Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ANALISIS SEDERHANA UNSUR INTRINSIK NOVEL

Profil Mahasiswa
Nama : Meta Arista Satyo Pramesti
NIM : J1B021041
Judul Novel : Ronggeng Dukuh Paruk

Analisis Novel
Sinopsis : Deskripsikan secara ringkas isi cerita novel dalam bahasa Anda
Analisis Tokoh : Sebutkan siapa saja tokoh yang terdapat dalam novel dan jelaskan
karakternya masing-masing
Analisis Alur : Deskripsikan perjalanan cerita novel, yaitu:
Bagaimana awal cerita dimulai, bagaimana konflik dimulai,
Bagaimana konfilk memuncak, dan bagaimana konflik berakhir.
Analisis Latar : 1. Deskripsikan di mana saja tokoh berada? Apa hubungannya tempat
tsb dengan karakter tokoh?
2. Deskripsikan kapan tokoh diceritakan? Apakah hubungan waktu
tsb ditampilkan dengan pengarang?
3. Bagaimana suasana saat tokoh ditampilkan? Apakah hubungannya
suasana tsb dengan tokoh yang ditampilkan?
Analisis Judul : Tafsirkan mengapa novel diberi judul demikian, kaitkan dengan apa-
apa yang telah Anda jelaskan sebelumnya (pada analisis tokoh, Alur,
dan Latar)

A. SINOPSIS :
Dukuh Paruk merupakan desa terpencil yang selalu mengalami kekeringan. Warga desa
tersebut memiliki kepercayaan mistis yang tinggi. Ronggeng, menjadi salah satu tradisi yang
dimiliki desa ini, yang merupakan satu-satunya hal yang membuat pedukuhan tersebut merasa
hidup di tengah kemelaratan, keterasingan dan kebodohan yang turun temurun dari dulu.
Ronggeng adalah tarian yang dibawakan oleh seorang penari Wanita yang memiliki wajah
cantik. Bak seperti standar, untuk menjadi ronggeng harus memiliki “indang”. Indang dimana hal
tersebut dianggap semacam wangsit yang di muliakan di dunia peronggengan di desa tersebut.
Suatu hari, ada warga desa yang melihat Srintil sedang menari dengan penuh bakat. Sakarya,
tetua di Dukuh Paruk, pun melihat bakat tersebut. Ia yakin bahwa Srintil yang merupakan
cucunya telah kerasukan indang ronggeng. Melihat itu, Sakaarya pun menceritakan hal itu pada
Kertareja yang merupakan dukun ronggeng di dukuh dengan maksud untuk mendidik Srintil
menjadi ronggeng. Pagelaran ronggeng akhirnya diselenggarakan, dimana hal tersebut adalah
momen yang sangat di tunggu-tunggu oleh warga Dukuh Paruk yang telah lama menanti
hadirnya seorang ronggeng di dukuh tersebut. Sudah belasan tahun sejak ronggeng terakhir di
Dukuh Paruk meninggal belum ada lagi penggantinya.
Pertunjukkan dari Srintil malam itu seakan membuat orang-orang Dukuh Paruk lupa
terhadap musibah yang menimpa Dukuh Paruk sebelas tahun sebelumnya. Bahwa bapak dari
Srintil yaitu Sentayib yang telah membawa mala petaka yang menimbulkan banyak kematian di
desa Dukuh Paruk termasuk ronggeng dari Dukuh Paruk. Sentayib merupakan seorang bapak
penjual tempe bongkrek, dimana ia telah melakukan hal ceroboh yang Ia tak sadari bahwa
tempenya telah tercampur dengan zat beracun. Sehingga hal tersebut membuat banyak sekali
orang di dukuh paruk meninggal dunia tersamuk Sentayib dan istrinya yang merupakan orang
tua dari Srintil.

