1. Siapakah tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?
3. Dursun : Bersahabat
a. Bukti bahwa Dursun bersahabat Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki
sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.”
8. Sakum : hebat
a. Bukti bahwa Sakum hebat “ Sakum, dengan mata buta mampu mengikuti
secata seksama pagelaran ronggeng.”
• Bukti alur Maju : “ Jadi pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk
keluar halaman. Setelah menghabiskan sepiring nasi gaplek mereka lebih senang
bergulung dalam kain sarung, tidur di atas balai-balai bambu. Mereka akan bangun
esok pagi bila sinar matahari menerobos celah dinding dan menyengat diri mereka.”
Sudah dua bulan Srintil menjadi ronggeng. Namun adat Dukuh Paruk mengatakan
masih ada dua tahapan yang harus dilaluinya sebelum Srintil berhak menyebut
dirinya seorang ronggeng yang sebenarnya.
• Bukti alur mundur : “ Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh
Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebat. Dalam kegelapan yang pekat,
pemukiman terpencil itu lengang, amat lengang.”
6. Di manakah latar tempat, latar waktu, dan latar suasana yang tergambar dalam novel
Ronggeng
Dukuh Paruk
Latar Tempat
a. Di tepi kampung
Pada latar tempat ini merupakan tempat terjadinya kegiatan yang dilakukan oleh
Rasus dan dua orang temannya yang ingin mencabut singkong.
b. Di bawah pohon Nangka
Pada latar ini merupakan tempat terjadinya kegiatan Srintil yang sedang membuat
sebuah mahkota dari daun nagka sambil berdendang, dan kemudian Rasus dan dua
temannya melihat Srintil, lalu datang menghampiri Srintil.
c. Di balik onggokan singkong
Latar ini merupakan tempat dimana Rasus menjualkan singkong milik majikannya di
Pasar Dawuan.
d. Di hutan
Latar ini merupakan tempat dimana Sersan Slamet beserta bawahannya dan juga
Rasus berburu binatang yang akan dijadikan sebagai persedian makanan.
e. Di bukit pekuburan Dukuh Paruk
Latar ini merupakan tempat berlangsungnya Srintil merenungi akan kehidupannya
saat itu.
f. Di sebuah warung di Pasar Dawuan
Latar ini merupakan tempat dimana Srintil mencoba untuk beristirahat setelah
berjalan menjauh dari Dukuh Paruk.
g. Di rumah Tarim di Kampung Laut
Latar ini merupakan tempat dimana Marsusi mencoba meminta bantuan Tarim
untuk membalaskan rasa sakit hatinya terhadap Srintil.
h. Di lapangan sepak bola dekat kantor Kecamatan
Latar ini merupakan tempat digelarnya acara Agustusan, dimana Srintil memulai
untuk menari ronggeng lagi.
i. Di rumah Srintil
Latar ini merupakan tempat dimana Sentika mencoba menyampaikan maksudnya
untuk meminta Srintil menari ronggeng di rumahnya Alaswangkal serta meminta
Srintil untuk menjadi seorang gowok untuk putra semata wayangnya.
j. Di rumah Sentika
Latar ini merupakan tempat dimana Srintil dan rombongannya yang datang dari
Dukuh Paruk tiba di rumah Sentika di Alaswangkal.
k. Di gardu jaga
Latar ini merupakan tempat dimana Rasus bermenung memikirkan bahwa dirinya
harus pulang ke Dukuh Paruk untuk melihat neneknya.
l. Di penjara kota Eling-eling
Latar ini merupakan tempat dimana Rasus mencoba untuk bertemu dengan Srintil
yang ditahan di sebuah ruangan kecil berpagar besi.
m. Di hutan jati
Latar ini merupakan tempat dimana Srintil mencoba kabur dari Marsusi yang
mengejar Srintil.
n. Di balai desa
Latar ini merupakan tempat dimana Srintil diminta oleh Lurah Pecikalan untuk
datang ke balai desa perihal membahas mengenai ganti rugi tanah Goder.
2. Latar Waktu
1) Sore hari
Waktu ini tergambar dari kutipan berikut.
“Ketiganya patuh. Ceria di bawah pohon nagnka itu belanjut sampai
matahari menyentuh garis cakrawala “
Kutipan diatas menceritakan tentang Rasus, Darsun, dan warta ketika mengiringi
srintil menari hingga sore hari. Pengarang menggambarkan waktu ini dengan
bahasa yang sederhana yaitu “matahari menyentuh garis cakrawala”.
2) Tengah malam
Waktu tengah malam tergambar dari kutipan berikut
“Seandainya ada seorang di Dukuh Paruk yang pernah bersekolah, dia dapat
mengira-ngira saat itu hampir pukul dua belas tengah malam, tahun 1946”
Kutipan di atas menegaskan bahwa racun dalam tempe bongkrek mulai bereaksi
ketika tengah hari dimana setelah masyarakat Dukuh Paruk selesai melakukan
aktivitas di sawah. Dalam kutipan tersebut latar waktu yang terjadi tengah hari.
4) Pagi
Latar waktu pagi digambarkan dalam kutipan berikut.
“Matahari mulai kembali pada lintasannya di garis khatulistiwa. Angin tenggara
tidak lagi bertiup“
Kutipan di atas merupakan salah satu latar dalam novel RDP ketika waktu pagi,
yang menggambarkan waktu pagi telah terasa.
5) Malam hari
Waktu malam hari tergambar dari kutipan berikut.
“Karena gelap aku tak dapat melihat dengan jelas.”
Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa waktu terjadinya ketika malam hari.
Dengan adanya kata gelap yang memperjelas latar waktu tersebut.
3. Latar Suasana
1. Tenang, tentram
“Sakarya merasa hawa dingin bertiup di kuduknya. Suara hiruk-pikuk bergalau
dalam telinga. Dan tiba-tiba Sakarya terkejut oleh sinar menyilaukan yang
masuk matanya. Matahari pagi muncul di balik awan. “Ah, boleh jadi benar,
kematianku sudah dekat,” gumam Sakarya. Aneh, Sakarya merasakan
ketentraman dalam hati setelah bergumam demikian.”
3. Tegang, genting
“Kenapa Jenganten?”
“Pusing, Nyai, pusing! Oh, hk. Napasku sesak. Dadaku sesak!”
Nyai Kartareja merangkul Srintil. Dia langsung mengerti masalahnya genting
karena Srintil tidak lagi menguasai berat badannya sendiri.