Anda di halaman 1dari 4

IV.

Analisis Novel Pertemuan Jodoh


IV.1 Unsur Intrinsik

IV.1.1 Tema

Tema Utama: Percintaan

Analisis:

Tema Utama dari novel Pertemuan Jodoh adalah tentang percintaan, karena
bermulai dari awal cerita sampai akhir cerita, novel ini bercerita tentang
percintaan.

Bukti Kalimat:

“Marilah kita ke rumah Sudarma,Na! Janganlah kita berjanji akan


menempuh jalan kehidupan sebagai seorang tuan dengan hambanya,
melainkan sebagai suami istri yang bermaksud hendak bimbing-membimbing,
hendak tunjang-menunjang di dalam pergaulan hidup.”

“Janganlah kita mementingkan kebangsawanan usul, hendaklah kita


mementingkan kebangsawanan hati dan kebangsawanan pikiran saja.
Keluarga tinggal keluarga, tetapi di dalam keyakinan kita berdua, haruslah
mereka itu mengindahkan kita.

IV.1.2 Tokoh Utama:

 Suparta:

Watak: Sopan

Analisis :
Tokoh Suparta digambarkan bersifat sopan. Karena pada novel ini, diceritakan
Suparta berasal dari keturunan yang memiliki adat tinggi. Sehingga, Suparta
memiliki sifat yang sopan karena sudah diajarkan dari dahulu.

Bukti Kalimat:

“Si Pemuda itu berpaling kepada Ratna, sambil berkata di dalam bahasa
Belanda dengan budi bahasa yang amat sopan,”Tempat duduk sudah
terluang, Saudara. Silahkanlah. Tas ini boleh diletakkan di samping
bangku.””

“Marilah saya jinjingkan tas Saudara itu,” Kata Suparta, sambil


mengulurkan tangan.”
 Ratna

Watak: Sabar

Analisis:
Tokoh Ratna diceritakan mempunyai sifat yang sabar. Karena diceritakan
bahwa Ratna sudah banyak sekali menghadapi masalah-masalah, tetapi Ratna
masih saja bersifat sabar.

Bukti Kalimat:

“Ratna mengatupkan bibir, menahan air mata, sambil mengulang-ulang


berkata dengan menyabarkan hari, bahwa barang yang tergunting itu tidak
dapat dikembalikan.”

“Sabar, Dar!Imanlah kita!Bumi Allah masih luas!Diploma Mulo ada di


tanganku, mustahil belanjamu saja takkan dapat aku carikan. Setiap petang
engkau datang ke tempat ini buat menentui sudahkah aku bekerja pula. Rajin-
rajin engkau belajar dua puluh bulan lagi..!”

IV1.13 Tokoh Bawahan:

 Atmaja

Watak: Ramah

Analisis:
Tokoh Atmaja diceritakan mempunyai watak ramah. Karena, Atmaja
mengundang Suparta masuk ke dalam rumahnya walaupun ia belom mengenal
Suparta.

Bukti Kalimat:

“Suparta amat senang mendengarkan budi bahasa yang sebaik itu, meskipun
Atmaja belum mengetahui baik atau jahatnya maksud tamu itu, tapi sebab
datang dari perjalanan jauh, lebih dahulu ia hendak diperbasakan minum.”

“Tobat,Agan!Sekali-kali jangan Agan salah terima. Kedatangan tamu yang


tidak bermaksud jahat akan kami junjung di atas batu kepala kami.”
 Nyai Raden Teja Ningrum

Watak: Taat pada adat

Analisis:

Tokoh Nyai Raden Teja Ningrum memiliki watak taat pada adat. Karena
diceritakan bahwa Nyai Raden Teja Ningrum adalah ibu dari Suparta,
Nyai Raden Teja Ningrum berasal dari kalangan yang memiliki adat
tinggi. Sehingga Nyari Raden Teja Ningrum saat taat pada adat.

Bukti Kalimat:

“Nyai Raden Teja Ningrum menentang Ratna sejurus, lalu berkata dengan
tajam,”Menurut adat lembaga orang Sunda, tidak pantas menyebut nama
itu di muka ibunya, anak saya lazim dikenal dengan nama Agan!”

“Lebih dahulu engkau harus memikirkan hal turunan kita. Turunan yang
tidak kemasukan darah orang kebanyakan setetes jua. Di dalam sejarah
ayahmu, demikian juga di dalam sejarah ibumu, tidaklah akan bertemu
Mas, melainkan Raden seluruhnya.”

IV.1.4 Plot/Alur

Alur: Alur maju

Analisis: Novel ini menggunakan alur maju karena peristiwa diceritakan


berjalan maju dan tidak menggunakan flashback.

Bukti Kalimat:

“Dua bulan sesudah Ratna dibawa ke rumah sakit, perkaranya pun dibuka di
muka LandRaad.”

“Esok paginya dua buah oto telah meninggalkan rumah Dokter Suparta di
Kwitang, menuju ke ‘Udik’.

Anda mungkin juga menyukai