Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

UNSUR INTRINSIK

”RONGGENG DUKUH PARUK”

NAMA : YOGA BAMBANG N

KELAS : XII IPA 6

ABSEN : 36

Unsur-unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk

Untuk Intrinsik

A. Tokoh dan Penokohan

1. Srintil

 kekanak-kanakan, “ tetapi Srintil tidak malas melakukan perbuatan yang lucu


dimata orang-orang Dukuh Paruk”
 Setia “srintil setia menunggu kedatangan rasus kembali ke dukuh paruh”
 Pemilih “srintil tidak mau tidur dengan sembarang lelaki”
 Penyayang “srintil sangat menyayangi goder, anak tampi yang bersamanya setiap
hari”
 Suka menolong “Srintil mau menolong Waras untuk membuat waras normal
sebagai lelaki”
 Mudah percaya “srinti percaya kepada bajus untuk dinikahi, padahal bajus punya
maksud tertentu dibalik semuanya”
 Gila “srintil menjadi gila setelah melihat kenyataan bahwa bajus tidak seperti
yang diharapkan”

2. Rasus
 Berani “ketika perampok itu membelakangiku, aku berjalan hati-hati.
Pembunuhan aku lakukan untuk pertama kali”
 Suka berkhayal “penampilan srintil membantuku mewujudkan anganku tentang
pribadi emak”
 Berserah diri “aku bersembahyang, aku berdoa untuk dukuh paruk agar sadar”
 Tidak sombong “rasus, kembali ke dukuh paruk untuk melihat kampung
halaman meskipun dia sudah menjadi seorang pasukan
 Patuh kepada tanggung jawab “Rasus bersedia menerima semua resiko kalau dia
melanggar peraturan seorang pasukan”
 Kuat pada pendirian “Rasus rela dipukul sampai pingsan demi keinginannya
melihat keadaan neneknya yang sudah tua di dukuh paruk”
 Penyayang “Rasus tidak bisa melihat Srintil diperlakukan seperti seorang
ronggeng yang ditakdirkan untuk melayani laki-laki manapun, sehingga rasus
keluar dari dukuh paruk
 Bekerja keras “Rasus mau menjadi penjual singkong untuk kelangsungan
hidupnya”
 Tabah “rasus berada dalam ketenangan sempurna ketika mengisap wajah nenek
agar matanya tertutup
 Mau belajar demi kemajuan

3. Warta

 Berfikir dengn logika “ percuma, hanya sebatang linggis dapat menembus tanah
sekeras ini, ujar Warta”
 Jujur “ ya benar. Engkau cantik sekali sekarang, ujar Warta”

4. Darsun

 Menganggap remeh “air? Ejek Darsun. Dimana kau dapat menemukan air?”
 Pamrih “ah tidak, Potong Darsun. Kecuali engkau mau menari seperti ronggeng”

5. Sakarya

 Percaya hal mistis “sedikitpun Sakarya tidak ragu, Srintil telah kerasukan indang
ronggeng”
 pemikirannya belum maju, “tak seorangpun menyalahkan pikiran Sakarya.
Dukuh Paruk hanya lengkap bila ada keramat Ki Secamenggala, cabul, sumpah
serapah, dan ronggeng
 penuduh “sakarya menuduh srintil ada sesuatu dengan rasus”
 pengejut “sakarya terkejut mengdengar kata-kata pak Bakar yang mengandung
penghinaan

6. Kartareja
 Licik “kartareja menipu sulam dan dower tentang siapa yang menang diantara
mereka yang bisa mendapatkan malam bukak klambu”
 Pemarah “emosi kartareja meluap ketika melihat sulam dan dower bertengkar
dirumahnya”

7. Nyai Kartareja

 Licik “memberikan minum pemabuk kepada sulam dan dower supaya bisa
mengelabui mereka”
 Tenang “nyai kartareja tetap tenang menghadapi sulam dan dower
memperebutkan sayebara buka klambu”
 Resah/khawatir “ ia khawatir karna srintil belum pulang”

8. Sakum

 Kepabakan “ia berusaha menghidupi anak dan istrinya mesipun Cuma sebagai
penabur gendang”
 Punya rasa yang kuat “meskipun dia buta, tetapi dia tidak bisa dibohongi orang
lain”
 Dewasa “sakum meminta kepada rasus untuk menjemput srintil ke penjara”
 Pengertian “srintil selalu menceritakan masalahnya kepada sakum, dan hanya
sakum yang mengerti dirinya”

9. Dower

 Pejuang “dia berusaha menawarkan ringgit perak dengan kerbau untuk bisa
memenangkan sayembara bukak-klambu”
 Pencuri “dower mencuri kerbau bapaknya dari kandang demi diberikan kepada
Kartareja sebagai syarat pemenang bukak-klambu”
 Dendam “dower pergi ke dukun untuk membalas sakit hatinya kepada srintil”

10. Sulam

 Sombong “Sulam meremehkan dower yang Cuma membawa kerbau untuk upah
bukak-klambu”
 Mudah dipengaruhi “sulam tertipu dengan pembicarain Nyai Kartareja

11. Waras

 Tidak suka wanita “waras tidak tertarik kepada tubuh cantik srintil”
 Penyayang binatang “waras lebih suka memandikan burung kesayangannya”

12. Goder
 Murah di bujuk “setelah srintil membelikan mainan untuknya, barulah goder
kembali kepelukan srintil
 Berani “goder menanyakan kepada tampi tentang siapa sebenarya srintil itu”
 Penakut “goder takut ketika sritil ingin memeluknya, karna goder sudah lama
tidak melihat srintil”

13. Tampi

 Suka berbagi “tampi mau berbagi goder kepada srintil”


 Jujur “tampi berkata jujur saat ditanya srintil “apakah tampi sudah mengajarkan
goder untuk takut kepadanya?”
 Bijaksana “tampi menjelaskan kepada goder tentang siapa srintil itu sebenarnya”

14. Pak bakar

 Jahat “membakar pekuburan dukuh paruh untuk menghasut orang dukuh


paruk”
 Tidak bertanggung jawab “dia yang membuat srintil,sakarya,dan kartareja masuk
penjra tapi dia tidak berbuat apa-apa”

15. Bajus

 Manis dimulut “bajus berjanji untuk menikahi srintil kepada orang dukuh paruk”
 Egois “ bajus cuma memanfaatkan srintil untuk kepentingan pribadi”
 Tidak menghargai wanita “bajus memberikan srintil kepada bosnya untuk
dipuaskan”

B. Latar

1. Dukuh paruk “berderit baling-baling bambu yang dipasang anak gembala di


tepian Dukuh Paruk”
2. Lading/kebun “di tepi kampong, tiga anak bersusah payah mencabut sebatang
singkong.”
3. Dibawah pohon nangka “ dipelataran yang membatu dibawah pohon nangka,
srintil menari dan bertembang”
4. Rumah Nyai Kartareja “didalam rumah, Nyai Kartareja sedang menghias Srintil”
5. Perkuburan “rombongan bergera menuju perkuburan dukuh paruk. Kartareja
berjalan paing depan membawa pedupan”
6. Markas Tentara “rasus meminta izin kepada komandan untuk kembali ke dukuh
paruk, di markas ternyata rasus dipukul sampai pingsan”
7. Di hutan “sampai dihutan, perburuan langsung dimulai”
8. Rumah Sakarya “kulihat dua orang perampok tetap tinggal diluar rumah, satu
dibelakang, dan lainnya di halaman. Sakarya terkejut langsung mengerti”
9. Pasar dawuan “perkenalanku dengan pedagang singkong dipasar Dawuan
memungkinkan aku mendapat upah”
10. Rumah nenek “selagi orang mengerumuni rumah Kartareja, aku duduk
berdekatan dengan Srintil diberanda rumah nenekku sendiri”
11. Rumah Sakum “ketika rasus lewat rumah sakum lalu sakum memanggilnya dan
meminta supaya rasus dapat menolong srintil yang ditahan
12. Lapangan Bola kantor Kecamatan “malam itu semangat kota kecil dawuan
berpusat dilapangan sepak bol dekat kantor kecamatan”
13. Alaswangkal “hampir tengah hari rombongan dukuh paruk memasuki kampung
alaswangkal”
14. Kantor polisi “rasus ingin menemui srintil yang ditahan di kantor polisi”
15. Penjara/tahanan “ketika rasus dan srintil bertemu di ruang tamu dipenjara
mereka menangis”
16. Sawah “ditengah sawah, seratus meter disebelah barat dukuh paruk bajus
memimpin”
17. Pantai “sampai dipantai, bajus memilih tempat terpencil untuk memarkirkan
mobil jip nya”
18. Villa “bajus membelokan mobilnya ke sebuah villa yang sudah disewanya”
19. Rumah sakit “ketegangan dihatiku hamper berakhir ketika becak berhenti di
gerbang rumah sakit tentara”

C. Alur

Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini menggunakan alur maju tetapi sesekali
disertai flashback atau menceritakan masalalu. Seperti cerita tempe bongkrek yang
menimpa dukuh paruk dahulu ketika Srinti bayi. Dalam novel ini menggunakan alur
klimaks, karena masalah yang dialami pemeran utama semakin memuncak dan tidak
mengalami penyelesaian yang bahagia pada akir cerita.

D. Gaya bahasa

Smile / Perbandingan “tetapi Srintil tenang seperti awan putih bergerak di akhir musim
kemarau”

E. Sudut Pandang

Novel ini menggunakan sudut pandangan orang pertama pelaku utama, karena
memakai kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga karena adanya kata
“dia, –nya, dan nama tokoh”

F. Tema

Novel ini mengangkat tema perjuangan

G. Amanat
Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja, melainkan dari hatinya. Jangan
mau tertinggal dengan perkembangan zaman, dan jangan dihasut oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab. Jangan  mau diperbodoh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai