Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anugrah Danda

Kelas : X MIPA 1
Mapel: Bahasa Indonesia

RESENSI NOVEL
HILANGNYA BIRU LAUT

A.IDENTITAS BUKU
1. Judul Buku : Laut Bercerita
2. Penulis Buku : Leila S. Chudori
3. Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
4. Tahun Terbit : 2017
5. Cetakan : PT Gramedia,Jakarta
6. Jumlah Halaman : 387
7. Harga Buku : Rp 190.000.00
8. ISBN : 978-602–481-872-2

B. SINOPSIS

Laut Bercerita adalah cerita fiksi yang diangkat berdasarkan kisah nyata. Cerita ini berlatar
belakang rezim 1998, bagaimana sejarah sebelum reformasi, bagaimana orang-orang kritis di
bungkam,yang di mana kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru merasakan perilaku
kekejaman dan kebengisan dan bagaimana hidup dalam tekanan, kemudian fenomena penghilangan
13 aktivis secara paksa.

Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap
empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon,
dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi,
dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting:
siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.

Kejadian tersebut dikisahkan oleh seorang tokoh mahasiswa yang bergerak menuntut
keadilan dari sebuah rezim. Salah satunya bernama Biru Laut, yaitu mahasiswa tingkat akhir sastra
inggris dari universitas gajah mada yang menjadi 9 tokoh utama dalam buku ini. Laut bersama 9
tokoh utama lainnya di tangkap secara paksa oleh para intel karena mereka menentang dan ingin
mengubah Negara yang Otoriter, Negara yang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme nya dimana-mana,
serta
Negara yang dikuasai oleh pemegang kekuasaan. Hal itulah yang membuat mereka ingin
agar masa pemerintahan Soeharto yang sudah memimpin selama 30 tahun pada saat itu, agar
segera berakhir. Namun para aparat keamanan negara memandang mereka sebelah mata, mereka
dianggap sebagai PKI yang akan mengancam keselamatan Presiden. Padahal mereka hanyalah
seorang mahasiswa yang ingin bersuara untuk perubahan negeri.

Berbagai penyiksaan seperti disetrum, tidur diatas balok es, digigit serangga pada bola mata,
ditendang, serta dipukul hingga berdarah dan penyiksaan keji lainnya, yang sangat tidak beradab
selama berbulan-bulan. Penyiksaan itu dilakukan oleh para intel dengan maksud untuk bertanya
siapakah dalang dari gerakan organisasi Winatra dan Wirasena dan apa tujuan para aktivis dalam
organisasi tersebut.

Disamping itu keluarga Laut, selalu menantikan kedatangannya hal itu terbukti ketika ayah
dan ibu Laut yang mempersiapkan piring dan makanan untuk Laut. Meskipun Laut tidak akan pernah
datang Asmara jati adik Laut yang juga menanti kedatangan kakaknya Laut, turut bergabung dalam
komisi pencarian orang hilang, tentu saja untuk mencari keberadaan kakaknya, namun pada bulan
Laut telah tiada Alex dan Daniel teman dekatnya Laut, beruntung karena dibebaskan dan memberi
tahu apa yang terjadi sebenarnya akan tetapi Alex dan Daniel tidak tahu apakah Laut masih hidup
atau tidak, karena yang mereka lihat Laut dibawa pergi oleh para intel dan tidak akan pernah
kembali lagi dan disitulah Asmara merasa tidak ada lagi harapan untuk mengatakan bahwa sang
kakak, masih hidup. Meskipun ia tidak bisa menerima semua hal itu

Dan di waktu yang sama Sebagai keluarga yang ditinggalkan secara misterius, mereka sangat
kehilangan. Kisah Asmara pun dimulai tahun 2000-an. Bersama keluarga aktivis-aktivis lainnya,
Asmara bergabung dengan Aswin dan mencoba mencari keadilan pada pemerintah yang dirasa lebih
peduli. Duka kehilangan membuat banyak keluarga hidup dalam penyangkalan. Mereka hidup dalam
imajinasi dimana keluarga mereka yang hilang masih tetap ada dalam keseharian. Ayah mereka
masih tetap menyiapkan empat piring dalam ritual makan malam bersama di hari Minggu. Memutar
lagu yang menandai kehadiran Laut, membersihkan buku-buku dan kamar milik Laut, seolah-olah
Laut akan datang secara tiba-tiba kelak.

Kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada,
sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari
kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

C. JENIS BUKU

Novel Laut Bercerita ini adalah satu realita kemudian direpresentasikan di dalam sebuah
buku novel fiksi

D.KEPENGARANGAN

Leila Salikha Chudori lahir di Jakarta 12 Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent
University, Kanada. Karya awal Leila dipublikasi di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun. Tahun
1989, Leila melahir-kan kumpulan cerpen Malam Terakhir yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Jerman Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari Nadira diterbitkan 2009
(Kepustakaan Populer Gramedia) dan mendapatkan Penghargaan Sastra dari Badan Bahasa.

