Terbit: 2007
ISBN: 978-979-1227-02-5
Dalam perjalanan hidup Arai dan Ikal di Eropa mereka mendapatkan pengalaman dan teman-teman yang
baru. Universitas Sorbone Perancis telah membawa mereka pada pertemuan terhadap teman-teman
mahasiswa dari berbagai negara dengan latarbelakang yang berbeda-beda. Mereka begitu menikmati
proses pembelajaran dan prosesi perkuliahan yang baik disana. Selain itu mereka juga merasakan
persaingan yang begitu ketat antar teman-teman perkuliahannya. Eropa dikenal dengan warga negara
dengan etos kerja yang luar biasa serta tingkat intelektualitas yang tinggi. Hal yang sungguh miris ketika
membandingkan karakteristik hal tersebut dengan karakteristik warga negara Indonesia yang pemalas
dan miskin motivasi. Hal tersebut menunjukkan sebuah realita bahwa betapa rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Sebab-sebab itulah yang membuat Ikal dan Arai semakin bersemangat dan
berusaha keras untuk mengimbangi tingkat intelektualitas merteka terhadap teman-teman sesama
mahasiswa asal negara lain.
Kebersamaan Ikal bersama teman-teman barunya ternyata belum mampu mengusir rasa sepinya. Ia
masih saja teringat pada sesosok wanita Tionghoa yang ia cintai bernama A Ling. Sampai saat ini Ikal
belum bisa melupakan Aling. Ikal pun tak tahu keberadaan A Ling saat ini. Ingatannya pada A Ling
mengingatkannya pada sebuaah tempat yang menjadi impian A Ling untuk mengunjunginya, tempat
tersebut adalah Edensor. Sebuah desa imajiner yang berada dalam novel kecil pemberian A Ling kepada
Ikal. Rasa penasarannya terhadap A Ling membuat Ikal berniat untuk melakukan perjalanan menjadi
seorang Backpacker. Ia berniat mencari keberadaan A Ling dengan segala petunjuk yang ia miliki.
Perjalanan menjadi backpacker pun ia mulai dengan sahabat-sahabatnya yang turut menyertainya.
Perjalanan panjang itu dimulai dari kota Paris tempat yang mereka tinggali saat ini, selanjutnya
melintasxi seluruh benua eropa sampai berakhir di Spayol. Pencarian Ikal terhadap A Ling membawanya
bersama teman-temannya kepada petualangan-petualangan seru melalui perjalanan yang panjang
melintasi benua Eropa dan Afrika. Mereka melintasi banyak Negara seperti Tunisia, Casablanca, dan Zaire
di benua Afrika. Berbagai faktorteknis penghambat perjalanan mereka, seperti iklim yang ekstrim dingin
di Eropa dan lain-lain sama sekali tidak menyurutkan semangat mereka untuk melakukan perjalanan.
Pada akhir perjalanan diceritakan bahwa Ikal menemukan sebuah desa impian A Ling yang berada dalam
novel pemberiannya.
Kelebihan yang terdapat dalam novel karangan Andrea Hirata ini terletak pada kelihaian penulis dalam
menggambarkan cerita seolah menjadi hidup dan pembaca seolah berada di tengah-tengah Ikal, Arai,
beserta teman-temannya. Selain itu bahasa tulis Andrea Hirata yang memiliki karakteristik tersendiri
membuat pembaca hanyut dalam pembawaannya. Penggunaan istilah-istilah yang rumit membuat
pembaca semakin ingin tahu dan secara tidak langsung menambah pengetahuan baru bagi pembaca.
Ending cerita yang tak terduga membuat pembaca merasa ingin melanjutkan membaca pada tetralogi
terakhir yakni pada buku Maryamah Karpov. Semula pembaca mengira ending cerita pada novel Edensor
akan berakhir pada pertemuan Ikal dengan A Ling, namun dugaantersebut meleset. Ternyata ending
pada cerita novel tersebut berakhir pada ditemukannya desa impian A Ling di Inggris yakni desa Edensor.
Novel ini sangat cocok dibaca oleh berbagai kalangan khususnya para remaja. Buku ini mampu
memberikan motivasi yang baik untuk tetap bersemangat dalam menjalani hidup. Prestasi Ikal dan Arai
yang mendapatkan beasiswa S2 di Paris bisa menjadi pemacu semangat berprestasi yang baik untuk para
pelajar Indonesia.
RESENSI NOVEL
“EDENSOR”
Ideentitas Buku
Sinopsis :
Novel berjudul Endesor ini merupakan bagian dari serangkaian seri tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata. Endesor sendiri merupakan rangkaian ke tiga. Tokoh utama pada novel ini masih Ikal dan juga
Arai, sepupunya. Secara umum novel ini bercerita mengenai kehidupan pendidikan Arai juga Ikal yang
berhasil melanjutkan kuliahnya di Eropa. Sebelum berangkat ke sana, mereka berpamitan pada gadis
pujaan mereka yakni Zakia Nurmala juga A Ling. Meski Zakia cuek menanggapi kepergian Arai, tetapi
gadis itu tetap terbawa di hatinya. Demikian pula dengan Ikal. Meski tak bertemu dengan A ling, ia tetap
memendam cinta.
Sesampainya di Belanda, mereka berdua dijemput seorang wanita berparas menawan bernama Mrs.
Famke Somers yang mengantarkannya ke sebuah flat sewaan tempat mereka akan menginap. Sayangnya,
karena kesalahpahaman mereka berdua diusur dari tempat tersebut dan menghabiskan malam pertama
di taman kota di tengah kedinginan yang menusuk tubuh. Udara tak bersahabat tersebut bahkan
membuat Ikal seolah sekarat. Keesokan harinya, mereka berjalan-jalan ke pusat kota. Namun dengan
penampilan mereka yang kusut, banyak petugas yang menaruh curiga dan menggeledah mereka berdua.
Pertolongan kemudian datang setelah Erika, sekretaris Dr. Woodward ditugaskan menjemput mereka
dan mengantarkannya kembali ke flat.
Selang beberapa waktu, perkuliahan dimulai. Mereka dipertemukan orang-orang dari berbagai bangsa.
Ikal bertemu dengan seorang gadis Jerman bernama Katya yang memiliki rupa sempurna. Katya
kemudian menjalin kasih dengan ikal. Hanya saja, rasa cintanya pada A Ling membua Ikal tak sanggup
menjalani kisah tersebut lebih lama. Ia akhirnya memutuskan untuk berteman saja dengan Katya. Ikal
memang sangat mencintai A Ling. Sayangnya ia tak tahu dimana keberadaan wanita bermata segaris itu.
Ia hanya tahu A Ling meneruskan sekola tata busananya. Ikal sangat ingat, ia pernah membaca novel
yang berkisah tentang sebuah kampung indah bernama Endesor. A Ling sangat ingin ke tempat tersebut.
Dalam perjalanan masa kuliah, Ikal dan teman-temannya dilingkupi kebosanan sehingga mereka
memutuskan untuk melakukan taruhan mengelilingi Eropa selama 3 bulan. Di dalam perjalanan ia
melewati sebuah desa yang sangat indah dan memutuskan untuk singgah. Ia tak tahu nama tempat itu,
dan saat bertanya ia terkejut sebab tempat itu bernama Endesor.
KESAN :
Menurut saya novel ini mengandung makna yang sangat mendalam tentang kisah perjalanan hidup.
Novel ini jauh dari sifat menggurui, namun juga ada sisi lucunya dan berkesan mendidik. Menurut saya
novel ini sangat layak untuk dimasyarakatkan. Cocok untuk dibaca semua kalangan karena mengajarkan
semangat pantang menyerah menembus semua tantangan yang ada demi mencapai tujuan kita.
Identitas novel
ISBN : 978-979-1227-02-5
Kepengarangan :-
Sinopsis
Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang
menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah
membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat
sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi
para sehabat yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan.
Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan
mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan bangsa eropa yang
terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita betapa rendahnya
kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan tekad yang kuat yang mampu
menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang
modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang
untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Keindahan benua eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik bagi siapapun
yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat menarik perhatian ikal bahkan
lebih menarik dibadingkan Katya. Mahasiswi jerman yang telah menolak cinta banyak pemuda dan
memilih ikal menjadi kekasihnya. Meskipun pada akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah
membawa mereka kembali pada jalinan pertemanan. Kerinduan ikal pada A Ling, perempuan masa kecil
yang sangat dicintainya telah menguakkan kembali ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan
pada sebuah novel pemberian A Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.
A Ling menandai cerita tentang keindahan Desa Edensor dalam novel itu, kubaca bagian itu berulang-
ulang. Desa khayalan itu seakan membuka jalan rahasia dalam kepalaku, jalan menuju penaklukan-
penaklukan terbesar dalam hidupku, untuk menemukan A Ling, untuk menemukan diriku sendiri.