Satu-satunya yang tidak gembira mendengar Srintil akan menjadi ronggeng adalah Rasus.
Rasus merupakan teman bermain Srintil saat kecil. Dimana ia memiliki nasib yang sama dengan
Srintil yang kehilangan orang tuanya karena petaka yang terjadi di Dukuh Paruk. Rasuk
menyimpan perasaan kepada Serintil. Meski begitu, Rasus menyadari bahwa Srintil bukan hanya
miliknya seorang, tetapi sekarang Srintil adalah milik Dukuh Paruk. Hingga pada suatu malam
di makam Ki Secamenggala, yang merupakan makam leluhur Dukuh Paruk mereka, Srintil telah
di upacara untuk menjadi seorang ronggeng.Syarat menjadi serorang ronggeng sah tidak hanya
itu, tetapi dalam perongngan ada syarat terakhir seorang gadis menjadi ronggeng yaitu dengan
melakukan Bukak-Klambu. Bukak-klambu merupakan semacam sayembara bagi laki-laki mana
pun, dimana laki-laki yang memberi taruhan sejumlah uang yang telah ditentukan oleh dukun
ronggeng akan dapat menikmati keperawanan dari Srintil.

Srintil akhirnya menjadi ronggeng yang terkenal setelah ritual buka klambu dilaksanakan.
Ia menjadi ronggeng yang laris dan menjadi pembicaraan semua orang. Setiap orang memujinya.
Ia juga semakin kaya setelah menjadi ronggeng. Karena hal itulah Rasus kecewa melihat hal
menjijikkan seperti itu Pada akhirnya, Ia pun memilih pergi, mengasingkan diri dan bekerja ke
pasar dawuan yang merupakan sebuah pusat kecamatan di daerah tersebut.. Rasus yang awalnya
hanya mendapat pekerjaan mengangkut barang-barang milik militir, kini ia bertugas membantu
para tentara untuk menumpas perampokan yang ada di Dukuh Paruk.

Pada suatu hari, Rasus dan Srintil bertemu Kembali, Serintil yang tampak mulai muncul
benih-benih cinta mulai mempertanyakan eksistensinya untuk menjadi seorang perempuan yang
utuh, bukan sebagai ronggeng. Sosok Rasus yang perkasa yang merupakan teman kecilnya telah
membuatnya jatuh hati. Serintil akhirnya memberanikan diri untuk mengajak Rasuk menikah,
namun sayang harus bertepuk sebelah tangan. Hingga suatu hari, Srintil mengalami hal yang
tidak terduga setalah bertemu Bajus, laki-laki yang memiliki niat jahat terhadapnya. Srintil mulai
mengalami gangguan jiwa dan berakhir di rumah sakit jiwa.

B. ANALISIS TOKOH :

1. Srintil
Karakternya dari tokoh serintil sebagai berikut;
➢ Kekanak-kanakan, karena Srintil sering melakukan hal yang lucu seperti halnya seorang
anak kecil. “ tetapi Srintil tidak malas melakukan perbuatan yang lucu di mata orang-orang
Dukuh Paruk”
➢ Setia, Srintil yang menunggu Rasus datang kembali ke desa Dukuh Paruk. “srintil setia
menunggu kedatangan rasus kembali ke dukuh paruh”
➢ agresif, Srintil secara terang-terangan mengatakan hal yang sensitive terhadap Rasus,
dengan berani memeluk dan mencium laki-laki itu.
➢ Polos, yaitu saat Serintil percaya begitu saja dengan ucapan Bajus.

2. Rasus
Karakternya dari tokoh Rasus sebagai berikut;
➢ Pemberani, bukti “ketika perampok itu membelakangiku, aku berjalan hati-hati.
Pembunuhan aku lakukan untuk pertama kali”
➢ Pengkhayal, bukti “penampilan srintil membantuku mewujudkan anganku tentang
pribadi emak”
➢ Teguh terhadap pendirian. Yaitu saat Serintil yang mengajaknya menikah namun Rasus
tetap teguh untuk menjadi tantara.

3. Warta
➢ Berfikir dengan logika, bukti “ percuma, hanya sebatang linggis dapat menembus tanah
sekeras ini, ujar Warta”
➢ perhatian, bukti “Rasus, kau boleh sakit hati. Kau boleh cemburu. Tetapi selagi kau tak
mempunyai sebuah ringgit emas, semuanya menjadi sia-sia.”

4. Darsun
➢ Menganggap remeh, bukti “air? Ejek Darsun. Dimana kau dapat menemukan air?”
➢ Pamrih, bukti “ah tidak, Potong Darsun. Kecuali engkau mau menari seperti ronggeng”

5. Sakarya
➢ Percaya hal mistis, bukti “sedikitpun Sakarya tidak ragu, Srintil telah kerasukan indang
ronggeng”
➢ Pemikirannya belum maju, bukti “tak seorangpun menyalahkan pikiran Sakarya. Dukuh
Paruk hanya lengkap bila ada keramat Ki Secamenggala, cabul, sumpah serapah, dan
ronggeng"

6. Kartareja
➢ Licik, bukti “kartareja menipu sulam dan dower tentang siapa yang menang diantara
mereka yang bisa mendapatkan malam bukak klambu”
➢ Pemarah, bukti “emosi kartareja meluap ketika melihat sulam dan dower bertengkar
dirumahnya”
➢ Mistis “Satu hal disembunyikan oleh Nyai Kartareja terhadap siapa pun. Itu ketika dia
meniupkan mantra pekasih ke ubun-ubun Srintil.”

7. Nyai Kartareja
➢ Licik, bukti “memberikan minum pemabuk kepada sulam dan dower supaya bisa
mengelabui mereka”
➢ Tenang, bukti “nyai kartareja tetap tenang menghadapi sulam dan dower
memperebutkan sayebara buka klambu”
➢ Mistis “Satu hal disembunyikan oleh Nyai Kartareja terhadap siapa pun. Itu ketika dia
meniuokan mantra pekasih ke ubun-ubun Srintil.”

8. Sakum
➢ Bertanggung jawab, bukti “ia berusaha menghidupi anak dan istrinya meskipun Cuma
sebagai penabur gendang”
➢ Hebat, bukti “meskipun dia buta, tetapi dia tidak bisa dibohongi orang lain”

9. Dower
➢ Pejuang, bukti “dia berusaha menawarkan ringgit perak dengan kerbau untuk bisa
memenangkan sayembara bukak-klambu”
➢ Pencuri, bukti “dower mencuri kerbau bapaknya dari kandang demi diberikan kepada
Kartareja sebagai syarat pemenang bukak-klambu”

10. Sulam
➢ Sombong, bukti “Sulam meremehkan dower yang Cuma membawa kerbau untuk upah
bukak-klambu”
➢ Mudah terpengaruhi, bukti “sulam tertipu dengan pembicarain Nyai Kartareja"

11. Waras
➢ Tidak tertarik pada wanita, bukti “waras tidak tertarik kepada tubuh cantik srintil”
➢ Penyayang binatang, bukti “waras lebih suka memandikan burung kesayangannya”

12. Goder
➢ Mudah di bujuk, bukti “setelah srintil membelikan mainan untuknya, barulah goder
kembali kepelukan srintil"
➢ Berani, bukti “goder menanyakan kepada tampi tentang siapa sebenarnya srintil itu”

13. Tampi
➢ Suka berbagi, bukti “tampi mau berbagi goder kepada srintil”
➢ Jujur, bukti “tampi berkata jujur saat ditanya srintil “apakah tampi sudah mengajarkan
goder untuk takut kepadanya?”

14. Pak bakar


➢ Jahat, bukti “membakar pekuburan dukuh paruh untuk menghasut orang dukuh paruk”
➢ Tidak bertanggung jawab, bukti “dia yang membuat srintil,sakarya,dan kartareja masuk
penjara tapi dia tidak berbuat apa-apa”

15. Bajus
➢ Ucapannya tidak bisa dipercaya, bukti “bajus berjanji untuk menikahi srintil kepada
orang dukuh paruk”
➢ Egois, bukti “ bajus cuma memanfaatkan srintil untuk kepentingan pribadi”
C. ANALISIS ALUR :

Awal cerita di mulai :


Dalam bab pertama Rasus, srintil, santayib, dan sakarya diperkenalkan, bab pertama
menceritakan tentang kehidupan rasus dan srintil ketika masih kecil yang harus di tinggal oleh
kedua orang tua mereka karena peristiwa keracunan tempe bongkrek yang menimpa warga
Dukuh Paruk. Kemudian pada bab kedua menceritakan perihal kematian Emak rasus dan
kehidupan Ki Secamenggala, dalam bab dua emak rasus, nenek rasus, kartareja, Nyai kartareja
diperkenalkan. Dalam bab ketiga membicarakan tentang sayembara bukak klambu, bab ini
Dower dan Sulam diperkenalkan. Pada bab keempat tokoh utama dibicarakan, dalam bab ini
Sersan slamet dan Kopral Pujo diperkenlakan.

