NIM : 855840644
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
ii
1
MODUL 1
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
1. Kegiatan Belajar 1
Semenjak kecil Jean Piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh makhluk
hidup yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada awalnya
beliau mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur mental. Peaget
menamakan struktur mental tersebut sebagai schema, di mana schema juga merupakan
unsur yang penting untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan
masa hidupnya untuk menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental.
Melalui proses asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh
informasi baru. Melalui proses akomodasi, schema awal berubah untuk menyesuaikan
dengan pengalaman-pengalaman anak. Sebagai hasil dari dua proses tersebut schema pada
anak berkembang menjadi lebih kompleks untuk mengatur keselarasan kegiatannya di dunia.
Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan :
Tahap sensori motor (usia 0-2) ciri-ciri khusus, kecerdasan motorik (gerak) dunia
(benda) yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal.
Tahap pre-operasional (usia 2-7) ciri-ciri khusus, berpikir secara egosentris alasan-
alasan didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis
belum cepat melakukan konservasi.
Tahap konkret operasional (usia 7-11 atau 12) ciri-ciri khusus, dapat melakukan
konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang angka berpikir
terkait dengan yang nyata.
Tahap formal operasional (usia 7-11 atau 12 th 14 th atau 15 th) ciri-ciri khusus,
pemikiran yang sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan
untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealisme yang kuat.
Menurut piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut
adalah :
1. Seluruh anak melalui tahapan yang sama secara berurutan
2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
3. Dan apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup
untuk menjamin perkembangan intelektual anak.
2
2. Kegiatan Belajar 2
Bruner merupakan salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar
kognitif. Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi.
Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara
kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut sebagai
koding. Teori belajar bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan.
Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner mengembangkan
model pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya
menggunakan barang yang nyata. Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai
seorang pemberi informasi melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai
banyak manfaatnya,
antara lain bahwa pembelajar (siswa) akan mudah mengingatnya apabila informasi
tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan. Manfaat lainnya adalah
apabila pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama,
dan masing banyak lagi manfaat yang lainnya. Dalam penerapan model ini guru mungkin
terganggu dengan kebisingan dalam keributan siswa.
3
3. Kegiatan Belajar 3
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan
seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut
bersifat relative tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali
setiap menghadapi situasi yang baru. Ada beberapa ciri penting tentang belajar yaitu :
1. Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia
2. Belajar menyangkut interaksi antara pembelajar (orang yang belajar) dan
lingkungannya.
3. Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahan cukup
lama selama kehidupan orang itu.
Belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak
dari suatu analogi antara manusia dan computer. Menurut model ini yang disebut model
pemrosesan informasi ( processing model ), proses belajar dianggap sebagai transformasi
input menjadi output seperti yang lazim terlihat pada sebuah komputer.
4. Kegiatan Belajar 4
Menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat
dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh
siswa. Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak
sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.
Ada dua prinsip yang mengaitkan konsep-konsep yang diperlukan untuk belajar
yaitu diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integrative. Dalam diferensiasi progresif,
konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum ke konsep- konsep
yang lebih khusus. Sedangkan dalam rekonsiliasi integrative, konsep-konsep atau
gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah
dipelajari sebelumnya.
4
MODUL 2
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
1. Kegiatan Belajar 1
Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai pengertian, fungsi
dan tujuan, pertimbangan pemilihan, dan jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kaca mata dengan warna tertentu pada
saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian,
filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk,
dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran
menjadi menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan
penghargaan, serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminilogi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan
pendekatan adalah pertimbangan faktor-faktor terkait antara lain adalah tujuan
pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan siswa, psikologi belajar, dan sumber
daya.
Pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan belajar I pada modul ini
adalah pendekatan Lingkungan, Pendekatan konseptual, Pendekatan faktual,
Pendekatan nilai, Pendekatan inkuiri, Pendekatan sejarah.
2. Kegiatan Belajar 2
Pendekatan lingkungan menggunakan sumber belajar berupa lingkungan.
Pendekatan Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat. dipusatkan pada siswa dengan
memperhatikan keragaman siswa. Pendekatan Faktual dilakukan dengan menyodorkan hasil
penemuan IPA dan siswa diharapkan memperoleh informasi IPA. Pendekan Konseptual
memberi kesempatan siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau
penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan pemecahan masalah bertolak dari suatu
permasalahan.
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai. Pendekatan inkuiri memiliki prosedur umum merancanakan, mendiskusikan,
membuat hipotesis, menganalisis (secara rasiona,
5
MODUL 3
METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA
1. Kegiatan Belajar 1
a. Pengertian
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan
strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Jenis metode dalam pembelajaran IPA
Adapun jenis–jenis metode dalam pembelajaran IPA antara lain :
1. Metode Penugasan
Adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari
guru untuk dikerjakan siswa. Tujuannya untuk merangsang siswa aktif belajar secara
individual maupun kelompok. Metode penugasan digunakan untuk memperkaya
materi dan merupakan tindak lanjut dari kegiatan belajar sebelumnya.
