UNSUR INTRINSIK
ABSEN : 36
Untuk Intrinsik
1. Srintil
2. Rasus
Berani “ketika perampok itu membelakangiku, aku berjalan hati-hati.
Pembunuhan aku lakukan untuk pertama kali”
Suka berkhayal “penampilan srintil membantuku mewujudkan anganku tentang
pribadi emak”
Berserah diri “aku bersembahyang, aku berdoa untuk dukuh paruk agar sadar”
Tidak sombong “rasus, kembali ke dukuh paruk untuk melihat kampung
halaman meskipun dia sudah menjadi seorang pasukan
Patuh kepada tanggung jawab “Rasus bersedia menerima semua resiko kalau dia
melanggar peraturan seorang pasukan”
Kuat pada pendirian “Rasus rela dipukul sampai pingsan demi keinginannya
melihat keadaan neneknya yang sudah tua di dukuh paruk”
Penyayang “Rasus tidak bisa melihat Srintil diperlakukan seperti seorang
ronggeng yang ditakdirkan untuk melayani laki-laki manapun, sehingga rasus
keluar dari dukuh paruk
Bekerja keras “Rasus mau menjadi penjual singkong untuk kelangsungan
hidupnya”
Tabah “rasus berada dalam ketenangan sempurna ketika mengisap wajah nenek
agar matanya tertutup
Mau belajar demi kemajuan
3. Warta
Berfikir dengn logika “ percuma, hanya sebatang linggis dapat menembus tanah
sekeras ini, ujar Warta”
Jujur “ ya benar. Engkau cantik sekali sekarang, ujar Warta”
4. Darsun
Menganggap remeh “air? Ejek Darsun. Dimana kau dapat menemukan air?”
Pamrih “ah tidak, Potong Darsun. Kecuali engkau mau menari seperti ronggeng”
5. Sakarya
Percaya hal mistis “sedikitpun Sakarya tidak ragu, Srintil telah kerasukan indang
ronggeng”
pemikirannya belum maju, “tak seorangpun menyalahkan pikiran Sakarya.
Dukuh Paruk hanya lengkap bila ada keramat Ki Secamenggala, cabul, sumpah
serapah, dan ronggeng
penuduh “sakarya menuduh srintil ada sesuatu dengan rasus”
pengejut “sakarya terkejut mengdengar kata-kata pak Bakar yang mengandung
penghinaan
6. Kartareja
Licik “kartareja menipu sulam dan dower tentang siapa yang menang diantara
mereka yang bisa mendapatkan malam bukak klambu”
Pemarah “emosi kartareja meluap ketika melihat sulam dan dower bertengkar
dirumahnya”
7. Nyai Kartareja
Licik “memberikan minum pemabuk kepada sulam dan dower supaya bisa
mengelabui mereka”
Tenang “nyai kartareja tetap tenang menghadapi sulam dan dower
memperebutkan sayebara buka klambu”
Resah/khawatir “ ia khawatir karna srintil belum pulang”
8. Sakum
Kepabakan “ia berusaha menghidupi anak dan istrinya mesipun Cuma sebagai
penabur gendang”
Punya rasa yang kuat “meskipun dia buta, tetapi dia tidak bisa dibohongi orang
lain”
Dewasa “sakum meminta kepada rasus untuk menjemput srintil ke penjara”
Pengertian “srintil selalu menceritakan masalahnya kepada sakum, dan hanya
sakum yang mengerti dirinya”
9. Dower
Pejuang “dia berusaha menawarkan ringgit perak dengan kerbau untuk bisa
memenangkan sayembara bukak-klambu”
Pencuri “dower mencuri kerbau bapaknya dari kandang demi diberikan kepada
Kartareja sebagai syarat pemenang bukak-klambu”
Dendam “dower pergi ke dukun untuk membalas sakit hatinya kepada srintil”
10. Sulam
Sombong “Sulam meremehkan dower yang Cuma membawa kerbau untuk upah
bukak-klambu”
Mudah dipengaruhi “sulam tertipu dengan pembicarain Nyai Kartareja
11. Waras
Tidak suka wanita “waras tidak tertarik kepada tubuh cantik srintil”
Penyayang binatang “waras lebih suka memandikan burung kesayangannya”
12. Goder
Murah di bujuk “setelah srintil membelikan mainan untuknya, barulah goder
kembali kepelukan srintil
Berani “goder menanyakan kepada tampi tentang siapa sebenarya srintil itu”
Penakut “goder takut ketika sritil ingin memeluknya, karna goder sudah lama
tidak melihat srintil”
13. Tampi
15. Bajus
Manis dimulut “bajus berjanji untuk menikahi srintil kepada orang dukuh paruk”
Egois “ bajus cuma memanfaatkan srintil untuk kepentingan pribadi”
Tidak menghargai wanita “bajus memberikan srintil kepada bosnya untuk
dipuaskan”
B. Latar
C. Alur
Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini menggunakan alur maju tetapi sesekali
disertai flashback atau menceritakan masalalu. Seperti cerita tempe bongkrek yang
menimpa dukuh paruk dahulu ketika Srinti bayi. Dalam novel ini menggunakan alur
klimaks, karena masalah yang dialami pemeran utama semakin memuncak dan tidak
mengalami penyelesaian yang bahagia pada akir cerita.
D. Gaya bahasa
Smile / Perbandingan “tetapi Srintil tenang seperti awan putih bergerak di akhir musim
kemarau”
E. Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandangan orang pertama pelaku utama, karena
memakai kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga karena adanya kata
“dia, –nya, dan nama tokoh”
F. Tema
G. Amanat
Kita tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja, melainkan dari hatinya. Jangan
mau tertinggal dengan perkembangan zaman, dan jangan dihasut oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab. Jangan mau diperbodoh orang lain.