E.PENILAIAN

1. Fisik Buku
Secara fisik Novel Laut Bercerita ini memiliki ketebalan yang tidak begitu tebal dan juga tidak
begitu tipis dengan jumlah halaman sebanyak 387. Cover novel yang memiliki ilustrasi simpel
namun dapat menarik perhatian banyak orang sebelum membacanya dan juga makna yang
terdapat pada ilustrasi tersebut dapat menjelaskan isi Novel Laut bercerita ini. Kualitas
kertas yang sangat baik dengan ketahan kertas juga yang tidak kalah baik membuat
pembaca nyaman bagi pembaca untuk membacanya dengan penggunan font yang tidak
membosankan mata. Di dalam Novel ini juga terdapat ilustrasi di beberapa chapternya yang
membuat pembaca tidak bosan.
2. Unsur Intrisik
1. Tema
Tentang Rezim 1998 dan bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan
sahabat yang merasakan kekosongan didada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan
lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, serta tentang
cinta yang tak akan luntur.
2. Latar
a.Latar Tempat: yogyakarta,Solo,Jakarta,Ruang Bawah,Pasir putih,Ladang jagung
b.Latar Suasana: Gelisah,Khawatir,Mencekam,Bersemangat,Mendebarkan dan Takut
c.Latar waktu:Pagi,Siang dan Malam

3. Alur
Alur yang digunakan dalam novel laut bercerita menggunakan alur campuran yaitu
gabungan antara alur maju dan mundur
4. Tokoh dan Penokohan
a. Biru Laut :Pintar,pekerja keras dan pantang menyerah
b. Daniel : cerewet
c. Kinan : bijaksana
d. Gusti : pendiam
e. Sunu : pendiam
f. Alex parazon: sigap
g. Asmara jati : pintar dan berani
h. bapak : pemberani
5. Majas
Novel menggunakan beberapa majas di antaranya majas Metafora,Personafikasi dan
Hiperbola
6 Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan ialah sudut pada orang pertama
7 Amanat
Novel Laut bercerita mengajarkan kita beberapa hal yang sangat realitis dalam kehidupan
yaitu Jangan mudah menaruh kepercayaan dengan orang lain dengan begitu saja karena
manusia dapat berubah dengan mudah,Berusahlah untuk menerima setiap keadan karena di
kehidupan ini kita tidak dapat memprediksi keadaan selanjutnya,atasi kenangan yang buruk
karena kita tidak dapat selalu lari hal buruk tersebut semakin kita berlari maka kenangan
tersebut akan terus mengejar kita dan Selalu ada cahaya dalam kegelapan di kehidupan kita
3. Unsur Ektrinsik
a. Nilai mandiri berupa kerja keras.
b. Nilai gotong royong berupa solidaritas.
c. Nilai integritas berupa setia dan dapat dipercaya.
d. Nilai nasionalis berupa menentang rezim keji.
F.KEUNGGULAN BUKU
1) Dengan membaca buku ini kita mendapatkan perspektif yang baru mengenai
kejadian-kejadian yang tidak kita ketahui dari buku sekolah yang kebanyakan hanya
menunjukkan sisi baik pada masa sebelum Reformasi
2) Novel Laut bercerita ini mampu membuat pembaca merasakan emosi pada tia tokoh
yang diceritakan.
3) Penokohan dalam novel Laut Bercerita ini memiliki karakter yang cukup kuat sehingga
pembaca bisa membedakan setiap karakternya.
4) Pembawaan yang mengambil dua sudut pandang berbeda membuat kita dapat berempati
dan memahami posisi berbagai pihak.
5) Karena penulis menulis cerita ini berdasarkan riset-riset terlebih dahulu maka tempat dan
keadaan atau lainnya di ungkapkan sesuai realita yang ada.

G.KEKURANGAN
1) Alur cerita yang digunakan ialah alur campuran atau maju mundur. Apabila para pembaca
yang belum terbiasa dengan alur tersebut, akan cenderung kesulitan atau bingung.
2) Penggunaan bahasa Jawa dalam dialog yang kurang dimengerti beberapa pembaca luar
Jawa.
3) Novel ini tidak terlalu cocok bagi pembaca novel yang baru karena mungkin dapat
menyebabkan trauma.
4) Ending cerita yang menggantung sehingga membuat penasaran pembaca tentang
kelanjutan kisahnya

H.KESIMPULAN
Para pejuang rela untuk, jatuh lalu bangkit dengan harapan agar kelak di masa mendatang,
semua tidak sama layaknya di zaman mereka. Dari semua perjuangan itu,banyak yang dapat kita
petik dan teladani, serta mensyukuri dengan kehidupan sekarang ini yang mana lebih baik dari masa
sebelumnya
Novel ini sangat cocok dibaca untuk para remaja sekarang yang tidak pernah merasakan
masa perjuang karena dengan hanga membaca novel dengan pembawaan yang ringan
mempermudah kita untuk belajar di dalam novel bagaimana susah perjuangan untuk mendapatkan
demokrasi,keadilan dan kemanusian yang sangat mudah kita dapatkan sekarang. Dan juga penulisan
yang sangat puitis membuat kita dengan mudah terbawa suasana dimana kita dapt merasakan
kondisi dan situasi di dalam novel.

Anda mungkin juga menyukai