Keuntungan dan kelemahannya antara lain :
a. Keuntungannya
- Membuat siswa aktif belajar
- Mendorong siswa untuk memperkaya wawasannya.
- Mengembangkan kemandirian siswa
- Membiasakan siswa mencari dan mengolah informasinya sendiri
- Membuat siswa bergairah dalam belajar
- Membina tanggung jawab dan disiplin siswa
- Mengembangkan kreativitas siswa
b. Kelemahannya
- Sulit mengontrol siswa apakah kerja atau tidak
- Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan siswa
- Tugas yang monoton bisa membosankan siswa
- Siswa merasa mengeluh jika tugasnya banyak
- Biasanya tugas kelompok dikerjakan oleh orang rajin saja
2. Metode Diskusi
Merupakan penyampaian bahan pelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
masalah yang bersifat problematik.
7
Tujuannya :
a. Melatih siswa mengembangkan keterampilan bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan
b. Melatih dan membentuk kestabilan social emosional
c. Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga
tumbuh konsep diri yang lebih positif
d. Mengembangkan kemampuan siswa mengemukakan pendapat
e. Mengembangkan siskap terhadap isu–isu controversial
f. Melatih siswa berani mengemukakan pendapat mengenai suatu masalah
Alasan Penggunaan :
a. Topik bahasan bersifat problematic
b. Merangsang siswa untuk berdebat secara ilmiah
c. Melatih siswa untuk berfikir kritis dan terbuka
d. Mengembangkan suasana demokratis dan berjiwa besar
e. Siswa memiliki pandangan yang berbeda–beda tentang topik diskusi
f. Adanya hubungan masalah yang didiskusikan dengan topik lain
Alasan penggunaannya :
a. Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan
b. Menimbulkan berfikir reflektif, sistematis, kreatif, dan kritis pada siswa
c. Mewujudkan cara belajar siswa aktif
d. Mendorong siswa mengekspresikan kemampuan lisannya
e. Memungkinkan siswamenggunakan pengetahuan sebelumnya
f. Menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran
g. Mengetahui kemampuan daya serap siswa
h. Merangsang siswa menggunakan daya fikir dan daya nalarnya
i. Distribusi pertanyaan tidak merata
j. Tidak memberdayakan siswa yang kurang aktif
k. Membuat siswa yang tidak biasa berbicara menjadi nerves (gugup)
l. Bisa membuang waktu jika siswa tidak responsive.
4. Metode Latihan
Adalah suatu tekhnik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan
latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang
dipelajari.
Kelebihan metode ini :
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris
b. Untuk memperoleh kecakapan mental
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat
d. Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi
9
Kelemahannya :
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku
e. Dapat menimbulkan verbalisme
5. Metode ceramah
Merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam
sejarah pendidikan.
Kelebihannya :
a. Merupakan metode yang murah dan mudah
b. Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas
c. Dapat mengontrol keadaan kelas
d. Dapat diikuti jumlah siswa yang besar
e. Dapat menyelesaikanmateri pelajaran dengan cepat
Kelemahannya :
a. Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
b. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, maka siswa akan merasa
bosan
c. Guru sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru
d. Cenderung membuat siswa pasif
Agar metode ceramah lebih menarik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Bahan ceramah dipersiapkan sebaik mungkin secara cermat
- Bahan ceramah disampaikan dengan jelas dan dapat didengar oleh semua murid
- Bahan ceramah harus dikuasai dengan luas dan mendalam
- Bahan pelajaran disampaikan dengan sistematis
- Dalam penyampainnya diselingi pertanyaan
- Memasukkan hal–hal baru kejadian–kejadian nyata dan pernah mereka alami
- Bahan dapat anda selesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
10
6. Metode simulasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk
menggambarkan situasi sebenarnya.
Tujuannya :
a. Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis dalam
kehidupan sehari hari.
b. Mengembangkan sikap percaya diri pada anak
c. Mengembangkan persuasi dan komunikasi
d. Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkansumber–sumber yang dapat
digunakan
e. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari
f. Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa
Alasan Penggunaannya :
a. Ada situasi yang tidak dapat dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya contoh :
keadaan perang
b. Perlunya konsep–konsep untuk diresapi dan dirasakan siswa secara langsung
c. Menanamkan sikap–sikap normative kepada siswa yang harus direfleksikan dalam
apresiasi jiwa
d. Agar siswa dapat berperan dan berkomunikasi secara baik
Keuntungannya :
a. Menciptakan kegairahan siswa untuk belajar
b. Memupuk daya cipta siswa
c. Melatih keberanian siswa tampil di depan orang banyak
d. Siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya yang
kemungkinan terpendam dengan pengan pengajaran metode lain
e. Dapat ditemukan siswa yang bakat berakting
Kekurangannya :
a. Memerlukan pengelompokan siswa yang fleksibel dan ruang
yang tidak selalu tersedia
11
b. Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di
lapangan
c. Suasana simulasi seringkali berubah menjadi ajang tempat bermain
d. Memerlukan imajinasi yang tinggi bagi guru dan siswa
e. Jika ada siswa yang merasa malu, ragu atau tidak percaya diri, maka ini akan
menghambat tercapainya tujuan simulasi
7. Metode Proyek
Adalah cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar pada siswa, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran
serta pekerjaannya.
Kelebihannya :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan
b. Melalui metode ini siswa dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan dengan terpadu yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari–hari
12
Kekurangannya :
a. Kurikulum yang berlaku di Negara ini belum menunjang pelaksanaan metode ini
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru
c. Harus dapat memilih topic unit yang tepat sesuai kebutuhan siswa.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga mengaburkan pokok unit yang dibahas
Kelebihannya :
a. Memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
b. Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan masyarakat
c. Merangsang kreatifitas siswa
d. Bahan pelajaran lebih luas dan actual
Kelemahannya :
a. Kurangnya fasilitas
b. Perlu perencanaan yang matang
c. Perlu koordinasi agar tidak tumpang tindih waktu
d. Mengabaikan unsur studi
e. Kesulitan mengatur siswa yang banyak.
9. Metode Demonstrasi
Adalah cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi atau benda tertentu baik benda asli maupun benda tiruan.
Tujuannya :
a. Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa
b. Mengkongkritkan informasi kepada siswa
13
Alasan penggunaannya :
a. Ada topik–topik pelajaran tertentu yang tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan
b. Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan
c. Memperhatikan tipe belajar siswa
d. Memudahkan mengajarkan suatu cara kerja
Keuntungannya :
a. Pelajaran bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar dari verbalisme
b. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
c. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
d. Melatih kemampuan mengamati siswa
e. Ada materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan dengan metode lain
Kerugiannya :
a. Memerlukan keterampilan guru secara khusus
b. Memerlukan banyak waktu
c. Kekurangan sumber belajar yang terjadi pada sekolah seringkali mengakibatkan metode
ini tidak bisa diterapkan
d. Menghilangkan verbalisme
e. Hasil belajar siswa menjadi bermakna
Kerugiannya :
a. Memerlukan alat dan bahan yang komplit
b. Memerlukan waktu lama
c. Memerlukan perencanaan yang matang
d. Memungkinkan salah dalam menyimpulkan jika salah melakukan eksperimen
MODUL 4
KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD
1. Kegiatan Belajar I
A. Pengertian
Keterampilan proses dianggap sangat penting dalam pembelajaran IPA. Wynnie
Harlen (1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu :
1. Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih
cocok) tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang
digunakan ini berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan-keterampilan proses.
2. Pengembangan pengetahuan dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa
pengembangan keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah.
B. Keterampilan mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan
yang dikembangkan dengan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi
dan memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Pendapat
tersebut sejalan dengan pendapat Abruscato (1988) dan Carin (1992). Keterampilan
mengobservasi(keterampilan proses yang paling dasar) merupakan keterampilan yang
dikembangkan dengan semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk
mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta memberikan nama sifat-
sifat/karakteristik dari objek atau kejadian.
Memperoleh kemampuan untuk membuat yang teliti akan tidak dilatih untuk
menentukan konsep, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
1. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh konkret
2. Penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif, jadi tidak mutlak benar seratus persen.
Suatu teori dapat tidak berlaku lagi dengan adanya data baru yang mampu
membuktikan bahwa teori tersebut keliru.
3. Dalam pembelajaran, pengembangan konsep seyogianya tidak terlepas dari
pengembangan sikap dan nilai.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem dan
17
organisme hidup. Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk,
ukuran, dan lain-lain.
C. Keterampilan mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler (1984) merupakan
keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda
berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari) sifat-sifat benda tersebut.
Menurut Abruscato (1988) klasifikasi merupakan proses yang digunakan para
ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau kegiatan-kegiatan. Sedangkan Carin
(1992) menyatakan bahwa klasifikasi adalah mengatur atau mebagi objek, kejadian, atau
informasi tentang objek ke dalam kelas menurut metode atau sistem tertentu. Jadi
keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui
latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan, mengatur atau membagi
objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem
atau metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan untuk
menunjukkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubungannya. Kegiatan yang dapat
dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas,
yang berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing
berdasarkan sifat umumnya.
D. Keterampilan mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan
melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan denganpengembangan satuan-satuan yang cocok
dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat dan sebagainya. Abruscato (1988) menyatakan
bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan
menurut Carin (1992) mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang konvensional atau standar nonkonvensional.
Keterampilan mengukur merupakan keterampilan membuat observasi secara kuantitatif
(terhadap standar ukuran tertentu) yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi,
waktu, berat, massa, dan lain-lain. Kemampuan mengukur memerlukan kemampuan untuk
menerapkan cara penghitungan dengan menggunakan alat-alat ukur. Proses mengukur
lebih melibatkan pertimbangan tentang menentukan jenis instrument (alat) yang
digunakan dan menentukan saat melakukan perkiraan dari pada melakukan pengukuran
secara tepat. Untuk melakukan latihan pengukuran, tahap pertama dapat menggunakan alat
18
ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-benda yang ada disekitar,
sedangkan tahap selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai
alat ukur. Kebiasaan mengukur secara tepat dapat dikembangkan bila guru menunjukkan
bahwa dia menghargai kebiasaan itu sebagai bagian dari sifatnya. Siswa dapat diajarkan
bahwa rata-rata dari beberapa kali pengukuran merupakan cara terbaik untuk mengukur secara
tepat.
