Didalam drama ini hanya mengangkat dua orang tokoh sebagai objek yang
diceritakan yaitu Darmi dan Ibunya, namun untuk mendukung cerita ini maka ditambahkan
empat orang sebagai tokoh pendukung yaitu pemuda 1, pemuda 2, perempuan 1, dan
perempuan 2. Berikut ini merupakan analisis dari masing-masing tokoh tersebut.
1. Ibu
Ibu adalah seorang pekerja keras, ia dengan sabar melayani setiap permintaan anak
perempuannya. Ia juga merupakan sosok yang sangat tabah ini dapat dilihat dari cuplikan :
Ibu : Ibu kan sudah tua, jika ibu dipanggil oleh Tuhan maka Ibu tak khawatir lagi
engkau bisa mengurusi dirimu sendiri. Kita itu orang miskin, kita harus tetap bekerja
untuk bisa makan. (di ruang tamu)
Darmi :(sibuk melentik kan kukunya) siapa suruh jadi orang miskin. Lagi pula aku
tidak pernah minta kamu jadi ibuku. . (ketus sang gadis)
Ibu pun sedih mendengar ucapan yang terlontar dari mulut anaknya sendiri.
Pada cuplikan lainnya juga banyak sekali menggambarkan bagimana keadaan tentang
sang ibu, seorang yang rela melakukan apa saja untuk anaknya seperti cuplikan ini :
Ibu : Baiklah, Anakku. Ibu hanya memohon agar kamu tidak mengurung diri di rumah. K
enalilah lingkunganmu agar ibu tenang jika suatu saat dipanggil Tuhan. ( dengan sabar )
Hari berganti hari. Akhirnya sang anak mau menuruti kehendak ibunya. Ia tidak
keberatan untuk ke mana pun bersama sang ibu. Tapi anaknya ini mengajukan sebuah
syarat bahwa ibunya tidak diperbolehkan untuk mengakui sebagai ibunya
didepan umum. Sebagai seorang ibu tentulah hatinya teriris mendengar itu. Namun sang
ibu tetap menyetujuinya.
Cuplikan-cuplikan diatas cukup kuat menggambarkan bagaimana kondisi yang
dirasakan ibunya saat itu.
2. Darmi
Ia merupakan perempuan yang cantik jelita, namun sayang perangainya tak secantik
wajahnya. Darmi hanya menghabiskan waktunya untuk mempercantik diri bersolek berlama-
lama didepan cermin. Ia sama sekali tidak membantu ibunya parahnya ia selalu meminta
uang hasil kerja ibunya. Dapat dilihat dari cuplikan dibawah ini bagaimana angkuh nya
seorang Darmi terhadap ibunya.
C. Analisis Ruang dan Waktu
Karena keterangan mengenai ruang dan waktu tidak begitu banyak, analisis
keduanya dilakukan sekaligus. Dalam keterangan pertama sekali didalam naskah, telah
diceritakan bahwa ini merupakan alkisah dahulu kala tetapi tidak dijelaskan pula kapan
persisnya kejadian ini terjadi. Tetapi disini sudah dijelaskan bahwa ini cerita ini diangkat dari
Kalimantan. Latar tidak hanya merupakan bentukan sebuah tempat yang diciptakan dalam
karangan namun juga sebagai pendukung untuk memperkuat. Sebagaimana dengan cuplikan
dibawah ini.
‘’Legenda Batu Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan )
Alkisah, disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seo
rang janda miskin dan seorang anak gadisnya’’