Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farhan Rifdatul Hilmy

Kelas : X MIPA 2

No. Abs : 13

 Resensi Novel

Sang Pemimpi

 Identitas Buku

Judul : Sang Pemimpi

Penulis : Andrea Hirata

Penerbit : PT Bentang Pustaka

Halaman : x + 292 Halaman

Cetakan : ke – 14, januari 2008

ISBN : 979-3062-92-4
 Sinopsis

Novel ini mengisahkan tentang tiga orang pemuda yang berjuang meraih mimpi-
mimpi dalam hidup mereka. Ketiga pemuda tersebut adalah Ikal, Arai, and Jimbron.
Novel ini sesungguhnya menceritakan kisah hidup Ikal (tokoh utama dalam novel Laskar
Pelangi) sewaktu remaja yang duduk di bangku SMA. Akan tetapi dalam novel ini secara
khusus penulisnya menentukan tokoh-tokoh sentral yang berbeda dari novel sebelumnya
yang tokoh-tokohnya adalah 10 anak Laskar Pelangi.

Mimpi-mimpi itu bermula dari sebuah desa kecil yang ada di pulau Belitong. Ketika
itu Ikal, Arai, dan Jimbron sedang belajar di dalam kelas yang dibimbing oleh seorang
guru bernama Julian Balia. Guru inilah yang menumbuhkan bibit-bibit mimpi bagi Ikal,
Arai, dan Jimbron untuk berani bermimpi setinggi-tingginya. Ia berkata kepada anak-anak
didiknya bahwa manusia harus berani bermimpi. “Bermimpilah yang besar, maka Tuhan
akan memeluk mimpi-mimpumu!” begitu nasehat inspiratif yang dilontarkan dengan
penuh semangat oleh guru kesayangan ketiga remaja itu.

Mendengar nasehat inspiratif yang dilontarkan oleh guru mereka, maka bibit-bibit
mimpi dalam diri Ikal, Jimbron, dan Arai pun mulai tumbuh. Arai memantik semangat
kedua sahabatnya tersebut dengan kata-kata inspiratif seperti yang telah dilontarkan oleh
Pak Julian Balia. Arai bermimpi suatu saat nanti ia akan berkeliling dunia dengan
menjelajahi Eropa dan Afrika. Ikal pun terkesima dengan mimpi yang ditularkan oleh
Arai. Kemudian Arai pun menjelaskan langkah-langkah yang harus mereka tapaki mulai
saat ini demi mimpi-mimpi tersebut. Pertama-tama mereka harus menyelesaikan sekolah,
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, dan mencari beasiswa S-2 di luar negeri.
Mimpi Arai dan Ikal lantas tertuju pada universitas Sorbone Paris yang juga akan menjadi
tujuan mereka berikutnya. Ikal terpengaruh oleh mimpi Arai dan berniat untuk mengikuti
sahabatnya itu. Sementara Jimbron masih menyembunyikan mimpi apa yang hendak ia
kejar.

Langkah pertama pun dimulai. Upaya untuk terus bersekolah sampai lulus SMA
dilakukan oleh ketiga remaja itu dengan kerja keras dan air mata. Arai, Jimbron, dan Ikal
adalah anak-anak dari keluarga miskin yang mengharuskan mereka untuk bekerja demi
memenuhi kebutuhan sekolah. mereka lakukan demi mimpi-mimpi yang sedang mereka
kejar. Sepulang sekolah ketiga sahabat itu bekerja serabutan di warung kopi dan tempat
pelelangan ikan. Tak jarang mereka menjadi kuli panggul di pelabuhan. Semua itu Begitu
seterusnya hingga pada saat kelulusan SMA pun tiba.

Arai dan Ikal sudah memantapkan hati untuk melanjutkan tahapan berikutnya demi
meraih mimpi yang akan mereka kejar. Mereka berencana untuk berlayar ke Jakarta dan
mencari kerja sambilan sebagai batu loncatan berkuliah di Universitas Indonesia. Ketika
hendak berlayar dengan menggunakan kapal tumpangan, perpisahan mengharukan antara
Arai, ikal, dan Jimbron tak terelakkan lagi. Jimbron memutuskan untuk tetap tinggal di
Belitong dan meneruskan mimpinya di tempat asalnya tersebut. Ia memberikan dua buah
tabungan berbentuk kuda kepada Arai dan Ikal dengan mengatakan sesuatu hal yang
sangat mengharukan. “kalian berdua akan pergi ke Paris dengan menggunakan kudaku,”
begitu kata Jimbron yang disambut dengan peluk dan tangis Arai dan Ikal.

Perjuangan dalam meraih mimpi-mimpi itu pada akhirnya membuahkan hasil.


Beberapa tahun berlalu setelah Ikal lulus dari Universitas Indonesia dan sekembalinya
Arai dari Kalimantan, kedua sahabat itu dipertemukan kembali di sebuah ruang
wawancara penerima beasiswa S2 di Universitas Sorebone. Akhirnya kuda pemberian
Jimbron benar-benar membawa mereka berdua pergi ke Paris. Petualangan Arai dan Ikal
berikutnya membawa mereka menjelajahi benua Eropa dan Afrika sebagaimana mimpi
yang telah mereka tetapkan beberapa tahun yang lalu.

 Kelebihan Novel

Kelebihan novel ini mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang
mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang
terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan
imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa bahasa intelektual yang berkelas.
Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam
mengeksplorasi karakter – karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat
dalam karakter tersebut begitu indah.

 Kekurangan Novel

Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena
penulis dengan cerdas menggambarkan keruntutan alur, deskripsi
setting,daneksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjaudari segi kebahasaan hingga
sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk
mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.

 Kesimpulan

Sebagai peresensi, berdasarkan dari keunggulan dan kelemahan novel ini,


menilai bahwa novel ini baik untuk dijadikan bahan bacaan oleh semua kalangan
karena sangat menarik dan banyak pelajaran yang dapat diambil.

Anda mungkin juga menyukai