2. Kegiatan Belajar 2
A. Keterampilan mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (1988) keterampialan mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil
penyelidikan, yang dapat dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dari grafik
atau gambar yang menjelaskan benda-benda/kejadian-kejadian secara rinci. Komunikasi
yang jelas dan tepat merupakan dasar untuk semua kegiatan ilmiah. Dalam hal
mengkomunikasikan sesuatu dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Adapun hal
yang dikomunikasikan dapat berupa diagram, peta, grafik, persamaan matematika, dan
berbagai peragaan visual.
Kemampuan untuk memilih penjelasan tepat tentang benda , organism, dan
kejadian merupakan dasar untuk komunikasi lisan dan tertulis secara efektif. Pelatihan
untuk kegiatan keterampilan ini dapat berupa latihan membuat dan menginteprestasikan
informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain-lain. Siswa dilatih untuk
mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan dalam hal menjekaskan benda-benda dan
kejadian-kejadian secara rinci. Kemampuan mengkomunikasikan juga dapat dilatih melalui
penugasan untuk menyusun data dari suatu eksperimen ke dalam table atau grafik dan
melaporkan penemuannya kepada teman-temannya. Kegiatan yang lain lagi siswa
ditugaskan untuk menuliskan kejadian alam seperti perubahan cuaca dalam beberapa hari yang
terjadi dilingkungannya, seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur dan cara geraknya,
beberapa hewan kecil kemudian ditugaskan untuk menyiapkan carta diagram yang
dilengkapi keterangan yang meperlihatkan bagaimana tumbuhan baru tumbuh dari batang yang
di potong tanpa melalui biji terlebih dahulu.
B. Keterampilan menginferensi
Keterampilan menginferensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara dari
yang kita observasi dengan menggunakan logika. Keterampilan ini dapat
19
C. Keterampilan memprediksi
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan menduga, memprakirakan
beberapa kejadian yang terjadi sekarang, keterampialan menggunakan grafik untuk
menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan. Prediksi didasarkan pada observasi,
pengukuran dan informasi tentang hubungan variable yang diobservasi. Prediksi yang
tidak didasarkan pada observasi hanya merupakan suatu terkaan. Prediksi yang tepat
dapat dihasilkan dari observasi yang teliti. Contoh kegiatan yang memprediksi lamanya
lilin akan menyala.
siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda-benda atau data berdasarkan faktor
numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini.
3. Kegiatan Belajar 3
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi adalah merupakan kombinasi dari
beberapa keterampilan proses dasar IPA. Keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi
memformulasikan hipotesis, mengontrol variabel, membuat devinisi operasional
melakukan eksperimen menginterpretasikan data, dan melakukan penyelidikan.
A. Memformulasi hipotesis
Memformulasikan hipotesis berkaitan erat dengan melakukan prediksi. Hipotesis
adalah prediksi yang sangat khusus. Hipotesis meramalkan bagaimana suatu
variabel akan mempengaruhi variabel lainnya. Pada umumnya hipotesis terdiri dari 2
variabel. Salah satu variabel dapat diubah oleh peneliti yaitu variabel manipulasi
merupakan variabel yang dapat diubah-ubah, sedangkan variabel lainya diobservasi atau
diukur untuk mengetahui sejauh mana variabel tersebut dapat dipengaruhi. Hipotesis
sangat berguna bagi orang yang melakukan penyelidikan karena hanya memuaskan
perhatian pada penyelidikan yang akan kita lakukan. Kebanyakan berkenaan dengan
inferensi yang dapat diuji atau percobaan yang mungkin dapat dilakukan. Hipotesis
biasanya diformulasikan dalam bentuk pernyataan “jika....., maka....”.
B. Variabel
Variabel adalah faktor, kondisi dan/atau hubungan antara kejadian-kejadian atau
sistem.
Dikenal ada tiga jenis variabel yaitu variabel yang selalu berubah-ubah atau
variabel bebas (Manipulated Variable, MV), variabel yang merupakan hasil dari variabel
yang diubah-ubah atau variabel terikat ( Responding Variable, RV) dan variabel yang
dikontrol supaya tetap sama selama proses percobaan (Control Variable, CV). Dalam satu
percobaan hanya satu variable yang diubah, sedangkan variabel yang lainnya dibuat tetap
atau sam selam percobaan dilakukan. Variabel yang selalu dibuat tetap atau sama untuk
setiap percobaan disebut variabel kontrol. Oleh karena itu variabel adalah faktor-faktor
atau kondisi yang merupakan bagian dari suatu kejadian.
21
C. Definisi operasional
Definisi operasional adalah metode untuk member definisi, mengukur, atau mendeteksi
adanya suatu variabel. Sebagai contoh Anda disuruh membedakan 3 buah definisi
operasional untuk mengukur daya serap dari kertas tisu yang meliputi: mencelupkan,
mengangkat, dan menuang.
Definisi operasional dari ketiganya adalh sebagai berikut:
1. Definisi operasional mencelupkan adalah jumlah air yang dapat diserap oleh kertas
tisu setelah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume tertentu. Volume air
yang diserap adalah volume air mula-mula dikurangi dengan volume air setelah kertas
tisu diangkat.
2. Definisi operasional menyerap/mengangkat adalah volume air yang dapat diserap
atau merambat ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
3. Definisi operasional menuang adalah volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah
air dituang ke dalam kertas tisu. Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula
dalam gelas dikurangi volume air yang tersisa dalam wadah penampung.
D. Interpretasi data
Membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi
data. Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel atau
gambar/bagan. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau
grafik dari hasil pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha penulisan hasil observasi,
membuat kesimpulan, inferensi/penafsiran dan merekomendasi. Kesimpulan biasanya
berkenaan dengan ringkasan dari hasil pengamatan. Sedangkan inferensi adalah
pernyataan umum yang berfungsi untuk menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi
bermakna. Rekomendasi adalah saran untuk tindakan di masa yang akan datang
berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah dibuat. Interpretasi data sangat penting
untuk dikuasai karena akan sangat membantu kita dalam memberi makna dan pengertian
yang diperoleh sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik
22
MODUL 5
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN IPA
1. Kegiatan Belajar 1
a. Media dalam Pembelajaran IPA
1. Pengertian
Menurut Heinich dkk (1996) media adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu
yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima
informasi.
Menurut Clark (1996) dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai teknologi, sebagai
tutor, sebagai materi/konten, sebagai teknologi dan tutor, sebagai alat mental.
Menurut Critters (1996) media pembelajaran dipandang sebagai alat atau wahana
untuk menyampaikan atau mengomunikasikan pesan pembelajaran kepada siswa.
Tujuan penggunaan media adalah:
1. Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran
2. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
3. Memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai
4. Menyediakan evaluasi mandiri
5. Member rangsangan kepada guru untuk kreatif
6. Membantu pembelajaran yang memiliki kekhususan tertentu
Fungsi alat peraga antara lain adalah memperjelas, memudahkan siswa dalam
memahami konsep/prinsip atau teori dan menjadikan pesan kurikulum yang akan
disampaikan oleh siswa lebih menarik, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar.
1. Mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antar sesama
siswa dalam pembelajaran
2. Merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa dalam pembelajaran
3. Membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa
4. Membangun dasar-dasar untuk perkembangan belajar
5. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kemandirian
2. Kegiatan Belajar 2
a. Mendesain Alat Peraga IPA di SD
Mendesain alat peraga IPA berarti menampilkan bentuk asli atau modifikasi benda asli
menjadi sebuah model. Sebelum kita membuat alat peraga sederhana kita harus menganalisis
materi pelajaran yaitu meneliti atau mengkaji GBPP yang menyangkut materi pembelajaran.
Dalam menganalisis perlu dikembangkan pertanyaan mendasar antara lain :
1. Metode pendekatan apa yang sesuai, karena setiap metode mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
2. Apakah diperlukan alat peraga? Jika “ya” maka perlu disiapkan alat peraga yang sesuai
dengan metode yang akan digunakan. Penyediaan alat peraga memerlukan kreativitas
guru untuk membuatnya.
3. Bagaimana mengelola kelas bila menggunakan metode percobaan?
Sebaiknya kelas dibagi dalam kelompok kecil. Guru menjelaskan tujuan percobaan dan
menggunakan alat agar proses dan produk percobaan tidak menyimpang dari
tujuan.selama percobaan guru menerapkan pendekatan ketrampilan proses dan
mengecek penguasaan siswa terhadap alat dan tujuan percobaan. Ketrampilan proses
perlu di latihkan agar siswa terbiasa bekerja secara alamiah.
4. Bagaimana cara mendesain alat peraga?
Kita harus mempertimbangkan 3 kelayakan dalam memilih alat peraga yaitu:
a. Kelayakan praktis : pemahaman guru, ketersediaan alat peraga di lingkungan,
waktu, sarana fasilitas, keluwesan.
b. Kelayakan teknis/kelayakan pedagogis : relevan dengan tujuan pembelajaran,
merangsang motivasi belajar.
26
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑒𝑑𝑎𝑔𝑜𝑔𝑖𝑠
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
1. Rumah dan sekitar : bekas botol selai, botol kopi, toples, sendok, piring, gelas, kaleng
dll.
