Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhamad Rifky Ahdian

NIM : P17320320065
Kelas : 1B
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Tugas : Pertemuan ke- 4 (Meresensi Buku)

RESENSI BUKU

Judul novel : Edensor

Pengarang : Andrea Hirata 

Penerbit : PT. Sastra Bentang Pustaka 

Tahun penerbit         : 2007 

Dimensi buku : 20,5 cm x 14 cm 

Ketebalan buku : XII + 306 halaman 

ISBN : 978-979-1227-02-5 

Harga buku : Rp. 44.500,-

Penyunting : Imam Risdiyanto

Cetakan ke : 1. Tahun 2007

Sinopsis Buku

Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan
(magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi,
menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil
mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan
bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sehabat yang telah terenggut oleh
keterbatasan dan jerat kemelaratan.
Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan
persahabatan dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang.
Kehidupan bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada
berbagai realita betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya
semangat dan tekad yang kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk
menjadi bagian dari sistem pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan
pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan
mereka.

Keindahan benua eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik
bagi siapapun yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat menarik
perhatian Andrea bahkan lebih menarik dibadingkan Katya. Mahasiswi jerman yang telah
menolak cinta banyak pemuda dan memilih Andrea menjadi kekasihnya. Meskipun pada
akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah membawa mereka kembali pada jalinan
pertemanan. Kerinduan Andrea pada A Ling, perempuan masa kecil yang sangat dicintainya
telah menguakkan kembali ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan pada sebuah
novel pemberian A Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.

A Ling menandai cerita tentang keindahan Desa Edensor dalam novel itu, kubaca bagian
itu berulang-ulang. Desa khayalan itu seakan membuka jalan rahasia dalam kepalaku, jalan
menuju penaklukan-penaklukan terbesar dalam hidupku, untuk menemukan A Ling, untuk
menemukan diriku sendiri.

Hamparan dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa
andrea bekelana ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia dalam
kepala Andrea, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar untuk menemukan A Ling, untuk
menemukan cinta dan diri sejatinya. Andrea dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan
keliling benua Eropa mengikuti tradisi para pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan
panjang ini mendapat respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai
ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan. Penjelajahan
panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat dan keberanian.

Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di
Spanyol. Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute
perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua
Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan
semangat dan keberanian Andrea untuk  mencari keberadaan tentang A Ling yang kini menjadi
semakin terang.

Kota demi kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna
pencarian Andrea. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya
tersebut masih belum berhasil sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai realita
tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A Ling telah memberikan
pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah
menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti kebahagiaan yang sesungguhnya.

Unsur Intrinsik

 Penokohan

Tokoh-tokoh dalam Novel Edensor adalah:

1. Ikal (Andrea) : Pekerja keras, pantang menyerah


2. Arai : Pekerja keras, baik hati, pantang menyerah
3. Weh : Pekerja keras
4. Ayah : Bijaksana dan baik hati
5. Ibu : Memiliki pendirian yang tetap
6. Taikong Hamim : Pemarah dan tidak penyabar
7. A Ling (Njoo Xian Ling) : Baik hati
8. Famke Somers : Penolong, baik hati
9. Stansfield : Primordial
10. Townsend : Pintar dan provokatif
11. Katya : Tenang dan baik hati
12. MVRC Manooj : Ceria
13. Gonzales : Ceria
14. Hopkins Turnbull : Tegas
 Alur

Alur yang lebih sering digunakan adalah alur maju. Sebagian menggunakan Alur Flashback,
di mana tokoh mengingat masa lalunya, yaitu pada Mozaik (Bab) 2, 9, 26, 42, dan 44.

 Latar tempat

Waktu terjadinya cerita adalah pada pagi hari, siang hari, dan malam hari. Tempat – tempat
terjadinya cerita adalah:

1. Laut (Pada Mozaik 1)


2. Rumah (Pada Mozaik 2 – 8)
3. Bandara (Pada Mozaik 9-10)
4. Tempat Kost (Pada mozaik 11)
5. Kantor Uni Eropa (Pada Mozaik 12)
6. Prancis (Pada Mozaik 13-28, 42-43)
7. Daerah – daerah di Eropa (Pada Mozaik 29-37)
8. Austria (Pada Mozaik 38)
9. Venesia (Pada Mozaik 39)
10. Milan (Pada Mozaik 40)
11. Afrika (Pada Mozaik 41)
12. London (Pada Mozaik 44)
 Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama (penggunaan kata ‘aku’
dan ‘kami’) dan sudut pandang orang ketiga tunggal dan jamak (penggunaan kata ‘dia’ dan
‘meraka’ atau penyebutan nama secara langsung)

 Amanat

Amanat yang dapat dipetik dari kisah novel tersebut adalah suatu keyakinan dan kemauan
dapat menuntun kita untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah tersirat di benak kita,
dan kekuatan cinta dapat mengubah hidup kita menjadi lebih indah. Seperti kisah Ikal, anak
yang awalnya nakal dan brutal dapat berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Kekuatan
cintanya dapat menuntunnya dalam menaklukkan daerah-daerah di benua Eropa dan Afrika.
Unsur Ekstrinsik

 Religi

Dalam Novel tersebut, nilai religi sangat diperhitungkan. Contohnya, tokoh utama Arai dan
Ikal, membawa agama hingga dalam perjalanan menaklukkan Eropa dan Afrika. Di mana
mereka berjumpa dengan tokoh agama dan saudara seiman. Tokoh juga masih melaksanakan
ibadat sesuai agama dengan rutin, di mana pun mereka berada.

 Politik

Politik dalam Novel tidak terlalu berpengaruh, karena dari awal hingga akhir novel bercerita
mengenai kehidupan beragama, budaya, dan sosial dengan sesama yang berbeda latar
belakang dan asalnya.

 Sosial

Kehidupan sosial yang berlangsung dengan baik, di mana antar tokoh dapat menjalin
hubungan pertemanan yang baik dan saling membantu. Namun masih banyak kehidupan
yang berkelompok, sesuai dengan bangsanya sendiri.

 Budaya

Pengaruh budaya dalam novel tersebut besar, di mana banyak tokoh yang membawa
budayanya dan masih diterapkannya di perantauan. Namun, mereka juga dapat masuk ke
dalam budaya-budaya orang lain dan beradaptasi, agar hubungan pertemanan trjalin dengan
baik.

Keunggulan Buku
1. Novel ini sangat inspratif.
2. Mengajarkan kita tentang optimis, semangat dan pantang menyerah.
3. Novel Edensor tidak seperti novel-novel karya Andrea Hirata sebelumnya. Novel ini
menyajikan ilustrasi gambar pada ceritannya sehingga lebih menarik.
4. Covernya Menarik
5. Novel ini tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga memberikan nasihat dan
pengetahuan akan dunia luar
6. Mengandung makna mendalam dari setiap kisah hidup
7. Jauh dari sifat menggurui, kadang kala ngawur dengan sebagian tokoh yang lucu.
8. Novel juga lebih berkesan mendidik sangat cocok bagi siswa SMA dan universitas yang
dapat memotivasi semangat belajar mereka

Kekurangan buku
1. Novel ini menurut saya sudah mendekati sempurna, hanya saja kekurangannya hanya pada
kertas yang dipakai masih berupa kertas buram sehingga kurang awet.
2. Gaya bahasa yang digunakan sedikit sulit untuk dipahami oleh pembaca,
3. Ada beberapa kata-kata yang tidak dimengerti maknanya oleh para pembaca sehingga
membuat para pembaca sedikit bingung.
4. Judul Edensor kurang sesuai dengan cerita, karena maksud ‘Edensor’ terdapat di akhir
cerita.
5. Sangat sedikit bayangan Edensor dalam novel karena dari penulis lebih banyak menuliskan
perjalanannya menaklukkan daerah-daerah daripada penjelasan maupun cerita panjang
mengenai Edensor

Tanggapan / Kesimpulan
Menurut saya, novel ini layak dimasyarakatkan, Dari novel ini kita mendapatkan banyak
pesan moral tentang kehidupan, seperti jika kita ingin mewujudkan mimpi hal utama yang harus
kita lakukan adalah berani untuk bermimpi. Dan dalam meraih sesuatu yang kita idam-idamkan
itu dibutuhkan pengorbanan dan kesabaran yang sangat teguh. setiap mozaik yang terdapat
dalam novel mengandung makna mendalam. Novel ini sangat cocok untuk mengisi waktu luang
dan sebagai referensi ilmiah. Setiap paragraf berkembang menjadi susunan mozaik, dan setiap
mozaik berkaitan satu sama lain membentuk satu buku yang bagus. Ceritanya menggugah
perasaan dan mengajari kita agar senantiasa tidak menyerah, menembus semua tantangan yang
ada, hingga tercapai tujuan kita. Di harapkan pembaca termotivasi setelah membaca novel ini.
Demikian Resensi Edensor yang dapat saya berikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya,
apabila ada kesalahan dalam isi maupun pengetikan.

Anda mungkin juga menyukai