Anda di halaman 1dari 3

Nama Anggota Kelompok 4:

1. Wahyu Try Akbar


2. Sindi Damayanti
3. Uyung Dia
4. Vivi Noviadi R
5. Tabah Roles T
6. Zalikha Apryani

Identitas buku :

Judul : Sang Pemimpi


Pengarang: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2006
Jumlah Halaman : 292 halaman
Sekuel sebelumnya : Laskar pelangi
Sekuel berikutnya : Edensor dan Maryamah Karpov

Ringkasan isi buku :


Novel berjudul Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini merupakan sekuel kedua dari
tetralogi Laskar Pelangi. Novel ini mengisahkan tentang tiga orang pemuda yang
berjuang meraih mimpi-mimpi dalam hidup mereka. Ketiga pemuda tersebut adalah
Ikal, Arai, and Jimbron. Novel ini sesungguhnya menceritakan kisah hidup Ikal (tokoh
utama dalam novel Laskar Pelangi) sewaktu remaja yang duduk di bangku SMA. Akan
tetapi dalam novel ini secara khusus penulisnya menentukan tokoh-tokoh sentral yang
berbeda dari novel sebelumnya yang tokoh-tokohnya adalah 10 anak Laskar Pelangi.

Mimpi-mimpi itu bermula dari sebuah desa kecil yang ada di pulau Belitong. Ketika itu
Ikal, Arai, dan Jimbron sedang belajar di dalam kelas yang dibimbing oleh seorang guru
bernama Julian Balia. Guru inilah yang menumbuhkan bibit-bibit mimpi bagi Ikal, Arai,
dan Jimbron untuk berani bermimpi setinggi-tingginya. Ia berkata kepada anak-anak
didiknya bahwa manusia harus berani bermimpi. “Bermimpilah yang besar, maka Tuhan
akan memeluk mimpi-mimpumu!” begitu nasehat inspiratif yang dilontarkan dengan
penuh semangat oleh guru kesayangan ketiga remaja itu.

Mendengar nasehat inspiratif yang dilontarkan oleh guru mereka, maka bibit-bibit mimpi
dalam diri Ikal, Jimbron, dan Arai pun mulai tumbuh. Arai memantik semangat kedua
sahabatnya tersebut dengan kata-kata inspiratif seperti yang telah dilontarkan oleh Pak
Julian Balia. Arai bermimpi suatu saat nanti ia akan berkeliling dunia dengan
menjelajahi Eropa dan Afrika. Ikal pun terkesima dengan mimpi yang ditularkan oleh
Arai. Kemudian Arai pun menjelaskan langkah-langkah yang harus mereka tapaki mulai
saat ini demi mimpi-mimpi tersebut. Pertama-tama mereka harus menyelesaikan
sekolah, melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, dan mencari beasiswa S-2 di luar
negeri. Mimpi Arai dan Ikal lantas tertuju pada universitas Sorbone Paris yang juga
akan menjadi tujuan mereka berikutnya. Ikal terpengaruh oleh mimpi Arai dan berniat
untuk mengikuti sahabatnya itu. Sementara Jimbron masih menyembunyikan mimpi
apa yang hendak ia kejar.

Langkah pertama pun dimulai. Upaya untuk terus bersekolah sampai lulus SMA
dilakukan oleh ketiga remaja itu dengan kerja keras dan air mata. Arai, Jimbron, dan
Ikal adalah anak-anak dari keluarga miskin yang mengharuskan mereka untuk bekerja
demi memenuhi kebutuhan sekolah. Sepulang sekolah ketiga sahabat itu bekerja
serabutan di warung kopi dan tempat pelelangan ikan. Tak jarang mereka menjadi kuli
panggul di pelabuhan. Semua itu mereka lakukan demi mimpi-mimpi yang sedang
mereka kejar. Begitu seterusnya hingga pada saat kelulusan SMA pun tiba.

Arai dan Ikal sudah memantapkan hati untuk melanjutkan tahapan berikutnya demi
meraih mimpi yang akan mereka kejar. Mereka berencana untuk berlayar ke Jakarta
dan mencari kerja sambilan sebagai batu loncatan berkuliah di Universitas Indonesia.
Ketika hendak berlayar dengan menggunakan kapal tumpangan, perpisahan
mengharukan antara Arai, ikal, dan Jimbron tak terelakkan lagi. Jimbron memutuskan
untuk tetap tinggal di Belitong dan meneruskan mimpinya di tempat asalnya tersebut. Ia
memberikan dua buah tabungan berbentuk kuda kepada Arai dan Ikal dengan
mengatakan sesuatu hal yang sangat mengharukan. “kalian berdua akan pergi ke Paris
dengan menggunakan kudaku,” begitu kata Jimbron yang disambut dengan peluk dan
tangis Arai dan Ikal. Perjuangan dalam meraih mimpi-mimpi itu pada akhirnya
membuahkan hasil. Beberapa tahun berlalu setelah Ikal lulus dari Universitas Indonesia
dan sekembalinya Arai dari Kalimantan, kedua sahabat itu dipertemukan kembali di
sebuah ruang wawancara penerima beasiswa S2 di Universitas Sorebone. Akhirnya
kuda pemberian Jimbron benar-benar membawa mereka berdua pergi ke Paris.
Petualangan Arai dan Ikal berikutnya membawa mereka menjelajahi benua Eropa dan
Afrika sebagaimana mimpi yang telah mereka tetapkan beberapa tahun yang lalu.

Keunggulan buku :

Keunggulan yang ada pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini terletak
pada penggunaan gaya bahasa kepenulisan yang khas . Dalam novel ini juga
menyajikan tentang pesan moral yang sangat kuat yakni beranilah bermimpi dan
berjuang untuk meraihnya. Mimpi, harapan, kerja keras, dan doa yang berjalan
beriringan akan menemui hasil yang memuaskan. Dalam novel ini banyak
mencontohkan tokoh-tokoh inspiratif diantaranya adalah Arai yang selalu
menumbuhkan mimpi-mimpi, Ikal yang setia terhadap sahabatnya, Jimbron yang
penuh perhatian, Pak Julian Balia yang seorang guru inspiratif, dan masih
banyak lagi. Di dalam novel juga menyajikan bumbu-bumbu nuansa kisah cinta

Kelemahan buku :

Pada alur cerita tiap bab terkesan seolah sengaja mengaburkan waktu dengan
penataan sub bab judul yang tidak sistematis. Sehingga membuat pembaca
sedikit kebingungan setiap beralih sub bab dalam novel.

Rekomendasi buku :

Novel ini sangat baik dibaca oleh semua kalangan terutamma pada kalangan
remaja, karena didalam novel ini banyak mengandung pesan moral yang bernilai
positif seperti pantang menyerah, gigih, berani bermimpi, serta mengajarkan
tentang dedikasi.

Selain itu alur ceritanya menarik dan sangat berpengaruh kedalam kehidupan
nyata.

Anda mungkin juga menyukai