2. Lingkungan sekolah : kertas, penggaris, bekas bolpoint, bekas sepidol, bekas meja kursi
dll
3. Warung atau toko : dus bekas, kantong plastic, karet gelang, balon, lilin dll.
4. Lingkungan rumah sakit : suntikan, selang plastic bekas, botol infuse, botol obat,
sendok obat dll
Contoh desain alat peraga IPA SD untuk menjelaskan tentang air dapat berubah wujud
jika dipanaskan/didinginkan dibutuhkan alat dan bahan berupa :
a. Kompor
b. Kaleng susu/ceret
c. Air
d. Piring kaca tahan panas
bahwa air dapat berubah menjadi uap akibat pemanasan dan uap air dapat berubah
menjadi air karena didinginkan.
g. Siswa diminta untuk menerapkan konsep dengan memberikan contoh terjadinya
hujan.
28
MODUL 6
PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI
1. Kegiatan belajar 1
Pembelajaran Sains Terintegrasi Pengajaran IPA SD mempunyai tujuan antara lain
agar siswa memahami konsep-konsep IPA, mempunyai raa ingin tahu yang tinggi, mampu
menggunakan teknologi sederhana.
Pembelajaran sains teringrasi merupakan sebuah konsep yang dapat di anggap
sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu
pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak
didik.
Ditegaskan oleh Miller (1992: 10) bahwah pembelajaran terpadu merupakan salah
satu mata rantai dari holistic education, memungkinkan anak didik untuk memahami
sebuah fenomena dari beberapa aspek, karena langsung dan aktif terlibat dalam proses,
pengalaman anak didik menjadi lebih bermakna dan selanjutnya anak didik menjadi
lebih peka terhadap lingkunganya. Mc Donald (1994:9) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam hal keterampilan
proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif. Peter (1995:636)
mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu tidak hanya diperoleh anak didik
saja tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, yaitu dapat
meningkatkan keterampilan merancang dan mengorganisasi pembelajaran dan membina
semangat kerja sama antara sesame rekan seprofesi. Rober t Fogarty (1991) berpandangan
bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah kelas yang terdiri dari anak didik dan
guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta perhatian dan memberikan
kemampuan berpikir secara interdisiplin.
e. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam
sebuah pembelajaran
f. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangkan anak lebih lanjut dengan minat
dan kebutuhannya
2. Model-model Pembelajaran Terpadu
Robert Fogarty dalam bukunya yang berjudul How to Integrate the
Curricula, menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan ke dalam tiga kelompok
berdasarkan pada sifat keterpaduannya, yaitu:
a. Model dalam satu disiplin ilmu (within single discipline), meliputi model
fragmented connected dan nested
b. Model antar disiplin ilmu (across several discipline), meliputi model sequenced,
shared,webbeb, threaded dan integrated
c. Model lintas lingkup pembelajar (within and across learners) yang mencakup
model immersed.
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu intrakurikulum dan interdisplin ilmu.
Pembelajaran terpadu intradisplin ilmu mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep yang
terhadap dalam satu rumpun bidang studi misalnya studi misalnya IPA terdiri dari Fisika,
30
Kimia, dan Biologi walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak
ada pemisahan yang jelas dalam arti tidak ada batas-batas yang jelas antara ketiga bidang
tersebut. Sedangkan pembelajaran terpadu inter disiplin ilmu mengintegrasikan topik atau
konsep dalam disiplin ilmu.
2. Kegiatan belajar 2
Ada beberapa argument yang dapat dijadikan alasan perlunya penerapan cara
pembelajaran secara inter dan intradisplin ilmu, di antaranya:
1) Pemahaman peserta didik terhadap topik lebih bermakna, karena topik kegiatan
yang disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia anak.
2) Pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran tidak
berkotak-kotak oleh pemilihan mata pelejaran.
3) Menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik bosan.
4) Memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa topik
berbagai mata pelajaran.
5) Pembelaran akan lebih menarik dan menantang
ada batas-batas yang jelas antara ketiga bidang tersebut. Sedangkan pembelajaran
terpadu extra kurikulum mengintergrasikan topic atau konsep dalam berbagai.
Pembelajaran terpadu merupakan;
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari
bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata.
3. Suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan.
4. Merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda dengan siswa akan belajar dengan lebih baik.
32
MODUL 7
EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA
1. Kegiatan Belajar 1
Dalam KTSP disebutkan bahwa: penilaian (evaluasi) bertujuan untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar
siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
Penilaian berarti pengukuran keberhasilan seseorang baik dalam proses pembelajaran
maupun keberhasilan pembelajaran. Yang diukur tidak hanya materi yang dikuasai tetapi
juga dampak materi ini terhadap jenjang proses berpikir, jenjang pengembangan
kepribadian dan jenjang kemampuan keterampilan.
Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran sudah dicapai. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan tertulis agar
semua peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan jawaban.
Tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik akan lebih akurat pengukurannya kalau tes
hasil belajar dilakukan lebih sering.
Menurut bapak pendidikan (Ki hadjar Dewantara), pendidikan memiliki arti yang
lebih luas dari pengajaran. Pendidikan menurut beliau adalah peningkatan kemampuan
yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa
saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun (tidak tidur).
