DAN PROBLEMATIKANYA
DISUSUN OLEH :
1. AUDY BINTANG T. / 200721639668
2. AULIA WINAN Y / 200721639643
3. BUNGA BUDIARTA T. P. / 200721639670
4. DEA NOVITASARI / 200721639673
5. SOFIA / 200721639644
DOSEN PENGAMPU :
Dr. DINIY HIDAYATUR RAHMAN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Perkembangan Kognitif Peserta Didik Dan Problematikanya. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa akan
datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan penulis selaku penyusun
dan bagi pembaca penulis minta maaf jika terjadi kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................. 2
BAB 1 ........................................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................................................... 4
D. Manfaat .......................................................................................................................................................... 4
BAB 2 ........................................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................................ 5
BAB 3 ...................................................................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................................................................... 17
A. KESIMPULAN............................................................................................................................................... 17
2
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang perkembangan kognitif peserta didik dapat kita ambil masalah – masalah
yang mendasar terhadap perkembangan kognitif kognitif antara lain :
1. Apa pengertian dari perkembangan kognitif ?
2. Apa saja faktor perkembangan dari teori kognitif ?
3. Jelaskan prinsip umum perkembangan kognitif ?
4. Sebutkan teori – teori perkembangan kognitif ?
5. Apa saja isu – isu yang ada di perkembangan kognitif peserta didik ?
6. Sebutkan tahapan – tahapan dalam perkembangan kognitif peserta didik ?
7. Ada dua jenis metakognisi sebutkan ?
8. Jelaskan kecerdasan metakognisi dalam perkembangan kognitif peserta didik?
9. Sebutkan peran dan perkembangan metakognisi
10. Sebutkan cara upaya untuk memaksimalkan perkembangan kognitif peserta didik?
3
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan kognitif peserta didik.
2. Mengetahui proses perkembangan kognitif peserta didik.
3. Mengetahui karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan tahap-tahapnya.
4. Mengetahui masalah seputar karakteristik perkembangan kognitif peserta didik dan
solusinya.
D. Manfaat
1. Bagi penulis makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar, karena dengan adanya
penyusunan makalah mengenai perkembangan kognitif peserta didik, dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan kognitif.
2. Bagi pembaca khususnya para peserta didik, makalah ini dapat memberikan wawasan
mengenai perkembangan kognitif dan tahaprt. Dengan adanya makalah ini peserta didik
dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan kognitif yang dimilikinya.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
B. Faktor Perkembangan Kognitif Peserta Didik
1.Faktor Hereditas / Keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer,
berpendapat bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan pula bahwa, taraf intelegensi sudah ditentukan sejak
anak dilahirkan. Intinya Intelegensi merupkan faktor keturunan yang didapatkan anak dari orang
tuanya.
2.Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa,
manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan
atau noda sedikitpun. Teori ini dikenal luas dengan sebutan teori Tabula rasa.menurut John
Locke, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat
locke, taraf intelegensi sangat ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya
dari lingkungan hidupnya. Intinya Yakni bahwa kemampuan kognitif ditentukan oleh
pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
Faktor lingkungan yang paling berperan dalam menunjang perkembangan kognitif anak adalah
keluarga dan sekolah.
• Keluarga
Hubungan sehat antara orang tua dan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua)
memfasilitasi perkembangan kognitif anak. Sebaliknya, hubungan yang tidak sehat bisa membuat
anak mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan kognitifnya.
• Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan
anak, termasuk perkembangan berpikir anak. Karena itu, tenaga pengajar atau guru di sekolah
memiliki peranan sangat penting dalam menunjang perkembangan kognitif anak.
3.Faktor Kematangan
Tiap organ tubuh manusia baik fisik maupun psikis dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan ini berhubungan
erat dengan usia kronologis. Hal ini diartikan bahwa kemampuan kognitif ditentukan jika
seseorang individu telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
4.Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segalah keadaan di luar diri seseorang yang memengaruhi
perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja
(sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia
berbuat intelegen karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.
6
5.Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan
memengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka
akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya. Hal Ini menunjukkan bahwa kemampuan
kognitif dipengaruhi oleh keinginan dan potensi yang dimilki seseorang.
6.Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen (menyebar) yang berarti
bahwa manusia dapat memilih metode metode tertentu dalam memecahkan masalah masalah,
juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kemampuan kognitif pada anak terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang ada dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal meliputi hereditas; kematangan;
minat dan bakat sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (pengalaman); pembentukan;
dan kebebasan
7
• Dalam penerapannya dalam pembelajaran teori belajar ini tampak pada tahap-tahap
perkembangan (J. Piaget), Advance Organizer (Ausubel), Pemahaman Konsep (Bruner),
Hierarki Belajar (Gagne), dan Webteaching (Norman).
• Keterlibatan dan keaktifan Peserta Didik sangat penting dalam pembelajaran.
• Materi pelajaran dan proses pembelajaran disusun dengan pola mulai dari yang sederhana
sampai ke yang kompleks.
• Keberagaman individu peserta didik perlu diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajarnya
• Tahap pre – operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7
tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan
telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.
• Tahap concrete – operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan
anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak
memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif.
• Tahap formal – operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia
11-15 tahun. Ciri pokok tahap yang terahir ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak
dan logis dengan menggunakan pola pikir “kemungkinan”.
10
➢ Tahap intuitif (umur 4 - 7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan
berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak
diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini, anak telah dapat
mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki
pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah :
a. Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.
b.Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih
kompleks.
c. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
d.Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap
sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa
pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada
usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun
objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
11
a. Bekerja secara efektif dan sistematis.
b. Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan
penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa
kemungkinan.
c. Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional tentang C1,
C2 dan R misalnya.
d. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini mula-mula
Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia
15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa
banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat
melakukan formal operation.
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda
dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan akan
berbeda pula dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret, bahkan
dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin
tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara
berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya
agar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap
tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan
dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa.
Setelah itu pada fase sensorimotorik anak dapat dibagi 6 (enam) tahapan awal yang
dimiliki oleh setiap anak usia dini atau bisa dikatakan dengan early children. Karena pada
masa ini dimana anak akan mengembangkan kemampuan kognitif melalui
pengalaman-pengalaman yang dilauinya, seperti menyentuh, meraba, memegang yang hal
tersebut memiliki suatu dorongan internal untuk mendekati benda-benda yang asing baginya.
Berikut adalah 6 (enam) tahapan perkembangan kognitif menurut jean piaget dalam fase
sensorimotorik :
a. Skema Reflektif
Skema pada tahap ini dilakukan oleh seorang bayi yang baru lahir, bayi yang baru lahir
belum bisa berbicara maupun mengeluh apa yang dirasakan, oleh karena itu bayi yang baru
lahir ia lebih banyak didorong oleh faktor kebutuhan fisiologis, dimana bayi akan menangis
apabila haus, lapar, merasakan kesakitan, kedinginan, dll.
f. Representasi Mental
Pada tahap ini anak akan menirukan objek suatu benda meskipun benda itu tidak terlihat.
Maksutnya seperti halnya permainan peran, ia akan menirukan peran yang dilihatnya baik itu
secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu dalam fase ini anak mulai
mengembangkan imajinasinya.
13
F. Metakognisi Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Taksonomi Bloom adalah penggolongan atau klasifikasi tujuan pendidikan, ada yang
menyebutnya sebagai perilaku intelektual (intellectual behavior), yang secara garis besar dibagi
menjadi 3 ranah atau kawasan, yaitu: (1) Ranah Kognitif (berkaitan dengan kognisi atau
penalaran atau cipta), (2) Ranah Afektif (berkaitan dengan afeksi atau rasa), (3) Ranah
Psikomotor (berkaitan dengan gerak jasmani atau karya).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Dalam ranah kognitif ini terdapat enam aspek atau jenjang proses berpikir, mulai
dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek
yang dimaksud adalah:
1.Pengetahuan (Knowledge)
Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah
yang telah dipelajari (recall data or information). Tingkatan ini merupakan tingkatan yang
paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang dimiliki
hanya kemampuan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut
tanpa memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu: mendefinisikan, menguraikan,
menyebut satu per satu, mengidentifikasi, memberikan nama, mendaftar, mencocokkan,
membaca, mencatat, mereproduksi, memilih, menetapkan, serta menggambarkan.
2.Pemahaman (Comprehension)
Merupakan kemampuan untuk memahami arti, interpolasi, interpretasi instruksi
(pengarahan) dan masalah. Munaf (2001: 69) mengemukakan bahwa “pemahaman merupakan
salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir di mana siswa dituntut untuk memahami
yang berarti mengetahui sesuatu hal dan melihatnya dari berbagai segi”. Pada tingkatan ini,
selain hafal, siswa juga harus memahami makna yang terkandung, misalnya dapat menjelaskan
suatu gejala, dapat menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan
konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu:
menyajikan, menggolongkan, mengutip, mengubah, menguraikan, mendiskusikan,
memperkirakan, menjelaskan, menyamaratakan, memberi contoh-contoh, menginterpretasikan,
menjelaskan, mengemukakan kembali (dengan kata-kata sendiri), meringkas, meniru, serta
memahami.
3.Penerapan (Application)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep dalam situasi baru atau pada situasi
konkret. Tingkatan ini merupakan jenjang yang lebih tinggi dari pemahaman. Kemampuan yang
diperoleh meliputi kemampuan untuk menerapkan prinsip, konsep, teori, hukum maupun
14
metode yang dipelajarinya dalam situasi baru. Kata kerja yang digunakan yaitu: mempraktikkan,
mengurus, mengartikulasikan, menilai, memetakan, mengumpulkan, menghitung, membangun,
menyokong, mengontrol, menentukan, berkembang, menemukan, menetapkan, menyampaikan,
melaksanakan, memasukkan, menginformasikan, menginstruksikan, menerapkan, mengambil
bagian, meramalkan, mempersiapkan, memelihara, menghasilkan, memproyeksikan,
menyediakan, menghubungkan, melaporkan, mempertunjukkan, memecahkan, mengajar,
memindahkan, menggunakan, serta memanfaatkan.
4.Analisis (Analysis)
Merupakan kemampuan untuk memilah materi atau konsep ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur susunannya dapat dipahami. Dengan analisis diharapkan seorang siswa dapat
memilah integritas menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau lebih terurai dan memahami
hubungan-hubungan bagian-bagian tersebut satu sama lain. Contoh kata kerja yang digunakan
yaitu menganalisa, membandingkan, dan mengklasifikasikan.
5.Sintesis (Synthesis)
Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan baian-bagian yang terpisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Munaf (2001: 73) menyatakan bahwa kemampaun sintesis
merupakan kemampuan menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola
yang berkaitan secara logis atau mengambil kesimpulan-kesimpulan dari peristiwa-peristiwa
yang ada hubungannya satu sama lainnya. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan
eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke
dalam suatu klasifikasi. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu, menghasilkan, merumuskan,
dan mengorganisasikan.
6.Evaluasi (Evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi,
nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari kemampuan
lainya. Evalusi adalah kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat
suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis
terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu: menilai, membandingkan,
menyimpulkan, mengkritik, mempertahankan pendapat, membedakan, menafsirkan, mendukung,
memberikan alasan, serta memutuskan.
15
G. Kecerdasan Metakognisi Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Dalam tantangan zaman, kecerdasan metakognitif sangat berguna sebagai instrumen berpikir
siswa. Sebab metakognitif adalah usaha secara sadar dari seorang manusia untuk bisa menggali
potensi dan minat kemampuannya. Sehingga mereka bisa lebih mengenal diri dan jati dirinya.
Terdapat dua jenis metakognisi, berikut jenis dan penjelasannya:
• Metakognitif Self management, yakni kecerdasan yang mengharuskan siswa agar bisa
mengontrol dan mensetting pertumbuhan kapabilitas berpikir dan kognisi yang mereka miliki
secara mandiri.
• Metakognitif Self assessment, yakni kecerdasan yang cenderung pada kapabilitas peserta
didik untuk memahami kapabilitas berpikir dan kognisinya secara independen.
16
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan hal yang sangat penting bagi
pengajar dan oarng tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk
berpikir yang lebih kompleks dan realistis. Kemampuan penalaran peserta didik dan pemecahan
masalah pada peserta didik termasuk kedalam proses psikologis yang berhubungan dengan
bagaimana seorang individu dapat berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat luas.
Dalam memahami perkembangan kognitif peserta didik, kita harus dapat mempelajari
proses perkembangan peserta didik. Karakteristik perkembangan peserta didik juga harus dipelajari
agar orang tua dan pengajar dapat mengetahui dan paham dengan perkembangan yang dimiliki oleh
anak sesuai dengan usia dan kematangan anak. Orang tua dan pengajar diharapkan dapat
mengetahui dan menerapkan ilmu yang sesuai dengan kemampuan anak. Karena setiap anak
memiliki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan umur dan intelegensi anak.
Meskipun ada kesulitan dan kendala pada proses perkembangan kognitif anak, setidaknya
kita dapat mengetahui tentang perkembangan kognitif anak. Sebagai pengajar dan orang tua harus
dapat memahami tentang perkembangan kognitif beserta tahapannya, agar kita tidak salah dalam
mendidik dan mengajarkan ilmu kepada anak. Pemahaman ini penting karena apabila kita dalam
membimbing anak, maka akan terjadi penyimpangan pada anak. Maka dari itu kita harus dapat
memahami dan mengetahui perkembanga kognitif pada masing-masing anak.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/hanumsavira8492/5c810af5677ffb17050bc747/enam-tahapan-
perkembangan-kognitif-menurut-jean-piaget?page=all#:~:text=Jean%20Piaget%20(1896%2
D1980),7%2D11%20tahun)%2C%20dan
https://tujuhkoto.wordpress.com/2010/06/21/teori-belajar-menurut-jerome-bruner/#:~:text=
Menurut%20Bruner%2C%20perkembangan%20kognitif%20juga,upayanya%20untuk%20m
emahami%20lingkungan%20sekitarnya.
https://www.kompasiana.com/rofiqohlaila8/5539f9b96ea8348709da42ce/piaget-dan-teori-ta
haptahap-perkembangan-kognitif
https://www.tripven.com/metakognitif/
https://www.universitaspsikologi.com/2018/06/teori-dan-isu-isu-perkembangan-serta-tahapa
nnya.html
https://dasarguru.com/teori-belajar-kognitif-dan-penerapannya/
https://eribolot.weebly.com/aspek-kognitif-dalam-taksonomi-bloom.html
https://silabus.org/perkembangan-kognitif-peserta-didik/
http://www.kumpulanpengertian.com/2016/01/pengertian-teori-kognitif-menurut-para.html
https://www.kompasiana.com/www.rabiatul.com/5548f1b5af7e61a4128b45fe/faktor-yang-m
empengaruhi-perkembangan-kognitif-anak-usia-dini
https://zultogalatp.wordpress.com/2013/06/15/metakognitif-dalam-pembelajaran/
https://zultogalatp.wordpress.com/2013/06/15/metakognitif-dalam-pembelajaran/
18