Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS NOVEL

RONGGENG DUKUH PARUK

Oleh : Virlistyanti Dwi Yumardila

Kelas : XII MIPA 4

4. Sekarang telitilah olehmu isi novel itu lalu jawablah pertanyaan dibawah ini :

a) Apakah ada budaya yang ada pada masa ia hidup dan tergambar dalam novel yang ia
tulis?
Apa bila ada budaya apakah itu?

Jawaban : Ada, yaitu budaya Jawa.

b) Apakah agama yang ia anut tercermin dalam isi novel itu?


Cupliklahh salah satu isi novel itu yang menggambarkan agama yang ia anut!

Jawaban : Agama yang ia anut adalah islam, tetapi kepercayaan menurut mereka adalah sebuah
hal yang tak perlu dibesar-besarkan apalagi penerapan yang tak layak untuk ditiru. Karena dalam
agama Islam hanya perlu mempercayai tanpa harus diterapkan. Karena, dapat menimbulkan
suatu adanya kemusyrikan, serta ceritera-ceritera yang tak mampu dipahami oleh akal yang
mungkin akan membodohkan kita akan kepercayaan yang tanpa pembekalan yang cukup.
Cuplikan pada hal 32 : “Kebodohan memang pusaka khas Dukuh Paruk. Namun setidaknya
orang-orang disana bisa berfikir mencari sebab malapetaka hari itu. Tidak semua warga Dukuh
Paruk pusing, muntah lalu terkulai. Ada mereka yang tetap segar. Dan mereka adalah orang-
orang yang tidak makan tempe bongkrek buatan Santayib”.

c) Bagi pengarang yang memiliki pendidikan yang cukup akan terlihat dari cara pengarang
itu menggambarkan sesuatu dengan begitu jelas, detail, dan mudah dipahami.
Cupliklah isi novel yang menunjukan pengarang pandai dalam menggambarkan sesuatu!

Jawaban : “Kemampuan Srintil menari ronggeng akhirnya diketahui oleh kakeknya dan ia
menyampaikannya kepada Kertareja, seorang dukun ronggeng. Kehadiran Srintil, yang saat itu
berusia sebelas tahun, merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh penduduk Dukuh Paruk.
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah
hilang. ”

d) Cupliklah salah satu peristiwa dari isi novel yang kamu yakini bahwa itu adalah sebuah
peristiwa yang pernah ia alami!
Jawaban : “ Novel ini sesungguhnya kisah nyata tetangga saya di Jatilawang. Dari real story,
saya menuliskan kisahnya dalam Kubah. Ada seorang tapol, Karman, yang pulang dari Pulau
Buru. Namun, ia mendapat perlakuan berbeda, tidak pernah mendapat undangan kenduri dan tak
bisa menyalurkan hak politiknya dalam pilkades," katanya .

1. Tulislah olehmu 2 orang tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk!

Jawaban : Rasus dan Srintil


2. Apa alasanmu mengapa kedua tokoh itu dinamakan tokoh utama?

Jawaban : - Tokoh Rasus merupakan tokoh yang serba tahu akan segala peristiwa dalam cerita
itu.

- Tokoh Srintil merukan seorang ronggeng yang sempurna dengan kecantikan dan
fisik yang dimilikinya.

3. Tuliskanlah olehmu 2 orang tokoh tambahan!

Jawaban : Pak Blengur dan Darman.

4. Tulislah olehmu mengapa 2 tokoh itu dinamakan tokoh tambahan?

Jawaban : - Pak Blengur merupakan tokoh tambahan yang berperan sebagai seorang yang
penting dan kaya raya sekaligus tempat dimana Bajus meminta pekerjaan.

- Darman merupakan tokoh tambahan yang berperan sebagai seorang yang bertugas
mengurusi wajib lapor Srintil.