(Edensor, hal 162)
Hamparan dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa ikal bekelana
ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia dalam kepala ikal, jalan menuju
penaklukan-penaklukan terbesar untuk menemukan A Ling, untuk menemukan cinta dan diri sejatinya.
ikal dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan keliling benua Eropa mengikuti tradisi para
pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang ini mendapat respon yang serius dari para
sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk
menahklukkan tantangan. Penjelajahan panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat
dan keberanian. Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di
Spanyol. Pencarian ikal akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang
panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar,
kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian ikal
untuk mencari keberadaan tentang A Ling yang kini menjadi semakin terang.
Kota demi kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna pencarian ikal. Sekuat
apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya tersebut masih belum berhasil
sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai realita tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok
perempuan bernama A Ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri
sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti
kebahagiaan yang sesungguhnya.
v Unsur intrinsik
· Alur
Alur yang lebih sering digunakan adalah alur maju. Sebagian menggunakan Alur Flashback, di mana
tokoh mengingat masa lalunya, yaitu pada Mozaik (Bab) 2, 9, 26, 42, dan 44.
· Latar tempat
Waktu terjadinya cerita adalah pada pagi hari, siang hari, dan malam hari. Tempat – tempat terjadinya
cerita adalah :
· Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari kisah novel tersebut adalah suatu keyakinan dan kemauan dapat
menuntun kita untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah tersirat di benak kita, dan kekuatan cinta
dapat mengubah hidup kita menjadi lebih indah. Seperti kisah Ikal, anak yang awalnya nakal dan brutal
dapat berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Kekuatan cintanya dapat menuntunnya dalam
menaklukkan daerah-daerah di benua Eropa dan Afrika.
· Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama (penggunaan kata ‘aku’ dan ‘kami’)
dan sudut pandang orang ketiga tunggal dan jamak (penggunaan kata ‘dia’ dan ‘meraka’ atau
penyebutan nama secara langsung)
· Penokohan
9. Stansfield : Primordial
v Unsur Ekstrinsik
Sosial
Kehidupan sosial yang berlangsung dengan baik, di mana antar tokoh dapat menjalin hubungan
pertemanan yang baik dan saling membantu. Namun masih banyak kehidupan yang berkelompok, sesuai
dengan bangsanya sendiri.
Budaya
Pengaruh budaya dalam novel tersebut besar, di mana banyak tokoh yang membawa budayanya dan
masih diterapkannya di perantauan. Namun, mereka juga dapat masuk ke dalam budaya-budaya orang
lain dan beradaptasi, agar hubungan pertemanan trjalin dengan baik.
Religi
Dalam Novel tersebut, nilai religi sangat diperhitungkan. Contohnya, tokoh utama Arai dan Ikal,
membawa agama hingga dalam perjalanan menaklukkan Eropa dan Afrika. Di mana mereka berjumpa
dengan tokoh agama dan saudara seiman. Tokoh juga masih melaksanakan ibadat sesuai agama dengan
rutin, di mana pun mereka berada.
Politik
Politik dalam Novel tidak terlalu berpengaruh, karena dari awal hingga akhir novel bercerita mengenai
kehidupan beragama, budaya, dan sosial dengan sesama yang berbeda latar belakang dan asalnya.
Mengandung makna mendalam dari setiap kisah hidup, jauh dari sifat menggurui, kadang kala ngawur
dengan sebagian tokoh yang lucu. Novel juga lebih berkesan mendidik
Judul Edensor kurang sesuai dengan cerita, karena maksud ‘Edensor’ terdapat di akhir cerita. Dan sangat
sedikit bayangan Edensor dalam novel karena dari penulis lebih banyak menuliskan perjalanannya
menaklukkan daerah-daerah daripada penjelasan maupun cerita panjang mengenai Edensor
Tanggapan :
Menurut saya, novel ini layak dimasyarakatkan, karena setiap mozaik yang terdapat dalam novel
mengandung makna mendalam. Novel ini sangat cocok untuk mengisi waktu luang dan sebagai referensi
ilmiah. Setiap paragraf berkembang menjadi susunan mozaik, dan setiap mozaik berkaitan satu sama lain
membentuk satu buku yang bagus. Ceritanya menggugah perasaan dan mengajari kita agar senantiasa
tidak menyerah, menembus semua tantangan yang ada, hingga tercapai tujuan kita.