Timbulnya Konflik :
Konflik utama Ronggeng Dukuh Paruk, yaitu malapetaka keracunan tempe bongkrek yang
membunuh sebagian masyarakat Dukuh Paruk termasuk kematian ronggeng Dukuh paruk yang
terakhir serta penabuh gendang. Rasus sebagai tokoh utama yang juga mengalami malapetaka
tersebut. Munculnya konflik lain ditandai ketika srintil mulai menjadi ronggeng baru, saat itu
kehidupan srintil mulai berubah. Dari yang dulunya sering bermain bersama Rasus, Warta,
Darsun, tapi setelah menjadi ronggeng dia sudah tidak ada waktu untuk bermain. Menanggapi
hal itu Rasus mulai renggang dengan srintil, wanita yang disukainya. Konflik meningkat pada
bab dua dan tiga. Konflik utama dikembangkan dengan kuat pada bab tiga, yaitu ketika srintil
harus menyelesaikan syarat terakhir menjadi seorang ronggeng, syarat terakhir yang harus
dipenuhi itu bernama bukak-klambu. Sebuah syarat yang akan menggoyahkan hubungan Rasus
dan Srintil. Hal itu memunculkan kebencian yang mendalam bagi rasus atas semua kebudayaan
yang ada di Dukuh paruk.

Klimaks:
Puncak permasalahan terjadi ketika srintil telah menjadi seorang ronggeng Dukuh Paruk. Itu
tandanya srintil menjadi milik orang banyak dan rasus sebagai seorang laki-laki yang
menyukainya harus merelakan.

Pemecahan masalah :
Penyelesaiannya yaitu ketika Rasus pergi meninggalkan Dukuh. Rasus merasa dukuh paruk
bertindak semena-mena dan hanya menciptakan kesengsaraan baginya. Sebagai seorang anak
yang menghubungkan diri emaknya dengan diri srintil, Dukuh Paruk membuat noda dalam
hidupnya. Kepergian Rasus untuk menentukan pilihan-pilihan. Pilihan-pilihan itulah yang
nantinya akan mengubah segalanya, tentang Srintil, asal-usul ibunya, dan juga tujuan hidupnya.
Berdasarkan tahap-tahap alur yang diuraikan di atas dapat disimpulkan menggunakan alur
campuran.

D. ANALISIS LATAR :

✓ Deskripsikan di mana saja tokoh berada? Apa hubungannya tempat tsb dengan karakter
tokoh?
Di tepi kampung ini menjadi latar rasus dan temannya Darsun dan Warta mencabut batang
singkong yang menjadi cerita pertama. Di pelataran yang membatu di bawah pohon Nangka,
Tempat tersebut merupakan tempat srintil sering bermain dengan mendedangkan lagu kebanggan
para ronggeng. Selain itu di bawah pohon nangka srintil sering menari dan bertembang. Lalu, di
halaman rumah Kartareja, tempat ini menjadi bagian dari upacara sacral yang dipersembahkan
kepada leluhur Dukuh Paruk sebelum menuju pekuburan dukuh paruk. Di Pekuburan Ki
Secamenggala, latar ini syarat srintil untuk menjadi seorang ronggeng yaitu srintil melakukan
upacara pemandian di pekuburan ki secamenggala. Kemudian di Pasar Dawuan, tempat yang
dituju rasus ketika meninggalkan Dukuh paruk. Hal ini secara implicit terdapat dalam kutipan
berikut. “Sampai hari-hari pertama aku menghuni pasar Dawuan, aku menganggap nilai-nilai
yang kubawa dari Dukuh Paruk secara umum berlaku pula di semua tempat” Kutipan diatas
menggambarkan bahwa ketika rasus meninggalkan Dukuh Paruk, dia menghabiskan hari-harinya
di pasar Dawuan sebagai pengupas singkong. Dengan pekerjaan itu rasus dapat bertahan hidup
dari mendapatkan upah pedagang singkong. Tapi tak kemudian dia menjadi seorang tobang.

Selanjutnya ada di Hutan, tempat ini menjadi tempat berburu Rasus, Sersan slamet dan Kopral
Pujo. Di Rumah Sakarya, menjadi tempat pertama yang di datangi oleh perampok ketika ingin
merampok harta milik srintil, tapi saat itu srinti sedang berada di rumah kartareja, hingga
akhirnya perampok berbelok ke rumah kartareja. Lalu, di Beranda Rumah Nenek Rasus,
menggambarkan ketika rasus pulang kerumah neneknya ketika dia selesai menangkap perampok
yang ada di Dukuh Paruk, tapi kemudian di kembali menjadi tobang.

✓ Deskripsikan kapan tokoh diceritakan? Apakah hubungan waktu tsb ditampilkan dengan
pengarang?

Antara lain, pada waktu sore hari, waktu ini tergambar dari kutipan berikut.

“Ketiganya patuh. Ceria di bawah pohon nagnka itu belanjut sampai matahari menyentuh garis
cakrawala.” Kutipan diatas menceritakan tentang Rasus, Darsun, dan warta ketika mengiringi
srintil menari hingga sore hari. Pengarang menggambarkan waktu ini dengan bahasa yang
sederhana yaitu “matahari menyentuh garis cakrawala”.

Tengah malam, waktu tengah malam tergambar dari kutipan berikut.

“Seandainya ada seorang di Dukuh Paruk yang pernah bersekolah, dia dapat mengira-ngira saat
itu hampir pukul dua belas tengah malam.” Kutipan diatas mengambarkan malam sebelum
terjadinya keracunan tempe bongkrek yang dialami masyarakat Dukuh Paruk. Waktu yang
ditegaskan dalam kutipan di atas adalah tengah malam yang mana waktu tersebut menjadi latar
waktu dalam novel ini.

Tengah hari (Siang), Latar waktu tengah hari terlihat dalam kutipan berikut.
“Namun semuanya berubah menjelang tengah hari. Seorang anak berlari-lari dari sawah sambil
memegangi perut” Kutipan di atas menegaskan bahwa racun dalam tempe bongkrek mulai
bereaksi ketika tengah hari dimana setelah masyarakat Dukuh Paruk selesai melakukan aktivitas
di sawah. Dalam kutipan tersebut latar waktu yang terjadi tengah hari.
Pagi hari, Latar waktu pagi digambarkan dalam kutipan berikut.

“Matahari mulai kembali pada lintasannya di garis khatulistiwa. Angin tenggara tidak lagi
bertiup”. Kutipan di atas merupakan salah satu latar ketika waktu pagi, yang menggambarkan
waktu pagi telah terasa.

Malam hari, waktu malam hari tergambar dari kutipan berikut.

“Karena gelap aku tak dapat melihat dengan jelas.”


Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa waktu terjadinya ketika malam hari. Dengan adanya
kata gelap yang memperjelas latar waktu tersebut.

✓ Bagaimana suasana saat tokoh ditampilkan? Apakah hubungannya


suasana tsb dengan tokoh yang ditampilkan?

Ceria, Ketika srintil dan teman-temannya bermain di bawah pohon nangka.“ketiganya patuh.
Ceria di bawah pohon nangka itu berlanjut sampai matahari menyentuh garis cakrawala”

Panik, ketika kejadian tempe bongkrek yang terjadi di dukuh paruk pada tahun 1946 “dalam
haru-biru kepanikan ‘wuru bongkrek’ mulai diteriaki orang”

Sedih, ketika Warta menembangkan lagu duka bagi para yatim-piatu. “dia melihat aku menggigit
bibir, dan mungkin mataku berkaca-kaca”

E. ANALISIS JUDUL

Tafsirkan mengapa novel diberi judul demikian, kaitkan dengan apa-apa yang telah Anda
jelaskan sebelumnya (pada analisis tokoh, Alur, dan Latar)

➢ Jika dilihat dari sudut pandang latarnya, novel ini berlatar di sebuah desa yang bernama
Dukuh Paruk, dimana desa ini memiliki sebuah tradisi yang disebut ronggeng. Tokoh dari
novel ini juga berperan sebagai ronggeng.Berdasarkan inspirasi tersebut, karena itu
kemungkinan penulis memberi judul “Ronggeng Dukuh Paruk”

Anda mungkin juga menyukai