5. Tulislah olehmu latar latar tempat masa kecil Srintil ketika bermain dengan Rasus!

Jawaban : Di bawah pohon nangka

Pada latar ini merupakan tempat terjadinya kegiatan Srintil yang sedang membuat sebuah
mahkota dari daun nagka sambil berdendang, dan kemudian Rasus dan dua temannya melihat
Srintil, lalu datang menghampiri Srintil.

6. Dengan cara apakah watak tokoh Srintil digambarkan oleh penulis? Cupliklah contohnya!

Jawaban : Watak dari Srintil adalah Baik, ramah, perhatian dan penyayang. “ Jadi engkau mau
pulang, Rasus? Diluar masih gerimis. ” ujar Srintil ( Ronggeng Dukuh Paruk : 56 ).

7. Sudut pandang apakah yang dipakai penulis dalam menyampaikan ceritanya? Cupliklah
contohnya!
Jawaban : Pada bagian pertama dari novel ini, satu bab menggunakan orang ketiga yang
serba tahu mengenai cerita dan peristiwa yang terjadi. Kemudian pada bagian bab ke dua sampai
dengan bab 4 pada bagian buku pertama ini menggunakan orang pertama pelaku utama, yaitu
Rasus seperti adanya kata “aku” pada novel ini. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: Setelah
dewasa, sekali aku pernah mencoba memikirkan hal ini. Boleh jadi dengan cara ditanam seperti
itu, keringatku yang mengandung racun cepat terserap oleh tanah dari semua pori kulit tubuhku.
(Ronggeng Dukuh Paruk: 33).

Pada bagian buku kedua dan ketiga menggunakan orang ketiga. Bukti ini dapat
dilihat dari adanya kata ganti orang ketiga seperti adanya kata dia, ia, dan menyebutkan nama
orang. Dimana pada bagian buku kedua dan ketiga pengarang lebih menceritakan kisah Srintil,
serta masyarakat Dukuh Paruk.

8. Apakah tema dari cerita novel itu? Jelaskan alasan nya!

Jawaban : Tema dari novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah seorang ronggeng yang hidup di
sebuah desa yang sangat kental dengan kepercayaan terhadap leluhur, serta masyarakat yang
sangat taat akan hukum adat, dengan krisis ekonomi yang sangat menyedihkan.

9. Amanat apakah yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya?

Jawaban : Amanat atau pesan yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini adalah agar
kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga
dari hatinya. Selain itu janganlah menjadi orang yang tidak mau bergaul dengan sesama serta
dengan lingkungan, karena hal itu akan membuat kita bodoh.

10. Didalam alur ada :


a.) Plausabilitas, cupliklah dari novel itu bukti itu adalah kemasukakalan!
Jawaban :
“…Memang Dukuh Paruk memberi kesempatan kepadaku mengisi bagian hati yang
kosong dengan seorang perawan kecil bernama Srintil. Tidak lama , sebab sejak peristiwa
malam bukak-klambu itu Srintil diseret keluar dari dalam hatiku. Dukuh Paruk bertindak
semena-mena kepadaku. Aku bersumpah tidak akan memaafkannya. Jadi ketika Dukuh
Paruk bergembira ria dengan suara calung dan joget Srintil yang telah resmi menjadi
ronggeng aku malah mulai membencinya. Pengikat yang telah membuatku mencitai Dukuh
Paruk telah direnggut kembali….”

b.) Surprise, cuplikanlah dari novel itu sebuah kejutan!


Jawaban :

“ Tentang orang yang mengepung Dukuh Paruk akan kami selidiki. Tetapi di luar masalah
itu ada hal penting yang akan kami sampaikan buat kalian berdua. Bahwa saudara Kartereja
dan saudari Srintil termaksud orang-orang yang harus kami tahan. Ini perintah atasan, dan
kami hanya melaksanakan tugas.”

c.) Suspense, cuplikanlah dari novel itu sebuah rasa ingin tahu!
Jawaban :

“ Kemudian ada satu kejadian, aku dilarang membakar kemenyan dan memasang sesaji.
Yang menyebut kita seniman rakyat melarangku memasang sesaji dialah orangnya. Pak
Bakar. Aku tahu pasti. Kini orang itu malah sering datang kemari. Bgaimana, ya?”

d.) Unity, cuplikanlah dari novel itu yang membuktikan sebuah keutuhan!
Jawaban :

“ Ronggeng bagi dunia Dukuh Paruk adalah citra sekaligus lambang gairah dan sukacita.
Keakuannya adalah tembang dan joget. Perhiasannya adalah senyum dan lirikan mata yang
memancarkan semangat hidup alami, semangat yang sama yang telah menerbangkan burung-
burung dan memekarkan bunga-bunga. Jadi, ronggeng adalah dunia sukarela dan gelak
tawa.”

