Anda di halaman 1dari 34

Novel

Daun yang jatuh


tak pernah
Membenci angin
Our Topic
1 Identifikasi novel

2 Unsur instrinsik

3 Sinopsis

4 Novel sunda
01
Identifikasi
Novel
1 Identitas novel

a. Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah


Membenci Angin
b. Pengarang : Tere Liye
c. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
d. Tahun Terbit : Juni 2010
e. Jumlah halaman : 264 Halaman
02
Unsur instrinsik
Unsur Instrinsik
A. TEMA
Tema dalam novel ini adalah "Cinta tak harus memiliki", seperti dalam
kutipan berikut "Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam
kehidupan ini." (hal.256)
Tema dalam novel ini adalah “Ikhlas dalam menerima takdir tuhan.” Seperti
dalam kutipan berikut:
“Ketahuilah, Tania dan Dede.... Daun yang jatuh tidak pernah membenci
angin.... Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan.
Mengikhlaskan semunya..” (hlm.63)
“Bahwa hidup harus menerima.. penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus
mengerti...pengertian yang benar. Bahwa hidup harus
memahami...pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan,
pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian
yang sedih dan menyakitkan.” (hlm. 196)
B. PENOKOHAN
1) Tania (Tokoh Aku)
Tania adalah seorang gadis yang cerdas, cantik, dewasa, bertanggung jawab,
menepati janji, tulus, setia, membanggakan, dan berlapang dada. Selain itu,
Tania juga seorang yang menyayangi keluarganya, terutama adik dan ibunya.
Ia rela mengorbankan sekolahnya demi membantu sang ibu mengumpulkan
pundi uang untuk kelangsungan hidup mereka.

• Cerdas
“Setelah berjuang habis-habisan di ujian terakhir, akhirnya
aku berhasil melampaui 0,1 digit si nomor satu selalu. Tipis
sekali. Aku mendapatkan peringkat terbaik.” (hlm. 127)
• Cantik
“Aku tahu aku cantik. Tubuhku proporsional. Rambut hitam legam nan
panjang. Menurut seseorang yang akan penting sekali dalam semua urusan
malam ini: “mukamu bercahaya oleh sesuatu, Tania..”” (hlm. 15)
• Membanggakan
“Lihatlah....Tania yang dewasa dan cantik. Tania yang akan selalu
membanggakan ibu. Tania yang akan selalu membanggakan.” (hlm. 192)

2) Oom Danar.
Danar adalah seorang pemuda yang tampan, dewasa, baik, murah hati,
penyayang, dan menyukai anak-anak. Ia juga pandai menulis, sehingga
novel-novel karyanya laku keras di pasaran hingga merambah ke
mancanegara.
• Tampan
“Dia berkeliling berkenalan dengan teman-temanku. Maggie yang
orangtuanya tinggal di Selangor mendesis, “wow, cute,” saat bersalaman
dengannya. Teman-temannya ikut tertawa. Berbisik dengan genitnya. Lebih
ramai.” (hlm. 95)
• Baik
“Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok di hadapanku.
Mengeluarkan saputangan dari saku celana. Meraih kaki kecilku yang
kotor dan hitam karena bekas jalanan. Hati-hati membersihkannya
dengan ujung saputangan. Kemudian membungkusnya perlahan-
lahan.” (hlm. 24)
“saat kami akan turun, ia memberikan selembar uang sepuluh
ribuan,”untuk beli obat merah.” (hlm.24)
3) Dede.
Dede adalah seorang pemuda yang baik, menyanyangi keluarganya, cerdas,
memilki nalar yang tinggi, tampan, serta tidak bisa diam. Dede seringkali
menyeletuk dan mengoceh ketika sedang berkumpul dengan Oom Danar,
Tania, dan Kak Ratna. Ia memiliki hobi bermain lego, sejak lego pertama
yang ia dapatkan dari Oom Danar sewaktu ia kecil dulu. Ia juga pandai
bercerita, karena sering bercerita bersama Oom Danar di kelas mendongeng.

• Cerdas
“Dede ranking empat dikelas, meski tidak ikut ulangan umum
karena sakit.” (hlm.44)
4) Ratna
Kak Ratna adalah seorang perempuan yang berperawakan seperti artis. Ia
baik, menyenangkan, cantik, pengertian, mau mendengarkan, penyabar, dan
tulus. Ia begitu menyayangi Danar sehingga tidak begitu menyadari
perasaan yang sebenarnya Danar simpan diam-diam.

C. ALUR
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran atau alur
maju mundur. Hal ini dibuktikan oleh tahapan cerita berikut ini:
1) Pengenalan/Awal cerita.
Awal Cerita dalam novel ini dimulai dengan narasi Tania yang berlokasi di
sebuah toko buku. Toko buku inilah yang mengaitkan segala cerita yang
kelak akan mengalir. Narasi yang dipaparkan adalah narasi mengenai
perasaan Tania, sang tokoh utama, yang kemudian berlanjut dengan
pengenalan berbagai tokoh dalam cerita ini.

2) Konflik/ awal permasalahan


Permasalahan/konflik dalam cerita ini berlangsung ketika Tania kecil mulai
merasa perasaan yang mengganggu ketika dirinya, Danar, Kak Ratna, Dede,
dan Ibu berjalan bersama ke Dunia Fantasi. Ia mulai merasa cemburu. Selain
itu, konflik juga terjadi ketika Kak Ratna memberitahu dirinya bahwa ia dan
Danar akan segera menikah.
3) Klimaks/Puncak permasalahan
Klimaks dari novel ini adalah terletak pada bagian ketika menjelang
akhir, yakni ketika Tania bertemu dengan Oom Danar di bawah pohon
Linden dan membicarakan mengenai kejujuran yang sebenarnya dari
seluruh perasaan yang mereka pendam selama ini.
4) Anti Klimaks
Anti Klimaks dari novel ini adalah ketika Tania memutuskan untuk
berdamai dengan perasaannya sendiri dan ingin berusaha melepaskan
bayang-bayang Danar di benaknya.
5) Resolusi/Penyelesaian
Resolusi dari cerita ini adalah ketika Tania akhirnya memutuskan untuk
meninggalkan Danar dan kembali melanjutkan hidupnya dengan kembali
ke Singapura.
C. ALUR
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran atau
alur maju mundur. Hal ini dibuktikan oleh tahapan cerita berikut
ini:
1) Pengenalan/Awal cerita.
Awal Cerita dalam novel ini dimulai dengan narasi Tania yang
berlokasi di sebuah toko buku. Toko buku inilah yang mengaitkan
segala cerita yang kelak akan mengalir. Narasi yang dipaparkan
adalah narasi mengenai perasaan Tania, sang tokoh utama, yang
kemudian berlanjut dengan pengenalan berbagai tokoh dalam
cerita ini.
2) Konflik/ awal permasalahan
Permasalahan/konflik dalam cerita ini berlangsung ketika Tania kecil
mulai merasa perasaan yang mengganggu ketika dirinya, Danar, Kak
Ratna, Dede, dan Ibu berjalan bersama ke Dunia Fantasi. Ia mulai merasa
cemburu. Selain itu, konflik juga terjadi ketika Kak Ratna memberitahu
dirinya bahwa ia dan Danar akan segera menikah.

3) Klimaks/Puncak permasalahan
Klimaks dari novel ini adalah terletak pada bagian ketika menjelang
akhir, yakni ketika Tania bertemu dengan Oom Danar di bawah pohon
Linden dan membicarakan mengenai kejujuran yang sebenarnya dari
seluruh perasaan yang mereka pendam selama ini.
4) Anti Klimaks
Anti Klimaks dari novel ini adalah ketika Tania memutuskan untuk
berdamai dengan perasaannya sendiri dan ingin berusaha melepaskan
bayang-bayang Danar di benaknya.
5) Resolusi/Penyelesaian
Resolusi dari cerita ini adalah ketika Tania akhirnya memutuskan untuk
meninggalkan Danar dan kembali melanjutkan hidupnya dengan kembali ke
Singapura.
D. LATAR
1) Latar Tempat
Yang menjadi latar tempat dalam novel ini adalah daerah di negara
Indonesia dan Singapura. Seperti ketika di Indonesia, novel ini
mengambil latar tempat di :
a. rumah kardus Tania:
“dan akhirnya sampailah kami kepada pilihan rumah kardus.” (hlm.30)
b. lingkungan rumah kardus Tania:
“aku, adikku, dan Ibu sering duduk dibawah rumah kardus kami, menatap
pohon yang mekar tersebut dibawah bulan purnama, seperti malam ini.”
(hlm. 232)

c. toko buku favorit Danar:


“Lantai dua toko buku terbesar kota ini. Sudah setengah jam lebih aku
terpekur berdiam diri disini. Mengenang semua kejadian itu.
Mengenangnya. “ (hlm. 104)
d. rumah sakit:
“menyuruh kami mandi di kamar mandi rumah sakit.” (hlm. 57)
e. pusara Ibu:
“Aku tersenyum sambil bersibak, agar mereka berdua bisa merapat ke
pusara ibu.” (hlm. 195)
f. Kontrakan Danar
“Sehari setelah ibu meninggal, aku dan adikku pindah ke kontrakannya.”
(hlm. 67)
g. Bandara:
“ketika tiba di bandara, dia dan Dede sudah menjemputku di lobbi
kedatangan luar negeri.” (hlm. 78)
Novel ini juga mengambil latar tempat di Singapura yaitu di :
h. Bandara Changi:
“pukul 15.00 aku mengantar mereka ke Bandara Changi” (hlm. 102)
i. NUS (National University of Singapore):
“Aku mengajaknya jalan-jalan di Kampus National University of Singapore
(NUS)” (hlm. 100)
j. Toko buku terbesar di Singapura:
“buktinya, saat Dede ingin membeli buku-buku di salah satu toko buku
terbesar di Singapura, ia hanya mengangguk, mengiyakan.” (hlm. 96)
2) Latar Waktu
a. Pagi hari
“besok pagi-pagi, ibu mengganti perban itu dengan lap dapur,
saputangan itu dicuci.” (hlm. 24)
b. Siang hari
“kami makan siang di kantin mahasiswa.” (hlm. 101)
c. Sore hari
“aku ingat sekali, sore hari Minggu itu seperti biasa aku dan adikku pulang
lebih lama dibandingkan anak-anak lain.” (hlm.38)
d. Malam hari
“malam-malam duduk didepan kontrakan berlalu percuma.” (hlm. 37)
3) Latar Suasana
a. Menyenangkan
“pesta sweet seventeen-ku hanya seperti itu. (meski bagiku itulah pesta
terbaik selama ini)” (hlm. 95)
b. Menyedihkan
“Kak.. kenapa Ibu dibungkus?” aku hanya menggeleng lemah. Usianya
delapan tahun, dan ia belum mengerti benar tentang kata “kematian”” (hlm.
62)
c. Mengharukan
“tahukah kau. Danar tadi sempat berkaca-kaca mendengar pidatomu.”
(hlm. 130)
d. Mengagetkan
“mukaku memang terlanjur memerah. Semua ini mengejutkan.” (hlm. 131)

E. SUDUT PANDANG
Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku
utama. Cerita ini dikisahkan melalu sudut pandang Tania, sang tokoh utama
dari novel ini. Tercermin dalam kutipan berikut ini:
“aku mencintainya. Itulah semua perasaanku.” (hlm. 154)
“aku menimpuk kepala Anne dengan gumpalan tisu.” (hlm. 177)
“dia menoleh padaku. Kami bersitatap sejenak. Ya Tuhan, mata itu redup.
Redup sekali.” (hlm.237).
F. GAYA BAHASA
1) Simile
“seseorang yang bagai malaikat hadir dalam kehidupan keluarga kami...”
(hlm.128)
2) Asosiasi
“mobil beringsut seperti keong.” (hlm. 65)
3) Hiperbola
“seseorang yang membuatku rela menukar semua kehidupan ini dengan
dirinya.” (hlm.129)
“Esok malamnya e-mail kak Ratna berdarah-darah.” (hlm. 228)
4) Personifikasi
“Angin malam memainkan anak rambut.”(hlm.236)
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.” (hlm. 63)
G. AMANAT
Amanat yang terkandung dalam novel ini ialah, terkadang hal yang terbaik
adalah menerima. Menerima, bahwa segala hal yang terjadi tidak selalu
seperti apa yang kita inginkan. Menerima, dan belajar untuk mengikhlaskan.
Jika sesuatu itu memang bukan hadir untuk kita, Meski seberapapun besar
usaha yang kita perbuat, meski seberapa susahnya pun kita berjuang, meski
seberapa sakitnya pun kita bertahan, dan meski seberapapun indahnya
memori yang ada bersama seseorang tersebut, kita tidak akan bisa
mendapatkannya. Karena yang terbaik menurut kita, belum tentu yang terbaik
menurut kehendak Tuhan. Dan ketika kita menghadapi suatu musibah, suatu
masalah, atau apapun yang negatif, hendaknya kita tidak berlarut-larut dalam
kesedihan. Karena sedih dan senang itu datangnya satu paket.
Tuhan maha adil, dan tidak akan membiarkan hambanya bersedih kecuali
apabila hambanya memang sanggup untuk menanggungnya. Alih-alih
bersedih, sebaiknya kita semakin mengembangkan diri kita dan menjadi
lebih baik lagi, seperti yang dilakukan Tania. Meski Danar tidak jadi
bersamanya, ia tetap melanjutkan hidup dan menjadi seseorang yang
sukses di Singapura.
Karena cinta tidak harus memiliki.
03
Sinopsis
Tania seorang pengamen jalanan ibukota, menyambung hidup dari
satu bus ke bus lainnya bersama adiknya "Dede", sejak ayahnya
meninggal merekalah yang harus membantu ibunya mencari nafkah.
Tak disangka kehidupan malangnya dapat berakhir ketika bertemu
malaikat di suatu bus saat Tania mengamen. Sejak pertemuan itu
kehidupan Tania, Dede, dan ibu menjadi lebih baik.
Malaikat yang bernama Om Danar itu menjanjikan kehidupan
yang lebih baik. Ia membiayai seluruh kebutuhan Tania, Dede, dan
ibu. Tania dan Dede kembali bersekolah, ibu membuka bakery.
Hubungan keluarga Tania dan Danar sangatlah dekat, Danar
sangatlah senang dapat merasakan kehangatan keluarga.
Danar mempunyai kekasih yang bernama Ratna. Suatu hari Danar
mengenalkan Ratna ke keluarga Tania. Tania sangat tidak suka
dengan kedekatan mereka. Tania iri melihat mereka. Sejak saat itu
Tania menyadari bahwa telah ada rasa cinta yang tumbuh.
Beberapa tahun kemudian ibu menyusul kepergian ayah, Tania dan
Dede sangat terpukul dengan kejadian ini. Sebelum ibu meninggal
ibu menyampaikan pesan untuk tania "Berjanjilah ,Nak... kau tak
akan pernah menangis sesulit apa pun keadaan keadaan yang akan
kau hadapi kecuali demi dia". Setelah ibu meningggal Tania dan
Dede tinggal bersam Om Danar.
Tania tumbuh menjadi gadis yang pintar dan cantik. Ia mendapat beasiswa
ke ASEAN Scholarship di Singapura, dan ia pun harus terpisah jauh
dengan Danar tapi mereka tetap berkomunikasi. Ketika Danar
mengunjungi Tania ia memberikan Tania liontin dan liontin Tania lah yang
memiliki arti spesial dianatara liontin lainnya.
Beberapa saat kemudian Tania mendapatkan kabar yang sangat
menyakitkan hatinya sangat hancur ketika Danar memintanya pulang untuk
menghadiri pesta penikahan dirinya dengan Ratna. Tania tidak mau pulang
walaupun kehadirannya sangat dinanti. Sejak saat itu Tania tidak
berkomunikasi dengan Danar.
Ratna selalu menceritakan kehidupan setelah pernikahannya dengan
Danar yang tidaklah bahagia kepada Tania, Ratna merasa ia sedang
bersaing dengan bayangan yang tidak tau siapa orangnya. Akhirnya Tania
memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan menanyakan langsung ke
Danar apa yang sebenarnya terjadi.
Hari itu terbongkalah semua perasaan yang tersimpan, Tania mengakui
perasaannya ke Danar dan ternyata Danar juga mencitainya, tetapi
perbedaan usialah yang menghalangi cinta tersebut. Liontin yang selama
ini dimiliki Tania memiliki suatu arti karena dibelakang liontinnya
terdapat potongan daun linden yang potongan lainnya terdapat di liontin
Danar. Sejak saat pertemuan tesebut Tania berjanji untuk tidak kembali
lagi kedalam kehidupan Danar dan meminta Danar untuk kembali kepada
Ratna. Tania tau cinta tak harus memiliki.
04
Novel Sunda
*Sabalakana*
*Wilujeng enjing* Pengarang Dadan Sutisna
Pengarang : Yus Rusamsi Penerbit dan tahun terbit :
Penerbit dan tahun terbit : PT Kiblat Buku Pustaka Jaya
Utama (Bandung), 2019 (Bandung), 2013
Deskripsi Fisik : 43 halaman ; 21 cm Deskripsi: 344 hlm.
Bentuk : Fiksi Sunda Bentuk Fisik Sunda
Target pembaca : umum Target pembaca : umum
• *Jangji Asih*
• Pengarang : Aam Amilia
*Guguritan* • Penerbit dan tahun terbit : PT
Pengarang : Ajip Rosidi, Sitti Aida Aziz Kiblat Buku Utama (Bandung),
Penerbit dan tahun terbit : PT Kiblat Buku 2017
Deskripsi Fisik : 202 halaman ; 23 cm • Deskripsi Fisik : 45 halaman ;
Bentuk : fiksi 21 cm
Target pembaca : umum • Bentuk : Fiksi Sunda
• Target pembaca : umum
Jurutulis Malingping
Pengarang : Ahmad Bakri
Penerbit dan tahun terbit : PT Kiblat Buku
Utama (Bandung), 2019
Deskripsi Fisik : 71 halaman ; 21 cm
Bentuk : Fiksi sunda
Target pembaca : umum
THANKS

Anda mungkin juga menyukai