di
sekitar aquarium
Teman sekolah
Sampingan
Maria
Mang Parta
Pendamping
(Patadiharja)
6
7
8
Saleh
Pendamping
Juhro
Sampingan
10
Ratna
Pendamping
11
Sukamti
Pendamping
12
Dahlan
Sampingan
13
14
Ibu Yusuf
Ayah Yusuf
Sampingan
Sampingan
15
Sukarto
Sampingan
16
Sampingan
17
Kedua tukang
kayu
Rukamah
18
Istri Parta
Pendamping
19
Sampingan
20
21
Iskandar dan
Ningsih
Rukmini
Supomo
22
Perawat Maria
Pendamping
23
Dokter Maria
Sampingan
3.
Latar
a.
Latar Tempat
Pendamping
Sampingan
Pendamping
Novel ini menggunakan banyak latar tempat. Diantara banyak latar tempat yang digunakan,
berikut ini beberapa latar tempat yang dominan dan dianggap berkesan serta memiliki kesan
penting dalam novel ini:
b.
Gedung Akuarium, yang merupakan tempat pertemuan Tuti dan Maria serta Yusuf
untuk yang pertama kalinya
Air terjun Dago, tempat dimana Maria dan Yusuf saling mengatakan cinta serta
mengikrarkan janji akan menjadi pasangan suami istri di hari nanti.
Pacet, daerah tempat Maria dirawat serta di daerah ini Tuti dan Yusuf menginap di
rumah Saleh dan Ratna yang merupakan teman semasa di bangku sekolah. Di daerah
ini terjalin keakraban diantara keduanya.
Latar Waktu
Pagi-pagi
Senja raya
c.
Petang
Siang hari
Latar Suasana
Beragam suasana yang digambarkan dalam novel ini. Diantaranya kegembiraan Tuti dan
Maria saat berkenalan dengan yusuf, kekaguman Maria terhadap Yusuf, ketertarikan Yusuf
terhadap maria, kebimbangan dan goncangan jiwa yang dialami Tuti, kegembiraan saat Maria
dan Yusuf mengikrarkan janji di air terjun dago, serta kesedihan saat Maria harus
meninggalkan orang-orang yang dikasihinya.
4.
Plot/Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran. Berikut rangkaian alur yang
terdapat dalam novel :
b.
Eksposisi
Pada bagian ini penulis mulai mengenalkan Tuti dan Maria yaitu dua gadis bersaudara yang
memiliki sifat yang berbeda serta memaparkan kehidupan mereka yang merupakan anak dari
R.Wiriaatmadja.
c.
Komplikasi
Bagian ini penulis mulai menceritakan bagaimana Tuti dan Maria mulai mengenal Yusuf di
sebuah pasar ikan. Serta menggambarkan ketertarikan Yusuf kepada Maria seorang gadis
periang, dengan muka yang lebih berseri, memiliki mata yang menyinarkan kegirangan
hidup.
d.
Resolusi
Puncak Laku Dalam novel ini, puncak laku terjadi disaat Tuti merasakan kebimbangan dan
pertentangan hebat didalam dirinya. Ia merasa bahwa dalam dirinya terjadi peperangan antara
penyerahan diri dalam cinta yang penuh pertimbangan sedangkan ia meragukan dirinya
apakah akan mampu menerima seseorang yang menurut pandangannya tak sedikitpun
mempunyai kelebihan dibanding dirinya. Sedangkan apabila ia terlalu memilah dan memilih
calon suami bukan tidak mungkin dalam usianya yang sudah begitu lanjut ia tidak akan
bersuami.
e.
Klimaks
Tuti harus menerima kenyataan bahwa adiknya mengalami penyakit Malaria parah sehingga
mengharuskan Maria dirawat di rumah sakit di Kota Pacet.
f.
Anti Klimaks
Maria meninggal karena karena penyakit yang dideritanya dan berpesan kepada Yusuf dan
Tuti agar keduanya tetap meneruskan hubungannya yang kelak menjadi suami istri. Disinilah
akhir pertentangan dan kebimbangan dalam diri Tuti karena ia telah mendapatkan seseorang
yang sesuai dengan jiwanya. Beberapa waktu setelah meninggalya Maria, Tuti
melangsungkan perkawinan dengan Yusuf.
5.
Sudut Pandang
Dalam novel ini pengarang tidak berperan apa-apa. Pelaku utamanya adalah orang lain.
Sehingga sudut pandang dalam novel ini adalah orang ketiga serba tahu.
6.
Gaya Bahasa
7.
Majas personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan
sifat-sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.
Majas Metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu
pengertian baru
suara alam
air emas
Amanat
Kita harus meningkatkan pendidikan, bukan hanya bagi kaum lelaki tetapi juga bagi
kaum perempuan.
Tolak ukur bahagia untuk masing-masing orang berbeda-beda. Jadi, kita harus
mengikuti kata hati kita untuk mendapat kebahagian tersebut.
Tema: Kejujuran
Alur: Maju. Karena ciri-ciri cerpen beralur maju. Tidak ada yang beralur mundur.
a. Pendahuluan: Saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar, kehidupanku tidak
seperti sekarang dahulu ayah yang bekerja diperusahaan swasta yang berkembang,
namun setelah terkena kasus korupsi, ayah dan keluargaku jatuh miskin dan ayah
bekerja sebagai penjual mie ayam.
b. Penanjakan: Ayahku memang seperti itu, sejak kejadian korupsi itu dia menjadi
pendiam. Apalagi ibu sakit strokenya makin lama makin buruk. Ayah yang hanya
bekerja sebagai penjual mie ayam hanya bisa pasrah apa yang dialaminya sekarang.
c. Konflik: Siang ini aku ada tamu besar. Bapak Wilham Gabri, kepala sekolah di SMP
ku, sekarang berada di rumah dan ia memberikan kunci jawaban soal UN untuk
dibagikan ketemannya. Mulai saat itu berminggu-minggu Rangga menjadi stress
memikirkan kunci jawaban tersebut. Apalagi setelah ujian selesai keesokan harinya
ibu meninggal dunia. Aku menangis karena kehilangan sosok ibu secepat ini.
d. Penutup: Dengan berani ia tidak menyebarkan kunci jawaban tersebut kepada temantemannya. Dan ayah melaporkan Pak Gabri kepolisi karena aksi kecurangannya. Dan
akhirnya Rangga menjadi murid yang lulus dengan nilai yang memuaskan yaitu NEM
39,56.
Latar : sederhana maksudnya tidak menggunakan setting/latar terlalu banyak dalam cerpen
ini hanya menggunakan dua latar tempat yaitu di sekolah dan di rumah. Uraiannya :
Latar tempat => koridor depan kelas, kelas, tempat tongkrongan sepeda, depan teras, di
rumah, halaman sekolah
Bukti kalimatnya :
Konflik : tidak mengubah nasib tokoh, maksudnya tokoh dalam cerpen tersebut tidak akan
berubah nasibnya. Contohnya :
Dalam cerpen ini ayah dari tokoh utama (Rangga) setelah tersangkut kasus korupsi
memutuskan untuk berjualan mie ayam dan sampai pada akhirnya ia juga tetap berjualan mie
ayam.