11. Buatlah sinopsisnya!


Jawaban :
Dukuh Paruk adalah sebuah desa yang terletak di pedukuhan yang sangat terpencil. Di
desa yang keadaannya kering kerontang itu terdapat penduduk yang mempercayai bahwa mereka
keturunan dari Ki Secamenggala, seorang bromocorah yang dianggap sebagai nenek moyang
mereka.
Srintil merupakan anak pembuat tempe bongkrek yang menjadi piatu akibat bencana
tempe bongkrek. Sejak kecil srintil dirawat oleh kakek dan neneknya. Saat usianya masih anak-
anak, Srintil memiliki seorang teman yang bernama Rasus, Warta, dan Darsun. Ketiganya sangat
senang melihat Srintil menari bak ronggeng. Meskipun masih kecil, Srintil sangat pandai 
menari.  
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi
tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari
mulut mereka, Srintil menari serupa tarian ronggeng.
Kemampuan Srintil menari ronggeng akhirnya diketahui oleh kakeknya dan ia
menyampaikannya kepada Kertareja, seorang dukun ronggeng. Kehadiran Srintil, yang saat itu
berusia sebelas tahun, merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh penduduk Dukuh Paruk.
Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah
hilang.
Jadilah Srintil diasuh oleh Kertareja dan istrinya untuk dijadikan seorang ronggeng besar
kebanggaan Dukuh Paruk. Kabar munculnya seorang ronggeng baru yang sudah dua belas tahun
lamanya sirna, terdengar oleh masyarakat, senyum bahagia mekar di wajah mereka. Senang
rasanya akhirnya Dukuh Paruk yang sudah lama tidur kembali bangun.
Namun untuk meggapai cita-citanya menjadi seorang ronggeng sejati, Srintil harus
melewati berbagai tahapan. Mulai dari menari beberapa ronde setiap malam, mandi kembang di
kuburan Ki Secamenggala yang katanya nenek moyang semua penghuni Dukuh Paruk, hingga
harus melakukan ritual buka kelambu yang artinya Srintil harus menyerahkan keperawanannya
kepada seorang laki-laki yang mampu memenuhi syarat yang diajukan.
Rasus tidak rela melihat itu. Ia tidak rela melihat Srintil melepas kesuciannya begitu saja
demi ritual buka klambu untuk menjadi ronggeng yang sesungguhnya. Srintil juga berada di
dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut
melakukan ritual tersebut. Ritual itu sebenarnya juga amat berat baginya. Akan tetapi akhirnya
Srintil memberikan kesuciannya kepada Rasus secara diam-diam tanpa imbalan apapun,
meskipun setelah itu juga ada lelaki yang memenangkan sayembara buka klambu itu.
Srintil akhirnya menjadi ronggeng yang terkenal setelah ritual buka klambu dilaksanakan.
Ia menjadi ronggeng yang laris dan menjadi pembicaraan semua orang. Setiap orang memujinya.
Ia juga semakin kaya setelah menjadi ronggeng. Tak kuasa melihat Srintil yang telah menjadi
ronggeng, Rasus pindah dari Dukuh Paruk ke Dawuhan. Di sana ia menjadi buruh pengupas ubi
kayu. Tetapi takdir membawanya kembali bertemu Srintil yang mengenakan banyak perhiasan
emas yang bertengger menghias tubuh moleknya, hasil Srintil meronggeng setiap malam.
Hampir semua pertemuannya dengan Srintil, selalu berakhir di sebuah perumahan warga,
tempat mereka menyalurkan nafsu birahi.
Hingga suatu hari Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir
perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan
tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan. Rasus pun akhirnya juga diangkat menjadi
seorang tentara berkat kejujuran dan kegigihannya. Setelah menjadi ronggeng, justru Srintil
menyadari bahwa ia mencintai Rasus. Ia ingin merasakan kelembutan sentuhan lelaki dan merasa
jenuh menjadi ronggeng.
Srintil mengajak Rasus menikah, tetapi Rasus menolak karena lebih memilih menjadi
tentara. Srintil sangat bersedih karena hal tersebut. Srintil yang sudah mulai merasa jenuh
menjadi seorang ronggeng Dukuh Paruk, sering menolak untuk melayani para lelaki. Bahkan
beberapa kali menolak untuk meronggeng. Sebenarnya ia ingin memiliki hidup yang lebih
tenang, yaitu memiliki suami dan anak. Memiliki keluarga yang bisa menenteramkan hatinya. Ia
juga masih mengharapkan Rasus, seorang lelaki Dukuh Paruk yang kini telah menjadi tentara.
Banyak sekali permasalahan yang mulai membuat Srintil untuk enggan meronggeng.
Apalagi ia mulai menemukan Goder yang diangkat menjadi anaknya. Ia sangat memanjakan
Goder layaknya anak sendiri. Ia semakin teguh untuk berhenti meronggeng dan menciptakan
hidup baru.
Namun tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk. Dukuh paruk diguncang oleh
panas dan liciknya dunia politik. Dukuh Paruk dituduh menjadi anggota partai komunis setelah
terlibat dengan oknum partai tersebut. Dengan segala kebodohan yang dimiliki Dukuh Paruk,
Srintil bersama beberapa masyarakat Dukuh Paruk lainnya ditahan. Srintil menjadi orang
Dukuh Paruk yang paling lama ditahan. Setelah ia dibebaskan, kehidupannya sudah
mulai berubah. Ia mulai tertutup dengan orang lain. Pandangan orang lain terhadapnya juga
mulai berubah karena identik dengan partai komunis tersebut serta menjadi bekas tahanan.
Hingga ia bertemu dengan Bajus, lelaki yang muali dekat dengannya. Dengan ketulusan
dan kebaikan Bajus, Srintil menjadi terbuka dan dekat dengan Bajus. Semakin hari Srintil
semakin dekat dengan Bajus dan kehidupan Srintil mulai membaik. Rasus yang telah lama tidak
pulang, akhirnya kembali ke Dukuh Paruk untuk berlibur. Mengetahui hal itu hati Srintil sempat
goyah. Ia sebenarnya masih menyimpan rasa terhadap Rasus, tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa.
Ia juga menyadari bahwa ia sedang dekat dengan Bajus.
Suatu hari Srintil diajak Bajus untuk mengikuti acara tertentu. Ternyata selama ini Bajus
telah memiliki rencana jahat terhadap Srintil. Bajus ingin menyerahkan Srintil kepada bosnya
sebagai hadiah agar bisnisnya lancar. Srintil sangat terpukul karena ia telah begitu percaya pada
Bajus. Namun Bajus justru merupakan lelaki yang jahat. Karena itu, Srintil mengalami gangguan
jiwa dan menjadi gila. Melihat kondisi Srintil yang memprihartinkan, Rasus merasa iba. Ia
akhirnya membawa Srintil ke rumah sakit jiwa.

Anda mungkin juga menyukai