B.S. Bloom dan kawan-kawan membuat penjabaran tujuan pendidikan yang disebut
Taksonomi Tujuan Pendidikan yang terdapat 3 kawasan/daerah/ranah, yaitu:
a) Ranah Kognitif (ranah proses berpikir)
b) Ranah Afektif (ranah sikap hidup)
c) Ranah Psikomotor (ranah keterampilan fisik)
Guru dalam proses pembelajaran berupaya untuk memahirkan peserta didik pada
setiap jenjang melalui latihan. Kemahiran di setiap jenjang dapat diukur dengan alat ukur
(tes) untuk mengetahui tingkat kemahiran (kemampuan). Materi (bahan) dan ranah yang harus
dilatihkan berpedoman pada tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006. Tujuan pendidikan yang
tercantum dalam dokumen ini mencakup :
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
33
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan dari standar isi, dan
d. Kalender pendidikan unuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah
2. Kegiatan Belajar 2
Di dalam KTSP tercantum bahwa tujuan mata pelajaran IPA di SD adalah:
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang
alam sekitar.
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
lingkungan sekitar.
4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja
sama, dan mandiri.
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai
kesadaran dan keagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Aspek yang harus dikembangkan dalam proses belajar mengajar IPA, sebagaimana
tercantum dalam Tujuan Pendidikan IPA di SD meliputi ketiga ranah dalam Tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor.
Untuk menentukan keberhasilan suatu proses memerlukan alat ukur. Alat evaluasi
proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari alat evaluasi untuk mengukur kognitif,
alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani dan alat evaluasi untuk mengukur
kemampuan keterampilan.
disediakan oleh sekolah sehingga pelaksanaannya tidak sama dengan evaluasi hasil belajar.
Penilaian proses diatur sendiri oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung.
3. Kegiatan Belajar 3
Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran
meliputi kemampuan berpikir (kognitif), kemampuan keterampilan (psikomotor) dan
kualitas kepribadian (afektif). Untuk mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat
ukur (tes) yang dapat dipercaya yaitu memiliki:
Validias (ketepatan, kesahihan) yang tinggi
Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari
35
MODUL 8
TELAAH KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP) 2006 DAN
PENJABARANNYA DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN IPA DI TINGKAT
SD / MI
1. Kegiatan Belajar 1
Penyusunan KTSP dan Rancangan pembelajaran materi esensial di kelas III
A. Pengertian KTSP
Pada KTSP anda dapat mengembangkan kreativitas dalam membelajarkan siswa
sampai tingkat kompetensi yang dituntut. Implementasi KTSP disekolah didasarkan pada
peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006 yang mengharuskan
satuan pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ). KTSP
merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing–masing
satuan pendidikan.KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,kalender pendidikan dan silabus.
kelulusan peserta didik yang meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan, kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran.
Perbedaan antara kurikulum 1994 dan kurikulum 2004 :
a. Terjadi pengurangan beban belajar pada kurikulum 2004 dan standar isi secara signifikan
jika dibandingkan dengan kurikulum 1994.
b. Pada kurikulum 1994 materi,alokasi waktu dan penilaian telah terinci sehingga guru
tinggal mengimplementasikan dalam pembelajaran.
c. Mata pelajaran IPS dan IPA pada kurikulum 1994 tidak secara implisit disajikan dalam
struktur kurikulum,sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi kedua mata pelajaran
tersebut secara implisit tercantum dalam struktur program dengan kompetensi dasar dan
standar kompetensi tersendiri meskipun pendekatan pembelajarannya menggunakan
tematis yang terintegrasi.
d. Pendekatan yang digunakan dikelas I dan II pada kurikulum 2004 dan kelas I, II, dan III
pada standar isi sangat berbeda dengan kurikulum 1994, yaitu pendekatan tematis.
e. Kurikulum 1994 menggunakan sistem caturwulan sedangkan pada kurikulum 2004 dan
standar isi menggunakan sistem semester.
f. Pembentukan sikap dan perilaku siswa pada kurikulum 1994 terintegrasi pada seluruh mata
pelajaran sehingga tidak nampak pada struktur program, sedangkan pada kurikulum 2004
memiliki struktur tersendiri melalui program pembiasaan.
g. Sistem penilaian pada kurikulum 1994 menggunakan penilaian formatif dan sumatif,
sedangkan pada kurikulum 2004 dan standar isi menggunakan penilaian kelas yang
mengetengahkan peranan guru dalam penilaian baik proses maupun hasil.
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan KTSP adalah melakukan analisis
konteks. Analisis konteks dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Mengidentifikasi standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) sebagai acuan.
2. Menganalisis kondisi yang ada disatuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya dan program–program.
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar.
KOMPONEN KTSP
Komponen KTSP terdiri dari :
1. Visi dan Misi satuan pendidikan.
2. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.
3. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan.
5. Silabus
6. Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )
Dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum dituntut untuk mendeskripsikan dan
menetapkan aspek–aspek berikut :
a. Mata pelajaran
b. Muatan local
c. Kegiatan pengembangan diri
d. Pengaturan beban belajar
e. Ketuntasan belajar
f. Kenaikan kelas dan kelulusan
g. Penjurusan
39
tangga , pabrik, atau kegiatan lain. Lingkungan tidak sehat merupakan lingkungan yang
tercemar, baik udara, air maupun tanah. Lingkungan yang tidak sehat dapat membangkitkan
berbagai penyakit seperti diare, penyakit pernapasan, penyakit kulit dan paru–paru. Agar
lingkungan tetap sehat kita harus membuang sampah pada tempatnya, memelihara kebersihan
lingkungan rumah dan sekolah.
B. Gaya gravitasi
Benda–benda yang berada diatas permukaan bumi akan selalu jatuh ke permukaan
bumi. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi. Gaya gravitasi
bumi juga disebut sebagai gaya tarik bumi.
C. Gaya gesek
41
Gaya gesek terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan satu benda bergerak
terhadap benda lainnya ( misalnya satu benda diam ,lainnya bergerak ,kedua bergerak
berlawanan arah ,kedua benda bergerak searah tapi berbeda kecepatannya.
Gaya gesek yang melawan atau menahan gaya tarik / dorong berbeda–beda
besarnya,tergantung pada:
D. Gaya pegas
Pegas yang diregangkan atau di mampatkan,akan timbul gaya kearah yang berlawanan dengan
arah gaya yang diberikan.gaya yang timbul tersebut disebut gaya pegas. Gaya pegas timbul
karena adanya sifat elastis / sifat lenting bahan pembuatnya.
E. Gaya listrik
Disekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik ,demikian juga halnya dengan benda
yang bermuatan listrik statis (tidak mengalir). Benda–benda tertentu yang berada didalam
medan listrik akan ditarik oleh benda bermuatan listrik tersebut.
42
MODUL 9
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA
1. Kegiatan belajar 1
Merancang pembelajaran ipa kelas v
1. Makanan yang kita konsumsi terdiri dari makanan yang mudah dicerna dan sulit dicerna.
2. Proses pencernaan makanan dilakukan oleh alat pencernaan makanan yang dimulai
dari rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, poros, sampai anus
tempat sisa.
3. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat makanan yang diperlukan
oleh tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
4. Alat pencernaan makanan harus selalu dipelihara kesehatannya, dengan cara makan
dengan teratur, makanan tidak boleh mengandung banyak zat-zat yang merangsang
alat pencernaan makanan, makanan harus mengandung serat dengan cukup,
membiasakan buang air besar setiap hari, minum air dengan cukup, minimal delapan
gelas sehari, memeriksakan diri ke dokter jika merasakan ada kelainan pada alat
pencernaan makanan, mengecek kesehatan alat pencernaan ke dokter secara periodic,
misalnya memeriksakan warna feses (kotoran), kepadatan kotoran, dan saluran
pencernaan.
5. Sistem yang berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat itu disebut system
peredaran darah. Sedangkan zat yang beredar dan berfungsi mengangkut adalah darah.
6. Darah memiliki fungsi yang sangat penting seperti : pengedar sari -dan hormone,
pemberantas bibit penyakit, penutup luka dan pengatur suhu tubuh.
7. Sistem pernapasan pada manusia dimulai dari udara masuk ke dalam paru-paru
melalui hidung.
8. Dalam tubuh manusia terjadi proses pembakaran yang memerlukan oksigen
dan menghasilkan limbah berupa karbondioksida. Untuk itu diperlukan suatu sistem
yang membantu proses tersebut, yaitu proses pernapasan.
9. Proses pernapasan ada dua macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
43
2. Kegiatan belajar 2
Merancang pembelajaran ipa kelas vi
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
kemampuan sekolah dengan berpedoman kepada Standar Isi yang ditetapkan melalui
Permendiknas nomor 22 tahun 2006.
2. Agar KTSP mudah diimplementasikan, maka guru harus mengembangkan silabus
dan rencana pembelajaran yang memperinci indicator pencapaian hasil belajar
dan pengalaman belajar.
3. Indikator dikembangkan harus mencerminkan ketercapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
4. Pengalaman belajar menjadi sangat penting dalam mengembangkan silabus karena
merupakan aktivitas siswa untuk mencapai standar kompetensi.
5. Pembelajaran yang terencana dan sistematis merupakan salah satu faktor
dalam pencapaian kompetensi dasar sehingga guru perlu menuangkannya dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
6. Pembelajaran IPA tentang perpindahan dan perubahan energi akan efektif jika dalam
pembelajaran siswa diberikan kesempatan menggali dan menciptakan pengalaman
melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan inovatif.
7. Konsep tentang perpindahan energi seperti konduksi, radiasi dan konveksi akan
mudah dipahami melalui kegiatan percobaan. Demikian juga konsep perubahan
energi listrik akan menjadi konsep yang bermakna bagi siswa bila ditemukan oleh
siswa melalui eksperimen yang eksploratif.
44
DAFTAR PUSTAKA
Sapriati, Amalia dkk. (2020). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan: PT. Gramedia.