Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISIS NOVEL SEJARAH

Nama : Wihdah Nafisatul Azkiyah


Kelas : XII MIPA 2
No : 35

A.Informasi Umum
Judul Novel : Laut Bercerita
Penulis : Leila S. Chudori
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Jakarta
Tahun Terbit : Oktober 2017
Tebal : 379 Halaman
B. Unsur Pembangun

a.Pendahuluan

- Latar Belakang Pencipta


Leila S. Chudori berprofesi sebagai jurnalis. Tulisan-tulisan Leila S. Chudori banyak
mengangkat persoalan tentang politik, sejarah, hak asasi manusia, sosial, ekonomi, dan budaya di
dalam karyanya. Hal ini sangat kentara sekali lewat isu dan permasalahan yang dihadirkan Leila di
dalam karya-karyanya. Novel pertama Leila S. Chudori berjudul Pulang menceritakan kisah hidup
tahanan politik (tapol) yang menghabiskan hidupnya di Prancis pasca peristiwa 30 September 1965 di
Indonesia. Novel Pulang berhasil meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2013.
Kemudian melalui novel Laut Bercerita, Leila S. Chudori mengisahkan peristiwa besar di dalam
sejarah Indonesia melalui gerakan aktivis mahasiswa 1998.

- Latar Belakang Cerita


Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori diterbitkan pertama kali oleh Kepustakaan
Populer Gramedia (KPG) pada bulan Oktober tahun 2017. Dalam akun instagram @lautbercerita dan
@leilaschudori pada tahun 2020 novel Laut Bercerita sudah mengalami 9 kali cetak ulang. Novel ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John. McGlynn dengan judul The Sea Speaks His Name
yang diterbitkan oleh Penguin Random House Sea pada Februari 2020.Leila S. Chudori berprofesi
sebagai jurnalis. Tulisan-tulisan Leila S. Chudori banyak mengangkat persoalan tentang politik,
sejarah, hak asasi manusia, sosial, ekonomi, dan budaya di dalam karyanya. Hal ini sangat kentara
sekali lewat isu dan permasalahan yang dihadirkan Leila di dalam karya-karyanya.
Novel Laut Bercerita berlatar belakang sosial budaya dan peristiwa sejarah pada rentang
tahun 1991-2000, berkisah tentang perjuangan aktivis mahasiswa bernama Biru Laut dalam upayanya
bersama rekan-rekan sesama mahasiswa menggulingkan kediktatoran pemerintahan yang berkuasa
lebih dari 3 dekade pada saat itu di Indonesia. Biru Laut adalah implementasi dari aktivis-aktivis
mahasiswa pada masa itu yang ikut menyuarakan kepentingan-kepentingan rakyat yang ditindas oleh
pemerintah yang otoriter. Pelarian dari satu tempat ke tempat yang lain dalam mencari keamanan diri
dari kejaran aparat hingga ketiadaan kabar atau hilangnya aktivis-aktivis mahasiswa merupakan narasi
sejarah yang dihadirkan di dalam novel Laut Bercerita. Banyaknya kebijakan-kebijakan yang
diputuskan dan tidak berpihak kepada rakyat juga menjadi persolan yang diangkat di dalam novel
Laut Bercerita ini.

b.Isi Cerita
- Sinopsis
Laut Bercerita menceritakan terkait perilaku kekejaman dan kebengisan yang dirasakan
oleh kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru.Tidak hanya itu, novel ini pun merenungkan
kembali akan hilangnya 13 aktivis, bahkan sampai saat ini belum juga ada yang mendapatkan
petunjuknya.

- Pengungkapan Peristiwa
Laut memiliki ketertarikan terhadap dunia sastra dan tulisan karena turun dari ayahnya yang
merupakan seorang wartawan Harian Solo. Laut memiliki banyak koleksi buku sastra klasik, baik
dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.Saat itu, beberapa buku sempat dilarang peredarannya
oleh pemerintah karena dianggap membahayakan, termasuk buku-buku karya penulis Pramoedya
Ananta Toer.Rasa penasaran Laut terhadap buku karya Pramoedya membuatnya nekat untuk
memfotokopi buku-buku tersebut secara diam-diam.Di tempat fotokopi langganannya, Laut bertemu
dengan Kasih Kinanti. Ia adalah senior Fakultas Politik yang memiliki minat bacaan yang sama
dengan Laut.Pertemuannya dengan Kinan, memperkenalkan Laut pada organisasi Winatra. Dari
organisasi ini Laut semakin aktif dalam kegiatan diskusi buku bersama anggota lainnya.Tidak hanya
membahas buku-buku berhaluan "kiri", organisasi Winatra sering melakukan kegiatan aktivis dan
bahkan sempat merencanakan sebuah pergerakan untuk terbebas dari rezim baru dan melawan doktrin
pemerinta.

- Pengenalan Konflik
Pergerakan mereka dianggap melawan oleh pemerintah,namun itu semua tidak membuat
mereka gentar dan berhenti dari kegiatan aktivis tersebut,bahkan ada salah satu kegiatan ketika itu
mereka sedang mendampingi para petani di Desa Blangguan,lahan petani di daerah tersebut di gusur
oleh pemerintah untuk membuat lapangan latihan militer,Laut dan para aktivis lain berangkat dari
Yogyakarta menuju Blangguan dengan misi "aksi penanaman jagung" namun ketika sampai disana
ternyata Desa tersebut di jaga ketat oleh anggota patroli yang membuat mereka tidak bisa
mendampingi para petani untuk aksi penanaman jagung tersebut,mereka terpaksa pulang dengan
melewati pematang sawah agar tidak terjerat anggota patroli,dengan keadaan basah kuyup dan penuh
lumpur mereka menaiki bus menuju kantor DPRD Jawa Timur,setelah semua urusan di kantor DPRD
selesai mereka menuju terminal Bungurasih tetapi alih alih menaiki bus dengan tenang mereka malah
di jerat oleh anggota patroli disana dan di interogasi sembari di siksa selama berlari hari.Namun itu
semua tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap mendampingi para buruh memperoleh
keadilan.

- Konflik
Nampaknya pemerintah masih terus mengikuti jejak mereka,lingkup gerak mereka semakin
sempit,tetapi mereka masih mendiskusikan penentangan terhadap rezim orde baru yang masih
berkuasa,sekarang tidak ada lagi base camp mereka di Seyegan,mereka memutuskan untuk membagi
menjadi beberapa kelompok kecil agar tidak terlalu mencolok,Laut dan tiga temannya tinggal di
sebuah rumah susun di daerah Klender,pada saat itu Laut baru pulang setelah berdiskusi dengan
anggota Winatra yang lain,Daniel teman Laut menawarkan diri untuk memberikan makanan
mereka,sedangkan Alex saat itu masih ada urusan.
Awalnya Laut biasa saja dengan suasana sepi di rumah susun tersebut hingga dia memasuki
kamarnya dan tiba tiba listrik padam,pada saat itulah awal penderitaan Laut,di sudah tertangkap oleh
belalai panjang rezim orde baru.Pun teman temannya yang lain susul menyusul di tangkap oleh rezim
orde baru,di sebuah markas mereka di interogasi sembari di siksa ketika mereka tidak menjawab
pernyataan rezim orde baru.Namun bukan siksaan yang paling menyakitkan dari bagian ini tetapi ada
salah satu teman satu organisasi mereka,Gusti namanya melakukan penghianatan, pantas saja selama
ini kegiatan mereka sering bocor padahal mereka sudah sangat hati hati ketika menyelenggarakan
kegiatan tersebut.
Sudah 3 bulan lamanya Laut dan teman teman Winatra berada di markas tempat mereka di
sikap,siksaan berbagai siksaan sudah mereka rasakan,di tendang,di tonjok,di setrum,bahkan tidur di
atas balok es selama berjam jam.

- Penyelesaian Konflik
Para orang tua yang anaknya menghilang sudah mencari cari kemana pun tetapi tidak
membuahkan hasil,Asmara adik Laut bahkan membangun Komisi Orang Hilang untuk mencari Laut
serta kawan kanannya.
Disisi lain,para anggota Winatra yang tertangkap masih terus di siksa,hingga pada akhirnya
sekarang sudah tidak ada lagi Biru Laut Wibisana,dia bersama beberapa temannya;Julius Sasongko
,Sunu Dyantoro,Kasih Kinanti,Mas Gala,Narendra,Widi,sudah tenang di bawah laut sana,dengan
barunya air laut dan ikan pari yang menjadi teman.Sedangkan teman teman yang lain,seperti
Alex,Daniel dan Naratama di pulangkan kembali tetapi jiwa mereka seperti telah hilang.
Di bagian akhir,kita akan menemukan bagaimana luka dan trauma para mahasiswa yang
kembali, keluarga yang terus berjuang mencari tahu kejelasan nasib anak-anak mereka, serta jiwa-jiwa
yang terus berusaha meminta pertanggungjawaban pemerintah Indonesia terkait desaparecidos(hilang
paksa),mereka tidak bisa melihat Indonesia yang lain,hingga akhir hayatnya setelah perjuangan
mereka yang begitu besar untuk mendampingi para buruh yang merasa tidak mendapat keadilan
secara utuh.

- Koda
Kita dapat mengambil nasihat nasihat yang terkandung dalam novel ini yaitu :
1.Berani lah untuk memperjuangkan keadilan walaupun harganya sangat mahal.
2.Jangan terlalu mempercayai seseorang karena sejatinya tidak ada yang lebih bisa dipercaya selain
diri sendiri.
3.Tetap berusaha walaupun rintangannya sangat banyak,jangan mudah menyerah.

C.Pesan yang terkandung dalam cerita

a.Pesan Moral
Berhati-hatilah, jangan mudah untuk menaruh kepercayaan secara penuh kepada orang lain.
Pesan ini dapat dilihat dengan jelas di dalam novel,ketika Laut sedang di siksa oleh rezim orde baru
lalu muncul sosok Gusti dengan kamera blitznya,ternyata selama ini Gusti seorang penghianat.

Kutipan :
"Aku hanya ingin kau paham, orang yang suatu hari berkhianat pada kita adalah biasanya orang yang
tak terduga, yang kau kira adalah orang yang mustahil melukai punggungmu."
— Bram.
b.Nilai Sosial
Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini terdapat dalam sikap laut yang berjuang untuk
memanusiakan manusia dari segala aspek. Selain itu ini merupakan teguran bagi pemerintah bahwa
mereka aktivis yang sengaja dihilangkan juga layak mendapatkan keadilan
.
Kutipan :
"Kebenaran ada di tangan mereka yang memihak rakyat." -Bram
c.Nilai Agama
Novel ini mengajarkan kita untuk tidak berpuasa asa dan selalu berjuang walaupun cobaan berat
sekali.

Kutipan :
. "Mungkin kita hanya nyamuk-nyamuk pengganggu bagi mereka. Kerikil dalam sepatu mereka. Tapi
aku tahu satu hal: kita harus mengguncang mereka."
d.Nilai Nasionalisme
Ketika mereka bergotong royong,bersolidaritas setia,dan dapat di percaya dalam memperjuangkan
hak-hak bangsa.Mereka tak gencar menghadapi kematian jika itu membuat Indonesia lebih baik lagi
di masa depan.

Kutipan :
. “Asmara...kita hidup di negara yang menindas rakyatnya sendiri. Bapak senang berada di antara
anak-anak muda yang mengerti bahwa bergerak, meski hanya selangkah dua langkah, jauh lebih
berharga dan penuh harkat daripada berdiam diri." -Bapak

Anda mungkin juga menyukai