Anda di halaman 1dari 3

RESENSI NOVEL

CINTA PALING RUMIT

Disusun Oleh :
1. Aurisma Firyal Nurhanani W. (05)
2. Kalyca Zahira Herianto (15)

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Magelang


Provinsi Jawa Tengah
SMA Negeri 1 Muntilan
Jalan Ngadiretno No. 1 Tamanagung Muntilan 56413, Telp. (0293) 587267
Tahun 2022/2023
Judul Resensi : Cinta Paling Rumit
Identitas Buku

 Judul : Cinta Paling Rumit


 Pengarang : Boy Candra
 Penyunting : Widyawati Oktavia
 Penerbit : KataDepan
 Ditribusi : HutaMedia
 Tahun Terbit : 2018
 Tebal Halaman : 340
 Ukuran Buku : 13 cm × 19 cm
 No ISBN : 979-602-6475-96-1
 Harga : Rp 75.000

Pendahuluan
Boy Candra dilahirkan 21 November 1989 di Kampung Parit, satu desa kecil di Sumatra Barat tanah
Minangkabau. Aktif menulis sejak 2011. Cinta Paling Rumit adalah buku ke-13 nya yang diterbitkan.
Genre buku-buku yang ditulis yaitu Novel, Kumpulan Cerpen, Buku Puisi, dan Buku Prosa Non Fiksi
Remaja. Kini, ia sedang menjalani pendidikan pasca sarjana di salah satu Universitas Negeri di Sumatra
Barat bidang Manajemen Pendidikan. Selain menulis buku, ia juga sering mengisi pelatihan atau seminar
penulisan kreatif di berbagai tempat di Indonesia. Aktif di berbagai media sosial dengan nama :
boycandra.
Novel Cinta Paling Rumit merupakan salah satu dari sekumpulan cerita yang terdapat pada buku. Isi dari
novel ini adalah tentang cerita beragam bertema cinta yang tak biasa, politik, media sosial, gemerlap
dunia popularitas, hukum, cerita binatang, pembajakan, dan macam-macam. Boy Candra
merekomendasikan para pembaca membaca novel ini bertujuan untuk mengenal sisi lain tulisannya,
selain tulisan yang hanya romance.
Isi Resensi
Dari sudut kota yang jauh. Perasaan kepadamu tetaplah hal yang utuh. Sebab kamu bagian dari rencana-
rencana besarku. Bagian penting dari hal-hal yang kumiliki dalam hidupku. Maka, bertahanlah di sana
tanpa rasa curiga. Tanamkan dalam dadamu apa yang aku perjuangkan sepenuh jiwa. Bersabarlah di sana,
biar kukembangkan lebih lebar lagi sayapku di sini. Semoga tidak lama lagi semesta memisahkan kita.
Agar segala yang membuatmu cemas dan ragu bisa tiada.
Keunggulan Buku

 Penulis mampu menggambarkan keindahan alam bagi para pembaca, dan seolah-olah pembaca
dapat melihat dan merasakan keindahan tersebut.

Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki pendidikan formal seperti orang-orang kota bisa
membuat rumah seramah lingkungan ini? Barangkali rasa cinta mereka pada alam membuat mereka
belajar memanfaatkan alam sebaik-baiknya. Alam yang lestari bagi meraka adalah kehidupan
mereka. (halaman 48)
Kadang aku berpikir. Mungkin ini yang dinamakan alam sebagai guru. Mereka belajar pada alam. Pada
kehidupan yang mereka lalui. Pada pengalaman yang mereka tempuh selama ini. (halaman 49)

Kelemahan Buku

 Terdapat kesalahan penulisan tanda baca.

"Aku lelah hidup di negara ini. Lelah dengan keadaan yang ada; suasana politik. Orang-orang mencari
Tuhan. Dan, segala macam kekacauan yang disamarkan." (halaman 121)
Setelah melakukan pencurian pertama, aku melakukan hal itu lagi berulang-ulang; mencuri. Aku mulai
mencuri bahan makanan. Bibit. Dan hal-hal yang akan kubutuhkan di lembah. Berkali-kali hingga kurasa
cukup. (halaman 118)
Kesimpulan
Meskipun novel ini berisikan banyak cerita tentang fenomena sosial, namun si penulis tetap
menyelipkan keindahan alam. Tak hanya itu saja, beberapa kali penulis juga menceritakan tentang
pelarian seorang manusia dari kebosanannya pada hiruk pikuk kota, menuju ke hutan. Meski tak banyak
keabsurditasan yang dapat kita temukan di novel ini, karena novel ini merupakan novel ringan dengan
penyampaian yang mudah dipahami pula, sehingga keabsurditasan ini mungkin tidak disadari.
Selain itu, karena penulis memang memiliki latar belakang penulis prosa, jadi di dalam beberapa
cerita, gaya penyampaian yang digunakan juga sedikit puitis.

Anda mungkin juga menyukai