Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Alfadzilah

No : 20

Kelas : XI TFLM A

Resensi novel Sang Pemimpi

Identitas Buku:

Judul: Sang Pemimpi.

Penulis: Andrea Hirata.

Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.

Tahun terbit : Cetakan pertama Juli 2006, Cetakan kedua puluh delapan Desember 2010.

Tebal buku: viii + 248 halaman

ISBN: 978-979-1227-81-0.

Resensi Buku “Sang Pemimpi”

Mengambil tema “sebuah persahabatan dan perjuangan dalam menghadapi kerasnya hidup”,
menjadikan novel Sang Pemimpi memiliki kisah menarik yang dilakoni tiga anak muda, yaitu Ikal, Arai
dan Jimbron. Kisah dalam Sang Pemimpi merupakan cerita lebih khusus dari novel sebelumnya, yaitu
Laskar Pelangi.

Semangat dan impian menjadi dua kata utama yang mampu menggerakkan semangat bagi tiga anak
muda untuk mampu bertahan dan tetap berjuang dalam menghadapi hidup yang begitu keras. Dengan
bimbingan seorang guru, yaitu Bapak Julia Balia yang menumbuhkan mimpi yang luar biasa bagi Ikal,
Arai dan Jimbron.

Pak Balia dengan kata-kata yang luar biasa mampu memberikan suntikan motivasi yang membuat Ikal
dan Arai berhasil mendapatkan beasiswa ke universitas yang diimpikannya yaitu Universite de Paris,
Sorbonne, Prancis. Kata-kata dari Pak Balia yang menjadi nasehat yang begitu inspiratif tersebut adalah
“Bermimpilah yang besar, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu!”

Mimpi telah menjadi dorongan luar biasa bagi tiga anak muda ini untuk berusaha meraihnya. Bahkan
Arai sampai bermimpi akan berkeliling dunia dengan menjelajahi Eropa dan Afrika. Berbeda dengan Arai
yang menterjemahkan mimpi Arai dengan selesaikan sekolah dulu, menyelasaikn pendidikan ke
perguruan tinggi, kemudian mencari beasiswa S-2 ke luar ngeri.
Kerja keras dan meraih impian tersebut mulai dilakukan dengan tetap bersekolah sampai lulus SMA,
tidak seperti teman sekolah lainnya, tiga anak muda harus tetap bersekolah dengan bekerja keras
membanting tulang sampai menjadi kuli ngambat dan bekerja serabutan di tempat pelelangan ikan.
Semua itu dilakukan untuk meraih mimpi yang ingin kejarnya.

Pada tahap selanjutnya, Arai dan Ikal mantap untuk meraih mimpinya dengan berlayar menuju Jakarta.
Tekad dan nekat untuk tetap meraih mimpi menjadikan Arai dan Ikal berusaha mencari kerja sambilan
sebagai batu loncatan untuk kuliah di Universitas Indonesia. Kisah perjuangan berangkat menuju Jakarta
sempat diwarnai sedikit kisah sedih yaitu perpisahan mengharukan, antara tiga anak muda tersebut,
yaitu Ikal, Arai dan Jimbron, saat Jimbron memutuskan untuk tetap tinggal di Belitong dengan
memberikan dua buah tabungan berbentuk kuda pada Ikal dan Arai,”Kalian berdua akan pergi ke Paris
dengan menggunakan kudaku”.

Perjuangan meraih mimpi tercapai setelah Ikal lulus dari Universitas Indonesia dan Arai kembali dari
Kalimantan, mereka berdua dipertemukan dalam sebuah wawancara penerima Beasiswa S-2 di
Universitas Sorebonne, Prancis.

Kelebihan Novel “Sang Pemimpi”

Semangat dan motivasi luar biasa ditunjukkan oleh tiga anak muda dalam novel Sang Pemimpi karya
Anbdrea Hirata ini. Kisah perjuangan yang memberikan positif yaitu beranilah bermimpi dan terus
berjuang untuk meraihnya. Mimpi, harapan, kerja keras dan doa yang berjalan dengan beriringan akan
menuai hasil yang memuaskan.

Resensi Novel “Sang Pemimpi”

Novel “Sang Pemimpi”

Kekurangan Novel “Sang Pemimpi”

Sama halnya dengan berbagai karya tulis lainnya tentu memiliki kekurangan. Namun dalam novel ini
tidak ada kekurangan yang berarti, hanya terdapat pada konflik cerita yang tidak terlalu tajam antara
Arai dan Ikal, namun semua bisa diselesaikan dengan sadarnya Arai untuk tetap meraih mimpi-mimpi
yang telah dibangun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai